Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
SCENE 44
INT. KAMAR TIDUR BARA – TENGAH MALAM.
Alya terbangun dari tidurnya, perutnya terasa melilit.
Ia celingukan menatap ke sekelilingnya.
Ia melihat Bu Dewi tidur pulas di sofa panjang dan Pak Didi tidur dengan posisi duduk di sofa single.
Alya terpekik kaget hampir teriak saat mendapati Bara ternyata tidur di ranjang yang sama dengannya. Alya langsung melompat dari kasur.
ALYA(VO/ SYOCK)
Yang benar saja! Sejak kapan?! SEJAK KAPAN?!
Gerakan spontan Alya membuat Bara terbangun. Laki – laki itu menatap Alya yang celingukan kebingungan. Dan hendak keluar kamar.
BARA
Mau kemana kamu?!
ALYA(Berbisik dan panik)
Agh! Bikin kaget aja sih! Nggak kemana – mana. Saya cuma...
Krucuuuuuuukkkkk.
Perut Alya berbunyi sangat keras. Alya cengengesan karena malu dan salah tingkah.
Bara terpaku menatap Alya dan membuang muka untuk menutupi senyumnya.
JUMP CUT TO
SCENE 45
INT. DAPUR RUMAH BARA – DINI HARI
Alya mengambil teflon yang tergantung rapi di dinding dapur dan meletakkannya di atas meja, untuk di lap dengan tisu sebelum dipakainya menggoreng.
Alya berdiri di samping Bara yang kelelahan dengan tongkat penyangga untuknya berjalan dengan 1 kaki. FOCUS ANGLE KE ALYA yang khawatir akan keadaan Bara.
ALYA
Mas nggak apa - apa? Kenapa mas malah ikut?! Mas jangan khawatir saya bisa jaga diri kok. Ya paling saya teriak. Lagian ini udah hampir lewat tengah malem. Kayaknya orang itu cuma menggertak saja.
BARA
Heh! Gue juga laper! Lagian ini rumah, rumah siapa?! Emang kamu mau bongkar – bongkar rumah orang diem - diem?! Itu sama aja kayak mal...
Alya sekonyong – konyong mendekap mulut Bara dan meletakkan jari telunjuk kirinya di bibirnya sendiri untuk memberi perintah Bara agar diam.
Bara melotot marah, tapi Alya celingukan, seolah mencoba mendengarkan sesuatu dengan serius.
KLETEK!
KRIEEETT!
Terdengar suara pintu di buka sangat nyaring, menandakan pintu terdekat dari tempat mereka berdiri.
Bara dan Alya saling melotot terkejut dan panik mendadak.
Bara mengkode Alya dengan anggukan kepala agar mereka bersembunyi di belakang pintu dapur.
Alya mengangguk sambil memapah Bara agar mereka bisa cepat – cepat sembunyi di balik pintu dapur yang sedikit terbuka.
JUMP CUT TO
SCENE 46
INT. PINTU DAPUR RUMAH BARA – DINI HARI
Bara mencoba melindungi Alya di balik punggungnya dan bersiap dengan tongkat penyangganya.
FOCUS KE TANGAN ALYA - Bara merasakan tubuh Alya yang gemetar ketakutan dan memegang ujung piyama Bara kuat – kuat.
FOCUS BERALIH KE - Bayangan di lantai dapur. Seorang laki – laki tinggi besar terlihat makin jelas karena cahaya lampu dari ruang makan. Laki – laki itu berhenti sejenak di depan pintu dapur.
FOCUS BERALIH KE – Alya mencoba mengintip di celah pintu.
CUT TO
SCENE 47
INT. RUANG TENGAH/ RUANG MAKAN RUMAH BARA – DISAAT YANG SAMA.
ANGLE CAMERA FOCUS KE – Alya yang megintip di celah pintu dapur – posisi di belakang pinggang laki – laki asing berjaket hitam yang membelakangi kamera dan serong menghadap ke dapur.
JUMP CUT TO
SCENE 48
INT. CELAH PINTU DAPUR RUMAH BARA – DI WAKTU YANG SAMA.
CAMERA ANGLE ALYA (POV ALYA) – Sosok laki – laki tinggi besar berjaket hitam, dan bercodet berdiri serong menghadap dapur. Alya menahan takut saat melihat laki – laki itu memegang pisau di tangannya.
Dengusan napas Alya membuat laki – laki itu menoleh arah dapur.
CUT TO
SCENE 49
INT. PINTU DAPUR RUMAH BARA – SESAAT SETELAH ITU.
Laki – laki asing itu melangkah perlahan – lahan memasuki dapur. Posisi membelakangi kamera. Dan ANGLE FOCUS DI LANGKAH KAKI.
CUT TO
SCENE 50
INT. DAPUR RUMAH BARA – SESAAT SETELAH ITU.
ANGLE CAMERA LONGSHOT – Menampilkan laki – laki codet dengan sikap siaga dan hati – hati di tengah pintu dapur, nengok ke arah kanan dapur – codetnya terlihat jelas.
Lalu Bara berdiri dengan menahan sakit di belakang pintu dapur dengan 1 tongkat penyangga siap di tangan kirinya dan Alya yang ketakutan mendekap mulutnya kuat - kuat.
Bertepatan laki – laki itu nengok ke sebelah kiri, Bara memukul laki – laki itu dengan tongkatnya. Laki – laki itu terkejut dan terkena pukulan di wajahnya, namun ia segera pulih dan berusaha maju menyerang Bara.
Bara terkena sabetan pisau di pundak kiri dan pukulan di wajahnya.
Alya histeris ketakutan dan berlari menghindar, menjauh dari Bara yang terpojok di dinding.
Dengan panik Alya menyambar apapun yang ada di meja dan memukul kepala laki – laki itu.
THONG! THONG! THONG!
Laki – laki itu ambruk di kaki Bara.
Alya menolong Bara yang sempoyongan dan tergores pisau di pundaknya menjauhi laki – laki itu.
ALYA
Ya Allah mas! (BEAT) BU DEWIIIIIII! PAK DIDIIIIII! TOLOOOONGGG! PAAAKKK....!!! TOLOOOOOONNG!!!
Alya berteriak sekuat – kuatnya agar terdengar Bu Dewi dan Pak Didi yang tertidur di ujung ruangan lantai 1. Keduanya tak mendengar karena pintu dalam keadaan tertutup.
Menyadari itu, Alya memapah Bara duduk di kursi dapur.
Bara menyenggol – nyenggol tubuh laki – laki itu yang tak bergerak.
Alya melihat darah merembes dari wajah laki – laki itu.
ALYA(Menangis)
Ya Allah mas... Aku membunuhnyaaaaa... huhuhu... Aku bunuh orang mas huhuhu... Gimana ini...? Gimana ini...?! GIMANA INI YA ALLAH...!!!
Alya menangis dan panik tak karuan.
Bara menarik Alya dan memeluknya erat - erat. Alya menangis di pelukan Bara.
BARA
Sssshhh sudah... Tenang dulu. Nggak apa - apa! Kita membela diri. Tenang dulu, mungkin dia cuma pingsan. Sudah... Sudah...
ALYA(Masih sesenggukan)
Beneran...mas?
Melepas pelukan dan mengangguk. Mereka saling menatap. Bara menghapus airmata Alya dengan tangan kirinya.
BARA
Mana teflonnya! Sekarang kau pergi panggil pak Didi. Cepetan!
Alya mengangguk dan menyerahkan teflon itu kepada Bara lalu dengan gemetaran ia melompati laki – laki itu dan meninggalkan dapur.
Bara mengusap seluruh pegangan teflon itu dengan bajunya dan memegangnya kuat – kuat berkali – kali untuk menghapus sidik jari Alya.
BARA(VO)
Kalau bajingan ini memang mati,dengan begini semua akan aman! Setelah ini Alya harus menghilang sementara.
Di saat yang sama, laki – laki itu mulai bergerak - gerak. Bara siap siaga, namun lega karena laki – laki itu masih hidup.
BARA(VO)
Ah sial! Baru kali ini gue ngerasa lega ada penjahat yang nggak jadi mati!
CUT TO
SCENE 51
INT. LORONG RUMAH/ RUANG TENGAH RUMAH BARA – SETELAH ITU.
Alya berlarian sambil terus berteriak memanggil bu Dewi dan pak Didi dari lorong menuju kamar Bara yang terletak di ujung lantai 1 rumah itu.
JUMP CUT TO
SCENE 52
INT. KAMAR BARA – SETELAH ITU.
Alya membuka pintu dengan kasar dan tergesa - gesa, Bu Dewi dan Pak Didi terlompat kaget mendengar suara buka pintu sekaligus teriakan Alya.
ALYA
TOLOOOOOONNGGG! PAAAKKK! BUUUUU! TOLOOOONNNGG!
BU DEWI, PAK DIDI
YA ALLAH!
ASTAGFIRULLOHALADZIM!
Keduanya terlonjak kaget, dan langsung terduduk. Setelah beberapa saat mereka sadar, mereka berlarian mengikuti Alya yang langsung menghilang lagi.
JUMP CUT TO
SCENE 53
INT. DAPUR RUMAH BARA – DI SAAT YANG SAMA
Laki – laki codet itu menggeleng – gelengkan kepalanya dengan kuat untuk mengusir pusingnya. Ia meraba kepalanya yang berdarah dan menoleh kepada Bara yang duduk di belakangnya siap dengan teflon di tangan kirinya.
Laki – laki itu terkejut dengan todongan teflon di wajahnya yang siap dipukulkan oleh Bara dengan tangan kirinya.
BARA
Siapa bosmu?! Jawab?!
Laki – laki itu hanya diam dan menatap Bara tajam.
Laki – laki itu melotot marah dan meraih pisau yang ada di jangkauan tangannya.
Bertepatan Alya memasuki dapur dan melihat Bara memukul laki – laki itu yang berusaha bangkit memakai tameng lengannya.
Melihat bala bantuan datang laki – laki bercodet itu memutuskan melarikan diri dan menabrak Alya yang berdiri di depan pintu dapur.
Alya membentur pintu dan terjatuh kesakitan.
Pak Didi dan Bu Dewi serta merta memasuki dapur dengan wajah terkaget - kaget.
Bu Dewi segera menolong Alya yang terjatuh dan menuju Bara yang terluka.
Pak Didi segera menguasai keadaan dan berusaha mengejar laki – laki penjahat itu.
JUMP CUT TO
SCENE 54
INT. RUANG TENGAH RUMAH BARA – DINI HARI
Sementara pak Didi sibuk mengejar laki – laki itu.
Bara sedang di obati oleh Bu dewi.
Alya merona malu saat tanpa sengaja melihat Bara bertelanjang dada, maka dia spontan memalingkan mukanya dan hendak pergi namun dengan kondisinya yang sudah kacau, dia tiba – tiba malah jatuh pingsan.
BARA(OS)
ALYAAAAAA!!!
BU DEWI(OS)
MBAAAAAAKKK!
ZOOM OUT
JUMP CUT TO
SCENE 55
INT. KAMAR UTAMA BARA – PAGI.
FOCUS CAMERA KE – Tangan Bara yang memegang ponsel Alya, meng klik beberapa kali (BEAT) lalu meletakkannya di meja sebelah tempat tidur.
Sesaat menatap Alya yang masih tidur dan berjalan dengan tongkat penyangganya menuju pintu keluar.
Alya mengulet dan bangun dari tidur sambil menguap. Gadis itu mengucek matanya sambil mulai duduk dan lagi – lagi menguap.
Masih dengan muka bantal, ia celingukan memandang sekitarnya.
Bara berdiri dengan tongkat penyangga di tengah pintu kamar yang terbuka lebar.
Saling menatap satu sama lain untuk sesaat.
Lalu Bara memalingkan muka dan meninggalkan Alya sambil berpura – pura mengusap air liur di bibirnya dengan punggung tangannya.
Alya buru – buru menatap kaca lemari yang menghadap ke arahnya. Syock betapa jelek dan berantakannya dirinya.
JUMP CUT TO
SCENE 56
INT. LORONG KAMAR MENUJU RUANG TENGAH – SESAAT SETELAH ITU.
Bara berjalan tertatih – tatih dengan tongkat penyangga yang ia pakai. Sibuk menahan tawa sampai ia mendengar jeritan Alya.
ALYA(OS)
AAAAAGGGKKKKHH!!!
Bara berpegangan pada dinding dan menahan tawanya agar tidak bersuara.
BRAK!
Alya tanpa sengaja membanting pintu kamar Bara dengan kesal.
ALYA(VO)
Aaaahhh! MAAAAAFFF!
Kini Bara makin terkekeh.
CUT TO