Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
1.INT. DALAM KERETA API- KURSI PENUMPANG- SIANG
WEATHER SHOT: Meyorot dari belakang gerbong kereta memperlihatkan penumpang yang ada di kereta.
NODDY SHOT: Kemudian menyorot ke bangku seorang anak kecil dan seorang ibu yang sedang duduk
Seorang anak kecil dikucir dengan rapi memakai gaun bunga-bunga sedang memandang jendela kereta dengan mengayun-ayunkan kakinya. Usianya tujuh tahun. Dia senyum-senyum melihat pemandangan di luar kereta. Kemudian dia beralih pandang kepada seorang ibu yang duduk di sampingnya.
MARION
Terima kasih ibu! Aku senang sekali hari ini karena pada akhirnya aku bisa naik kereta.
(Anak itu langsung tertunduk dan sedikit murung)
MARION
Coba kalau Eric dan Lexa bisa ikut, mereka juga pasti senang sekali. Apalagi Eric, dia pasti akan lompat-lompat di kursi.
Ibu Maria (37 tahun) menggunakan gaun bunga-bunga berwarna merah duduk di samping Marion sambil mengusap air mata, wajahnya sangat sedih.
MARION
Loh, ibu kenapa? Ibu ingat sama Eric dan Lexa juga ya? Tadi Eric memang mengamuk pengen ikut. Ibu jangan sedih, Marion justru senang sekali.
(Anak itu langsung memeluk ibunya)
Ibu Maria diam lalu tangannya perlahan menyentuh kepala anak itu dan mengusap rambut anak itu. Mata ibu menatap jendela kereta dengan pandangan kosong.
IBU MARIA
Maafkan ibu ya, Marion.
Anak itu langsung melepaskan pelukannya dan memandang ibunya dengan bingung.
MARION
Untuk apa ibu minta maaf? Marion justru senang sekali bisa naik kereta. Coba saja ayah masih hidup.
Ibu itu sekarang menangis sesenggukkan. Beberapa kali mengusap air matanya. Anaknya hanya bisa memandang ibunya dengan bingung. Marion terlihat bingung.
IBU MARIA
Lihat itu Marion! Gunungnya bagus sekali!
(Sambil menunjuk ke arah jendela)
Marion langsung melihat jendela. Kedua tangannya menempel ke jendela, membelakangi Ibu Maria. Sedangkan Ibu Maria terus menghapus air matanya. Kemudian Ibu Maria membetulkan duduknya, dia duduk tegak menghadap ke depan.
CUT TO:
2.EXT. STASIUN KERETA- SORE
VERY WIDE SHOT: Meyorot dari arah belakang Marion dan Ibu Maria yang sedang menghadap rel kereta api sambil melihat kereta api yang lalu lalang.
MEDIUM CLOSE UP: Ibu maria yang menatap anaknya sambil sedikit menunduk.
IBU MARIA
Marion, tunggu di sini ya! Ibu mau ke toilet sebentar!
Marion menatap ibunya sambil tersenyum dan mengangguk. Akan tetapi, Ibu Maria malah menunduk sambil mengusap wajah Marion dan menahan tangis.
MARION
Ibu, cepat pergi ke toilet! Nanti malah pipis di celana.
Ibu Maria malah memeluk Marion dengan erat. Wajah Marion berubah menjadi bingung.
MARION
Ibu, Marion tidak akan ke mana-mana. Ibu pergi saja. Ibu jangan cemas! Marion kan anak pintar!
IBU MARIA
Maafkan Ibu ya, Marion!
(Ibu Maria masih memeluk Marion sambil mengusap punggung anak itu dan terus menangis)
MARION
Ibu, awas nanti malah pipis di celana!
Ibu Maria langsung mengusap air matanya. Dia melepas pelukannya, mencium dahi Marion, mengusap rambut Marion, lalu pergi meninggalkan Marion. Marion kembali menatap lalu lalang kereta.
MARION
Coba saja kalau Eric dan Lexa ada di sini, aku tidak akan kesepian.
WIDE SHOT: Marion masih berdiri memandang kereta api di depannya, terdengar suara pengumuman kereta dan riuh orang-orang yang lalu lalang di sekitar Marion. Beberapa kereta lewat. Marion masih berdiri di tempat yang sama. Dia terkadang berdiri, jongkok, sesekali melihat ke sekitar seolah sedang mencari ibunya.
INTERCUT TO:
3.EXT. STASIUN KERETA- MALAM
Marion sekarang duduk jongkok sambil menahan wajahnya dengan tangannya. Dia sedikit menangis, takut, dan sedih ditinggalkan ibunya. Sepasang suami istri, yang tadi memperhatikan Marion tidak beranjak dari tempatnya sama sekali, mereka mendekati anak itu dari belakang. Lalu ibu penumpang lain itu langsung menepuk bahu Marion.
MARION
Ibu!
(Marion langsung menoleh ke arah ibu itu sambil berdiri tetapi wajahnya langsung berubah menjadi lesu lagi karena tahu itu bukan ibunya)
IBU PENUMPANG LAIN
Nak, ibumu memang ke mana?
MARION
Ibu ke toilet tapi nggak balik lagi.
(Sambil mengusap air mata)
IBU PENUMPANG LAIN
Pak, sepertinya ini anak kehilangan ibunya!
(Sambil menatap suaminya)
BAPAK PENUMPANG LAIN
Iya, coba panggil petugas saja ya!
Bapak itu langsung pergi mencari petugas Kereta Api. Ibu penumpang lain menunduk mensejajarkan tubuhnya dengan anak kecil itu. Tangan kanannya memegang bahu Marion, dia menatap wajah Marion dengan kasihan.
IBU PENUMPANG LAIN
Nak, kamu sepertinya tersesat! Nanti ibu antar bertemu petugas biar mereka mencarikan ibumu.
MARION
Nggak. Aku harus tetap di sini biar ibu tidak mencariku. Ibu sedang ke toilet.
IBU PENUMPANG LAIN
Memang ibu pergi ke toiletnya kapan?
MARION
Tadi sore.
WIDE SHOT: SUASANA STASIUN YANG SUDAH MALAM DAN MULAI SEPI PENUMPANG.
Bapak penumpang lain dan seorang petugas kereta datang menghadap Marion dan Ibu penumpang lain.
IBU PENUMPANG LAIN
Pak, sepertinya anak ini kehilangan ibunya.
(Sambil berdiri menatap Petugas)
PETUGAS KERETA API
Kamu sama siapa ke sini?
MARION
I-bu
PETUGAS KERETA API
Sekarang ibunya ke mana?
MARION
Ke toilet.
IBU PENUMPANG LAIN
Dari tadi sore saya lihat anak ini tidak beranjak ke mana pun bahkan ibunya tidak terlihat. Sepertinya anak ini sengaja ditinggalkan.
PETUGAS KERETA API
Ayo, Nak! Ikut Bapak saja!
(Sambil berusaha memangku Marion)
Marion malah menangis keras, meronta-ronta tidak ingin dipangku oleh Pak Petugas sambil menangis keras dan memukul-mukul bahu Pak Petugas.
MARION
Tidak, aku hanya ingin ibu! Ibu! Ibu!
(sambil memukul punggung petugas, kakinya meronta-ronta)
CLOSE UP: Wajah Marion sambil menatap kamera dan menangis.
MARION
Ibu! Ibu!
(Sambil berteriak dan menangis sedih)
DISSOLVE TO: