INT. KAMAR - VILLA - NIGHT
Phone berdering KRING… KRING…
ALFIAN
Ya hallo?
DHANI (V.O)
Ini gua Editor loh, lu udah di sono.
ALFIAN
oh udah, lupa gua mau ngabarin lu.
DHANI (V.O)
Baguslah berarti lu nulis dong?
ALFIAN
Ya, ada beberapa hal menarik di rumah ini—
TUT… TUT… TUT…
ALFIAN (CONT)
Hallo… loh mati… sinyalnya
TOK… TOK… TOK…
ALFIAN (CONT)
Mas?
Beat.
Alfian memperhatikan sekitar melihat cincin di bawah hadapannya.
ALFIAN(CONT)
Ha? kenapa cincinnya bisa ada disini?
Alfian terduduk Mengambil Cincinnya dan mengecek sakunya.
ALFIAN (CONT)
loh, jangan jangan jatuh.
Alfian seketika menjulurkan tangannya, ,melakukan pose seperti sedang melamar kekasihnya dengan mata terpejam.
ALFIAN (CONT)
Laras, maukah kamu menjadi istriku, menemaniku sampai akhir hayatku…
Seorang hantu wanita, LARAS berada tepat di hadapan Alfian.
ALFIAN (S.O)
Melewati Segala arus kehidupan, sampai akhir hayat ku aku akan selalu…
ALFIAN
Mencintaimu.
Beat.
Gua ngapain sih, mana pakai nyebut nama yang ada di lukisan itu lagi…
Alfian kembali ke kamarnya tanpa menyadari keberadaan sosok di hadapannya.
INT. KAMAR - VILLA - NIGHT
ALFIAN
Gua 3 jam di depan layar, gak ada satupun kata yang gue tulis, perasaan tadi gak gini dah tadi.
gak tau kenapa, tapi cincin ini memikat untuk terus diliat. gua harus ceritaain soal cincin ini ke Dhani, tapi sinyalnya…
Alfian menuju tempat tidurnya, tetap memegang cincinnya.
ALFIAN (CONT)
Cantik aja gak cukup, ini lebih daripada kata cantik.
Alfian menguap dan tertidur.
LARAS (O.S)
Jadi kapan kamu akan berikan aku cincin itu?
ALFIAN
Siapa?
Seorang wanita bersembunyi di balik bayang, wajahnya tak tampak.
ALFIAN (CONT)
Hallo…
wanita itu menerkam Alfian dan mencekiknya, saat itu terlihat wajah paling yang pernah dilihat Alfian.
KAMAR - VILLA - MORNING
ALFIAN
(Gelisah)
Cuma mimpi kan?
Alfian memandang sudut tempat hantu itu muncul.
ALFIAN (CONT)
(Lega)
jelas cuma mimpi…
EXT./INT. - VILLA - DAY
ALFIAN
Eh mas, kenapa pagi-pagi?
PENJAGA
eh gini pak, bapak sudah makan belum?
ALFIAN
Belum
PENJAGA
Pas banget, mbah mau ngajak mas makan.
ALFIAN
Siapa mbah?
PENJAGA
Petua di sini pak, dia juga orang sakti, jadi bapak bisa tanya apa aja ke dia.
ALFIAN
Kan saya sudah bilang, kalau saya gak percaya begituan.
PENJAGA
Ini mah itung-itung silaturahmi aja pak.
ALFIAN
Yaudah saya ikut kamu.
JALAN - DAY
Penjaga menunjuk ke arah sebuah rumah sederhana yang terbuat dari kayu
PENJAGA
itu dia tempat nya pak.
RUMAH KAYU - DAY
PENJAGA
Mbah… ini loh, bapaknya sudah datang.
MBAH (V.O)
Oh iya-iya.
Mbah datang dengan beberapa lauk.
MBAH (CONT)
Oh, salam kenal, sini makan.
ALFIAN
Salam mbah.
Alfian makan bersama Penjaga Villa dan Mbah yang baru ia kenal.
MBAH
Nama Raden siapa?
ALFIAN
Alfian mbah.
PENJAGA
Mbah, Alfian kan tinggal dirumah tua itu… gak kenapa-kenapa kan Mbah?
MBAH
Mbah gak tau, mereka yang iri dengan manusia, tak akan pernah merasakan cinta sampai hari penghakiman datang.
Beat
Tetapi jika mereka merasakan cinta,apakah itu benar cinta?
ALFIAN
Maksudnya mbah?
MBAH
Boleh Mbah liat, cincin yang kamu bawa?
ALFIAN
Ini Mbah…
Beat.
Kalau Mbah mau, ambil aja.
MBAH
Ini bukan punya Mbah, walaupun Mbah ambil pasti kembali ke kamu juga.
ALFIAN
Maksudnya Mbah? ini punya saya.
MBAH
Jika kamu mau tau itu punya kamu atau bukan, coba deh kamu kasih lagi kembalikan lagi ke dia, tapi hati-hati dengan keputusanmu…
INT. KAMAR - VILLA - DAY
Alfian yang baru kembali dikejutkan dengan seorang wanita yang duduk di kasurnya membelakangi dirinya.
ALFIAN
Halo, kamu siapa ya?
Beat.
Hai?
LARAS
Jadi kapan kamu akan berikan cincin itu kepada ku.
ALFIAN
cincin ini punya kamu?
LARAS
Bukanya kamu sudah ngelamar aku pakai cincin itu.
ALFIAN
kapan aku ngelamar kamu?
LARAS
(Marah)
Jadi kamu gak pernah mencintai aku!
Wajah gadis itu menjadi seram, kemarahannya membuat ia mencekik Alfian.
Alfian tercekik, dan nafasnya menjadi sesak.
ALFIAN
(Panik)
Tunggu… Aku…
Beat
Mari Kita Berkenalan dulu, mari kita saling mengenal!
Wajah gadis yang menyeramkan kembali seperti semula, di moment itu Alfian tersadar wajah itu yang ada di lukisan.