Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
6. EXT. RUMAH IBU ADRIAN - TERAS RUMAH - THE NEXT DAY 6
Adrian dan Abdul sampai kerumah Ibu Adrian. Mereka turun dari motor kemudian masuk kedalam rumah.
ABDUL
Akhirnya bisa sarapan selain menu nasi uduk atau bubur ayam.
(mengusap-usap tangannya)
Adrian dan Abdul melepas sepatunya dan mulai melangkah kedalam rumah, dipintu depan mereka bertemu dengan Bagus yang bersiap pergi ke rumah.
BAGUS
Adrian, pagi sekali kamu datang, kamu sehat?
(memegang bahu Adrian)
Adrian diam saja dan berwajah datar, tapi tak berusaha juga melepaskan tangan Bagus.
ADBUL
Sehat Om. Om sendiri sama Tante dan Eyang sehat juga kan?
BAGUS
Iya, Alhamdulillah. Kalau cari Eyang Uti lagi ada di dapur, kalau Ibu tadi sih masih mandi, tapi sebentar lagi kayaknya udah selesai. Om mau keluar dulu ada urusan.
ABDUL
Iya Om hati-hati.
Bagus menepuk kembali bahu Adrian serta Abdul, dan Abdul membalasnya dengan senyuman.
7. INT. RUMAH IBU ADRIAN - RUANG TENGAH - MOMENT LATER 7
Adrian dan Abdul sudah berada diruang tengah tepatnya dimeja makan. Adrian menaruh tas ranselnya disalah satu kursi makan.
ABDUL
Lu kalau orang tua lagi nanya itu harus dijawab, enggak sopan tahu kalau didiemin aja.
ADRIAN
Dia bukan orang tua gue kok, namanya aja gue enggak tahu.
ABDUL
Ya enggak harus orang tua, pokoknya orang yang lebih tua dari kita.
(gaya penceramah)
ADRIAN
Lu kalau nasehatin orang bisa ya, tapi buat diri sendiri-
Rosdiah datang dari arah dapur dengan membawa beberapa lontong yang ditempatkan dinampan. Rosdiah menyambut Adrian dan Abdul dengan bahagia.
ROSDIAH (EYANG UTI)
Bener itu kata Abdul, sama orang yang lebih tua itu harus sopan dan hormat.
Adrian memeluk dan mencium Rosdiah, kemudian Abdul bersalaman dan mencium tangan Rosdiah.
ADRIAN
Apa kabar Eyang, sehat kan?
ROSDIAH
Alhamdulillah sehat, cuma berdua aja, siapa itu pacar kamu...namanya...
(berusaha mengingat nama pacar Adrian)
Aduh Eyang lupa, enggak kamu ajak juga?
(menepuk tangan Adrian)
ABDUL
Motornya enggak cukup gonceng berdua Eyang, nanti kalau pacar Adrian ikut nanti kita dikira cabe-cabean lagi.
ADRIAN
Cabe-cabean kan buat cewek-cewek, kita berdua kan cowok.
ABDUL
Ya kalau gitu ganti jadi sambal terong aja, kan sambel ada cabe-cabeannya juga tuh, jadi dimix gitu.
ROSDIAH
Ih pas banget, Eyang juga mau buat sambel terong untuk pelengkap makan siang nanti, soalnya Eyang masak ikan gurame goreng kan cocok sama sambal terong. Kalian mau main seharian kan disini.
ABDUL
Siap Eyang, asal ada makanan buatan Eyang, sampai besok juga enggak masalah kok.
ROSDIAH
Kalian jadi mau sekalian nginep juga?
(kaget sekaligus senang)
Karina keluar dari kamarnya sembari mengeringkan rambut yang basah dengan handuk.
KARINA
Mana mau Adri nginep, kesini aja kalau enggak ditelepon dulu enggak bakalan datang.
Karina berjalan ke dapur dan tak lama kembali sambil membawa minuman soda dingin.
ROSDIAH
Kamu ih pagi-pagi udah minum minuman bersoda, yang dingin lagi, kasihan lambungnya nanti.
KARINA
Udah biasa bu, lagian lagi kepengen aja. Ngomong-ngomong gimana bengkel kamu Dul, lancar kan?
ABDUL
Aman Tante.
ADRIAN
Aman dari mana, kalau aman-aman aja kenapa masih sering tidur dikosan gue.
ABDUL
Yang penting karyawan gue enggak di PHK, itu berarti masih aman usaha gue.
ADRIAN
Iya karyawan lu kan cuma dua, kalau di PHK satu, kasihan satunya enggak ada temannya.
KARINA
Enggak usah didenger omongan Adri, tahu apa dia soal bisnis, pemikiran orang kantoran yang cuma ngandelin gaji bulanan enggak akan ngerti soal yang begituan.
ADRIAN
Bukannya selama ini Ibu juga cuma ngandelin uang kontrakan peninggalan Bapak, termasuk suami Ibu yang sekarang mungkin.
KARINA
Kamu tahu apa soal suami Ibu, kesini aja jarang, Ibu juga yakin namanya saja kamu enggak tahu.
ROSDIAH
Udah ah, pagi-pagi udah debat aja, ini kapan sarapannya, nanti keburu makan siang jadi enggak kemakan lontong sayurnya. Hayo Dul katanya mau ngabisin lontong sayur buatan Eyang.
ABDUL
Kalau itu enggak usah ditanya Eyang, emang kesini niatnya begitu.
(malu-malu tapi mau)
ROSDIAH
Ya udah kalau gitu ayo cepat segera makan.
Abdul langsung menarik kursi makan dan duduk lalu mengambil piring kosong. Eyang uti juga langsung duduk.
Karina dan Adrian saling membuang muka. Eyang Uti sendiri dengan sigap mengambil pisau dan memotong lontong untuk diberikan ke piring Adrian dan Abdul.
ROSDIAH
Nih lontongnya, itu sayurnya sama rendang ambil sendiri. Kerupuknya juga itu Dul di toples jangan lupa ya.
ABDUL
Siap Eyang.
8. INT. RUMAH IBU ADRIAN - RUANG TAMU - AFTERNOON 8
Adrian melihat-lihat foto yang dipajang dibufet ruang tamu. Ia melihat satu persatu sambil mengusap beberapa foto tersebut, khususnya foto Ia dan Almarhum Ayahnya sedang dalam satu frame.
Rosdiah datang dan berdiri disamping Adrian sambil terseyum.
ROSDIAH
Kamu kangen sama Bapak ya, udah lewat sepuluh tahun tapi kayak masih kemaren Bapak disini.
ADRIAN
Iya masakan Bapak aja aku masih inget kok rasanya, kan nurun dari Eyang, masakannya enggak ada duanya deh.
ROSDIAH
Tapi kalau bikin kue enggak ada yang bisa ngalahin buatan Ibu kamu. Eyang aja udah belajar enggak bisa-bisa, apalagi kue model zaman sekarang tuh yang warna-warni gitu terus ada krim sama buah-buahnya, enggak pernah berhasil Eyang. Bisanya mah cuma buat kue lapis, kue talam, nagasari, itu baru bisa Eyang. Waktu Nita sepupu kamu ulang tahun dua bulan yang lalu aja kuenya Ibu kamu yang buat.
(mengingat sesuatu)
Tapi waktu itu kamu diajak, enggak mau, karena mau jalan kan sama siapa nama pacar kamu itu, Eyang lupa.
ADRIAN
Selama suami Ibu ikut, mungkin aku enggak akan pergi.
ROSDIAH
Enggak boleh gitu ah, kamu kan udah gede, katanya mau ada rencana nikah masa masih kayak anak kecil gitu.
ADRIAN
Ngomong-ngomong kenapa cuma ada foto aku, Bapak, dan Ibu, foto suami Ibu yang sekarang enggak ikut dipajang?
ROSDIAH
Bagus namanya Dri. Kalau foto-foto nak Bagus kayaknya dipajang dikamar Ibu kamu, tapi Eyang juga simpan kok foto pernikahannya dikamar. Nak Bagus itu baik, rajin lagi, kadang suka pijatin Eyang soalnya Ibu kamu enggak bisa pijat. Dia juga sering nanya soal kamu.
ADRIAN
Tapi nanti ujung-ujungnya selingkuh.
ROSDIAH
(Menyenggol Adrian)
Enggak boleh ngomong gitu, omongan itu doa tahu,
(teringat sesuatu)
Oh iya Eyang ke dapur dulu mau siapin makanan buat kamu bawa sama buat Abdul juga.
Rosdiah pergi ke dapur. Adrian masih berdiri didepan bufet masih memandangi foto-foto Bapaknya.
9. EXT. KOSAN ADRIAN - TERAS - EVENING 9
Abdul membuka beberapa kotak Tapewear yang baru saja diambil dari tas Adrian dan membaginya dengan Ana yang sudah membawa dua kotak Tapewear kosong.
ABDUL
Banyak amat pake bawa dua Tapewear segala.
ANA
Kita anak kosan, lagian pasti lu dibawain bukan cuma satu lauk aja kan, belum kuenya, apa gue perlu ambil satu kotak lagi.
ABDUL
Jangan nanti jatah buat gue jadi sedikit lagi.
Ana cemberut. Abdul langsung memindahkan lauk ke kotak Tapewear Ana.
ANA
Tapi Eyangnya Adri emang enak masakannya tahu, udah gitu Ibunya jago bikin kue.
ABDUL
Iya kalau gue punya Ibu sama Eyang kayak gitu tiap hari aja gue pulang.
ANA
Ngapain pulang, ya mending tinggal disana aja sekalian.
ABDUL
Iya bener juga sih. Tapi nanti gue tidur dimana kalau si Adri enggak ngekos, dikosan lu boleh?
ANA
Boleh aja sih, boleh digebukin sama warga sini.
ABDUL
Itu kalau ketahuan kan.
Ana berwajah jijik kearah Abdul dan Abdul hanya bisa tertawa licik.
Adrian yang dari tadi hanya duduk dibangku teras memperhatikan Abdul dan Ana bagi-bagi makanan langsung segera mengambil tas disampingnya dan menyalakan motor setelah membaca pesan dari seseorang dihandphonenya.
Abdul bingung melihat tingkah Adrian.
ABDUL
Mau kemana lu Dri buru-buru?
(teriak)
Abdul bingung lalu melirik kearah Ana meminta jawaban. Ana hanya menggeleng dan mengangkat kedua tangannya tanda tidak tahu.
CUT TO
10. INT. RUMAH SAKIT - MEJA RESEPSIONIS - MOMENT LATER 10
Adrian terburu-buru berlari kemeja resepsionis sambil membawa helm yang lupa ia taruh di jok motor.
ADRIAN
(Terengah-engah)
Ruang melati nomor 105 dimana ya Suster?
SUSTER
(Menunjuk kearah sebelah kiri)
Mas lurus aja sebelah sini, setelah dua blok itu ruang Melati, tinggal cari ruang 105 yang berada disebelah kanan.
ADRIAN
Makasih Suster.
SUSTER
Tapi mas, jam besuk tinggal lima belas menit lagi.
Adrian seakan tidak peduli dan segera berlari menuju arah yang ditunjuk oleh Suster yang sekarang hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.
11. INT. RUMAH SAKIT - KAMAR PASIEN 105 - MOMENT LATER 11
Adrian tiba didepan ruang yang bertuliskan 105. Ia berjalan pelan dengan sedikit ragu, perlahan ia menghampiri Angela yang berbaring ditempat tidur pasien. Disamping Angela ada ibu serta adiknya sedang menjaga Angela.
Ibu Angela sadar ketika Adrian sudah berada disamping tempat tidur.
ADRIAN
Malam Tante.
IBU ANGELA
Adrian, emang masih jam besuk ya? Kenapa enggak besok aja?
ADRIAN
Enggak apa-apa Tante, gimana keadaan Angel Tante?
IBU ANGELA
Biasa dia kalau keseringan telat makan terus makannya sembarangan, maagnya pasti kambuh, kayaknya udah akut makanya tadi sempat masuk UGD, habis itu sekalian aja minta dirawat biar cepat sembuh. Soalnya akhir-akhir ini Angel juga kayak sering lemas terus enggak nafsu makan.
Adrian melihat Angela terbaring dalam keadaan lemah, kemudian dia memegang lengan Angela.
Ibu Angela dan adiknya berdiri dan keluar kamar tanpa berkata-kata. Adrian mengambil bangku kosong dan duduk disamping Angela sambil mencium telapak tangannya.
Tak lama Adrian melirik jam tanganya. Lalu mengusap rambut Angela.
ADRIAN
(Berkata lirih)
Cepat sembuh ya sayang.