Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
7 INT. RUANG INTEROGASI KANTOR POLISI - DAY
Nur tampak tegang duduk di hadapan POLISI ANDRE. Tangannya meremas tisu yang mulai basah karena keringat. Di meja ada dua gelas plastik, berisi air putih dingin.
POLISI ANDRE
Nur Rosidah sebagai saksi untuk pembunuhan Permata Intan Savitri. Aku, polisi Andre Setiawan memulai wawancara pukul 08.00.
Polisi Andre memencet tombol alat perekam. Selain alat perekam suara, di ruangan itu ada juga CCTV.
POLISI ANDRE
Kau yang pertama kali menemukan mayatnya? Bagaimana keadaannya saat itu?
NUR
Ada darah di lantai. Aku sangat terkejut. Kepalanya berdarah, wajahnya pucat. Ada luka sayatan di lehernya.
POLISI ANDRE
Di malam sebelumnya, kau ada di rumah kos itu kan. Ceritakan apa yang kau lakukan malam itu.
NUR
Aku.. aku memasak makan malam bersama Vivi dan Ami. Kami makan bersama di ruang tamu. Lalu Permata pulang, sekitar setengah 9.
DISSOLVE TO:
8 INT. RUMAH KOS CEMPAKA - NIGHT (FLASH BACK)
Note: malam pembunuhan.
--RUANG TAMU
Permata masuk ke dalam rumah, masih memakai baju kerjanya. Ia mengenakan seragam SPG, dalaman putih, blazer merah, dan rok pendek merah. Ia terlihat kelelahan seusai bekerja.
PERMATA
Assalamualaikum..
NUR
Waalaikumsalam.
Vivi dan Ami melanjutkan makannya.
NUR
Kau belum makan malam? Ada sisa di dapur.
PERMATA
Iya, nanti aku ambil sendiri. Makasih, Nur.
Permata lalu masuk ke dalam kamarnya.
VIVI
Dia dapat uang banyak dari kerja itu? Kulihat ponselnya keluaran terbaru.
NUR
Entah, kau kan bisa minta ayahmu juga.
VIVI
Papaku mana mau belikan ponsel lagi. Aku baru beli beberapa bulan lalu.
AMI
Aku ingin belajar. Aku masuk dulu.
Ami membawa piringnya ke dapur. Ia menggeletakkan begitu saja. Mencuci tangannya lalu naik lantai dua.
Vivi dan Nur juga membawa piring kotor mereka ke dapur.
VIVI
Si Ami kebiasaan. Piring gak langsung dicuci.
NUR
Biarin aja, jangan dicucikan.
VIVI
Aku gak suka ada piring kotor!
Setelah selesai mencuci piringnya Vivi membuka lemari es. Ia mengeluarkan sebotol sirup kurma.
VIVI
Kau mau sirup kurma? Ini sehat.
NUR
Mau..mau..
VIVI
Sudah lama aku bawa, tapi gak pernah kuminum. Apa kubuatkan juga untuk yang lain?
NUR
Ya, buatkan saja. Nanti aku yang berikan ke mereka.
CLOSE UP: Gelas berisi sirup kurma yang diaduk Vivi.
CUT TO:
9 INT. KAMAR NOMER 3 - NIGHT
PERMATA berganti pakaian, menjadi baju tidur. Ia menyisir rambutnya dan bercermin. Ia memeriksa kantung matanya, sedikit gelap.
Ia membuka aplikasi musik dan memutar lagu favoritnya, Ariana Grande - My Everything. Ia juga ikut bersenandung kecil sembari merapikan poni rambutnya.
Terdengar suara pintu diketuk.
NUR
Tata? Kamu mau sirup kurma?
Permata membuka pintu dan membiarkan NUR masuk. Ia menerima gelas minuman.
PERMATA
Sirup kurma? Ini punya VIVI kan?
NUR
Ya, dari VIVI.
Nur duduk di tempat tidur. PERMATA duduk di kursi belajar, lalu meminum seteguk.
NUR
Kau tak lapar? Jangan telat makan lagi. Nanti kau sakit maag.
PERMATA
Iya, nanti aku makan. Aku masih lelah. Kakiku sakit pakai high heels yang baru.
Permata memegangi pergelangan kakinya.
NUR
Bagaimana hari ini? Tak ada yang menggodamu?
PERMATA
Haha.. ada beberapa. Ada cerita lucu. Kau mau dengar?
DISSOLVE TO:
10 INT. RUANG INTROGASI KANTOR POLISI - DAY
CLOSE UP: Wajah Nur yang berkeringat.
Nur mengusap keringat di wajahnya dengan tisu.
POLISI ANDRE
Kau dekat dengan Permata?
NUR
Lumayan dekat, kami satu fakultas. Kadang berangkat ke kampus bersama.
POLISI ANDRE
Dia tak punya masalah dengan gadis lainnya?
NUR
Anak kos? Sepertinya tidak. Tapi, mereka tak begitu dekat dengan PERMATA karena dia juga sibuk bekerja.
POLISI ANDRE
Kau yang memberikan minuman pada PERMATA kan? Kau sendiri meminumnya?
NUR
Ya, aku meminum segelas. Gelas yang lain.
POLISI ANDRE
Vivi yang membuat minuman itu kan? Tak ada orang lain selain kalian?
NUR
Ah.. SARA waktu itu turun. Dia mengambil gelas sendiri.
POLISI ANDRE
Kau tak merasakan hal aneh setelahnya?
NUR
Hal aneh? seingatku aku ke kamar dan langsung tidur.
POLISI ANDRE
Kau langsung tertidur.. ehmm tak mendengar apapun malam itu. Sama sekali tak bangun malam? Kau bangun jam berapa paginya?
NUR
Aku bangun jam 5 untuk salat subuh. Tapi aku di kamar, tak keluar. Ada kamar mandi di dalam.
POLISI ANDRE
Lalu kau baru menemukan mayatnya jam setengah 7. Saat itu temannya datang. siapa yang datang?
NUR
Heri, sepertinya itu pacar barunya. Waktu mayatnya ditemukan dia melihat juga sebentar, tapi pergi sebelum polisi datang.
DISSOLVE TO:
11 INT. RUMAH KOS CEMPAKA - MORNING (FLASH BACK)
Note: saat ditemukan mayat.
Nur membukakan pintu kos. Ada Heri yang datang.
HERI
Tata ada?
NUR
Ya, tunggu sebentar.
Nur pergi ke kamar PERMATA dan mengetuk pintu. Ia lalu menemukan mayat Permata dan berteriak. HERI masuk dan kaget. Terdengar suara teriakan lain di lantai atas. Vivi baru keluar dari kamarnya.
Ami dan Sara turun dari lantai dua.
SARA
LIAN.. LIAN berdarah!
NUR segera bergegas ke tempat PAK SAMIN. Tak lama kemudian PAK SAMIN datang. Setelah mengetahui dua orang tewas, ia lalu menelpon polisi.
PAK SAMIN
Halo kantor polisi? ada yang tewas. Dua orang tewas..
Pak Samin terlihat gagap saat menelpon polisi. HERI gelisah, ia memilih pergi dengan motornya.
CUT TO:
12 INT. RUANG INTEROGASI KANTOR POLISI - DAY
Nur masih memegang tisu di tangannya. Gelas air minum di depannya sama sekali tak ia sentuh.
POLISI ANDRE
Kau tahu hubungan PERMATA dengan PAK SAMIN?
NUR
Hubungan mereka? Mereka berhubungan baik.
POLISI ANDRE
Ya, maksudku hubungan yang lain. Kau tak tahu?
NUR
Mereka dekat, Pak Samin kadang menggodanya. Tapi aku tak tahu hubungan mereka sejauh apa.
POLISI ANDRE
Ok, soal pembunuhan temanmu yang satunya.. aku menanyakan besok. Terima kasih untuk hari ini.
Polisi Andre berdiri lebih dulu, kemudian diikuti oleh NUR. Mereka keluar dari ruangan.
--RUANG KERJA POLISI
Ada seorang polisi wanita(SOFI) yang mengetik di laptopnya. POLISI ANDRE duduk di meja sampingnya. Ia memijat-mijat kepalanya sendiri. Matanya tertuju pada berkas di depannya.
POLISI SOFI
Bagaimana perkembangannya? Belum ada tersangka?
POLISI ANDRE
Belum.. belum ada bukti. Alat yang digunakan pelaku juga tak ditemukan.
POLISI SOFI
Sebentar lagi laporanku selesai. Aku bisa membantumu.
POLISI ANDRE
Ya, nanti temani aku tempat kejadian perkara. Aku butuh bukti lain.
Seharusnya Pak Kasim juga membantuku, tapi dia malah sakit dari kemarin.
POLISI SOFI
Tak ada wawancara saksi lagi?
POLISI ANDRE
Ada, banyak. Kau mau? Nanti sore ada wawancara saksi lagi.
POLISI SOFI
Sebentar, aku perlu pelajari lagi kasusnya.
Polisi Sofi kemudian membaca berkas kasus pembunuhan dua gadis di rumah kos tersebut.
POLISI SOFI
Siapa yang nanti kuwawancara?
POLISI ANDRE
Sara, dia teman satu kos. Kamarnya di lantai dua. Kita jadikan saksi dulu untuk pembunuhan Berlian, kamarnya juga di lantai dua.
POLISI SOFI
Kau pikir dua pembunuhan ini dilakukan satu orang?
POLISI ANDRE
Waktunya sama, berdekatan. Walau caranya agak berbeda. Kemungkinan sama.
Polisi Sofi mengangguk.
POLISI ANDRE
Kau pegang kasus BERLIAN, aku PERMATA. Nanti bisa kita tarik garis merah persamaannya.
POLISI SOFI
Ok.
CUT TO: