Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
The Superstar Is Fallin (In Love)
Suka
Favorit
Bagikan
14. Old Memories

INT . STUDIO REKAMAN — SIANG HARI

Gea dan Igo kembali sibuk berlatih nyanyi bersama. Di ruang rekaman keduanya menyanyi lagu duet mereka yang lain diiringi full band. Di ruang mixer ada Hema dan sound engineer yang membantu mengarahkan mereka. Hema menyalakan mic di mesin mixer.

Hema
Gue suka sih sama aransemen yang ini. Tetep ada sedikit vibes 2000an nya tapi di-mix sama aransemen zaman sekarang jadi lebih fresh saja.


Hema memberikan jempolnya ke arah Gea dan Igo, lalu dibalas jempol juga oleh keduanya.

Hema
Ya kan ka?
Sound Engineer
Ya setuju. Sudah pas sih ini.


INT. STUDIO TV TALK SHOW LAIN — PAGI HARI

Gea dan Igo berada di talk show tv lain. Kali ini mereka sedang mengikuti segmen kuis seru. Mereka melakukan kuis tebak lagu, dimana Igo yang memperagakan tanpa bersuara, sedangkan Gea yang menebaknya. Segmen ini begitu lucu dan seru. Beberapa kali gerakan-gerakan Igo membuat host dan para penonton tertawa terbahak-bahak. Pada akhirnya Gea dan Igo tidak memenangi kuis, dimana mereka berakhir di posisi ke 3 dari 4 pasangan yang bermain kuis itu. Tapi mereka tetap menikmati acara talk show tersebut.


INT. COFFEE SHOP IGO — SORE HARI

Coffee shop sore itu begitu ramai. Ada banyak anak muda dan orang dewasa nongkrong disana sambil menunggu matahari turun.

Hema berada di salah satu meja pelanggan, sibuk dengan laptopnya sambil ditemani Meri disana.

Sedangkan Gea dan Igo berada di belakang bar kopi sedang membicarakan sesuatu.

Igo
Lo yakin Ge? Ini bakal capek loh.
Gea
Iya. Ya sudah pakein gue celemek nya.


Igo pun memakaikan Gea celemek barista. Gea membelakangi Igo dan Igo menalikan belakang celemek tersebut.

Igo
Serius lo masih ingat cara bikin kopi?
Gea
Masih dong. Emang sudah lama banget sejak kita ikut kursus barista zaman kita masih duo dulu. Tapi gue sesekali masih suka bantuin teman-teman gue di cafenya mereka.


Gea berbalik kembali ke arah Igo, lalu berpose layaknya seorang barista profesional.

Igo
Lucu juga. Gue jadi pengen nyubit pipi lo. Boleh ga?
Gea
Enak saja. Ya sudah sana, bareng sama Hema saja. Hush hush.


Gea mengusir Igo dari bar coffee shop nya sendiri. Dengan berat hati Igo meninggalkan Gea lalu duduk di meja Hema dan Meri.

Igo
Eh Hem, ngomong ngomong gue iseng lihat Instagramnya Gea. Terus gue lihat tuh isi komennya.
Meri
Wow, sudah mulai jadi stalker nih.
Igo
Pala lo. Itu loh Hem, komennya sadis sadis banget. Heran gue sama netizen jaman sekarang.


Hema langsung menghentikan pekerjaannya di laptop.

Hema
Sudah biasa kok. Dari sebelum video viral itu juga ada saja yang hate comment. Untungnya Gea gak pernah ambil pusing, komen-komen jelek gitu gak pernah dia baca.
Igo
Bagus deh. Gue gak enak saja. Kemarin gue baca ada yang ngomong Gea mau balikan duet sama gue lagi cuma buat manfaatin gue, karena sekarang gue sudah ganteng lah, penggemarnya banyakan gue lah.
Meri
Ciee yang care, tumbuh benih-benih cinta nih.
Igo
Sekali lo ngomong gue timpa lo pake _ _
Meri
Iya iya.
Hema
Tenang saja Go. Gea tuh gitu gitu kuat kayak baja kok. Ya kan Mer?
Meri
Iya say benar.


Sekelompok remaja wanita mendekati meja mereka.

Remaja
Hai kak Igo. Kita penggemarnya ka Igo, kita suka banget sama penampilan kak Igo kemarin di tv. Boleh foto bareng gak?


Igo baru saja ingin menjawab tapi langsung disambar duluan oleh Meri.

Meri
Boleh banget say. Sini biar eke saja yang fotoin. Ayo ayo langsung merapat ke sebelah Igo.


Sekelompok remaja itu pun langsung mendekat ke sebelah Igo. Igo dengan senyuman terbaiknya terus melayani penggemar-penggemarnya yang ingin foto bareng.

Coffee shop Igo sudah sepi malam itu. Hanya tinggal Igo, Gea, Hema, dan Meri duduk di meja yang sama. Ada beberapa karyawan juga yang sedang bersih-bersih disana.

Meri sedang memijat-mijat pundak Gea dan Gea sendiri terlihat kecapean.

Meri
Makanya say jangan terlalu diforsir.
Igo
Sudah gue bilangin juga padahal. Batu sih.
Gea
Heh, bukannya bilang terima kasih sudah gue bantuin juga.
Meri
Tahu nih say, dia malah sibuk tahu gak foto foto sama anak-anak ABG tadi.
Igo
Eh kompor, kan lo juga yang motoin gue sama mereka. Minta ditimpa nih benar-benar.
Meri
Iya juga sih, hehe.
Hema
Eh eh, kalian trending lagi lo. Bahkan kalian punya nama couple sekarang.


Hema tertawa sendirian melihat layar laptopnya. Meri menghampiri Hema dan ikut melihat ke layar laptop Hema, seketika Meri pun ikut tertawa.

Meri
Nama couple kalian itu GOA.

Beberapa karyawan yang mendengar itu ikut tertawa juga, beberapa mencoba menahan ketawanya.

Gea
Anjrit, norak banget.
Igo
Lumayan kok, GOA, oke kok.
Gea
Ih norak tahu, bodoh banget nih si Igo. Hem, gimana caranya kek ubahin gitu.
Hema
Gimana caranya?
Gea
Lo kan punya banyak teman IT. Coba mana lihat laptop lo.


Gea langsung mendekati Hema dan melihat laptopnya. Gea dengan muka murung langsung mengotak-atik laptop Hema.


EXT. PARKIRAN LUAR COFFEE SHOP IGO — SIANG HARI

Igo menunggangi motor fairing (ninja) miliknya, sedangkan Gea berdiri di sampingnya menatap keseluruhan motor tersebut.

Gea
Yakin Go?
Igo
Iya dong. Nih pakai helm nya.


Igo memberikan helm kepada Gea. Dengan ragu Gea menerimanya dan hanya memegangnya.

Gea
Gimana kalau kita naik mobil saja?
Igo
Macet Ge. Naik motor bakal lebih cepat.
Gea
Emang kita mau kemana sih?
Igo
Rahasia dong. Namanya juga surprise. Ayo.


Gea akhirnya memasang helm tersebut ke kepalanya. Dengan hati-hati Gea menaiki motor Igo.

Gea
Jangan ngebut lo ya.
Igo
Siap.


Mereka pun meninggalkan parkiran.


EXT. HALAMAN DEPAN SEKOLAH SMP NEGERI — SIANG HARI

Gea dan Igo memasuki sebuah halaman sekolah.

Gea
Ini kan sekolah SMP yang itu.
Igo
Masih ingat?
Gea
Masih lah.


Keduanya tersenyum.


INT. SEKOLAH NEGERI SMP — SIANG HARI

Gea dan Igo berjalan di sepanjang lorong sekolah.

Gea
Ini beneran gak apa-apa kita masuk sekolah orang hari libur gini?
Igo
Gue sudah ngomong sama penjaga sekolahnya. Tenang saja aman kok.


Kini keduanya berada di depan pintu dari sebuah ruangan yang tertutup. Igo memegang kenop pintu siap untuk membukanya.

Igo
Siap?


Gea mengangguk semangat. Seketika Igo langsung membuka pintu tersebut. Keduanya masuk ke dalam sebuah ruangan.

Gea dan Igo melihat seluruh isi ruangan itu. Mata Gea berbinar-binar senang, Igo yang melihat pemandangan itu pun ikut senang.

Gea
Tempatnya gak berubah sama sekali.
Igo
Tempat bersejarah kan buat kita.


Di paling dalam ada sebuah panggung permanen yang cukup besar tapi tidak terlalu tinggi. Di sekitarnya ada banyak bangku yang disusun rapi.

Keduanya berjalan berdampingan menuju panggung tersebut.

Gea
Siapa yang nyangka kalau tempat ini yang bikin kita terkenal di seluruh Indonesia.
Igo
Iya. Semuanya berkat murid SMP yang ngerekam performance kita di panggung itu.


Ketika sudah berada di depan panggung keduanya berpisah. Gea menaiki panggung dari sebelah kanan, dan Igo dari sebelah kiri. Lalu keduanya berjalan ke tengah panggung.

Igo
Gimana? Surprise nya berhasil dong.
Gea
Not bad.. Okeh, kali ini lo berhasil mengingatkan kembali memori lama kita disini.


Keduanya duduk di pinggiran panggung. Keduanya terdiam sebentar, mencoba menikmati nuansa saat ini.

Gea
Oh ya Go. Emm.. mungkin ini telat sih, tapi ada sesuatu yang harus gue ucapin. Harusnya gue ucapin ini 5 tahun yang lalu. Sori. Gue turut berduka atas kematian nyokap lo waktu itu.
Igo
Iya gak apa-apa. Gue ngerti, lo masih marah banget sama gue waktu itu. Gue malah sebenarnya terimakasih banget sama lo. Lo masih mau datang ke pemakaman nyokap.
Gea
Pasti lah. Nyokap lo sudah gue anggap kayak nyokap gue sendiri. Coba saja lo ngomong dari awal soal penyakit dia, gue pasti mau kok berdamai sama keadaan.
Igo
Emm.. btw gue juga mau minta maaf sama lo.
Gea
Soal?
Igo
Soal.. 3 tahun lalu.
Gea
3 tahun lalu _ _
Igo
Waktu lo putus sama aktor Malaysia. Heboh banget kan tuh. Sori gue gak ada di samping lo. Pasti berat banget waktu itu.


Keduanya saling menatap. Gea memicingkan matanya sambil menahan senyum, sedangkan Igo sekuat tenaga menahan tawanya. Gea langsung menoyor Igo sekenanya, tapi Igo menghindar.

Gea
Rese. Gak bisa diajak serius tahu ga.


Keduanya tertawa bersama.

Igo
Tapi serius ya gue penasaran. Putusnya kenapa sih? Dua tahun tuh lama loh.
Gea
Kenapa ya? Ribet sih ngejelasinnya. Intinya tuh waktu itu gue gak bisa bedain antara orang sayang sama gue atau orang cinta sama gue. Bisa dibilang cinta satu arah kali ya. Ribet lah pokoknya.
Igo
Kalau Rafi?
Gea
Kalau Rafi, dia salah satu sahabat gue. Gue sering curhat sama dia.
Igo
Gue kira Hema sahabat lo.
Gea
Hema sahabat gue juga. Mungkin lebih tepatnya satu-satunya sahabat cewek. Tapi masalahnya Hema tuh pendengar yang buruk. Kadang tuh gue frustasi sama dia. Serius. Kaku banget. Makanya gue lebih suka curhat sama Rafi dibanding sama dia.
Igo
See, lo beruntung Ge. Dikelilingi banyak orang yang peduli sama lo.
Gea
Iya ya. Gue harusnya juga gak ngelakuin itu ke Rafi, jujur gue menyesal.


Igo melihat ke sekitar panggung. Dia melihat ada sebuah gitar di pojokan, lalu mengambilnya dan kembali duduk di sebelah Gea.

Igo
Bikin lagu yuk.
Gea
Random banget, hehe.
Igo
Ya biar lo gak sedih.
Gea
Masa?


Igo memainkan sebuah melodi gitar.

Igo
Temanya tentang sahabat kali ya.
Gea
Boleh boleh.


Igo terus memainkan gitarnya, lalu menyanyikan nada sekenanya dengan lirik sederhana yang keluar begitu saja dari mulut. Igo kembali mengulang nada yang sama.

Igo
Lanjut Ge.


Igo meminta Gea melanjutkan dengan liriknya sendiri. Dengan malu malu Gea ikut bernyanyi. Awalnya dia menyanyikan nada yang sama seperti Igo, tapi dengan lirik buatannya sendiri. Lalu Gea bernyanyi nada lain, berimprovisasi sendiri, lalu diikuti dengan Igo yang ikut bernyanyi saling bersahutan layaknya sebuah duet.

Dan sesi singkat itu pun selesai, dengan penuh senyum kepuasan dari keduanya.

Igo
Jadi nih.
Gea
Karya kita berdua.


Keduanya saling menatap, sambil senyum sumringah.

Igo memberi satu telapak tangannya ke arah Gea, meminta untuk bergandengan tangan. Tangan Gea langsung menyambut. Keduanya bergandengan tangan. Kedua wajah mereka semakin mendekat.

Tiba-tiba terdengar suara keras orang membuka pintu ruangan tersebut.

Seorang pria paruh baya muncul dari balik pintu sambil membungkukkan badan.

Penjaga Sekolah
Maaf mba mas, sebentar lagi saya mau tutup sekolahnya.
Igo
Oh iya Pak. Sebentar lagi kita keluar.
Gea
Makasih ya Pak sudah diizinin.
Penjaga Sekolah
Iya sama-sama.


Penjaga sekolah keluar dari ruangan.

Igo melompat turun dari panggung yang tidak terlalu tinggi itu. Lalu dia memberi tangannya untuk membantu Gea turun dari panggung itu juga. Keduanya keluar dari ruangan tersebut.


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar