Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
35 INT. RUMAH KOS CEMPAKA - DAY
Polisi Sofi dan Polisi Kasim masuk ke rumah kos yang masih diberi batas garis polisi. Polisi Kasim lalu menuju ke lantai dua, diikuti Polisi Sofi. Mereka masuk ke kamar nomor 6, kamar AMI.
Kamar AMI terlihat cukup rapi. Polisi Kasim memeriksa kotak obat.
POLISI KASIM
Ia pasti sudah memperhitungkan.. tak mungkin meninggalkan bukti obat di sini.
POLISI SOFI
Kau pikir dia yang memberikan obat tidur?
POLISI KASIM
Mungkin dia bekerja sama dengan yang lain.
Polisi Sofi memeriksa lemari. Ada beberapa pakaian yang ditinggal di sana. Ia lalu pergi ke kamar mandi di kamar itu. Diperhatikan wastafel dan dinding kamar mandi. Semuanya bersih.
POLISI KASIM
Hei.. ada noda darah di sini!
Polisi Sofi keluar dari kamar mandi. Ia menghampiri Polisi Kasim yang memegang kotak obat.
Noda itu ada di permukaan kotak obat.
POLISI KASIM
Semoga ada darah Berlian..
CUT TO:
36 INT. RUMAH DOKTER ADRI - DAY
Polisi Andre mengetuk pintu. Ia bersama dengan polisi junior, Syarif. Dokter Adri membuka pintu.
DOKTER ADRI
Ada apa?
POLISI ANDRE
Kami polisi. Kami ingin mencari anak Anda, Ami.
DOKTER ADRI
Dia tidak ada di sini..
POLISI ANDRE
Temannya bilang, dia pulang ke rumah Anda sejak keluar dari tempat kos.
Anda tahu kasus pembunuhan itu kan?
DOKTER ADRI
Dia sudah tak ada di sini sejak kemarin.
POLISI ANDRE
Dimana dia? Kami membawa surat penangkapan. Anak Anda ditetapkan sebagai tersangka.
Dokter Adri terlihat menghela napas, tapi ia tak begitu kaget. Ia hanya terlihat cemas.
POLISI ANDRE
Anda harus membantu polisi. Dia sekarang tersangka.
DOKTER ADRI
Maaf. Aku benar-benar tak tahu. Dia bilang ingin menenangkan diri. Aku tak tahu dia pergi kemana.
POLISI ANDRE
Pak Adri, kau tahu kan anakmu yang membunuh teman kosnya, Berlian.
Mantan kekasihmu.
Dokter Adri terdiam. Ia kembali tak terlihat terkejut, mukanya masam.
DOKTER ADRI
Dia bilang, dia tak membunuhnya. Bukan dia.
CUT TO:
37 INT. RUMAH KONTRAKAN - NIGHT (FLASH BACK)
Dokter Adri mendapat panggilan telepon dari anaknya. Ia kemudian menutup telepon. Wajahnya cemas.
BERLIAN
Ada apa?
DOKTER ADRI
Telpon dari anakku. Sepertinya aku harus cepat pulang. Istriku berulah lagi. Kumat.
BERLIAN
Huh..
DOKTER ADRI
Kau tidurlah yang nyenyak. Akhir pekan kita bisa bersenang-senang lagi.
BERLIAN
Ya, semoga istrimu segera sembuh.. dan kau punya keberanian menceraikannya.
DOKTER ADRI
Lian.. nanti akhir pekan, aku ingin melihatmu sedikit feminim. Pakai gaun merah dan tas merah yang kubelikan. Okey..
BERLIAN
Okey.. kau selalu mengalihkan pembicaraan. Padahal dulu kau bilang ingin bercerai dengannya..
DOKTER ADRI
Belum sekarang, aku tak ingin terlihat seperti pria tak bermoral yang meninggalkan istrinya saat sakit..
BERLIAN
Tapi itu alasanmu mendekatiku.. kau tak tahan dengan istri dan anakmu
Ponsel Pak Adri kembali berdering.
DOKTER ADRI
Aku menyukaimu karena dirimu, bukan karena anak dan istriku.. Sebaiknya aku segera pergi. Dia menelpon lagi..
Dokter Adri bangkit dari sofa. Ia tak menjawab panggilan ponselnya, menolaknya. Ia lalu beranjak pergi.
DOKTER ADRI
Aku pergi dulu.
Pak Adri berpamitan tanpa menoleh lagi ke Lian.
38 KANTOR POLISI - NIGHT
Di ruangan rapat, berkumpul beberapa polisi. Termasuk Polisi Andre, Sofi, dan Kasim. Ada juga kepala polisi di kantor tersebut.
POLISI ANDRE
Tersangkanya sudah pergi ke luar negeri. Namanya Ami Verina, mahasiswi kedokteran tahun ketiga. Kami sudah menghubungi imigrasi, dia pergi kemarin ke Singapura.
KEPALA POLISI HADI
Apa buktinya sudah kuat? Hanya darah di kamarnya saja?
POLISI SOFI
Dia punya dendam dengan korban. Korban adalah selingkuhan ayahnya. Ibunya meninggal karena depresi. Bunuh diri.
KEPALA POLISI HADI
Kita perlu lebih banyak bukti. Bagaimana dengan obat tidurnya?
POLISI KASIM
Kami menemukan bungkus obat tidur di tempat sampah depan. Itu ternyata milik Lian sendiri, ada sidik jarinya. Sepertinya ia memakai obat tidur tapi tidak sering, hanya sesekali. Jadi tak ada hubungannya dengan pembunuhan.
KEPALA POLISI HADI
Cari bukti yang lebih kuat. Ini merepotkan jika harus melibatkan interpol. Jangan sampai kita salah.
POLISI KASIM
Kami menemukan pisau bedah di kamarnya. Tapi sudah dibersihkan, tak ada darah. Itu kemungkinan jadi alat untuk pembunuhan. Sesuai dengan hasil forensik, tusukan dari benda tajam. Tusukannya tidak terlalu dalam, cocok dengan karakteristik pisau bedah.
KEPALA POLISI HADI
Lalu dia juga tersangka untuk pembunuhan Permata?
POLISI KASIM
Ya, ada luka di leher Permata. Luka itu juga dari benda tajam yang serupa dengan luka di tubuh Berlian. Alatnya kemungkinan sama.
KEPALA POLISI HADI
Apa motifnya?
POLISI KASIM
Dia juga tak suka dengan Permata, gadis itu juga berhubungan dengan suami orang, Pak Samin. Walau Pak Samin mengaku hanya berhubungan intim dengan Berlian.
KEPALA POLISI HADI
Kalian percaya anak kos yang lain tidak tahu? tidak terlibat? Itu rumah kos yang tidak terlalu besar. Seharusnya ada keributan sedikit sebelum pembunuhan, kecuali Ami memang seorang ahli. Ahli membunuh.
POLISI ANDRE
Iya Pak, kami juga masih memeriksa keterlibatan yang lain.
CUT TO: