Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
14.INT.KANTOR KOTAK MIDAS RECORDS – DAY
Cast : Ogut, Bule, Romi (21), dan Martin (20)
Sejak jam tujuh pagi, Bule sudah berada di ruang kerjanya. Dia sedang mengumpulkan kaset dari album yang laris di pasaran, dan kaset demo yang pernah mampir ke studionya.
Semua itu akan diperlihatkan ke Ogut, dan teman-temannya. Tapi belum sampai selesai Bule menyiapkan kaset-kaset itu, Ogut dan kawan-kawan sudah datang, dan mengetuk pintu ruangannya.
Ogut dengan santai mengetuk pintu, sedangkan Romi dan Martin berdiri menunggu di belakang Ogut.
Bule terus memberesi kaset-kaset, dijajarkan ke meja tanpa menoleh ke arah pintu.
BULE
Masuk.
Ogut dan kawan-kawan masuk ke ruangan Bule dan berdiri sambil menunggu reaksi Bule. Bule terus mencari-cari kaset dan menjejerkannya di meja kerja.
BULE (CONT’D)
Duduk.
Bule menelpon resepsionis, dan memberi pesan kalau pacarnya datang supaya langsung menemuinya di ruangan. Melihat Bule sepertinya sibuk, Rimi dan Martin saling berpandangan. Bule masih kalem nunggu Bule.
OGUT
Bukis, Aganaganan? (Subtitle: Sibuk, Bos?)
Bule seperti tidak mendenga Ogut biara. Bule terus masih mencari-cari kaset. Kaset yang dia kumpulkan dijajarkan dalam dua lajur di meja kerjanya. Deretan kaset demo dijajarkan di pinggir atas meja, di dekat plang nama PIMPINAN PERUSAHAAN, tepat di dekat arah Ogut duduk. Dan deretan di tengah meja kerjanya, yang mendekati tempat duduk Bule adalah kaset-kaset artis lokal yang laris, produksi di luar perusahaan rekaman Midasswara Records.
BULE
Ngomong aja ngomong, gue bisa kok diskusi sambil kerja begini.
Romi dan Martin saling memberi tanda, saling menyenggolkan siku. Ogut tidak memperhatikan mereka sedang bertukar tanda. Romi menunjuk ke salah satu kaset pada Martin, Ogut masih belum sempat memeperhatikan gerakan kedua temannya itu. Sampai Bule mengeluarkan suara berdeham, Ogut baru sadar kedua temannya itu sedang membincangkan sebuah kaset demo.
OGUT
Kenokap bisik-bisik?
ROMI
(Setengah berbisik) Itu Fireflastiveque Band!
Ogut mencari kaset demo mana yang dimaksud Romi. Dia menyorongkan kepalanya sampai mendekati jajaran kaset demo. Kemudian Ogut memberi jempol.
OGUT
Oh.
Martin mengacungkan dua jempolnya. Martin menggeser kursi lipatnya mendekati arah Ogut.
MARTIN
(Bicara dengan suara pelan) Rentok dokap polem, Gut. Drum sama board-nya nyetrum. (Subtitle : Keren dua jempol, Gut. Drum dan keyboardnya bagus banget.). Progresivenya selangit.
OGUT
Yoi. Tokau. Pernah congek. (Subtitle : Iya, tau. Pernah dengar).
ROMI
Bintang itu di kampus, Gut.
Bule sudah selesai menyusun dua baris kaset, lalu duduk di kursinya.
BULE
Terserah gaya lu pada aja mau gimana. Gue paham bahasa yang lu pada pake. Tapi gue ngomong pake bahasa intelek ya, Gut?
OGUT
69, Gan.
CUT TO
15. INT.RADIO MIDASSWARA.RUANG TAMU – DAY
Cast : Resepsionis dan Leilani (20, teman Doi sekampus, penyiar radio Midasswara, teman sekampus Romi juga).
Leilani masuk ke ruang tamu Radio Midasswara dengan tergesa. Setengah berlari Leilani menuju studio radio. Waktu sudah menunjukkan jam delapan lewat empat puluh menit.
LEILANI
(Ke resepsionis) Pagi, Non.
Resepsionis berdiri lalu mengejar Leilani yang sangat tergesa menuju salah studio.
RESEPSIONIS
Hey Lei. Salah tempat, Lu.
LEILANI
Kemarin, Bule suru gue ke studio kok
ke situ.
RESEPSIONIS
Kantor sebelah Ley.
Leilani berhenti tepat di pintu studio.
Leilani tetap membuka pintu studio latihan, dan ternyata kosong tak ada orang satu pun.
LEILANI
(Bingung) Emang harus ke mana?
RESEPSIONIS
Bule minta lu langsung aja ke ruangan Bule.
Leilani menutup pintu studio latihan yang kosong tak ada orang satu pun.
LEILANI
(Kesal) Tuh kan, brubah lagi
LEILANI
Oh. Oke.
RESEPSIONIS
Eh. Tunggu.
LAILANI
Apa lagi sih?
RESEPSIONIS
Kenal temannya Sela enggak, panggilannya Ogut.
LEILANI
Kenal, emang kenapa?
RESEPSIONIS
Mirip Baron Araruna, ya?
LEILANI
Besok aja bahas begituannya. Gue udah telat.
CUT TO BACK
16.INT.KANTOR KOTAK MIDAS RECORDS – DAY
Cast : Ogut, Bule, Romi,Martin dan Leilani
Di ruanga Bule, masih ada Ogut, Romi dan Martin.
FX : bunyi benda jatuh bertubi-tubi.
Ogut, Romi, dan Martin duduk seperti penonton yang sedang melihat Bule beraksi melempar kaset demo ke tong sampah.
Setiap berapa kalimat, Bule melempar satu kaset. Atraksi masih berlangsung ketika ketika Leilani sampai di depan pintu ruangan Bule. Tidak semua kaset masuk tepat ke sasaran. Kaset-kaset demo berantakan di lantai. Sebagian pecah, sebagian lagi terburai isi kasetnya dari sampulnya.
Leilani mengetuk pintu.
BULE
Masuk.
LEILANI
Sorry, sorry telat.
BULE
Ini geblek. Disiplin itu uang. Mana bisa jadi kaya kalo boros waktu begini.
Leilani berdiri di samping Bule sambil senyum-senyum, karena kursi lipat semua sudah terpakai. Ogut beranjak dan memberikan kursi itu pada Leilani.
Tapi Leilani menolak dengan halus, dan memilih tetap berdiri di samping Bule.
LEILANI
Udah enggak apa-apa, di sini aja.
Romi mengangkat tangan dan menyapa Leilani tanpa suara.
Bule memperhatikan Romi dan Leilani.
BULE
Udah saling kenal kan? Oke. Kita lanjut.
LEILANI
(Ke arah Bule) Romi teman sekampus saya, Le.
Bule mengambil lagi satu kaset demo lalu dia lempar ke tong sampah yang mulai penuh sampah kaset demo. Sambil terus memberikan pengarahan, Bule melempar satu per satu dari jajaran kaset demo itu.
BULE
Jadi buat apa kita bikin demo kayak begini, kalo jadinya malah jadi sampah? (beat). Bikin yang disukai pendengar, kuping mereka itu sumber uang. Jangan dijauhi. (beat). Kita bikin deal aja, gue kontrak lu mulai hari ini, teken kontraknya dua hari lagi, nanti sekretaris gue yang lagi cuti hamil, baru tiga hari dari sekarang bakal kasih surat kontraknya.
Romi tampak lemas. Martin sudah menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi sejak tadi. Ogut tetap saja nyengir-nyengir kuda.
Tinggal tersisa satu kaset demo lagi, Bule melemparnya ke tembok sambil berdiri.
BULE (CONT’D)
(Ke arah Romi) Yang tadi lu pada bilang musiknya progresive selangit sambil bisik-bisik itu udah kepentok tembok.
LEILANI
Pamornya band kampus kita itu, Le.
BULE
Gue enggak jualan yang kayak begitu.
Ogut dengan santai jalan ke arah serakan kaset demo yang terserak di lantai. Dia sempat jongkok, dan memperhatikan satu-satu kaset itu tanpa menyentuhnya, lalu kembali duduk.
OGUT
Kalo gara silang, (Subtitle: Kalau tidak salah) Midas pernah terbitin DISKO INDEHOY.
Bule seperti senang dan setengah terkejut mendengar perkataan Ogut.
BULE
Itu kesalahan gue. Nerbitin kompilasi album disko lokal yang kagak ada pembelinya.
OGUT
Padahal sabuk yoi. Bis tingkat lagi musiknya ye-ay. (Subtitle: padahal bagus kok itu. Baru lagi musiknya ya).
Bule seperti mulai bergairah mendapatkan teman diskusi baru.
BULE
Itu dia Gut. Bagus sama laku itu sering kagak nyambung urusan sama uangnya.
OGUT
Kokit bikin yang sabuk sama kacang goreng kalo begokit. (Subtitle: Kita bikin yang bagus dan laku keras kalau begitu).
BULE
Gue ake pengalaman Gut. Bukan teori lagi. Kagak perlu bagus-bagus amat barang lu, Gut. Yang penting laris kayak kacang goreng.
Sambil menunjuk deretan kaset yang masih ada di atas meja, Romi yang sejak tadi tampak gelisah akhirnya mengeluarkan suara juga.
ROMI
Jadi deretan kaset yang enggak dibuang itu contoh album yang bakal kita bikin?
BULE
Pinter lu, Tin. Udah kecium bau uang enggak di sini?
Bule dan Leilani memasukan semua deretan kaset yang tersisa itu ke dalam kardus. Setelah selesai, dia mendorong kardus itu ke arah Ogut duduk.
Sambil tetap duduk, Bule memegang tangan Leilani yang berdiri di sampingnya.
BULE
Ini semua lu pada harus dengerin. Yang kayak begini yang laku. Bikin lagu yang paling merana sekali, bikin lagu yang ngiris-ngiris perasaan sekalian. Bikin pendengar berdarah-darah saat pertama kali denger lagunya. (Beat) Nanti dia yang akan nyanyi.
Bule memandang Leilani dengan senyum genit. Leilani tersenyum manis sekali.
Romi dan Martin bengong.
Bule nyengir, memandangi kedua temannya yang seperti kesambet setan.
BULE (CONT’D)
Ogut RM bubar. Jangan ada debat ya. (Beat) Jangan diinget-inget lagi. Kita bikin nama baru. Nama lebih pas dengan pasar.
Romi dan Martin memandangi Ogut dengan wajah aneh.
OGUT
Nama yang ambrong dokat ya Ganagan... (Subtitle: Nama yang bau uang ya, Bos).
BULE
Paling lambat minggu depan, lu pada teken kontrak. Bisa juga tiga hari ke depan. Kelar teken, langsung dapat uang kontrak, uang makan, enggak perlu latihan di garasi rumah yang akustiknya enggak jelas. Bikin lagu yang melarat-larat. Kekasih selingkuh kek. Tema kekasih tega nampar kek. Pokoknya tema yang bikin sedih, yang tinggal kawin kek, itu duit. Lu ada anggep ini semua rumah lu juga.
OGUT
69.
Romi dan Martin memandangi Ogut dengan mata mendelik.