Cuplikan Chapter ini
Luka yang Tidak Pernah SembuhRumah Intan sore itu sunyi Hanya suara kipas angin dan detik jam dinding yang menemani dirinya di ruang tamu Ia duduk di sofa kakinya bersilang tangan memeluk bantal kecil yang dulu dibelikan mamanyaDi tangannya ponsel menyala Ada notifikasi dari Eki hai mbak Intan Udah makan belum Jangan kebanyakan mikir nanti sakit kepalaIntan membaca pesan itu berkali-kali Senyum kecil tersungging tapi hanya sebentar Entah kenapa senyum itu terasa asing Tera