Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Di balik senyum ramahnya, Nadira menyimpan luka yang tak pernah ia bagi dengan siapa pun. Gadis itu hidup dalam kesunyian setelah kehilangan ibunya, dan satu-satunya tempat ia bisa bernafas lega adalah halaman sekolah tempat bunga kenanga tumbuh mekar. Di sanalah ia sering menulis puisi-puisi senandika, monolog hatinya tentang kesepian dan kerinduan.
Hingga suatu hari, puisi-puisi itu ditemukan oleh Raka, teman sekelasnya yang dikenal cuek dan dingin. Alih-alih mengolok, Raka justru terpikat pada kejujuran hati Nadira yang tergurat dalam setiap bait. Diam-diam, ia mulai membalas dengan tulisan-tulisan singkat yang ia sisipkan di antara lembar-lembar buku Nadira.
Keduanya pun larut dalam percakapan tanpa suara, cinta yang tumbuh lewat kata-kata yang tak pernah terucap secara langsung. Namun, ketika kenyataan menuntut keberanian untuk bicara, Nadira terjebak antara memilih mengungkapkan perasaannya atau terus memelihara "bunga senandika" itu di dalam diam.
Apakah cinta yang indah tapi tak terucap bisa tetap mekar, atau justru layu sebelum sempat disentuh?