Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Cilacap 1992, di sebuah desa yang jauh dari perkotaan, Tini mendapatkan sebuah surat dari ibunya, Surti, seorang TKI yang mendapat vonis qishas dari pemerintah Arab Saudi karena didakwa telah melakukan pembunuhan terhadap majikannya. Surat tersebut berisi permohonan agar ia mau bertelpon dengannya sebelum eksekusi dilakukan. Tini yang tinggal dengan neneknya dalam keadaan ekonomi yang kurang mampu, harus melakukan sebuah perjalanan panjang menuju Semarang untuk mencari alamat rumah saudaranya yang tertera di surat untuk menjawab panggilan tersebut sesuai hari yang telah ditentukan. Sesampainya di rumah saudaranya, bukannya telpon dari ibunya yang ia dapat, melainkan kabar dari televisi bahwa ibunya telah dieksekusi mati tanpa pemberian kabar kepada pemerintah RI.
Premis
Cilacap 1992. Tini adalah remaja yang harus berangkat ke Semarang untuk mencari alamat kerabatnya agar ia bisa bertelepon dengan ibunya yang akan dieksekusi mati di Arab Saudi karena tuduhan pembunuhan.
Pengenalan Tokoh
Cilacap, 1992. Di sebuah desa yang jauh dari perkotaan, Tini (16) dikejutkan dengan kedatangan sebuah surat berisi pesan bahwa ibunya, Surti (35) mendapat vonis qishas dari pemerintah Arab Saudi karena didakwa telah melakukan pembunuhan terhadap majikannya, dan permohonan agar Tini mau bertelpon dengannya melalui telpon rumah milik saudaranya di Semarang. Tini yang tinggal dengan neneknya, Mbah Putri (65), dalam keadaan ekonomi yang kurang mampu akhirnya meminta bantuan dari Pak Samudji (45), seorang kepala desa sekaligus bapak dari temannya, Heri (17). Mereka berdua kemudian melakukan sebuah perjalanan panjang ke Semarang untuk mencari alamat yang ditulis di surat tersebut. Selama perjalanan, Pak Samudji menceritakan kisah asmara di masa lalunya dengan ibu dari Tini yang terbilang pahit hingga menyebabkan permusuhan antar keluarga mereka. Sesampainya di rumah saudaranya, bukannya panggilan telepon dari ibunya yang Tini dapat, melainkan kabar dari televisi bahwa ibunya telah dieksekusi mati tanpa pemberian kabar kepada pemerintah RI dan penjelasan motif sebenarnya di balik dakwaan pembunuhan yang dilayangkan kepada ibunya. Surti didakwa melakukan pembunuhan karena membela diri dari percobaan pemerkosaan yang dilakukan oleh majikannya.