Cuplikan Chapter ini
Langkah pertama Aqil keluar dari lorong seperti menembus lapisan tipis antara mimpi dan kenyataan Ia mendapati dirinya berdiri di atas tanah berwarna perak padat namun ringan seolah langkahnya tidak menimbulkan beban Di sekelilingnya hamparan padang luas terbentang sejauh mata memandang langitnya biru pucat tanpa matahari tapi terang seolah waktu berhenti pada fajar yang abadiDi tangan Aqil masih tergenggam peta bercahaya Tapi seperti sebelumnya tak ada garis tak ada nama tak ada