Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
CUT TO:
11. INT. RUANG MAKAN - SORE
Nita
Lia.. Tadi ada apa rame-rame di belakang?
Swilia
Latihan musik ma. Venderly kan mau tampil nanti di anniversary sekolah.
Nita
Oohh. Yaudah, mama ada rapat. Ini (menyodorkan uang) kamu beli makan di luar ya. Ajak Venderly. Inget, Jam 9 malam udah di rumah.
Swilia
Iya ma.
(Swilia langsung berlari menuju kamar mandi dan bersiap-siap)
DISSOLVE TO.
Stelios
Hai. Udah siap?
Swilia
(Mengangguk pelan)
Stelios
Ayo naik.
Swilia
(Menaiki motor perlahan)
(Scene menikmati perjalanan berdua sampai di rumah makan)
Stelios
Eh, lo mau nonton ga? Atau mau langsung pulang?
INTERCUT.
Venderly
(Venderly ikut girang melihat pap dari Swilia) Yaampun gue jadi kangen Dion huhu (guling-guling di kasur)
INTERCUT.
Swilia
Em.. Gimana kalau kita nonton film..
Swilia dan Stelios
Horor atau Hollywood?
Stelios
Wah, barengan.
Swilia
Hehe.. Eh.. lo suka yang mana?
Stelios
Gue suka horor. Kalau Hollywood, genre apapun gue suka. Yang penting Hollywood.
Swilia
Emm.. Kalau gitu sekarang film Hollywood dulu gimana?
Stelios
Boleh. Asal lo juga suka.
Swilia
(Tersenyum)
Mereka memasuki bioskop dan memesan tiket.
Di bioskop, Putra Ananta diam-diam mengikuti dan mengawasi Swilia.
Stelios
Lo tunggu bentar yah. Duduk dulu.
Swilia
Iyaa..
(Saat Stelios pergi, Putra hendak menghampiri Swilia. Putra Ananta tetap bersikukuh bahwa Swilia adalah Soraya. Dan ia ingin kembali memastikan hal itu. Tapi niatnya batal saat Stelios kembali)
Stelios
Minuman sama pop corn buat lo.
Swilia
Makasi ya (Swilia merasakan keanehan. Ia seperti pernah merasakan hal ini sebelumnya. Dia seperti melihat bayangan Stelios membawakan minuman dan pop corn untuknya)
FADE IN.
Kedua tetangga itu akhirnya semakin dekat. Swilia jadi selalu tidak sabar untuk pulang sekolah. Sampai suatu malam, Swilia tidak bisa tidur. Ia senyam-senyum tanpa alasan sampai ponselnya berdering. Ada pesan dari Stelios yang memintanya menegok ke luar. Swilia bangkit dan melihat Stelios berdiri di halaman rumahnya. Stelios memberi kode agar Swilia menemuinya di halaman belakang.
Stelios
Hai..
Swilia
Halo..
Stelios
Aku mau membawakan lagu buat kamu.
Swilia
(Tersenyum)
Stelios
Ekhem. Lagu ini, untuk dia. Perempuan cantik yang tinggal di sebelah rumahku
Swilia
(Tertawa)(Swilia terbuai dengan suara dan petikan gitar Stelios)
SLOW MOTION.
Mereka hampir berciuman. Tetapi gagal karena hujan tiba-tiba turun.
12. INT. RUANG KELAS-SIANG.
Venderly
Li, anter gue yuk.
Swilia
Kemana?
Venderly
Beli masker muka, lipstik, maskara, and.. serum muka. Udah pada abis semua tau.
Swilia
Jam berapa?
Venderly
Sekarang juga. Pake motor gue.
Swilia
Nanti sore emang ga bisa?
Venderly
Dih.. Bilang aja lu takut belang!
Swilia
Gue tu bukan takut belang.
Venderly
Terus?
Swilia
Ya gue cuma pengen menjaga apa yang udah Tuhan berikan ke gue. Gue udah dikasi kulit putih ya dijaga lah, masa dibiarin belang kaya zebra. Ihh engga!
Venderly
Dihh, alasan!
Swilia
Seriusan. Gue tu manusia yang penuh bersyukur.
Venderly
Bacot lu sialan! Pokoknya anterin gue
Swilia
Iyaa entar sore. Sekarang ke rumah gue dulu
CUT TO:
13. INT. RUMAH SWILIA- SIANG
Tiba di rumah Swilia, kedua gadis itu terheran-heran karena ada mobil asing. Swilia bertanya kepada sopir pribadinya.
Swilia
Pak Adit, siapa yang datang?
Pak Adit
Saya ga kenal neng. Cowok pokoknya.
Swilia
Ooh.. Okey.
(Swilia dan Venderly turun dari mobil. Di ruang tamu, ia melihat Putra Ananta bersama dua orang yang sepertinya adalah pengawalnya. Rasa kaget dan benci seketika menjalar dalam dirinya. Venderly menatap Swilia seakan mengerti apa yang sahabatnya rasa)
Nita
Lia, Venderly, ayo duduk dulu. (menghampiri Venderly) Ini Venderly. Keponakan saya. Ven, Lia, duduk.
Swilia
Ini ada apa ma?
Nita
Em..
Putra Ananta
Saya datang untuk melamar kamu
(Swilia terkejut bukan main. Ia dan Venderly saling berpandangan. Keduanya sama-sama syok mendengarnya. Tubuh Swilia lemas seketika. Swilia menahan air mata. Venderly memegang tangan Swilia)