Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
FADE IN
9. EXT JALANAN MENUJU TOKO – PAGI.
Kondisi jalanan yang padat. Koprades selalu menjadi juara umum dalam memenangkan marka jalan. selip kanan-kiri, klakson berkali-kali dan berhenti tiba-tiba untuk angkut penumpang.
Juara kedua adalah emak-emak yang mengantarkan anak-anak TK berangkat sekolah. Kadang tidak hanya anaknya saja, tapi sekalian angkut anak-anak tetangga, jadilah satu motor untuk 5 orang. Tidak dengan klakson, emak-emak memiliki produksi suara yang lebih menggelegar saat kena senggol kendaraan lain. Padahal, dia sendiri yang keliru menyalakan sein.
Juara ketiga adalah tukang ojek online yang suka balik arah tiba-tiba dan memiliki skill khusus saat di perempatan, yaitu saat hendak lurus dan terjebak lampu merah mereka akan ikut belok kiri jalan terus, kemudian putar balik kanan dan belok kiri lagi. Jadilah dia berhasil untuk menembus jalan lurus tanpa harus lama menunggu lampu merah.
BONO dan BIMA tidak ikut pertandingan. Mereka berkendara dengan kecepatan rata-rata. Penampilan mereka terlihat sangat kasual, menggunakan motor vespa antik yang mengkilap, helm bogo dengan konsep vintage, sepatu sneakers, kaos oblong dan outer. Merasa tampan dan menjadi pusat perhatian dengan mode slowmotion dan estetik.
BIMA (v.o)
CUT TO:
10. INT. RUMAH KELUARGA BIMA — RUANG TAMU — PAGI.
LINDA
CUT TO:
11. EXT. DEPAN TOKO TANAH BAMBANG — PAGI
BIMA (v.o)
Zoom in banner ruko bertuliskan “TOKO TANAH BAMBANG
Tersedia Aneka Pakaian Wanita, harga mulai dari 35.000".
Di bawah banner tampak BIMA dan BONO yang sedang kesusahan membuka pintu toko yang berat dan gancet.
Ibu-ibu penjual bubur bayi di seberang jalan melihat mereka berdua dengan tatapan iba.
INTERCUT TO:
12. INT. BASEMENT - GEDUNG PERUSAHAAN BAYU — PAGI
BIMA (v.o)
Bayu memarkirkan mobilnya di basement kemudian berjalan dengan percaya diri, dengan style khas karyawan Ibu kota yang berpakaian necis: mengenakan kemeja panjang, celana PDH panjang, tas gendong berisi laptop, nametag yang melingkar di leher dan tangan kanan yang menenteng kopi mahal. Kemudian saat melewati pintu masuk, satpam membukakan pintu dan menyapa ‘Pagi, Mas Bayu’.
INTERCUT TO:
13. INT. TOKO TANAH BAMBANG — PAGI
BIMA (v.o)
BIMA dan BONO membuka karung besar berisi baju-baju baru yang belum digantung.
BONO
INTERCUT TO:
14. INT. RUANG KERJA BAYU — PAGI
BAYU selesai mengerjakan tugas laporannya, kemudian ia melirik jarum jam tangannya dan melihat teman-temannya. Dia yang tampak bingung mau ngapain lagi, akhirnya nonton streaming serial anime.
Tiba-tiba datang KEPALA DIVISI menepuk pundaknya dari belakang.
BAYU kaget, tapi tidak menutup layar laptopnya.
KEPALA DIVISI BAYU
BAYU
INTERCUT TO:
15. INT. TOKO TANAH BAMBANG — SIANG
BIMA (v.o)
BIMA merapikan baju yang sudah disetrika dengan malas
BIMA
BIMA memutar telapak tangannya di atas perutnya, yang artinya cacing di perutnya sudah bergejolak.
BONO
INTERCUT TO:
16. INT. PANTRY KANTOR BAYU — PAGI
BAYU bersiul sambil memilah snack apa yang akan ia ambil secara gratis, kemudian menyeduh kopi menggunakan mesin kopi dengan gaya ASMR.
Lalu OB Kantor datang.
OB KANTOR
BAYU
INTERCUT TO:
17. INT. RUANG KERJA BAYU — SORE
Zoom in kalender di meja kerja Bayu yang menunjukkan bahwa sekarang sudah memasuki tanggal 27 Maret alias tanggal tua.
BAYU Membuka ponselnya, ada notifikasi uang masuk. Kemudian ia melihat sekeliling, teman-temannya terlihat seperti mendapatkan notifikasi yang sama.
KEPALA DIVISI tiba-tiba muncul dan menyembulkan kepalanya dari balik pintu.
KEPALA DIVISI
BAYU dan teman lainnya bersorak kegirangan. Suasana riuh dan penuh kegembiraan
INTERCUT TO:
18. EXT. HALAMAN TOKO TANAH BAMBANG — PETANG
BIMA dan BONO selesai menutup pagar dan kemudian menggerak-gerakkan pundak, terlihat kelelahan, tiba-tiba terdengar suara ‘bip.. bip.. bip..’
Keduannya menatap ke arah yang sama. ‘METERAN LISTRIK’.
Kemudian menghela napas panjang.
CUT TO:
19. EXT. PINGGIR JALAN — MALAM
BONO menepikan motor di depan penjual martabak. BIMA segera turun dengan sigap dan memesan martabak manis toping coklat kacang.
BONO
BIMA
PENJUAL MARTABAK
BONO memperhatikan si penjual dari atas sampe bawah, menunjukkan ekspresi tidak percaya karena si Penjual Martabak terlihat masih seperti biasa. Tidak ada dahsyat-dahsyatnya.
BONO
PENJUAL MARTABAK tibatiba memencet remote mobil Pajero Sport di seberang jalan, kemudian tersenyum malumalu.
BIMA dan BONO kincep dan menatap mobil Pajero Sport dengan takjub.
BIMA
PENJUAL MARTABAK
BIMA
PENJUAL MARTABAK
BONO
BIMA tersenyum getir
CUT TO:
20. INT. RUMAH KELUARGA BIMA — RUANG TAMU — MALAM
LINDA sedang menonton sinetron favortinya.
BIMA masuk sambil menenteng keresek berisi martabak.
BIMA
BIMA meletakkan martabak di meja dekat LINDA kemudian
Menyalami tangannya dan ikut duduk menonton tv.
BIMA (CONT'D)
LINDA
LINDA melihat ke arah martabak, kemudian membuka bungkusnya.
LINDA (CONT'D)
BIMA
BIMA terkekeh mengingat percakapannya tadi dengan penjual Martabak.
BIMA (CONT'D)
LINDA mengambil sepotong martabak yang paling besar.
LINDA
LINDA hampir menggigit martabak, tibatiba urung karna
Mendengar teleon berdering.
LINDA (CONT'D)
LINDA segera mengangkat videocall whatsapp dari BAYU dengan tangan kirinya.
LINDA
BAYU
LINDA
BAYU
LINDA
BAYU
LINDA
BAYU
LINDA
BAYU
LINDA
BAYU agak lama keluar layar, lalu kembali lagi.
BAYU
LINDA
BAYU menunjukkan box blender
LINDA meletakkan martabak yang sedari tadi dipegangnya,
karna ingin fokus melihat apa yang dipegang Bayu.
LINDA
Zoom in potongan martabak yang diletakkan kembali dan belum tergigit sama sekali.
BIMA hanya melihat LINDA yang sedang bahagia dan martabak yang dibelinya secara bergantian. Tampak ada rasa sedih di matanya.
BAYU
LINDA
BIMA terlihat pura-pura tidak mendengar dan masih bermain handphone.
BAYU
LINDA
BAYU
LINDA kelabakan mencoba mengecilkan volume handphone.
BIMA bangkit dari tempat duduk.
LINDA
BIMA
LINDA menatap Martabak yang masih utuh dengan raut wajah sendu.
21. INT. RUMAH KELUARGA BIMA — KAMAR BIMA — MALAM
BIMA melepas sepatunya dan merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ditatapnya poster-poster yang ada di kamarnya.
Tatapannya seakan lebih jauh dari sekedar membaca isi poster-poster itu.
BIMA meraih ponselnya dan menelepon BONO.
BIMA
Telpon dimatikan tanpa mendengar jawaban BONO.
BIMA menutup matanya dan terlelap. Bahkan dia sampai lupa belum ganti baju, mandi, dan makan malam.