Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Short Film Script Volume IV
Suka
Favorit
Bagikan
4. Reuni Bagian 2

INT. MEJA MAKAN - FOOD COURT - MALL - SIANG

Disana terdapat CAHYO, 20, berbicara bersama yang lainnya, sesaat ia melihat mereka berdua dan bersalaman.

CAHYO

Lex, gue lihat lo main sama Tatjana.

Rendy dan Dharma yang baru sampai hanya mendengar pembicaraan mereka.

TUBAGUS

Gila, Alex main sama artis.

ALEX

Gue di suruh ajarin di dance, buat film nya.

DHARMA

Yang Cahyo kirim ke grup itu? Kok gue gak lihat.

ALEX

Sebelum lo lihat, udah di hapus duluan sama Natasya.

Bersamaan dengan Jeremy dan Tubagus yang tertawa, juga Cahyo.

RENDY

(berbicara ke kamera)
Ouch... Lo tahu Dharma udah punya pacar, kenapa kalian masih ajak dia main, hargailah gue sebagai pacarnya. Itu kata-kata yang pernah di bilang ke gue, waktu mereka masih pacaran.

Dharma hanya mengatup erat mulutnya, diam.

Sesaat terdengar bunyi handphone Jeremy, ia mengangkatnya dan pergi dari situ. Alex melihatnya.

RENDY

Jeremy masih sama Tika?

ALEX

Masih, Ren. Lo gak lihat aja gimana mereka sekarang.

TUBAGUS

Dia pernah bilang apa? Kalau Tika marah, ajak dia pergi belanja, marahnya hilang --

DHARMA

Dapur coklat, lima puluh ribu.

TUBAGUS

Itu bukannya Cahyo?

Sesaat Cahyo meliahat Tubagus, bersamaan dengan semuanya.

Rendy melihat ke kamera, menaikan alis kanannya.

CAHYO

Kapan gue pernah kayak gitu?

Tubagus dan Dharma saling melihat, terlihat sunggingan di wajah mereka.

Jeremy kembali duduk dengan mereka. Mengikuti pembicaraan.

ALEX

Lo pernah gitu. Sampe ikutin dia ke halte dari belakang. Gak bicara sama sekali. Sampe Natalie bilang lo serem, kayak stalker.

Terdengar suara tertawa yang di tahan dari Tubagus, Dharma dan Jeremy. Kemudian mereka saling melihat satu sama lain.

Cahyo tidak nyaman, ia hanya diam.

RENDY

Tika apa kabar, Jer?

JEREMY

Baik-baik aja dia...

Tetapi tidak dengan Jeremy.

ALEX

Berantem lagi kalian?

JEREMY

Biasalah... gue lupa kabarin dia mau main sama kalian, dia kiranya gue di rumah.

Tubagus dan Dharma saling melihat satu sama lain, sementara Alex hanya melihatnya datar.

RENDY

Hanya salah paham, lo bisa bilang ke dia baik-baik.

ALEX

Itupun kalau Jeremy berani. Paling Tika marah, dia cuma diam, angguk-angguk.

Giliran Cahyo, Tubagus dan Dharma yang tertawa bersama, lepas.

RENDY

(berbicara ke kamera)
Pacaran, hubungan berat sebelah.

Cahyo berdiri dan melihat sekitar.

CAHYO

Gue mau pesen makanan dulu.

Kemudian ia berjalan menjauhi meja makan. Bersamaan dengan yang lainnya melihat ia pergi.

Sesaat kemudian, tertawa dalam diam.

JEREMY

Parah lo, Cahyo lo gituin.

Bersamaan dengan Tubagus yang melihat Dharma yang juga melihat mereka berdua, kemudian Alex.

RENDY

(melihat ke kamera)
Teman.

TUBAGUS

Jadi gimana kabar kakak lo Ren?

Rendy melihat sesaat Tubagus.

RENDY

Iya, dia baik-baik. Makasih.
(melihat ke kamera)
Mereka saling kenal.

ALEX

Adik lo gimana, Gus?

TUBAGUS

Baik dia.

ALEX

Udah ada pacar? boleh kali kenalin ke kita.

Bersamaan dengan Jeremy dan Dharma yang tertawa mendengarnya.

Tubagus menjadi tidak nyaman dan meminum minuman di depannya.

RENDY

(melihat ke kamera)
Ada tipe orang yang bisa bencadaiin orang lain, tapi dianya gak mau di bencadiin. Ouch.

Tak lama kemudian, Cahyo kembali dengan membawa makannya dan ia mulai makan di depan mereka.

TUBAGUS

Ren, Agung apa kabar?

RENDY

Agung, dia baik-baik aja, terakhir gue kontak, sebulan yang lalu.

ALEX

Dia gak balik ke sini, tetap di sana?

RENDY

Iya... dia mau disana, ada pacarnya.

ALEX

Dia tipe-tipe orang yang diam-diam yang gak ada kabar, tau-tau udah nikah, punya anak aja.

Mereka semua tertawa bersama.

RENDY

(melihat ke kamera)
Agung, satu orang lagi. Lulus kuliah, dia pulang.

TUBAGUS

Lo gimana, Cahyo? Pacar lo?

Cahyo yang sedang makan, berhenti, melihat Tubagus.

CAHYO

Kasih tahu Ren. Gue males cerita.

Mendengarnya membuat Rendy terkejut, ia melihat ke kamera. Dengan cepat ia melihat ke arah yang lainnya.

RENDY

Kenapa gue? Gue gak tahu masalah lo.

CAHYO

Kan gue pernah cerita sama lo.

Yang lainnya melihat mereka berdua, menunggu jawaban dari mereka berdua.

RENDY

Oh itu... gue lupa.
(melihat ke kamera)
Pernah ketemu orang kayak gitu, ugh.

Tubagus, Dharma dan Jeremy saling melihat satu sama lain, menahan tawa. Sementara Alex, melihat Rendy.

Rendy mengangakat bahu, tidak tahu.

CAHYO

Ada Ren, gue pernah cerita waktu lo nginap di rumah gue.

Bersamaan dengan semua orang melihat Rendy. Rendy menyadarinya.

CAHYO

Dia nginap di rumah gue seminggu.

RENDY

(berbicara ke kamera)
Tiga hari... tiga hari, Cahyo. Jangan berlebihan.

DHARMA

Lo aja yang cerita, Rendy bilang gak tahu.

CAHYO

Ahh, males gue.

Sesaat Tubagus, Dharma dan Jeremny saling melihat, menahan tawa.

JEREMY

Pacar lo kenapa?

CAHYO

Gak, gue ke rumah dia bawa Holland Bakery, gue mau minta maaf. Dia gak mau.

Semua orang saling melihat, mengangguk kecil.

TUBAGUS

Terus?

CAHYO

Iya, cuma salah paham.

JEREMY

Yakin cuma salah paham?

Sesaat Jeremy melihat Tubagus dan Dharma, mereka tersenyum kecil. Alex hanya diam, mendengarkan.

DHARMA

Atau lo nya yang salah?, Lo kan cemburuan orangnya, harus di kabarin dua puluh empat jam.

CAHYO

Sejak kapan gue kayak gitu?

ALEX

Kayak Tika juga.

RENDY

(melihat kamera)
Ouch.

CAHYO

Jadi gue ke rumah nya, pagi-pagi, gue minta maaf. Gue ajak balikan, tapi dia gak mau, dia bilangnya mau fokus masternya.

Semua orang saling melihat, termasuk Rendy.

CAHYO

Padahal gue udah minta maaf, dia masih mau putus.

RENDY

(melihat kamera)
Sebenarnya, gue ikut dia ke rumah mantannya. Malam sebelumnya, dia tiba-tiba datang ke gue bilang, gue like postingan instagramnya, terus dia komentar maafin aku. Paginya, gue dengan bodohnya, ikut masuk ke rumah mantannya dan coba jadi mediator, tanya permasalahn mereka apa, kenapa minta putus. Mantannya bilang dia udah gak bisa lagi. Walaupun gue udah kenal Cahyo lama, gue gak tahu luar dalammya dia.

CAHYO

Mantan gue bilang, dia udah capek kuliah ditambah ada masalah sama gue.

ALEX

Atau mungkin dia yang udah capek sama lo.

Dharma, Tubagus dan Jeremy, tertawa kecil. Rendy melihat kamera, mengangkat alisnya.

TUBAGUS

Lo kalau ada masalah jangan berlebihan hadapinnya, waktu ulang tahun Alex. Lo lagi dekat-dekat sama mantan lo, terus lo was-was gak jelas hanya keluarga Mantan lo masuk rumah sakit. Lo telponin dia terus sampe anak-anak lihatin lo.

RENDY

(melihat kamera)
Cahyo punya gayanya sendiri kalau lagi pikir.

Rendy meletakan tangannya di wajah, mengikuti gaya Cahyo.

ALEX

Lo sadar kan kalau lo suka cerita setengah-setengah, itu masalah lo, memang, tapi kami yang dengar annoying.

CAHYO

Itu karena gue gak mau cerita.

ALEX

Itu hak lo, mau cerita apa gak.

CAHYO

Terus masalah lo apa?

RENDY

Masalahnya lo kalau cerita itu suka beda. Lain orang lain cerita. Gak jelas cerita lo, kadang a, kadang b.

CAHYO

Itu karena gue gak ingat.

TUBAGUS

Terserah lo mau ingat atau gak, itu memang kebiasaan lo.

Cahyo diam, sesaat ia melihat Tubagus, dingin. Kemudian ia berdiri dan menantang Tubagus, ia tidak melawan, tetapi Cahyo memancing. Semua orang melihatnya.

CAHYO

Terus kalau itu kebiasaan gue kenapa? Kalian semua gak suka, kalian pikir kalian lebih baik gue. Gak.

RENDY

Iya... gue tahu, gue gak lebih baik dari lo.

CAHYO

Harusnya kalian sadar, dari dulu kalian juga gak berubah. Tubagus, sejak gue kenal lo, lo sering bicariin orang di belakang kan, semua orang, termasuk anak-anak, tapi kalau gue bicariin lo di belakang, lo marah.

RENDY

(melihat kamera)
Apa yang dia bilang itu benar.

Tubagus hanya diam, melihat arah lain.

CAHYO

Lo juga Lex, kadang-kadang lo gak suka kalau teman-teman lo main sama teman mereka yang baru. Kayak lo iri sama mereka, tapi kadang-kadang lo kayak gak suka sama teman lo sendiri.

Alex hanya diam, tidak menjawab.

RENDY

Kita ngumpul buat senang-senang, kenapa jadi gini?

Semua orang hanya diam. Cahyo berdiri dan berjalan menjauh dari mereka. Rendy melihatnya.

TUBAGUS

Gak jelas, Anjing. Kita kasih tahu juga.

RENDY

Apa dia bilang juga gak salah, yang bisa nilai lo bukan lo sendiri, tapi orang lain.

ALEX

Dia memang gak berubah.

RENDY

Apa kita juga berubah? Hanya karena kita udah lulus, umur bertambah, ketemu banyak orang. Bukan berarti kita berubah kan. Atau kita berubah, jadi lebih buruk dari sebelumnya.

Rendy bangun dan berjalan menyusul Cahyo, meninggalkan mereka.

INT. STALL FOOD COURT - MALL - SIANG

Cahyo duduk di meja, sendirian, ia melihat sekitar, datar.

Rendy berjalan dan duduk di depannya, sesaat juga melihat sekitar, datar.

RENDY

Apa yang mereka bilang juga gak salah kan. Walaupun gue tahu, cara mereka juga gak bagus-bagus banget.

Ada jeda diantara mereka.

RENDY

Dan lo juga harus bisa terima kritikan dari orang lain. Kita ngumpul buat senang-senang, bukan buat kayak gini.

Rendy bangun, sesaat ia melihat Cahyo.

RENDY

Kita sama-sama udah dewasa, kalau masalah kayak gini gak bisa di selesaiin baik-baik, apa bedanya kita waktu kuliah?

Rendy berjalan meninggalkan Cahyo, sendirian. Sesaat ia melihat Rendy yang berjalan menjauhinya.

INT. MALL - SORE

Rendy melakukan tos dengan teman-temannya, mereka satu persatu berjalan ke arah yang berbeda. Terakhir, ia melakukan tos dengan Cahyo, datar.

RENDY

Hati-hati lo.

CAHYO

Makasih, Ren.

Sesaat Rendy melihat Cahyo pergi dan ia tinggal sendirian di antara pengunjung Mall itu. Sesaat ia melihat kiri dan kanan.

Terdengar suara dari saku celananya, Rendy mengambil Handphone dan melihatya, sebuah chat, bertuliskan:

"Kamu dimana?, kita bisa bicara?".

Rendy melihat pesan itu singkat. Sesaat ia melihat kamera.

RENDY

Kadang-kadang apa yang kita harapkan gak sesuai dengan kenyataan.

Rendy melihat ke handphonenya, terdengar bunyi lagi.

RENDY

(melihat ke kamera)
Sial.

Rendy melihat handphone itu, datar.

FADE OUT

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar