INT. MEJA MAKAN - FOOD COURT - MALL - SIANG
Disana terdapat CAHYO, 20, berbicara bersama yang lainnya, sesaat ia melihat mereka berdua dan bersalaman.
CAHYO
Lex, gue lihat lo main sama Tatjana.
Rendy dan Dharma yang baru sampai hanya mendengar pembicaraan mereka.
TUBAGUS
Gila, Alex main sama artis.
ALEX
Gue di suruh ajarin di dance, buat film nya.
DHARMA
Yang Cahyo kirim ke grup itu? Kok gue gak lihat.
ALEX
Sebelum lo lihat, udah di hapus duluan sama Natasya.
Bersamaan dengan Jeremy dan Tubagus yang tertawa, juga Cahyo.
RENDY
(berbicara ke kamera)
Ouch... Lo tahu Dharma udah punya pacar, kenapa kalian masih ajak dia main, hargailah gue sebagai pacarnya. Itu kata-kata yang pernah di bilang ke gue, waktu mereka masih pacaran.
Dharma hanya mengatup erat mulutnya, diam.
Sesaat terdengar bunyi handphone Jeremy, ia mengangkatnya dan pergi dari situ. Alex melihatnya.
RENDY
Jeremy masih sama Tika?
ALEX
Masih, Ren. Lo gak lihat aja gimana mereka sekarang.
TUBAGUS
Dia pernah bilang apa? Kalau Tika marah, ajak dia pergi belanja, marahnya hilang --
DHARMA
Dapur coklat, lima puluh ribu.
TUBAGUS
Itu bukannya Cahyo?
Sesaat Cahyo meliahat Tubagus, bersamaan dengan semuanya.
Rendy melihat ke kamera, menaikan alis kanannya.
CAHYO
Kapan gue pernah kayak gitu?
Tubagus dan Dharma saling melihat, terlihat sunggingan di wajah mereka.
Jeremy kembali duduk dengan mereka. Mengikuti pembicaraan.
ALEX
Lo pernah gitu. Sampe ikutin dia ke halte dari belakang. Gak bicara sama sekali. Sampe Natalie bilang lo serem, kayak stalker.
Terdengar suara tertawa yang di tahan dari Tubagus, Dharma dan Jeremy. Kemudian mereka saling melihat satu sama lain.
Cahyo tidak nyaman, ia hanya diam.
RENDY
Tika apa kabar, Jer?
JEREMY
Baik-baik aja dia...
Tetapi tidak dengan Jeremy.
ALEX
Berantem lagi kalian?
JEREMY
Biasalah... gue lupa kabarin dia mau main sama kalian, dia kiranya gue di rumah.
Tubagus dan Dharma saling melihat satu sama lain, sementara Alex hanya melihatnya datar.
RENDY
Hanya salah paham, lo bisa bilang ke dia baik-baik.
ALEX
Itupun kalau Jeremy berani. Paling Tika marah, dia cuma diam, angguk-angguk.
Giliran Cahyo, Tubagus dan Dharma yang tertawa bersama, lepas.
RENDY
(berbicara ke kamera)
Pacaran, hubungan berat sebelah.
Cahyo berdiri dan melihat sekitar.
CAHYO
Gue mau pesen makanan dulu.
Kemudian ia berjalan menjauhi meja makan. Bersamaan dengan yang lainnya melihat ia pergi.
Sesaat kemudian, tertawa dalam diam.
JEREMY
Parah lo, Cahyo lo gituin.
Bersamaan dengan Tubagus yang melihat Dharma yang juga melihat mereka berdua, kemudian Alex.
RENDY
(melihat ke kamera)
Teman.
TUBAGUS
Jadi gimana kabar kakak lo Ren?
Rendy melihat sesaat Tubagus.
RENDY
Iya, dia baik-baik. Makasih.
(melihat ke kamera)
Mereka saling kenal.
ALEX
Adik lo gimana, Gus?
TUBAGUS
Baik dia.
ALEX
Udah ada pacar? boleh kali kenalin ke kita.
Bersamaan dengan Jeremy dan Dharma yang tertawa mendengarnya.
Tubagus menjadi tidak nyaman dan meminum minuman di depannya.
RENDY
(melihat ke kamera)
Ada tipe orang yang bisa bencadaiin orang lain, tapi dianya gak mau di bencadiin. Ouch.
Tak lama kemudian, Cahyo kembali dengan membawa makannya dan ia mulai makan di depan mereka.
TUBAGUS
Ren, Agung apa kabar?
RENDY
Agung, dia baik-baik aja, terakhir gue kontak, sebulan yang lalu.
ALEX
Dia gak balik ke sini, tetap di sana?
RENDY
Iya... dia mau disana, ada pacarnya.
ALEX
Dia tipe-tipe orang yang diam-diam yang gak ada kabar, tau-tau udah nikah, punya anak aja.
Mereka semua tertawa bersama.
RENDY
(melihat ke kamera)
Agung, satu orang lagi. Lulus kuliah, dia pulang.
TUBAGUS
Lo gimana, Cahyo? Pacar lo?
Cahyo yang sedang makan, berhenti, melihat Tubagus.
CAHYO
Kasih tahu Ren. Gue males cerita.
Mendengarnya membuat Rendy terkejut, ia melihat ke kamera. Dengan cepat ia melihat ke arah yang lainnya.
RENDY
Kenapa gue? Gue gak tahu masalah lo.
CAHYO
Kan gue pernah cerita sama lo.
Yang lainnya melihat mereka berdua, menunggu jawaban dari mereka berdua.
RENDY
Oh itu... gue lupa.
(melihat ke kamera)
Pernah ketemu orang kayak gitu, ugh.
Tubagus, Dharma dan Jeremy saling melihat satu sama lain, menahan tawa. Sementara Alex, melihat Rendy.
Rendy mengangakat bahu, tidak tahu.
CAHYO
Ada Ren, gue pernah cerita waktu lo nginap di rumah gue.
Bersamaan dengan semua orang melihat Rendy. Rendy menyadarinya.
CAHYO
Dia nginap di rumah gue seminggu.
RENDY
(berbicara ke kamera)
Tiga hari... tiga hari, Cahyo. Jangan berlebihan.
DHARMA
Lo aja yang cerita, Rendy bilang gak tahu.
CAHYO
Ahh, males gue.
Sesaat Tubagus, Dharma dan Jeremny saling melihat, menahan tawa.
JEREMY
Pacar lo kenapa?
CAHYO
Gak, gue ke rumah dia bawa Holland Bakery, gue mau minta maaf. Dia gak mau.
Semua orang saling melihat, mengangguk kecil.
TUBAGUS
Terus?
CAHYO
Iya, cuma salah paham.
JEREMY
Yakin cuma salah paham?
Sesaat Jeremy melihat Tubagus dan Dharma, mereka tersenyum kecil. Alex hanya diam, mendengarkan.
DHARMA
Atau lo nya yang salah?, Lo kan cemburuan orangnya, harus di kabarin dua puluh empat jam.
CAHYO
Sejak kapan gue kayak gitu?
ALEX
Kayak Tika juga.
RENDY
(melihat kamera)
Ouch.
CAHYO
Jadi gue ke rumah nya, pagi-pagi, gue minta maaf. Gue ajak balikan, tapi dia gak mau, dia bilangnya mau fokus masternya.
Semua orang saling melihat, termasuk Rendy.
CAHYO
Padahal gue udah minta maaf, dia masih mau putus.
RENDY
(melihat kamera)
Sebenarnya, gue ikut dia ke rumah mantannya. Malam sebelumnya, dia tiba-tiba datang ke gue bilang, gue like postingan instagramnya, terus dia komentar maafin aku. Paginya, gue dengan bodohnya, ikut masuk ke rumah mantannya dan coba jadi mediator, tanya permasalahn mereka apa, kenapa minta putus. Mantannya bilang dia udah gak bisa lagi. Walaupun gue udah kenal Cahyo lama, gue gak tahu luar dalammya dia.
CAHYO
Mantan gue bilang, dia udah capek kuliah ditambah ada masalah sama gue.
ALEX
Atau mungkin dia yang udah capek sama lo.
Dharma, Tubagus dan Jeremy, tertawa kecil. Rendy melihat kamera, mengangkat alisnya.
TUBAGUS
Lo kalau ada masalah jangan berlebihan hadapinnya, waktu ulang tahun Alex. Lo lagi dekat-dekat sama mantan lo, terus lo was-was gak jelas hanya keluarga Mantan lo masuk rumah sakit. Lo telponin dia terus sampe anak-anak lihatin lo.
RENDY
(melihat kamera)
Cahyo punya gayanya sendiri kalau lagi pikir.
Rendy meletakan tangannya di wajah, mengikuti gaya Cahyo.
ALEX
Lo sadar kan kalau lo suka cerita setengah-setengah, itu masalah lo, memang, tapi kami yang dengar annoying.
CAHYO
Itu karena gue gak mau cerita.
ALEX
Itu hak lo, mau cerita apa gak.
CAHYO
Terus masalah lo apa?
RENDY
Masalahnya lo kalau cerita itu suka beda. Lain orang lain cerita. Gak jelas cerita lo, kadang a, kadang b.
CAHYO
Itu karena gue gak ingat.
TUBAGUS
Terserah lo mau ingat atau gak, itu memang kebiasaan lo.
Cahyo diam, sesaat ia melihat Tubagus, dingin. Kemudian ia berdiri dan menantang Tubagus, ia tidak melawan, tetapi Cahyo memancing. Semua orang melihatnya.
CAHYO
Terus kalau itu kebiasaan gue kenapa? Kalian semua gak suka, kalian pikir kalian lebih baik gue. Gak.
RENDY
Iya... gue tahu, gue gak lebih baik dari lo.
CAHYO
Harusnya kalian sadar, dari dulu kalian juga gak berubah. Tubagus, sejak gue kenal lo, lo sering bicariin orang di belakang kan, semua orang, termasuk anak-anak, tapi kalau gue bicariin lo di belakang, lo marah.
RENDY
(melihat kamera)
Apa yang dia bilang itu benar.
Tubagus hanya diam, melihat arah lain.
CAHYO
Lo juga Lex, kadang-kadang lo gak suka kalau teman-teman lo main sama teman mereka yang baru. Kayak lo iri sama mereka, tapi kadang-kadang lo kayak gak suka sama teman lo sendiri.
Alex hanya diam, tidak menjawab.
RENDY
Kita ngumpul buat senang-senang, kenapa jadi gini?
Semua orang hanya diam. Cahyo berdiri dan berjalan menjauh dari mereka. Rendy melihatnya.
TUBAGUS
Gak jelas, Anjing. Kita kasih tahu juga.
RENDY
Apa dia bilang juga gak salah, yang bisa nilai lo bukan lo sendiri, tapi orang lain.
ALEX
Dia memang gak berubah.
RENDY
Apa kita juga berubah? Hanya karena kita udah lulus, umur bertambah, ketemu banyak orang. Bukan berarti kita berubah kan. Atau kita berubah, jadi lebih buruk dari sebelumnya.
Rendy bangun dan berjalan menyusul Cahyo, meninggalkan mereka.
INT. STALL FOOD COURT - MALL - SIANG
Cahyo duduk di meja, sendirian, ia melihat sekitar, datar.
Rendy berjalan dan duduk di depannya, sesaat juga melihat sekitar, datar.
RENDY
Apa yang mereka bilang juga gak salah kan. Walaupun gue tahu, cara mereka juga gak bagus-bagus banget.
Ada jeda diantara mereka.
RENDY
Dan lo juga harus bisa terima kritikan dari orang lain. Kita ngumpul buat senang-senang, bukan buat kayak gini.
Rendy bangun, sesaat ia melihat Cahyo.
RENDY
Kita sama-sama udah dewasa, kalau masalah kayak gini gak bisa di selesaiin baik-baik, apa bedanya kita waktu kuliah?
Rendy berjalan meninggalkan Cahyo, sendirian. Sesaat ia melihat Rendy yang berjalan menjauhinya.
INT. MALL - SORE
Rendy melakukan tos dengan teman-temannya, mereka satu persatu berjalan ke arah yang berbeda. Terakhir, ia melakukan tos dengan Cahyo, datar.
RENDY
Hati-hati lo.
CAHYO
Makasih, Ren.
Sesaat Rendy melihat Cahyo pergi dan ia tinggal sendirian di antara pengunjung Mall itu. Sesaat ia melihat kiri dan kanan.
Terdengar suara dari saku celananya, Rendy mengambil Handphone dan melihatya, sebuah chat, bertuliskan:
"Kamu dimana?, kita bisa bicara?".
Rendy melihat pesan itu singkat. Sesaat ia melihat kamera.
RENDY
Kadang-kadang apa yang kita harapkan gak sesuai dengan kenyataan.
Rendy melihat ke handphonenya, terdengar bunyi lagi.
RENDY
(melihat ke kamera)
Sial.
Rendy melihat handphone itu, datar.
FADE OUT