Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
36. INT. RUMAH IBU ADRIAN - RUANG TENGAH - NIGHT
Adrian memandangi foto Bapak kandungnya yang dipajang diruang tengah. Ia mengusap-usapnya foto waktu ia dan Bapaknya bersepeda ke Alun-alun Jogja, kampung halaman Bapak.
ROSDIAH
Kamu kalau kesini selalu lihat-lihat foto Bapak terus, kangen ya.
ADRIAN
Enggak juga, cuma kalau lihat foto ini kayak Bapak masih ada disini sama kita.
ROSDIAH
Tapi itu kan cuma foto, udah kapan tahu juga fotonya.
ADRIAN
Andai aja Ibu...
ROSDIAH
Enggak usah berandai-andai. Enggak baik. Oh ya Abdul sama Ana pulang naik apa tadi?
ADRIAN
Naik go-lek Eyang.
ROSDIAH
Oh.
Rosdiah berjalan pelan ke kamar mandi. Adrian masih berdiri menatap foto Bapaknya. Tak lama ia pergi kedepan rumah.
37. EXT. RUMAH IBU ADRIAN - TERAS - MOMENT LATER
Adrian membuka pagar rumah dengan membawa sekantong plastik berisi mie goreng dan mie rebus instant. Karina sedang berdiri dan bersandar pada salah satu tiang di teras rumah.
ADRIAN
Sejak kapan Ibu mulai ngerokok?
KARINA
Udah cukup lama, kamu aja yang baru lihat.
ADRIAN
Pasti Eyang enggak tahu.
KARINA
Emang Ibu bodoh sampai bisa ketahuan kalau lagi ngerokok, tapi biarpun ketahuan pasti cuma Eyang diam aja, karena Eyang enggak pernah mencampuri urusan Ibu.
ADRIAN
Memangnya Bapak juga ngerokok juga?
KARINA
Akhirnya sebut nama itu juga. Lagian peduli apa kamu sama suami Ibu. Asal tahu aja dia terus ngelarang Ibu merokok tapi dia bukan suami yang suka memaksakan kehendaknya.
ADRIAN
Kadang aku rindu Ibu yang suka cerita tentang Bapak, Bapak aku. Tapi kayaknya udah lama sekali Ibu enggak pernah bercerita lagi. Apa sebegitu pentingnya dengan suami Ibu yang sekarang atau yang sebelumnya.
KARINA
Bapak kamu sudah lama pergi, tapi bukan berarti Ibu enggak mencintainya lagi. Enggak ada yang bisa menggantikan peran Bapak kamu tetapi Ibu berhak bahagia. Sejak Bapak meninggal dia enggak perlu apa-apa dari kita selain doa.
Karina masuk kedalam sedang Adrian masih di teras dan duduk di bangku teras sejenak dan memikirkan sesuatu.
38. INT. RUMAH IBU ADRIAN - RUANG TENGAH - MOMENT LATER
Bagus keluar dari kamar. Kemudian Eyang keluar dari dapur dengan membawa secangkir teh.
BAGUS
Ibu kenapa enggak bilang kalau pengen teh hangat.
ROSDIAH
Enggak apa-apa, ibu bisa buat sendiri kok. Nak Bagus ayo duduk sini sama Ibu.
Bagus menghampiri Rosdiah dan duduk disampingnya.
BAGUS
Iya bu.
ROSDIAH
Ibu senang nak Bagus udah jadi anak yang baik bagi Ibu, jadi suami buat Karina, soalnya tahu sendiri Karina itu susah diatur,
(tertawa)
Udah gitu kalau punya pendirian enggak bisa dibantah. Padahal Karina cuma menantu Ibu tetapi dia sudah merawat Ibu seperti Ibu kandungnya sendiri. Ibu cuma pengen nak Bagus bisa terus jaga Karina kalau Ibu sudah enggak ada.
BAGUS
Ibu jangan ngomong yang enggak-enggak. Aku yakin Ibu bisa hidup sampai umur seratus tahun lagi.
ROSDIAH
Tua amat, enggak ah nanti Ibu udah keriput banget dan jelek banget lagi,
(mereka berdua tertawa)
Segini aja udah cukup Alhamdulillah, lagian umur kan enggak ada yang tahu, intinya Ibu cuma mau sampaikan kalau kamu adalah suami terbaik bagi Karina. Kalau masalah Adrian, Ibu yakin dia akan ngerti suatu hari nanti. Biasa kalau anak zaman sekarang belum bisa berpikiran terbuka.
Dari balik pintu ruang tamu, Adrian mendengar pembicaraan Eyang dan Bagus walaupun samar-samar tetapi Adrian menangkap maksud semua perkataan Eyang.
Adrian hanya merenungkan kembali kata-kata Eyangnya.
39. INT. RUMAH IBU ADRIAN - KAMAR EYANG - MOMENT LATER
Adrian masuk kedalam kamar Eyang. Ia melihat Eyang tertidur. Lewat beberapa detik ia ingin keluar lagi sampai Eyang membuka matanya.
ROSDIAH
Kamu mau ngomong apa Adrian
ADRIAN
Aku pikir Eyang udah tidur
ROSDIAH
Hampir tapi belum, terus dengar ada yang masuk tiba-tiba kedalam kamar Eyang, emang ada yang mau kamu omongin?
ADRIAN
Enggak kok, cuma kangen aja pengen lihat wajah Eyang
ROSDIAH
Kayak orang baru pacaran sehari ditinggal udah kangen. Kalau kangen kenapa enggak pulang kesini aja dan tinggal di rumah ini, kamu belum nikah kan. Nanti kalau sudah menikah dan berkeluarga baru boleh pindah. Memang sudah ada rencana nikah sama pacar kamu, siapa itu namanya?
ADRIAN
Ah Eyang mah, ngeledek.
ROSDIAH
Beneran Eyang lupa. Mungkin kalau sering ketemu kayak sama Abdul pasti inget.
ADRIAN
Sudah malam Eyang, tidur ya.
Adrian menarik selimut sampai keatas dada Rosdiah. Kemudian Rosdiah memegang tangan Adrian.
ROSDIAH
Sebelum Eyang berpulang cuma satu keinginan Eyang.
ADRIAN
Eyang jangan ngomong gitu, kan kata Eyang omongan itu doa.
ROSDIAH
Denger ya Adrian, kamu jaga Ibu kamu baik-baik, biarpun saat ini ada nak Bagus yang menjaganya tapi sebenarnya dia sangat rindu sama kamu, pengen kamu ada disampingnya tiap hari. Ibu kamu memang enggak pernah cerita sama Eyang tapi kelihatan sekali, Ibu mana yang enggak ingin lihat anaknya selalu baik-baik saja berada disampingnya. Kamu pulang kesini lagi ya, tinggal disini lagi.
Adrian mengangguk pelan dan Rosdiah tersenyum bahagia.
ADRIAN
Iya Eyang.
Eyang tak lama terlelap dan Adrian keluar dari kamar Eyang.