Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
SKENARIO : RUSH LOVE
Suka
Favorit
Bagikan
1. ACT 1 - Datang Dengan Tiba-tiba

FADE IN:

INT. RUMAH AIMAN - MORNING

(CU) CD PLAYER VINTAGE

Ada sebuah tangan yang menyalakan CD Player itu. 

(FX : Music Rock)

Aiman (34) Memakai kaos polos dan celana olahraga. Mengikat bagian atas kepalanya dengan sebuah scraf. Lalu mengambil sapu, kemoceng, dan peralatan membersihkan rumah lainya. 

Aiman menyapu lantai ruang tamu.

Aiman menyikat WC.

Aiman membersihkan debu-debu di koleksi kaset CD, Piringan hitam, CD player.

(CU) FIGURA PHOTO AIMAN DAN PACARNYA

Aiman mengambil figura itu, mengelapnya, lalu menyimpanya kembali di tempat semula. Wajahnya terlihat bahagia ketika melihat figura itu.

(musicnya berhenti)

Aiman sudah berganti pakaian, duduk merebahkan diri diatas kursi ruang tamu.

(SFX : bunyi bel pintu)

Aiman berjalan ke arah pintu.

CUT TO:

EXT. PINTU DEPAN RUMAH AIMAN - DAY

Magenta (17) memakai pakaian kemeja kotak-kotak dan celana jeans panjang, berdiri di depan teras sambil membawa koper. 

AIMAN
Ada yang bisa dibantu?
MAGENTA
Saya mencari Bapak Aiman Wicaksono. (dengan wajah terlihat datar)
AIMAN
Ya, Itu Saya sendiri. Ada perlu apa mencari saya?

Magenta mengeluarkan dokumen dari tasnya, lalu menyerahkan dokumen itu pada Aiman. 

Aiman membuka dokumen itu, membuka beberapa halaman. Lalu wajahnya terlihat terkejut.

(di dalam bayangan Aiman)

Magenta berubah memakai pakaian seragam SMA. Dengan potongan rambut diikat kebelakang, dan berdandan ala gadis tahun 2000-an.

DISSOLVE TO:

EXT. DI JALAN ASPAL KOSONG, PINGGIRAN KOTA - DAY

Magenta yang memakai seragam SMA, berjalan mundur sambil berpegangan tangan dengan seseorang yang hanya diperlihatkan tanganya saja. Dia terlihat tersenyum bahagia. 

Dari kaca spion, wajah magenta terlihat menempelkan dagu pada bahu orang yang sedang memboncengnya. Disini orang yang membonceng hanya diperlihatkan bahunya saja. 

CUT TO:

INT. RUMAH YANG SEPI - DAY

Magenta yang memakai seragam SMA, mengajak masuk ke dalam sebuah ruangan. (kamera mengikuti Magenta dari belakang) 

Magenta duduk diatas ranjang. 

(CU) wajah magenta semakin mendekat. 

BACK TO:

INT. PINTU DEPAN RUMAH AIMAN - DAY

Magenta kembali lagi memakai pakaian kemeja kotak-kotak dan celana jeans panjang. 

AIMAN
Ya sudah, Kamu masuk dulu aja!

Magenta masuk ke dalam rumah Aiman. Lalu pintu ditutup dari dalam. 

CUT TO:

INT. RUMAH AIMAN - DAY

Magenta duduk di ruang tamu sendirian, ada gelas berisi air putih yang tinggal setengahnya diatas meja.

CUT TO:

INT. DI LORONG RUMAH AIMAN - MOMENTS LATER

Aiman dan Toscha (34) berdebat dengan suara pelan.

TOSCHA
Apa Gua bilang! Hal ini pasti akan kejadian sama Lu, cepat atau lambat.
AIMAN
Tapi ini belum yakin juga Ca! Bisa aja Dia bohong, kan? Maka nya Gua perlu Elu buat masti’in pake tes DNA!
TOSCHA
Kalau harus pake dites segala, berarti Elu ada keyakikan juga kalau itu anak Lu!
AIMAN
Ya. Gua gak ingat pastinya, karena itu kejadian yang udah lama.
TOSCHA
Ini karena kondom bocor, apa gimana? Atau Elu aja yang pengen coba-coba buat gak pake kontrasepsi?
AIMAN
Ya udahlah Ca! Gak usah dibahas detilnya segala. Sekarang mending Elu kesana! Ambil darahnya pake alat suntikan ini! (menunjukan alat suntikan) Lalu pulang! OK! Dan jangan beritahu masalah ini pada siapapun! Lu tahu sendiri kalau kejadian kayak gini bisa bikin karir Gua rusak.

Aiman memberikan suntikan yang masih tersegel pada Toscha. Toscha terlihat pasrah sa’at menerimanya.

Toscha mengintip kearah Magenta.

TOSCHA
Sialan Lu Cug! (Panggilan Toscha pada Aiman) Berapa usia cewek ini? Dia kelihatan kayak baru lulus SMA!
AIMAN
Gua juga gak tahu!
TOSCHA
Bejat Lu!

CUT TO:

INT. RUANG TAMU RUMAH AIMAN - MOMENTS LATER

Aiman, Toscha dan Magenta berada di ruang tamu. Magenta duduk di kursi, sedangkan Aiman dan Toscha berdiri di samping kursi.

AIMAN
Sorry, Magenta! Aku perlu keyakinan secara medis, buat masti’in semua yang Kamu bilang itu bener.

Magenta melihat Toscha membawa alat suntikan.

MAGENTA
Ok! Aku ngerti kok!

Aiman memberi isyarat pada Toscha.

AIMAN
Ca!

Toscha mengerti dengan isyarat itu. Dia terlihat mengangguk. 

TOSCHA
Jadi, mana bayi yang akan diambil darahnya?
MAGENTA
BAYI? (Wajahnya terlihat kaget)

Aiman memegang pundak Toscha.

AIMAN
Ca! Lu ikut Gua dulu ke belakang!

Aiman dan Toscha pergi. Magenta sendirian di ruang tamu. (JEDA)

TOSCHA (O.S.)
YANG BENER AJA LU!

Magenta menoleh ke arah lorong.

CUT TO:

INT. DI LORONG RUMAH AIMAN - MOMENTS LATER

AIMAN
Gak usah teriak-teriak! Gua fikir Lu udah ngerti, waktu Gua bilang ada yang ngaku sebagai anak Gua.
TOSCHA
Ya harus logis juga! Kalau Dia udah segede itu, berarti Lu ngehamilin ibunya waktu Lu masih SMA. Itu juga kalau sekarang Dia baru umur 15 atau 16.
AIMAN
SMP. Gua ngelakuinya waktu SMP.
TOSCHA
SMP? GIMANA BISA LU UDAH LIAR DARI SMP?
AIMAN
Gua bilang gak usah teriak!
TOSCHA
Gua tahu pergaulan Lu emang kacau, tapi Gua gak nyangka bakal separah itu. Jaman SMP, mana ada Gua macam-macam sama cewek. Yang ada waktu itu Gua masih maen mobil-mobilan dari kulit jeruk. 
AIMAN
Umur Gua waktu itu 15, sementara cewek ini 2 tahun diatas Gua. Kita pacaran, dan ngelakuin itu cuma sekali aja. Setelah itu Gua pindah SMA di Jakarta. Kita lost contact, dan Gua gak tahu kalau Dia hamil setelah itu. 
TOSCHA
Lalu gimana kabar ibunya sekarang?
AIMAN
Dia udah meninggal. 3 tahun setelah Gua pindah. Kangker.
TOSCHA
OK. (Jeda) Siapa yang ngurus anak ini dari kecil?
AIMAN
Katanya Dia diurus sama Kakak ibunya yang gak punya anak.
TOSCHA
Gua ngerti. Kalau seandainya Dia beneran anak Lu, apa yang akan Lu lakuin?
AIMAN
Gua bakal tanggung jawab, sampai Dia mandiri. Sekarang Dia udah kuliah juga. Tapi mungkin, beritanya gak akan Gua sebarin. Lu tahu sendiri kalau berita kayak gini itu, sangat bisa untuk buat karir Gua hancur. 
TOSCHA
Ya. Nikahan Lu juga terancam batal, kalau pihak cewek tahu. 
AIMAN
Tepat sekali!
TOSCHA
Ya udah! Mari Kita lakukan ini dengan aman dan terkendali.

Aiman hanya mengangguk. Toscha pergi ke arah Magenta berada.

AIMAN
Satu lagi Ca!

Toscha menghentikan langkahnya. 

AIMAN (CONT’D)
Kosan magenta, bisa ditempatin nya itu besok. Dan malam ini ada calon mertua Gua dateng kesini. Jadi, Gua minta Magenta tidur dulu di rumah Lu! Cuman buat malam ini aja Kok! 
TOSCHA
Yang bener aja Lu! Rumah Gua itu kecil, anak Gua juga 3. Mana ada tempat buat gadis se’umuran kayak gitu!
AIMAN
Gini aja! Semua utang yang Lu punya ama Gua, Lunas! Gimana?
TOSCHA
Deal! Tapi Elu yang ngomong ama bini Gua!

CUT TO:

INT. RUMAH TOSCHA - DAY

Aiman dan Toscha sedang berdiri menghadap Adinda. Adinda duduk diatas kursi.

ADINDA
Tuh kan! Kejadian kayak gini itu, pasti bisa terjadi sama orang yang punya kebiasa’an hidup pergaulan bebas kayak temen Kamu, Pa!
TOSCHA
Udah Ma! Hal itu, udah Papa bahas tadi di rumah Aiman. 
ADINDA
Ok. Cuman malam ini aja kan? Dia bisa tidur di kamar anak-anak. Dan anak-anak akan tidur di kamar kita. 

Aiman dan Toscha terlihat saling melempar senyum.

AIMAN
Makasih Dinda!
ADINDA
Dan Papa tidur di luar! 
TOSCHA
APA? Sudah kuduga, kejadian ini pasti akan memakan korban. 
ADINDA
Ya udah. Suruh masuk aja anaknya!

Aiman pergi ke arah pintu. 

Aiman lalu datang membawa Magenta bersamanya, lengkap dengan koper. 

ADINDA (CONT’D)
Ya ampun! Sini nak!

Adinda berdiri, lalu merangkul pinggang Magenta. Magenta terlihat canggung.

ADINDA (CONT’D)
Berapa usia Kamu?
MAGENTA
17 tante. 
ADINDA
Oh gitu! Seperti yang diceritakan ya! Kalau gini, berarti tante akan kelangkahan buat punya cucu dong!

Mata Adinda melotot pada Aiman. 

ADINDA (CONT’D)
Ini pesan tante aja ya! Nanti kalau Kamu mau cari pasangan, jangan yang kayak mereka berdua ini! (menunjuk Aiman dan Toscha) Mereka itu tukang bikin onar. Untung aja tante ini orang yang penyabar. Jadi pernikahan tante bisa awet dan tahan lama. Fufufufu.......

Aiman dan Toscha memandang satu sama lain. 

TOSCHA
Kenapa Aku dibawa-bawa juga Ma...
ADINDA
Papa diem!
TOSCHA
Iya Ma. (Sambil menunduk)

CUT TO:

INT. DAPUR RUMAH AIMAN - AFTERNOON

(FX : Musik rock)

Aiman dan Toscha memakai celemek.

Aiman memotong daging sapi secara pipih dan presisi.

Toscha mengupas bawang dengan payah.

Aiman menyiapkan pembakaran dan mendekor meja makan.

Toscha mengiris bawang merah sambil mengeluarkan air mata.

Aiman mengupas dan mengiris kentang.

Toscha mengiris bawang memakai kacamata renang.

Aiman mengambil bawang yang sedang diiris Toscha. 

Aiman memanggang daging sapi di dalam microwave. 

(Musik berhenti)

TOSCHA
Kenapa Magenta gak Lu suruh nginep di hotel aja?
AIMAN
Mahal! Gua gak mau keluar duit.
TOSCHA
Oh! Tapi lebih murah dibanding jumlah hutang Gua ama lu kali!
AIMAN
Kalau so’al hutang, Gua males nagihnya aja sih. Lu gak pernah pegang duit soalnya. 

CUT TO:

INT. RUANG MAKAN RUMAH AIMAN - NIGHT

Aiman, Toscha, Febriani, dan kedua orang tua Febriani duduk di meja makan. Mereka sedang menyantap masakan yang sudah dimasak dan dihidangkan Aiman. 

IBU RIZAL
Bri, Kamu gak fikir ulang lagi buat nikah sama anak ini?

Semua orang kecuali Toscha dan Ayah Febriani, menghentikan kegiatan makan. 

FEBRIANI
Ma, Kita udah bahas ini berulang kali. Dan Kita sepakat juga buat enggak bahas hal ini lagi. Kan Mama tahu sendiri, tanggal pernikahanya kan udah ditetapin. Undangan juga udah disebar. 

Aiman menyimpan garpu dan pisau ke atas piringnya.

AIMAN
Mungkin Mama masih belum yakin, karena banyak pemberitaan miring tentang Aku dari media. Tapi Aku sudah berusaha sampai sejauh ini buat berubah, demi bisa nikahin Febri. Meski hasilnya enggak akan langsung kelihatan. Dan Aku enggak akan bosan buat janji, kalau Aku akan sekuat tenaga buat bahagia’in Febriani binti Rizal Setiawan ini.

Aiman memegang tangan Febri, mereka terlihat saling melihat senyum. 

Toscha masih sibuk dengan makanan nya. 

BAPAK RIZAL
Mama kan udah setuju buat ngasih kesempatan Aiman berubah. Mama juga bilang kalau Mama suka dengan masakan Aiman. Dan restoran favorit Mama juga sampai sekarang, itu restoran punya Aiman. Nanti kalau nikahan ini gak jadi, apa Mama gak mau lagi, datang ke restoran itu?
IBU RIZAL
Iya sih! Makananya emang enak. (Wajahnya terlihat judes) 

Ibu Rizal lalu melanjutkan lagi kegiatan makan.

IBU RIZAL (CONT’D)
Tapi jangan panggil Aku Mama dulu! Sekarang Aku belum jadi mertua Kamu! (Mengacungkan pisau ke arah Aiman)
AIMAN
Iya Tante! (Terlihat gugup)

Toscha menertawakan kejadian itu dengan senyap. 

IBU RIZAL
Mama sih, cuma ngasih peringatan aja! Supaya Kamu mempersiapkan diri, kalau-kalau suatu hari nanti ada perempuan, bawa anak minta tanggung jawab sama Aiman. 

(SFX : Uhukk!)

Toscha terbatuk dengan perkata’an Ibu Rizal. Bapak Rizal dan Aiman yang ada disamping Toscha, memberikan gelas minum pada Toscha. 

BAPAK RIZAL
Kamu kenapa?
TOSCHA
Cuma sedikit tersedak aja om.
AIMAN
Ca! Lu minum dulu yang banyak Ca!
TOSCHA
Iya.
BAPAK RIZAL
Maka nya, kalau makan itu pelan-pelan!
TOSCHA
Iya om. Aku kayaknya kebanyakan ngunyah bawang putih. 
FEBRIANI
Itu cuman kejadian yang ada di sinetron Ma!
IBU RIZAL
Ya. Tapi gak menutup kemungkinan buat terjadi, kan?
FEBRIANI
Aku udah 3 tahun pacaran sama Aiman, dan selama itu Aku tidak pernah lihat atau denger Aiman macam-macam lagi sama perempuan. Aku udah tahu bagaimana seriusnya Aiman buat berubah dan ninggalin kehidupan yang lamanya, Ma!

Aiman dan Toscha saling bertatapan. Wajah mereka terlihat cemas. 

IBU RIZAL
Tapi kan Kamu gak tahu, apa yang bisa terjadi sebelum Dia pacaran sama Kamu. Bisa aja Dia udah punya anak disuatu tempat, kan?
FEBRIANI
Ma, seandainya itu beneran terjadi. Aku sendiri yang akan nyuruh Aiman buat tanggung jawab dengan anak itu. Tapi, itu semua tetap gak akan merubah tanggal pernikahan nya. 
IBU RIZAL
Ya itu cuman saran aja!

Aiman dan Toscha terlihat melamun. 

BAPAK RIZAL
Ya sudah! Kita lanjutkan lagi acara makan-makan nya!
AIMAN
Iya Om!

Keduanya reflek mengambil lagi garpu dan pisau. Wajah mereka masih terlihat murung. 

CUT TO:

EXT. PINTU DEPAN RUMAH AIMAN - NIGHT

Keluarga Febriani pamit pulang. Mereka satu-persatu memasuki mobil sedan Impala 2014. Papa dan Febriani melambai pada Aiman dan Toscha, Ibu Rizal hanya melengos masuk kedalam mobil di kursi depan.

Mereka lalu pergi, dan pagar besi menutup kembali secara otomatis. 

TOSCHA
Dia, kan? Raja terakhir yang harus Lo kalahin!
AIMAN
Ya. Dia sangat kuat! Sedikit saja kesalahan, maka Dia bisa leluasa buat batalin nikahan Gua.
TOSCHA
Tenang aja! Gua ada di pihak Lu!

DIPERLIHATKAN PUNGGGUNG MEREKA BERDUA, YANG MASIH BERDIRI DI DEPAN PINTU.

Aiman merangkul Toscha. Toscha balik merangkul Aiman.

AIMAN
Thanks, Bro!
TOSCHA
Gua tidur bareng Lu ya! Gak bisa tidur sendiri Gua! Takut. Rumah Lu hening, kayak kuburan china. 

Aiman melepas rangkulanya. 

CUT TO:

INT. KAMAR AIMAN - NIGHT

Aiman dan Toscha tidur di ranjang yang sama. Mereka sudah berganti pakaian dengan piyama. 

(SFX : Groook! Groook!)

Aiman terlihat terganggu dengan suara ngorok Toscha. Ia lalu mendorong punggung Toscha dengan ujung kaki nya. Toscha jatuh ke lantai. 

(SFX : Groook! Groook!)

Toscha masih mengorok. Aiman menutup kedua telinganya dengan bantal. 

(SFX : Intro Musik santai)

CUT TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar