Cuplikan Chapter ini
Salim membidik seekor kucing yang terduduk lesu di tengah pecahan bata dan beton ketika sudah mendapatkan sudut dan cahaya yang pas ia memotretnya Kucing itu tak bergerak matanya terpaku pada debu dan puing-puing Tatapannya kosong Tak tertarik dengan apa pun Salim bisa merasakannya Oleh karena itu ia kembali mengangkat kamera mengganti mode dan merekam kegalauan kucing itu Warnanya yang hitam bercampur abu gelap terlihat jelas di antara puing-puingBahkan aku bisa mendengar apa yang