Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
SKENARIO : RUSH LOVE
Suka
Favorit
Bagikan
7. ACT 7 - Percikan

INT. KAMAR TOSCHA - SAME TIME

Toscha sedang melihat keluar jendela. Terlihat Rumah Aiman di pemandangan jendela itu. Ada sebuah percikan api kecil diantara Plafon Rumah Aiman.

TOSCHA
Cug! Kayaknya ada yang enggak beres sama kelistrikan Rumah Lu deh! Di Plafon lantai 2, Gua lihat ada percikan kembang api gitu! Apa disana dayanya stabil? Enggak naik atau turun?

BACK TO:

INT. RUANG TAMU RUMAH AIMAN - SAME TIME

AIMAN
Enggak sih, Ca! Disini semuanya baik-baik aja! Tapi besok coba Gua cek deh!
TOSCHA (O.S.)
Ya udah! Jangan lupa Lu cek, Ya! Kalau meledak kan bisa bahaya!
AIMAN
Iya, Ca! Thanks Ya!

Aiman menutup teleponnya.

CUT TO:

EXT. TAMAN RUMAH AIMAN - NIGHT

(CU) Alat untuk nge DJ. 

DJ memainkan musik. 

Magenta dan teman-temanya berpesta, mereka menggunakan pakaian resmi seperti gaun dan juga kemeja. Ada beberapa meja yang menyediakan makanan dan juga minuman. 

Aiman pergi ke arah DJ. Dia menyuruh DJ mengecilkan musik. Aiman mengambil microphone. 

AIMAN
Perhatian sebentar! (semua orang diam) Ini rumahku! Semua makanan, minuman, dan juga cemilan juga punyaku. Silahkan nikmati! (penonton riuh) OK! Hari ini kita semua tahu, alasan Kita berkumpul disini adalah ulang tahun Magenta yang ke 18! (Semua orang tepuk tangan) (Aiman menunjuk ke arah Magenta) Kemarilah! Kita beri panggung buat yang punya acara ini!

Magenta menghampiri Aiman. Aiman merangkulnya. 

AIMAN (CONT’D)
Aku, gak punya kesempatan buat ngelihat dan ngejaga Kamu saat kecil. Tapi Aku akan berusaha jadi Ayah Kamu, mulai sekarang dan selamanya! (Aiman mencium kening Magenta) (penonton bertepuk tangan) Ok! Silahkan nikmati pestanya! (Aiman menunjuk beberapa penonton) Pastikan kalian membawa kado masing-masing! (penonton tertawa)

Aiman pergi meninggalkan kerumunan. 

Live Perform penyanyi wanita, dan band akustik pengiring.

CUT TO:

INT. GARASI RUMAH AIMAN - MOMENTS LATER

(musik dan lagu dari performer ulang tahun)

Aiman masuk kedalam salah satu mobilnya. Yang terlihat yang paling biasa. Ia lalu menyalakan mobil itu, dan pergi dari rumah. 

CUT TO:

EXT. JALANAN - MOMENTS LATER

(musik dan lagu dari performer ulang tahun)

Aiman menyetir sendirian. Adegan diselingi dengan keada’an pesta di rumah Aiman. 

CUT TO:

INT. RUANGAN GELAP RESTORAN AIMAN - MOMENTS LATER

Aiman berjalan sendirian. Menghampiri sekitar 20 orang lelaki, 10 diantaranya lelaki berbadan kekar.

(musik berhenti)

SETIONO
Bapak sudah datang! 
AIMAN
Semua sudah siap, Yon?
SETIONO
Iya, Pak! Semua sudah seperti yang bapak minta! Semua Karyawan yang sehat jasmani sudah berkumpul, dan juga ada beberapa orang tukang pukul sewaan. 

10 orang berbadan kekar tadi memamerkan otot.

AIMAN
Bagus! Sekarang Kita tunggu saja, mereka datang kemari! 
SETIONO
Tapi, apakah informan itu bisa dipercaya? Kayaknya kalau rencana mereka itu buat ngancurin restoran ini, sebaiknya Kita lapor polisi, Pak!
AIMAN
Kamu jangan khawatir! Kita tidak akan menggunakan kekerasan! Kita hanya akan sedikit menakuti mereka! Supaya mereka jera dan kapok!

CUT TO:

EXT. TAMAN RUMAH AIMAN - SAME TIME

Beberapa cowok membawa kembang api ketengah pesta. 

MAGENTA
Kalian dapet darimana semua barang itu?
COWOK 1
Ini bagian dari acara!
MAGENTA
Apa itu nggak terlalu bahaya? Buat nyalain kembang Api di tempat begini?
COWOK 2
Kamu enggak usah kwawatir! Ini bukan pertamakalinya kita mainin barang kayak gini!

Para lelaki itu lalu mendirikan kembang api dengan bantuan penyangga kayu yang terlihat rapuh. Mereka menyalakan kembang api itu, lalu mundur beberapa langkah. 

Kembang api pertama berhasil meledak ke angkasa. Penyangga kayu terlihat terlepas, membuat moncong kembang api yang lain menjadi miring dengan sumbu yang masih menyala. 

MAGENTA
Ambil air! Kita padamkan sumbu apinya!

Cowok-cowok itu bergegas mematuhi Magenta. 

CUT TO:

EXT. DEPAN RUMAH TOSCHA - SAME TIME

Toscha baru datang ke rumah, sambil mengendarai motor maticnya. Ia memarkirkan motor itu di garasi.

TOSCHA
Gara-gara lembur, Gua jadi telat datang ke ulang tahun ponakan Gua! Mudah-mudahan, makanan dan minumanya masih sisa banyak!

Toscha melihat kembang api dari taman rumah Aiman.

TOSCHA (CONT’D)
Widih! Meriah sekali! Sampai-sampai beli kembang api segala. 

Toscha lalu melihat kembang api kedua memecahkan kaca dan masuk ke lantai dua rumah Aiman. Rumah aiman menjadi terang oleh ledakan kembang api itu. 

TOSCHA (CONT’D)
Naudzubillah himindzalik! Itu bukan bagian dari pesta kan?

Lalu beberapa kembang api lagi masuk ke rumah Aiman. 

Ada suara ledakan yang cukup besar. Api mulai muncul dari plafon yang terbuat dari kayu. 

TOSCHA (CONT’D)
CILAKA!

Toscha berlari.

CUT TO:

EXT. GERBANG RUMAH AIMAN - MOMENTS LATER

Toscha membuka gerbang, beberapa saat kemudian ada beberapa teman Magenta berlari. Toscha memperhatian mereka satu-persatu.

TOSCHA
Dimana Magenta?
CEWEK 1
Tadi Dia malah masuk ke rumah! Padahal Kita udah paksa Dia buat evakuasi!
TOSCHA
Ya udah! Tolong telepon pemadam kebakaran setelah Kamu di tempat aman!
CEWEK 1
Iya, Pak!

Cewek itu lalu pergi. Toscha masuk ke dalam gerbang. 

CUT TO:

INT. RUMAH AIMAN - MOMENTS LATER

Toscha masuk kedalam rumah yang sudah mulai terlalap Api sambil menutup hidung dengan tangan. 

TOSCHA
GENTA! GENTA! DIMANA KAMU!

Magenta turun dari tangga dan berlari kearah Toscha.

TOSCHA (CONT’D)
KAMU NGAPAIN?

Toscha langsung menarik tangan Magenta, dan keluar dari rumah itu. 

CUT TO:

INT. RUANGAN GELAP RESTORAN AIMAN - MOMENTS LATER

Aiman dan yang lainya sedang mengawasi CCTV. HP Aiman berdering, Aiman mengangkat telepon.

AIMAN
Iya?

Aiman berdiri dari kursi, wajahnya terlihat kaget.

AIMAN (CONT’D)
Ok! Gua pulang sekarang!

Aiman pergi dengan tergesa-gesa. 

SETIONO
Gimana dengan pengintaianya, Pak?
AIMAN
Kamu lanjutin Yon!

CUT TO:

EXT. PINGGIR JALAN DEPAN RUMAH AIMAN - MOMENTS LATER

Mobil pemadam kebakaran sudah ada dan mulai memadamkan api. Toscha dan Magenta sedang terduduk di luar mobil ambulan dengan diberi oksigen.

Febriani datang lalu turun dari mobilnya. Ia bergegas lari menghampiri Magenta.

FEBRIANI
Kamu enggak papa?

Magenta berdiri, Febriani langsung memeluk Magenta.

Aiman datang, Ia lalu turun dari mobil dan wajahnya terlihat sedih campur marah ketika melihat rumahnya terbakar. 

2 polisi menghampiri Aiman. 

POLISI 1
Permisi, Pak! Bapak yang punya rumah ini? Bisa kita minta beberapa keterangan?

Aiman mengacuhkan polisi itu, dan berjalan dengan cepat kearah Magenta. Febriani mundur beberapa langkah.

Aiman lalu menampar Magenta. Febriani dan Toscha terlihat kaget.

TOSCHA
CUG?

Aiman dan Magenta memasang wajah sedih dengan mata terlihat basah. 

AIMAN
Kamu harusnya tahu dan faham apa itu namanya tanggung jawab!

Magenta pergi. Febriani menyusulnya. 

Toscha memukul Aiman sambil terbang, karena perbeda’an tinggi mereka yang cukup jauh. Mereka berdua terkapar di Aspal. Para polisi langsung berlari dan memisahkan mereka. 

2 Polisi memegangi Toscha yang mengamuk. Aiman terduduk, sambil terlihat termenung. 

TOSCHA
BANGSAT LU!
POLISI 2
Tenang Pak! Tolong jangan berkelahi di depan Polisi yang sedang bertugas!
PEMADAM KEBAKARAN 1
Ada yang sedang baku pukul, Pak!
PEMADAM KEBAKARAN 2
Ya, itu biasa! Namanya juga lagi kebakaran!

Febriani mengejar Magenta.

FEBRIANI
Tunggu! Genta! 

Magenta berhenti. Ia bebalik, lalu menyerahkan sebuah kotak perhiasan pada Febriani. 

MAGENTA
Tolong bilang padanya! Cuma ini yang bisa Aku ambil!

Magenta pergi. Febriani membuka kotak perhiasan itu, dan mengambil Liontin yang ada didalamnya. Lalu memasukanya kembali. 

Febriani mengahampiri Aiman. Ia lalu menampar Aiman yang sedang duduk. 

FEBRIANI
SIFATMU KAYAK GINI YANG SULIT DIUBAH! SELALU MENGEDEPANKAN AMARAH DIATAS SEMUANYA! 

Febriani menyerahkan kotak perhiasan itu pada Aiman secara kasar, 

FEBRIANI (CONT’D)
Jangan hubungi Aku sebelum Kamu menyelesaikan masalah ini! 

Febriani pergi. Aiman membuka kotak perhiasan itu.

TOSCHA
Tolong lepaskan Saya, Pak! Dia sudah dapat hukumanya.

Toscha melihat Aiman dengan sinis, lalu Dia pergi. 

Api telah padam, polisi mewawancarai Aiman, wartawan datang dan mewawancarai polisi, wartawan juga coba mewawancarai Aiman, tapi Aiman terlihat menolaknya. 

Semua orang sudah pergi, Aiman melamun sendirian. 

CUT TO:

EXT. PINGGIR JALAN DEPAN RUMAH AIMAN - MORNING

Toscha sedang membawa motor dengan memakai pakaian kerja. Ia berhenti lalu melihat keada’an rumah Aiman yang sudah hancur. Lalu pergi melanjutkan perjalananya kembali. 

CUT TO:

INT. RESTORAN AIMAN - SAME TIME

Aiman merenung sendirian diatas kursi. Setiono terlihat mencoba menghampiri Aiman, wajahnya terlihat sungkan.

SETIONO
Maaf, Pak! Ini sudah pagi. Kayaknya mereka enggak jadi datang kesini, Kita juga sudah nunggu semalaman Pak! 

Aiman melihat karyawan dan tukang pukul sewa’anya terlihat kelelahan dan kurang tidur. 

AIMAN
Ya udah. Kalian semua boleh pulang! 
SETIONO
Iya, Pak!

CUT TO:

INT. RUMAH TOSCHA - NIGHT

Adinda dan Toscha mengintip keluar jendela dari lantai 2. Mereka melihat Aiman sedang duduk di teras rumah Toscha sambil ngeroko. 

ADINDA
Pa, sebaiknya Papa samperin aja! Dia udah ada disitu selama 5 jam. 

CUT TO:

EXT. DEPAN PINTU RUMAH TOSCHA - MOMENTS LATER

Toscha membuka pintu dan menghampiri Aiman. 

TOSCHA
Pergi, Lu! Atau mau Gua panggilin Satpam ! 

(FX : suara lonceng sepeda)

Seorang Satpam yang sedang berpatroli dengan memakai sepeda, melambaikan tangan pada Aiman dan Toscha. Aiman membalas lambaian tangan itu. 

Toscha terlihat kesal. 

AIMAN
Kita minum di tempat Gua, Yuk !

CUT TO:

EXT. TAMAN RUMAH AIMAN - MOMENTS LATER

Aiman dan Toscha minum kopi Starbcuk dalam kemasan Cup, diatas matras di depan tenda. Di depan mereka ada api unggun yang sedang menyala. Mereka mendirikan tenda diatas rumput di depan rumah yang sudah rusak karena terbakar.

TOSCHA
Harusnya tadi gua pilih rasa original! (sambil melihat cup minuman )
AIMAN
Sorry! Adanya cuma itu, Gua udah gak bisa lagi minum Alkohol! 
TOSCHA
Gua tahu. Ngomong-ngomong sejak kapan Lu jadi anak gunung?
AIMAN
Enggak pernah. Ini cuma karena Gua gak mau tidur di hotel aja!
TOSCHA
Budaya pelit Lu memang gak pernah berubah. (jeda) Udah ada keterangan polisi soal penyebab kebakaran?
AIMAN
Korsleting listrik. Kembang api itu jadi pemicunya. 
TOSCHA
Apa Gua bilang! Listrik Lu emang lagi bermasalah. Lagian ngapain juga anak-anak itu bawa kembang api gede, kedalam pesta ditengah pemukiman padat begini!
AIMAN
Sebenernya kembang api itu Gua yang beli sendiri!

Toscha terlihat terkejut.

TOSCHA
Yang bener aja! Lu... Udah bego! Tempramen! Tukang nyalahin orang lagi!
AIMAN
Itu benar.

Toscha melihat pada Aiman yang terlihat mempunyai pandangan mata yang kosong. 

TOSCHA

Gua juga ada fikiran buat berhenti minum. 

AIMAN
Apa yang membuat pria dengan julukan Dewa Mabok ini berhenti?
TOSCHA
Elu! (Aiman terlihat kaget) Saat Lu terkapar di rumah sakit, gua sebenernya takut kalau itu terjadi sama Gua juga! Mengingat, masa muda Kita dulu yang liar. Dan juga, Gua lebih adict pada Alkohol lebih dari Lu! 
AIMAN
Lu masih ingat kerusuhan Kita di Bar 8 tahun lalu? Sekarang polisi yang ngurus kasus itu udah jadi Kapolres.
TOSCHA
Beneran?
AIMAN
Dia juga masih inget sama Lu! 
TOSCHA
Tentusaja! Dia yang hampir masukin Gua ke kantong mayat.
AIMAN
Ya badan Lu kan udah kaku dan gak gerak sama sekali.
TOSCHA
Ya kan Dia harusnya melakukan prosedur pengecekan denyut nadi, atau apa kek ! 
AIMAN
Dengan luka separah itu, apalagi di kepala dan juga dengan darah sebanyak itu, wajar kalau Dia menganggap Lu udah mati! 
TOSCHA
Untungnya ada petugas medis yang mau ngecek! 
AIMAN
Abis itu Lu koma 2 minggu!
TOSCHA
Hahaha! Kenapa kehidupan kita yang dulu itu begitu goblok, ya?
AIMAN
Bener! Tapi kayaknya kehidupan Kita yang sekarang masih Goblok!

Mereka tertawa bersama-sama.

TOSCHA
Gimana perasaan Lu sekarang ?
AIMAN
Pedih, hampa, putus asa!
TOSCHA
Itu juga yang sekarang lagi Dia rasain!
AIMAN
Kenapa Lu nebak kayak gitu?
TOSCHA
Karena Lu dan Dia udah berbagi hati yang sama! 

Aiman memandang kagum pada Toscha. 

AIMAN
Sial! Kata-kata Lu terlalu puitis buat seorang ahli gizi. 
TOSCHA
Enggak cuma itu! Setiap tetes darahnya, setiap gram dagingnya, setiap kalsium di tulangnya, Ah! Enggak, kalsium itu faktor eksternal. Itu, berasal dari Lu! 
AIMAN
Kali ini puisi Lu gagal, Bro! Enggak semua istilah medis cocok buat masuk kedalam struktur literasi! 
TOSCHA
Tapi Lu ngerti kan, poin nya?
AIMAN
Gua ngerti. Sebelum Lu kasih tahu juga Gua udah ngerti.
TOSCHA
Terus kenapa Lu masih diem aja?
AIMAN
Karena Gua butuh Lu! (jeda)

Toscha melihat pada Aiman. 

TOSCHA
Jadi Kita akan melakukan ini bersama-sama, seperti biasa?
AIMAN
Ya!
TOSCHA
Ok!

Mereka meminum isi cup itu bersama-sama.

CUT TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar