Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
1. INT. LORONG RUMAH - SIANG
Putra Ananta dan Soraya Adara berjalan bersama di lorong sebuah rumah mewah.
Putra
(Menggamit tangan Jessica)
Soraya
(Menghempas tangan Putra) Ga usah sentuh-sentuh bisa ga sih? Jijik gue!
Putra
(Tersenyum sinis)
Tiba di depan pintu kamar, Putra mengeluarkan kunci pintu dari sakunya dan membuka pintu.
Putra
Masuk. Bentar lagi Bi Ulan bawain makan siang buat kamu.
Soraya
(Masuk kamar tanpa menjawab)
Putra
(Menutup pintu dan berlalu pergi)
Soraya
(Melihat seisi kamar dengan wajah sedih dan terduduk lemas di kasur)
Tok tok (Terdengar bunyi ketukan pintu?
Kriet (Pintu terbuka)
Erika Sari
Raya..
Soraya
(Menoleh) Erika.. (Berlari menghampiri Erika)
Erika
(Memeluk Soraya)
Soraya
Rika… Gue ga sanggup. Gue ga bisa kaya gini.. (Menangis sesenggukan)
Erika
Engga. Gue tau lo kuat Raya.
Soraya
Lebih bagus kalo gue mati daripada harus jadi istri manusia ga guna itu.
Erika
Raya! Lo ngomong apaan sih?!
Soraya
Ya buat apa juga gue hidup kalau orang tua gue lebih milih uang daripada kebahagiaan gue (Terisak) Kalau orang tua gue sendiri ga sayang sama gue, apa yang bisa gue harapin dari orang lain?
Erika
(Terpaku sesaat, kemudian menarik tangan Soraya menuju sofa kamar) Duduk dulu (Mengeluarkan bungkusan dari ranselnya) Nih, gue bawain brownies kesukaan lo.
Soraya
Makasih
Erika
Raya.. Lios.. Dia kangen sama lo. Dia bilang, pengen ketemu lo.
Soraya
(Menatap Erika dengan air mata yang menetes)
Erika
(Memeluk Soraya) Gue tau lo kuat.
Tok Tok
(Soraya dan Erika menoleh ke arah pintu yang sedari tadi tidak ditutup. Rupanya Bi Ulan yang datang)
Bi Ulan
Makan siangnya non (Meletakkan makan siang di atas nakas dan langsung berlalu pergi)
Erika
Gue pulang dulu ya. Besok atau lusa gue ke sini lagi. (Mengelus pundak Soraya)
Soraya
(Terdiam seribu bahasa)
Erika
(Pergi dan menutup pintu)
Tak lama setelah Erika pergi, Putra Ananta datang memasuki kamar. Ia melihat Soraya alias tunangannya itu sedang berdiri di balkon.
Putra
(Menghampiri Soraya dan memeluknya dari belakang)
Soraya
(Menjerit) Lepasinnnnn…
Putra
Soraya.. aku cinta sama kamu. Kapan kamu bisa nerima aku?
Soraya
Gue ga cinta sama lo Putra.. Maafin gue. Tapi gue bener-bener ga bisa cinta sama lo. Udah ada orang yang gue sayang.
Putra
Bentar lagi kita nikah. Dan lo akan jadi istri gue.
Soraya
(Tersenyum hancur) Engga akan pernah terjadi (Menjatuhkan diri dari balkon)
Putra
Sorayaaaaa…..
(Erika dan Bi Ulan yang tengah mengobrol di halaman, mendengar bunyi sesuatu yang jatuh dan menoleh ke sumber suara)
Erika
Astaga Rayaaaa…!!
Bi Ulan
(Melotot kaget dan menutup mulut)
SLOW MOTION.
(Hari itu, Soraya Adara tewas bunuh diri dengan cara menjatuhkan diri dari balkon kamar. Erika berlari menghampiri mayat Soraya yang bersimbah darah. Erika menangis pilu. Sementara Putra Ananta masih terpaku di atas. Tak percaya dengan apa yang baru saja ia saksikan)
Soraya
Briana
Soraya
Venderly tertawa layaknya gadis polos nan semanis bidadari, namun terbenam ketika lirikan matanya menangkap sosok gadis itu. Bak kecepatan cahaya berubah menerbitkan ekspresi bengis bak iblis.
Briana
Venderly