Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
45.INT.RS KAMAR 404.SIANG
CAST : Kasuma, Felik
Kasuma menyuapkan Felik bubur tapi Felik tidak mau membuka mulut.
KASUMA
(cemas)
Kamu kenapa Lika?
Felik menggeleng.
KASUMA (CONT'D)
Hei, ditanyain gak dijawab, g mau bubur?
FELIKA
(merengek)
Kariiin, aku mau Karin yang nyuapin.
Felik menangis.
KASUMA
(Kaget)
Ha? Karin? eh, maksud kamu? Karin si, siapa?
FELIK
Siapa lagi, kak Karin yang cantik dan seksi ituu.
Felik menangis lagi.
KASUMA (VO)
(memandang bingung ke arah Felik)
Apa iya, Karin ke sini? Kok aku gak tau, Karin juga tidak cerita.
KASUMA
Kapan Karin ke sini?
FELIK
(mengusap air mata)
Tuh, kemarin ad bunga dari kak Karin.
(menunjuk bunga di atas meja)
Kasuma melirik bunga.
FELIK (CONT'D)
(terisak-isak)
Kak Karin pasti benci sama akuu.
KASUMA
Lho,kenapa? Kalian berdua kenapa sih?
FELIK
Kemarin itu Kak Karin gak tau kalau aku laki-laki.
KASUMA
(heran)
Terus? Dia mikir kamu wanita lemah? Makanya kamu kayak kakak donk, nih.
(Kasuma memperlihatkan otot tangannya)
KASUMA (CONT'D)
Machoo kan?
FELIK
Justru karena aku ngaku laki-laki dia kabur.
Kemarin itu kak Karin nyuapin aku, meluk aku, mencium aku terus setelah itu aku ngaku yang sebenarnya.
(Felik menangis lagi)
KASUMA
(Melongo lalu tertawa)
Hahha,dasar kamu, makanya jangan usil.
KASUMA (VO)
Ternyata benar apa kata dokter Ali, kalau Felik hanya sementara keisengan belaka, Ahh, terima kasih Karin
KASUMA (CONT'D)
(mengacak-acak rambut Felik)
Ya sudah, besok aku bujuk Karin deh.
Felik berhenti menangis.
FELIK
Beneran?
Kasuma mengangguk.
KASUMA
Tapi kamu habisin bubur ini dulu.
Felik membuka mulut dan memakan bubur. Mereka pun tertawa bersama-sama.
46.EXT.LEMBAGA KURSUS.SORE
CAST : Kasuma, resepsionis siswa les (extrass)
Kasuma keluar dari kelas. Berjalan menuju meja resepsionis. Tiga orang murid menyapa Kasuma dan pamit pulang.
RESEPSIONIS
(menatap komputer)
Hmm, gara-gara Goldyn gak datang hari ini, Sensei Kasu terlihat gak bersemangat
Kasuma tersenyum
RESEPSIONIS (CONT'D)
Sensei, ini gaji bulan ini ya.
(menyerahkan amplop pada Kasuma)
Kasuma menandatangani sebuah buku. Kasuma membuka tas menyimpan amplop ke dalam.Kasuma pamit pada resepsionis lalu ke parkiran.
47.EXT.HALAMAN RUMAH IBU KOS.MALAM
CAST : Kasuma, Ibu Kos, Karin
FX: bunyi motor Kasuma
Karin duduk di kursi teras. Cemberut memandang Kasuma. Karin memegang sebuah buku novel.
Kasuma turun dari motor. Membuka helm.
KASUMA
Hai Karin, bengong aja.
(Kasuma duduk di sebelah Karin)
KASUMA (CONT'D)
Aku mau ngomong tentang Felik sama.
KARIN
(memotong ucapan Kasuma, marah)
Enggak Kakak, adik sama aja ya, dasar maniak.
Karin memukul bahu Kasuma dengan novel.
Kasuma kaget, dia malah hampir menubruk Karin. Kasuma kena pukul lagi.
KASUMA
Tenang, Karin, ampun! Ampun
Kasuma mengelak dari pukulan. Karin terus menghajar Kasuma. Ibu Karin datang melerai
IBU KOS
Hei, hei ada apa ini?
Ibu kos menahan tangan Karin.
KARIN
(Marah)
Itu Ma, Kasuma dan adiknya sama-sama tukang mesum. Maniak
Ibu kos mengernyitkan dahi.
IBU KOS
(bingung)
Hush, Karin kamu bicara apa sih
Karin merengut. Menghempaskan badan ke kursi.
KARIN
Coba Mama tanya orang ini
IBU KOS
Kasu, coba kamu jelaskan.
Kasuma kikuk, perlahan duduk di kursi
KASUMA
(lirih)
Maafkan aku dan Felik ya Karin. Felik sebenarnya sakit gagal jantung. Hidupnya hanya bisa tujuh langkah. Seputar di rumah sakit saja. Tubuhnya tidak mampu menahan beban berat. Kehadiranmu ke rumah sakit membawa kecerian pada diri Felik. Kata dokter Ali, felik semakin lemah. Entah berapa lama lagi dia mampu bertahan. Dia adikku satu-satunya. Orang tua kami sudah meninggal tiga tahun yang lalu.
Mata Kasuma berair. Karin diam
IBU KOS
Sabar ya Kasu, semoga kamu kuat ya, nanti ibu akan datang melihat nak Felik. Kami tidak tau kalo Nak Kasu punya beban berat selama ini.
Ibu kos memandang Kasu. Karin berdiri, masuk ke dalam rumah.
Kasu pamit ke ibu kos untuk ke kamar kosnya di lantai 2.
48. INT. KAMAR KARIN.MALAM
CAST : Karin
Karin rebahan di atas kasur.
KARIN (VO)
Hidup Felik hanya 7 langkah? Felik gagal jantung.
Ya Tuhan...apa yang telah aku lakukan pada Kasuma dan Felik.
Karin menutup muka dengan bantal. Malu sendiri memikirkan sikapnya.