Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Pacar Masa Lalu
Suka
Favorit
Bagikan
5. Part 5
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

CUT TO:

11. INT. RUANG MAKAN - SORE

Nita

Lia.. Tadi ada apa rame-rame di belakang?

Swilia

Latihan musik ma. Venderly kan mau tampil nanti di anniversary sekolah.

Nita

Oohh. Yaudah, mama ada rapat. Ini (menyodorkan uang) kamu beli makan di luar ya. Ajak Venderly. Inget, Jam 9 malam udah di rumah.

Swilia

Iya ma.

(Swilia langsung berlari menuju kamar mandi dan bersiap-siap)

DISSOLVE TO.

Stelios

Hai. Udah siap?

Swilia

(Mengangguk pelan)

Stelios

Ayo naik.

Swilia

(Menaiki motor perlahan)

(Scene menikmati perjalanan berdua sampai di rumah makan)

Stelios

Eh, lo mau nonton ga? Atau mau langsung pulang?

INTERCUT.

Venderly

(Venderly ikut girang melihat pap dari Swilia) Yaampun gue jadi kangen Dion huhu (guling-guling di kasur)

INTERCUT.

Swilia

Em.. Gimana kalau kita nonton film..

Swilia dan Stelios

Horor atau Hollywood?

Stelios

Wah, barengan.

Swilia

Hehe.. Eh.. lo suka yang mana?

Stelios

Gue suka horor. Kalau Hollywood, genre apapun gue suka. Yang penting Hollywood.

Swilia

Emm.. Kalau gitu sekarang film Hollywood dulu gimana?

Stelios

Boleh. Asal lo juga suka.

Swilia

(Tersenyum)

Mereka memasuki bioskop dan memesan tiket.

Di bioskop, Putra Ananta diam-diam mengikuti dan mengawasi Swilia.

Stelios

Lo tunggu bentar yah. Duduk dulu.

Swilia

Iyaa..

(Saat Stelios pergi, Putra hendak menghampiri Swilia. Putra Ananta tetap bersikukuh bahwa Swilia adalah Soraya. Dan ia ingin kembali memastikan hal itu. Tapi niatnya batal saat Stelios kembali)

Stelios

Minuman sama pop corn buat lo.

Swilia

Makasi ya (Swilia merasakan keanehan. Ia seperti pernah merasakan hal ini sebelumnya. Dia seperti melihat bayangan Stelios membawakan minuman dan pop corn untuknya)

FADE IN.

Kedua tetangga itu akhirnya semakin dekat. Swilia jadi selalu tidak sabar untuk pulang sekolah. Sampai suatu malam, Swilia tidak bisa tidur. Ia senyam-senyum tanpa alasan sampai ponselnya berdering. Ada pesan dari Stelios yang memintanya menegok ke luar. Swilia bangkit dan melihat Stelios berdiri di halaman rumahnya. Stelios memberi kode agar Swilia menemuinya di halaman belakang.

Stelios

Hai..

Swilia

Halo..

Stelios

Aku mau membawakan lagu buat kamu.

Swilia

(Tersenyum)

Stelios

Ekhem. Lagu ini, untuk dia. Perempuan cantik yang tinggal di sebelah rumahku

Swilia

(Tertawa)(Swilia terbuai dengan suara dan petikan gitar Stelios)

SLOW MOTION.

Mereka hampir berciuman. Tetapi gagal karena hujan tiba-tiba turun.

12. INT. RUANG KELAS-SIANG.

Venderly

Li, anter gue yuk.

Swilia

Kemana?

Venderly

Beli masker muka, lipstik, maskara, and.. serum muka. Udah pada abis semua tau.

Swilia

Jam berapa?

Venderly

Sekarang juga. Pake motor gue.

Swilia

Nanti sore emang ga bisa?

Venderly

Dih.. Bilang aja lu takut belang!

Swilia

Gue tu bukan takut belang.

Venderly

Terus?

Swilia

Ya gue cuma pengen menjaga apa yang udah Tuhan berikan ke gue. Gue udah dikasi kulit putih ya dijaga lah, masa dibiarin belang kaya zebra. Ihh engga!

Venderly

Dihh, alasan!

Swilia

Seriusan. Gue tu manusia yang penuh bersyukur.

Venderly

Bacot lu sialan! Pokoknya anterin gue

Swilia

Iyaa entar sore. Sekarang ke rumah gue dulu

CUT TO:

13. INT. RUMAH SWILIA- SIANG

Tiba di rumah Swilia, kedua gadis itu terheran-heran karena ada mobil asing. Swilia bertanya kepada sopir pribadinya.

Swilia

Pak Adit, siapa yang datang?

Pak Adit

Saya ga kenal neng. Cowok pokoknya.

Swilia

Ooh.. Okey.

(Swilia dan Venderly turun dari mobil. Di ruang tamu, ia melihat Putra Ananta bersama dua orang yang sepertinya adalah pengawalnya. Rasa kaget dan benci seketika menjalar dalam dirinya. Venderly menatap Swilia seakan mengerti apa yang sahabatnya rasa)

Nita

Lia, Venderly, ayo duduk dulu. (menghampiri Venderly) Ini Venderly. Keponakan saya. Ven, Lia, duduk.

Swilia

Ini ada apa ma?

Nita

Em..

Putra Ananta

Saya datang untuk melamar kamu

(Swilia terkejut bukan main. Ia dan Venderly saling berpandangan. Keduanya sama-sama syok mendengarnya. Tubuh Swilia lemas seketika. Swilia menahan air mata. Venderly memegang tangan Swilia)

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar