Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
SCENE 57
INT. KAMAR BARA – PAGI
Alya tersenyum senang memandangi dirinya di cermin karena baju dan pakaian dalam yang masih baru yang telah disediakan di meja untuknya.
ALYA(VO)
Bu Dewi baik banget! Dia pengertian banget! Bagus lagi pilihannya hihi…
CUT BACK TO
SCENE 58
INT. LORONG RUMAH – SESAAT SETELAH ITU
Terdengar suara orang bercakap - cakap. Alya berhenti di lorong diam mendengarkan.
ALYA(VO)
Eh... Ada siapa ya?
WANITA(OS)
Mana Martha? Apa kalian sudah ketemuan?
BARA(OS)
Sudah
WANITA(OS)
Kapan?
BARA(OS)
Kemarin, waktu itu dia datang.
WANITA(OS)
Ohh... Okey. Lalu mana orang kantor asistenmu?
BARA(OS)
Alya? Oh dia belum datang.
Alya ternganga kaget dan bingung, mendengar Bara berbohong. Dia terlihat kesal.
ALYA(VO)
Kok mas Bara bohong sih? Apa maksudnya?!
Alya tetap berusaha tenang dan menyimak percakapan mereka.
WANITA(OS)
Alya? Perempuan?
BARA(OS)
Loh? Jadi? Emang kakak kirim siapa? Laki - laki?
WANITA(OS)
Alya? Siapa dia? Perasaan di data karyawan nggak ada nama itu?
BARA(OS)
Dia bilang sih masih magang.
WANITA(OS)
APA?! YANG BENAR SAJA? NGIRIM ANAK MAGANG KESINI! GUE UDAH SIAPIN ORANG BUAT ELU! Ah maksudnya buat Martha! Sebentar gue harus telpon si ee... Evan.
ALYA(VO)
Loh?! Itu Ibu bos? Bu Mitha? Masa nggak kenal aku? Setidaknya aku pernah ketemu 2x dan sempat ngobrol – ngobrol kok? Masa Ibu lupa?
Alya berdiri terpaku mendekap mulutnya karena bingung, kaget dan syok.
Lalu ia mencoba mengintip untuk melihat apa yang terjadi.
JUMP CUT TO
SCENE 59
INT. RUANG MAKAN – DI SAAT YANG BERSAMAAN
Bara duduk berhadapan dengan seorang wanita cantik.
Bara menyuap makan dengan tangan kirinya dengan sikap acuh.
Wanita duduk dengan bersedekap, seolah menahan marah. Ia meraih ponselnya di meja.
BARA
Nggak perlu! Martha sangat menyukai Alya.
WANITA
APA?! JADI DIA JUGA SUDAH KETEMU MARTHA?!
BARA
Iya. Jadi kakak nggak perlu kirim orang lagi. Lagian udah ada gue sebagai penyambung lidah antara Alya sama Martha. Lagian Martha belum tentu mau ketemu sama orang suruhan kakak.
WANITA
Kapan?! Kapan mereka bertemu?! KENAPA KAMU NGGAK MEMPERTEMUKAN AKU DENGAN MARTHA?!
BARA
Ya, Kemarin itu... Bertiga kami bertemu. Martha suka sama Alya, ya sudah. Kakak kan terlalu sibuk!
Mendengar ucapan Bara, wanita itu mengernyitkan dahi menahan kesal.
Suasana hening. Hanya ada suara orang makan dan benturan sendok/ garpu dengan piring.
Bara makan dengan acuh.
Sementara wanita itu menatapnya penuh arti dan seolah memikirkan sesuatu.
WANITA
Gue rasa, gue tetep harus kirim orang suruhan gue buat gantiin anak magang itu. Orang gue lebih bisa diandelin dari...
BARA
Nggak perlu kaaaakkk!
Bara membanting sendoknya dan menatap wanita itu dengan tajam. Ada perasaan marah yang terpancar.
Setelah bertatapan beberapa lama, wanita itu membuang muka dengan angkuh.
Lalu ia meminum jus jeruknya yang telah sisa setengah dengan tangan kiri sambil menatap Bara dengan tajam.
Keduanya saling melempar tatapan yang menyimpan dendam dan permusuhan.
Wanita itu mengusap bibirnya dengan tisu sambil berkaca menggunakan tangan kirinya dengan hati - hati.
CAMERA FOKUS KE Tangan si wanita yang melipat – lipat tisu itu dengan rapi dan membuangnya ke dalam tempat sampah kecil yang ada di meja. Sangat rapi.
Lagi – lagi tangan kirinya lebih terampil di banding tangan kanannya. Kuku – kukunya yang panjang terawat dan bercat merah itu terlihat mengkilat berkilauan.
Bara hanya diam memperhatikan semua tingkah laku wanita itu.
WANITA
Okey! Terserah saja sih. Yang jelas kau tahu aku kan. Aku ini sangat suka kerapian.
Wanita tersenyum sambil menunjuk tisu yang telah terbuang.
Bara mendesah dan memalingkan wajahnya dengan tak nyaman, saat wanita itu bergerak mendekatinya.
Kini wajah meraka sangat dekat dan saling menatap lekat - lekat.
WANITA(Setengah Berbisik)
Ternyata kita sangat mirip ya... hihi... Tapi sekarang penampilanku kan sudah sangat jauh berbeda, jadi orang nggak akan tahu kalau kita bertiga adalah saudara.
Bara memalingkan wajahnya dengan kesal. Tapi wanita itu menarik wajah Bara menghadapnya lagi. Raut wajah wanita itu berubah menjadi sangat bengis.
WANITA(CONT'D)
Jadilah adik yang penurut. Maka semua akan baik – baik saja. Dia yang telah berkorban pun akan tenang. Kau paham adikku tersayang?! Sungguh aku benar – benar menyayangimu, jadi aku nggak mau terjadi apa – apa sama kamu.
Bara menatapnya dengan wajah menahan amarah.
WANITA
(Berubah sedih yang di buat - buat)
Lekas sembuh ya sayang. Aku nggak mau kehilangan satu orang lagi dalam hidupku. Itu sungguh menyedihkan.
Wanita itu mencium dengan gemas pipi Bara.
Bara mengelak dan membuang muka dengan marah.
BARA
Aaahh... Berisik! Sudah, pergi sana!
WANITA
Okey, see u again honey. Baguslah, kelihatannya kau baik – baik saja. Kalau kau masih bisa mengomel itu tandanya kau masih 'HIDUP' Hahahaha...
Wanita itu memakai kacamata hitamnya dengan tangan kirinya dan meraih tas tangannya di tangan kanan. Dan mengirim cium jauh untuk Bara.
Lagi – lagi Bara membuang muka dengan muak dan melemparkan gelas yang di tangannya ke arah wanita itu pergi dengan emosi yang tak terkendali.
PRAAAANNNG!!!
Alya tersentak di tempat persembunyiannya, namun mendekap mulutnya agar tak bersuara.
ALYA (OS)
Ya Allah... Ada apa ini sebenernya?
JUMP CUT TO
SCENE 60
INT. RUANG MAKAN – SESAAT SETELAH ITU.
Bu Dewi datang tergopoh – gopoh dari dapur mendengar suara berisik itu.
BU DEWI
Mas? Mas Bara mari saya anter ke kamar. Biar obatnya saya bawain ke dalem.
BARA
Saya nggak apa – apa bu. Saya mau ke ruang kerja saja. Di kamar saya masih ada Alya. Maafkan saya... Saya... menambah kerjaan Ibu.
BU DEWI
Nggak apa – apa mas. Sudah mas Bara istirahat dulu ya.
Bara berdiri dan berjalan dengan menggunakan tongkat penyangganya menuju kamar kerja yang ada tak jauh dari ruang makan.
Sementara Bu Dewi membersihkan pecahan gelas yang di lemparkan Bara.
Alya melongok dari tempat persembunyiannya dan berjalan lambat – lambat.
Bu Dewi melihatnya dan langsung mengkode Alya untuk langsung ke dapur.
Dengan mengangguk Alya segera berjalan tanpa suara ke arah dapur.
CUT TO
SCENE 61
INT. DAPUR – SESAAT SETELAH ITU
Alya duduk diam – diam di meja dapur dan menghadapi makanan dengan tak enak hati setelah melihat insiden yang dilihatnya.
Bu Dewi menghela napas dengan berat.
BU DEWI
Mbak Alya pasti kaget ya? Pagi – pagi sudah ada keributan.
ALYA
Iya bu. Saya sampai gemeteran tadi. Bingung harus gimana. Apa mas Bara dan kakaknya nggak akur ya? Aaahh maaf saya nggak bermaksud ikut campur urusan orang bu...
Bu Dewi berdeham terlihat tak nyaman dengan pertanyaan Alya. Tanpa sadar wanita itu berkaca – kaca namun segera menutupinya dengan menghindari tatapan Alya.
BU DEWI
Maafkan saya mbak, kalau masalah ini saya nggak berani cerita. Soalnya ini sangat sensitif buat mas Bara. Saya juga bingung harus mulai darimana. Saya takut salah.
ALYA
Ah iya bu nggak apa – apa kok, cuma saya bingung harus bersikap gimana. Saya jadi serba salah juga jadinya. Kaget aja ternyata bu Bos saya itu kakaknya mas Bara, si Martha yang misterius hahaha… Hebat! Tapi saya bingung, kok Bu Mitha tadi nggak inget siapa saya ya? Padahal saya pernah ngobrol kok?! Aneh deh...
BU DEWI
Sudah. Sebaiknya jangan diambil hati, jangan dipikirin ya, sebaiknya mbak fokus dengan kerja saja. Dah sekarang makan banyak - banyak ya...
ALYA
Iya bu. Saya juga mikir begitu. Hanya saja saya sering serba salah. Ngadepin mas Bara itu sama kayak lagi di ladang penuh ranjau.
Bu Dewi terkekeh mendengar ucapan Alya yang selalu berterus terang mengungkapkan perumpamaan tentang Bara.
BU DEWI (OS)
Mbak Alya ini ada – ada saja hahaha...
ZOOM OUT
CUT TO
SCENE 62
INT. RUANG KERJA SEKALIGUS PERPUSTAKAAN KECIL – SIANG
MONTAGE
Alya sangat sibuk mencari referensi dari buku – buku yang ada di lemari – lemari buku atas petunjuk Bara yang memberinya perintah sambil bersandar di kasur single bednya.
Beberapa buku dalam keadaan terbuka di meja, dengan sebuah kertas penanda yang telah di pasang oleh Alya.
Bu Dewi masuk membawakan air dan obat untuk Bara.
Bu Dewi pergi meninggalkan kamar setelah Bara meminum semua obatnya dan memberi semangat pada Alya dan disambut gerakan semangat dari Alya.
Bara duduk dengan merebahkan diri di kasur single bednya. Dengan kacamata baca, ia membaca sebuah buku istilah – istilah medis dan medikte Alya menulis.
Alya duduk di meja depan rak buku, menulis dan sesekali terlihat berdiskusi berdua.
Sesekali Alya menulis di kertas lembaran dan sesekali membaca rangkuman dari map milik Bara.
Alya mengetik di laptop dengan cekatan, sesekali sambil melihat coretan yang ia buat.
END MONTAGE
Bara tertidur di kasur.
Alya melihat Bara tertidur dengan wajah tak enak hati, lalu mematikan laptop.
CAMERA FOKUS KE – Wajah Bara yang tertidur masih memakai kacamata.
Alya melihat Bara yang tertidur masih mengenakan kacamata bacanya.
Alya mendekati Bara lalu duduk di tepian ranjang perlahan - lahan.
Dengan sangat hati – hati, Alya melepas kacamata yang Bara pakai lalu meletakkan di meja samping ranjang. Lalu diam – diam melihat Bara dengan leluasa.
ALYA(VO)
Kalau gini lucu juga padahal, kaya bayi. Tapi coba kalau marah...
Namun tanpa disangka – sangka Bara tiba – tiba membuka matanya dan memergoki Alya yang sedang menatapnya lekat – lekat sambil pasang wajah seolah ia serigala yang akan menerkam. Sesaat mereka saling menatap.
Lalu Alya sadar dan terlonjak kaget. Spontan ia berdiri dan berlari keluar kamar dengan histeris.
ALYA
UWAAAAA MAAAAFFF!!!
Bara tak bisa menahan gelak tawanya melihat tingkah Alya yang kekanak - kanakan, hingga ia mengernyit kesakitan memegang pundaknya yang di perban.
CUT TO