7. EXT. PANTAI PARANGTRITIS – DAY
Suasana keramaian pantai Parangtritis
PANTAI PARANGTRITIS
Diana berjalan menyusuri tepi pantai dan bermain dengan ombak dikakinya
Raihan berjalan mendekat kearah Diana lalu ikut berjalan disampingnya
Diana menoleh dan tampak terkejut dengan Raihan disampingnya.
DIANA
Bukankah kita sudah sepakat?
RAIHAN
(Tersenyum)
Hanya ingin memastikan sesuatu.
Diana berhenti berjalan diikuti Raihan, Air laut sesekali menyentuh kaki mereka.
Diana menatap Raihan.
DIANA
Tentang?
RAIHAN
(Nada ragu)
Tidak ada pernikahan bukan?
Diana terkejut lalu tersenyum pada Raihan dan kembali berjalan diikuti Raihan.
DIANA
Kamu sedang bermain detektif.
Raihan tertawa
DIANA
Sebegitu pentingnya diriku?
RAIHAN
Persaingan bisnis.
Semakin banyak Agen Wisata semakin ketat persaingannya, kadang ada yang nakal dan segala cara bisa dilakukan untuk menjatuhkan pesaingnya.
DIANA
(Tertawa)
Kamu pikir aku mata-mata dari pesaingmu
RAIHAN
(Tersenyum)
Lalu katakan padaku kenapa kamu melakukan semua ini?
DIANA
Paket Honeymoon ini adalah paket sempurna buatku, karena Paket Pribadi membuatku kesepian dan Paket Rame-Rame membuatku tidak nyaman
Diana berhenti berjalan diikuti Raihan dan mereka saling menatap.
DIANA
(Tersenyum)
Aku bukan agen rahasia, percayalah, hanya seseorang yang ingin berlibur.
Dan aku akan mengikuti kesepakatan awal kita.
Mas Raihan tidak perlu khawatir kalau aku akan merusak citra Agen Tour milik mas Raihan.
RAIHAN
(Menghela nafas)
Baiklah, kita...
TASYA
(Berteriak)
Diana
Tasya dan Ahmad datang menghampiri Diana dan Raihan dengan Delman.
Diana tidak menoleh hanya menghela nafas sambil menatap Raihan dengan wajah sedikit kesal.
Raihan hanya tersenyum dan menatap kedatangan Tasya.
Delman berhenti dibelakang mereka, Tasya segera turun dan berlari menghampiri Diana.
TASYA
(Meraih tangan Diana)
Disini kamu rupanya, aku mencarimu.
Diana hanya tersenyum.
Ahmad menghampiri mereka.
TASYA
Diana, ini Mas Ahmad.
DIANA
(Menolehh & Terkejut)
Mas Rizal
AHMAD
(Terkejut)
Diana
TASYA
(Gembira)
Kalian sudah saling kenal?
DIANA
(Grogi)
Ehm...
Kami...
AHMAD
Dulu rekan kerja
TASYA
(Memeluk mesra lengan Ahmad)
Wah kebetulan sekali.
AHMAD
Kamu sedang apa disini Di?
TASYA
(Memukul lembut lengan Ahmad)
Mas ini, ya berbulan madu lah mas, kan dia ikut paket honeymoon ini seperti kita.
Diana hanya tersenyum dipaksakan dan mulai tidak nyaman.
AHMAD
(terkejut)
Kamu sudah menikah?
DIANA
(Grogi)
Aku...
TASYA
(Menunjuk Raihan)
Siapa ini Di, suamimu?
Diana dan Raihan saling menatap dan terkejut
RAIHAN
(Tersenyum)
Aku...
DIANA
(Meraih mesra tangan Raihan)
Iya, kenalkan mas Raihan.
Raihan menatap Diana dengan terkejut.
Diana mencubit pantat Raihan.
Raihan menahan sakit dan dengan terpaksa mengulurkan tangannya pada Tasya dan Ahmad
RAIHAN
Raihan
Tasya dan Ahmad menyalami Raihan.
Wajah Ahmad terkejut dan kecewa.
TASYA
(Tersenyum)
Kalian sangat serasi, yang satu cantik dan satunya cakep banget.
Diana dan Raihan tersenyum dipaksakan.
TASYA
Aku sudah tidak sabar untuk double date dengan kalian.
AHMAD
(Sedikit kesal)
Sebaiknya kita pergi, delmannya nanti menunggu terlalu lama.
TASYA
(Tersenyum gembira)
Baiklah, sampai ketemu sore nanti.
Tasya dan Ahmad naik kembali ke delman.
Tasya melambai saat delman berjalan.
Diana dan Raihan melambai sambil tersenyum dipaksakan.
Diana melamun menatap Delman Tasya dan Ahmad yang menjauh.
RAIHAN
(bingung dan heran)
Apa itu tadi?
Diana tersenyum sedih pada Raihan
DIANA
Keinginanmu terkabulkan, aku akan pulang.
Diana pergi meninggalkan Raihan.
Raihan hanya terdiam heran menatap Diana pergi.
CUT TO
8. INT. KAMAR HOTEL - DAY
Pintu kamar terbuka.
Diana masuk kedalam kamar lalu menutupnya dan berdiri, bersandar di pintu.
Diana menengadahkan kepalanya menahan emosinya beberapa saat.
Diana mengambil handphonenya dari tas kecil yang dia bawa dan hendak menghubungi Lila, namun dia mengurungkan niatnya.
Diana berjalan kearah lemari dan mengambil kopernya lalu meletakkannya di ranjang.
Diana membuka kopernya dan mengambil kotak cincin warna merah yang terselip di kantung didalam koper.
Diana duduk di ranjang sambil menatap kotak cincin itu.
Diana membuka kotak cincin dan mengeluarkan cincin pernikahan miliknya.
Diana menitikkan air mata dan menangis sesaat, lalu meraih handphonennya dan kartu nama Raihan dan menghubunginya.
DIANA
(Menghapus air matanya)
Halo...
Aku ingin bertemu ditempat tadi...
Sekarang...?
Semuanya baik-baik saja mas...
Maaf mengganggu waktu...
Terimakasih mas.
Diana menutup teleponnya.
CUT TO
9. EXT. PANTAI PARANGTRITIS – DAY
Diana duduk dibawah payung besar beralaskan tikar sambil menatap kearah lautan.
Diana menoleh kearah bibir pantai dan melambaikan tangannya pada Raihan yang kebingungan mencarinya.
Raihan menghampiri Diana dan duduk disampingnya.
RAIHAN
(Kesakitan saat duduk)
Ahhhhh...
DIANA
(Terkejut)
Kenapa?
RAIHAN
(Meringis kesakitan)
Aku rasa pantatku memar.
Diana tertawa sambil memukul bahu Raihan dan mencoba mencubit bahunya.
RAIHAN
(Menghindar)
Eits... Jangan ditambah.
Mereka tertawa bersama lalu hening sesaat.
RAIHAN
Ada apa? Semuanya baik-baik saja?
Diana menghela nafas panjang.
RAIHAN
Apa ada hubungannya dengan kejadian tadi?
Diana tersenyum dan menatap Raihan dengan keheranan.
DIANA
Apa kamu selalu seperti ini pada setiap peserta tour, baik dan perhatian padahal tidak terlalu mengenalnya.
Raihan menggeleng
RAIHAN
Hanya pada peserta yang kecanduan liburan paket honeymoon padahal sebenarnya dia belum menikah.
Aku takut dia depresi dan akan berakhir bunuh diri saat mengikuti tour di tempatku.
Diana kembali tertawa lepas.
DIANA
Sekarang kamu menyebutku depresi.
Raihan tertawa kecil.
Raihan
Jadi katakan padaku, ada apa tadi, sikapmu seperti sedang bertemu mantan pacarmu?
Diana terdiam sesaat menatap kearah lautan.
Diana
Mantan calon suamiku, Muhammad Rizal Fatoni.
Raihan menoleh terkejut pada Diana.
Diana
Aku memanggilnya Rizal, bukan Ahmad
Raihan
(Mengangguk)
Dan terjawab sudah alasan sebenarnya dibalik dirimu mengikuti paket tour ini dan sebelum-sebelumnya.
Diana menatap Raihan
Diana
(Menghela nafas)
Mungkin, akupun sedang mencari jawabannya.
Raihan
Apa yang terjadi?
Suasan hening hanya suara ombak dan pengunjung pantai yang berteriak teriak bermain ombak.
Raihan
Maaf kalau aku lancang, kamu tidak perlu menceritaknnya kalau keberatan.
Diana tersenyum dan membiarkan rambut sebahunya berlarian karena angin laut.
Diana tersenyum pada Raihan lalu mengeluarkan kontak cincin pada Raiahan.
Raihan terkejut dan membuka kotak cincin.
Diana
Aku dan mas Rizal sangat bahagia saat itu, setelah masa dua tahun pacaran akhirnya kami sampai di pelaminan yang tinggal menghitung minggu. Semua persiapan telah selesai tinggal menunggu lelah yang terbayar oleh pesta pernikahan yang selama ini hanya ada di dalam impian kami.
Diana diam sesaat, masih menatap kearah lautan, juga Raihan.
Diana
(Menghela nafas panjang)
Hingga kabar itu datang, kabar yang seharusnya menjadi sebuah kado terindah pernikahan kami namun kenyataannya menjadi penghancur rencana pernikahan kami.
Raihan menatap kearah Diana.
Diana
Sebuah tawaran datang dari kantorku, tawaran yang mungkin bukan hanya aku saja yang memimpikannya, tapi juga seluruh pegawai yang ada diperusahaan. Sebuah tawaran untuk bekerja di kantor pusat yang berada di Tokyo.
Raihan
Lalu dimana masalahnya, toh kalian masih bisa menikah dan kamu tetap bisa ke Tokyo, Cuma masalah jarak kan?.
Diana
(Tersenyum sinis)
Andaikan semuanya sesederhana itu, tapi sikap keras kepala kami berdua memperumit semuanya.
Dia pernah dua kali menjalani hubungan jarak jauh dan semuanya berakhir dengan penghianatan oleh kekasihnya. Ketakutan mas Rizal kalau semua akan terulang membuatku kecewa , seolah-olah kalau aku sama dengan pacar-pacar sebelumnya.
Dan pilihan menunda pernikahan pun sangat tidak mungkin karena semua telah siap dan tinggal menghitung minggu.
Suasan hening hanya terdengar suara ombak dan teriakan beberapa orang bermain ombak.
Diana
Sampai apa yang selama ini aku takutkan benar-benar terjadi. Mas Rizal memintaku untuk memilih antara Tokyo atau pernikahan kami.
Dan keegoisan kamipun mengakhiri semuanya, tidak hanya mimpi kami tapi juga hubungan kami, bahkan segala nasehat orang-orang terdekat, kami anggap bagai angin lalu. Aku tahu dia kecewa dengan pilihanku, keberadaanya yang tiba-tiba lenyap dalam hidupku mengatakan semuanya.
Raihan
(Menghela nafas)
Sampai pertemuan tadi.
Diana mengangguk.
Diana
Yah, sampai pertemuan tadi, sebuah pertemuan yang aneh.
Raihan
(Tersenyum)
Bukan aneh dengan pertemuannya, tapi kalian.
Diana menatap Raihan heran
Raihan
Kalian belum benar-benar menyelesaikan apa yang terjadi dengan masa lalu kalian, itu yang membuat pertemuannya jadi terasa aneh.
Diana
Mungkin aku atau mas Rizal hanya terkejut karena telah berpisah setelah sekian lama.
Raihan
(Tersenyum)
Lalu kenapa kamu harus berbohong dengan mengatakan pada mereka kalau aku adalah suamimu.
Diana terdiam sesaat.
Diana
(Terbata-bata)
Mungkin...
Mungkin...
Raihan
Menurutku, mungkin inilah alasan kenapa kamu kecanduan mengikuti paket honeymoon. Sebuah rasa bersalah dan sebuah pencarian jawaban dari sebuah pertanyaan, bagaimana seandainya kamu memilih dia bukan Tokyo?
Raihan menyerahkan kotak cincin pada Diana.
Diana hanya terdiam menatap kearah laut.
Diana tiba-tiba bangkit dan berjala menuju kearah laut.
Raihan mengikutinya dengan masih membawa kotak cincin.
Ombak kecil menghatam lembut kaki mereka.
Diana
Sulit untuk mengakui apa yang baru saja kamu katakan adalah sebuah kebenaran, tapi mungkin itulah kenyataannya.
Diana menatap Raihan dengan tersenyum sinis.
Raihan
Lalu apa yang akan kamu lakukan, kamu akan pergi dan pulang hari ini?
Diana
(Tersenyum menggoda)
Sepertinya mas Raihan sangat ingin aku segera pulang?
Mereka tertawa.
Raihan
(Tersenyum)
Hei....masih berlaku tawaranku dengan paket private.
Diana tersenyum.
Diana
Tadinya aku sempat berpikir untuk segera pulang.
Raihan
(Penasaran)
Lalu....?
Mereka berjalan menyusuri pantai.
Diana
Kalau aku tiba-tiba pulang dan menghilang, akan menimbulkan banyak pertanyaan dibenak mas Rizal, dan aku tidak mau itu terjadi karena aku tahu sifat mas Rizal yang kalau sudah penasaran pasti akan mencari jawabannya bagaimanapun caranya.
Raihan
Apa yang akan ada dibenaknya, curiga kalau kamu berbohong padanya?
Diana mengangguk
Raihan
Lalu apa masalahnya, kecuali dia masih merasakan apa yang kamu rasakan.
Diana
(Heran)
Maksudmu?
Raihan
Mengakui kebenaran yang aku katakan padamu tadi.
Diana terkejut lalu berhenti dan menatap Raihan.
Diana
Bagaimana kamu bisa mengambil kesimpulan seperti itu?
Raihan
(Tersenyum)
Wajah kalian mengatakan segalanya. Wajah cemburunya Rizal padamu dan wajahmu melepas kepergianya dengan Tasya, semuanya mengatakan bahwa masih ada rasa yang tertinggal dihati kalian.
Raihan berjalan kembali.
Diana mengikuti Raihan.
Raihan
Mungkin pertemuanmu dengan Rizal hari ini adalah sebuah jawaban agar kamu melanjutkan hidupmu dan akhirnya bisa menghentikan kecanduanmu mengikuti tour honeymoon.
Diana
(Tersenyum)
Mungkin, tapi aku tidak bisa tiba-tiba pulang seperti kataku tadi, aku harus menyelesaikan tour ini sampai selesai.
Raihan
Kamu yakin?
Diana mengangguk
Raihan
Bagaimana kalau dia curiga kamu ternyata masih sendiri?
Diana
Makanya suamiku harus ikut disetiap acara tour.
Raihan berhenti berjalan dan menatap Diana dengan terkejut dan wajah tidak percaya.
Raihan
Jangan bilang ...
(Tersenyum tidak percaya)
Tidak, aku tidak akan melakukannya...
Aku tidak akan ikut dalam sandiwara gilamu...
Diana
(tersenyum memohon)
Please...
Raihan tersenyum tidak percaya dan kembali berjalan.
Diana hanya diam menatap Raihan.
Diana
Maafkan aku...
Lupakan permintaan konyolku...
Kita baru saja berkenalan dan belum saling mengenal.
Raihan
(Mengehela nafas)
Sulit dipercaya.
(Terdiam sejenak menatap Diana)
Apa untungnya buatku?
Diana
(Tersenyum dengan wajah tidak bersalah)
Mmmmm ...
Tidak akan ada lagi wanita gila yang ikut tour honeymoonmu.
Mereka berdua tertawa.
Raihan
Sulit aku percaya aku mengatakan ini tapi aku akan membantumu, tapi berjanjilah satu hal
Diana mengangguk
Raihan
Berjanjilah kamu akan berhenti melakukan kebohongan tour honeymoon setelah semua ini selesai.
Diana tersenyum dan mengangguk.
Raiham tersenyum lalu mengulurkan tanganya yang berisi kotak cincin.
Diana
Tolong simpanlah untukku sementara , dan nanti setelah selesai kembalikanlah padaku, aku akan melemparnya ke sana.
(Menunjuk kearah laut)
Raihan tersenyum dan memasukkan kotak cincin ke sakunya.
Mereka berdiri berjauhan dibawah Matahari yang bersiap terbenam dan kaki yang sesekali terkena ombak kecil.
Raihan melihat jam tangannya.
Raihan
Kita akan terlambat dengan acara melihat sunset
Diana
(tersenyum)
Aku sudah bilang aku tidak bisa ikut
Raihan berjalan dan segera meraih tangan Diana
Raihan
Aku rasa kita masih sempat.
Diana
(Bingung)
Tapi busnya sudah berangkat.
Raihan
(Tersenyum)
Siapa bilang kita akan naik bus.
CUT TO