Cuplikan Chapter ini
Pagi itu langit Jakarta masih gelap ketika Ari bersiap meninggalkan kosannya Tubuhnya yang dulu rapuh kini tampak lebih tegar meski wajahnya masih menyimpan bekas lelah Di sampingnya dua sosok yang setia mendampinginya Tambunan dan Anindya siap mengantarnyaMereka bertiga berangkat menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta Dalam perjalanan suasana hening menyelimuti mobil hanya sesekali terdengar suara langkah kaki atau klakson kendaraan lain Ari menatap jalanan yang mulai sibuk