Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
ESTABLISH RUMAH MEIRA
1. INT. RUMAH MEIRA, RUANG TAMU – SIANG
Cast: MEIRA, MIA, DEO
MEIRA membuka pintu rumahnya yang berlantai dua dan masuk bersama MIA dan DEO. Kedua anak itu tampak kagum melihat rumah besar MEIRA.
DEO
Ini rumah baru kita, Kak?
MIA tak menjawab DEO dan menoleh pada MEIRA. MEIRA menunjuk dua kamar di lantai bawah itu.
meira
Itu kamar kalian. Pilih kamar kalian sendiri.
(mengecek jam tangan)
Catat apa aja yang kalian perluin, nanti aku beliin. Sekarang, aku harus ke kantor.
(menatap kedua anak itu tajam)
Jangan bikin masalah selama aku nggak di rumah. Ngerti?
MIA mengangguk pelan, sementara DEO bersembunyi di belakang MIA, tampak takut-takut, tangannya memegang tangan MIA erat. MEIRA mengeluarkan satu ponsel dari tasnya dan memberikannya pada MIA.
MEIRA (CONT’D)
Nomerku di panggilan cepat pertama. Kamu boleh telpon aku kalau itu penting banget.
MEIRA sudah berbalik dan akan pergi, lalu teringat sesuatu dan kembali menatap kedua anak itu.
MEIRA (CONT’D)
Satu lagi.
(menunjuk pintu dapur roti)
Kalian nggak boleh masuk ke dapur itu. Ingat itu!
MIA lagi-lagi hanya mengangguk. MEIRA mendecak tak puas dan melangkah pergi, tapi di depan pintu, MIA memanggilnya terbata.
MIA
Ma-Mama…
MEIRA menoleh dengan kening berkerut.
MIA (CONT’D)
Mia sama Deo… boleh panggil Mama, kan?
MEIRA
(dingin)
Terserah. Aku nggak peduli.
MEIRA kembali melanjutkan langkah dan keluar dari rumah itu. Pintu tertutup dengan suara debum keras. MIA dan DEO masih mematung di ruang tamu rumah besar itu.
CUT TO:
2. INT. KANTOR MEIRA, RUANGAN MEIRA - SIANG
Cast: MEIRA, TITA, NANA
Tampak di kantor itu ada logo toko bakery Meira, Sweet May, premium bakery boutique. MEIRA tampak menatap logo Sweet May dengan ekspresi kesal, tangannya mengepal geram.
MEIRA
Bertahun-tahun aku membangun Sweet May, nggak akan aku biarin masalah kayak gini bikin aku jatuh.
Suara ketukan di pintu membuat MEIRA menoleh.
MEIRA (CONT’D)
Masuk!
Pintu terbuka, TITA dan NANA masuk. NANA tampak panik dan cemas. Kedua tangannya saling meremas cemas. MEIRA menatap TITA.
MEIRA (CONT’D)
Kamu udah urus semuanya?
TITA
(mengangguk)
Saya sudah mengumpulkan orang-orang yang sempat kontak langsung sama baker itu, Bu.
MEIRA
Aku nggak peduli tentang itu. Tapi, kamu udah mastiin mereka semua tutup mulut, kan?
TITA
Sudah, Bu.
NANA
Ta-tapi, Bu… gimana dengan pelanggan kita? Apa nggak sebaiknya kita tutup dulu aja toko kita buat se…
MEIRA
Apa kamu udah gila?!
NANA tampak ketakutan.
MEIRA (CONT’D)
Lagian, semua karyawan, baik yang di dapur maupun yang di konter kan, selalu pakai masker dan sarung tangan.
NANA
Tapi, Bu…
MEIRA
(menuding NANA)
Kalau sampai berita itu bocor, kamu yang akan kupecat duluan!
NANA menutup bibirnya rapat.
TITA
Saya juga sudah melakukan perintah Bu Meira untuk membawa mereka semua ke villa dan isolasi mandiri dulu. Mereka akan dirapid tes dulu di sana.
MEIRA mengangguk.
TITA (CONT’D)
Tapi, Bu Meira, saya dan Nana juga harus ikut rapid tes.
MEIRA
Apa? Buat apa?! Aku nggak ketemu atau kontak sama baker itu!
TITA
Nana yang sempat kontak langsung dengan baker itu kemarin, Bu. Dan kemarin, Nana juga kontak langsung dengan kita…
MEIRA
Kalian aja yang tes. Aku baik-baik aja.
TITA
Bu, justru hasil tes Bu Meira yang penting. Karena… sekarang kan, ada anak-anak di rumah Bu Meira.
MEIRA mendesis kesal, lalu memijat pelipisnya.
MEIRA
Kalian pergi dulu ke villa. Aku susul setelah aku beresin beberapa hal.
NANA-TITA
Baik, Bu.
Setelah sekretaris dan manajernya pergi, MEIRA mengumpat kesal.
MEIRA
Udah aku duga… anak-anak itu memang merepotkan.
CUT TO:
3. EXT. DEPAN RUMAH MEIRA, GERBANG - SIANG
Cast: MEIRA, MIA
MEIRA berdiri di samping mobilnya dan menelepon MIA.
MEIRA
Keluar ke gerbang sekarang.
MEIRA langsung menutup telepon. Tak lama, pintu depan rumahnya terbuka dan MIA berari ke arah gerbang. Ketika gadis itu hendak membuka gerbang, MEIRA mencegahnya.
MEIRA (CONT’D)
Jangan dibuka!
MIA tampak terkejut menatap MEIRA.
MIA
Kenapa, Ma?
MEIRA memastikan jarak mereka cukup aman dan berbicara.
MEIRA
Nggak usah tanya dan dengerin aja. Aku harus pergi buat urusan kerjaan dan besok mungkin baru pulang. Jadi, malam ini kamu sama adikmu cuma berdua di rumah.
(beat)
Nanti ada orang yang datang buat bersihin rumah, jadi kalian di kamar aja. Makan siang dan makan malam kalian nanti juga aku pesenin. Dan selama aku nggak di rumah, kunci semua pintu dan jendela, nyalain lampu. Ngerti?
MIA mengangguk.
MEIRA (CONT’D)
Telepon aku kalau ada apa-apa.
MEIRA sudah membuka pintu mobil dan akan naik, tapi MIA memanggilnya.
MIA
Ma, tunggu!
MEIRA menoleh pada MIA.
MEIRA
Kenapa?
MIA menatap MEIRA lekat, sorotnya sedih.
MIA
Mama… nggak suka aku sama Deo ada di rumah?
MEIRA terkejut mendengar itu, tapi segera menetralkan ekspresinya.
MEIRA
Aku udah bilang, aku harus kerja. Aku sibuk! Jangan banyak tanya dan lakuin aja apa yang aku bilang tadi. Ngerti?
MIA kembali mengangguk, lalu gadis itu hanya menunduk. MEIRA akhirnya naik ke mobil dan melajukan mobilnya pergi dari sana.
CUT TO:
4. EXT/INT. DEPAN POS SATPAM, MOBIL MEIRA - SIANG
Cast: MEIRA, SATPAM
SATPAM langsung menghampiri mobil MEIRA yang berhenti di seberang pos satpam. MEIRA menurunkan kaca jendela mobilnya.
SATPAM
Selamat siang, Bu. Ada yang bisa saya bantu?
MEIRA
Malam ini saya nggak ada di rumah. Tolong nanti sering-sering patroli di sekitar rumah saya. Ada anak-anak di sana.
SATPAM
(tersenyum dan mengangguk)
Baik, Bu. Ada lagi yang bisa saya bantu, Bu?
MEIRA menggeleng dan mengibaskan tangan.
SATPAM (CONT’D)
Kalau begitu, saya permisi, Bu.
SATPAM itu kembali ke posnya dan MEIRA menutup kaca jendela mobilnya. Namun, MEIRA tidak segera pergi. Ia terus mengawasi jalan hingga muncul mobil petugas disinfektan. Setelah mobil itu pergi, datang lagi ojek online yang membawa berkantong-kantong makanan. MEIRA mengecek dari kaca spion dan memastikan ojek online itu berhenti di depan gerbang rumahnya.
CUT TO:
5. EXT/INT. JALAN DEPAN RUMAH MEIRA, MOBIL MEIRA - MALAM
Cast: MEIRA
MEIRA menatap ke arah rumahnya dan mengecek lampu rumahnya sudah menyala, lampu depan, lampu teras, hingga lampu di halaman juga sudah menyala. Pintu dan jendela sudah tertutup semuanya.
Lalu, tampak ojek online berhenti di depan gerbang rumahnya, menggantung beberapa kantong plastik makanan di pintu gerbang, lalu menekan bel. Tak lama, MIA keluar dan mengambil pesanan yang digantungkan di gerbang itu. Ojek online mengonfirmasi pada MIA, lalu pergi.
Namun, setelah ojek online-nya pergi, MIA masih berdiri di gerbang dan mengerutkan kening heran menatap ke arah mobil MEIRA. Melihat itu, MEIRA segera melajukan mobilnya pergi dari sana. MEIRA mengecek dari kaca spion, tampak MIA berdiri di luar gerbang dan menatap ke arah mobil MEIRA.
MEIRA
Dasar anak-anak yang merepotkan.
CUT TO: