Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
MUAK - Flavors in the Satisfy
Suka
Favorit
Bagikan
1. ACT 1 - Sequence 1 "About TKP - Bagian 1"

MUAK - FLAVORS IN THE SATISFY

Written By

Guruh Prasetyo

DRAFT 1

*Explicit Content*

1 INT. RUMAH TANJUNG - KAMAR TIDUR BAPAK/TANJUNG - TOILET — DAY 1

*MASA LALU*

Text: 4 OKTOBER 2000

Suara rintik-rintik hujan terdengar dari luar rumah.

Kita melihat TANJUNG KECIL (13/L) yang kepalanya sedang dijenggut dan dilelapkan oleh seseorang ke bak mandi berukuran lumayan besar yang muat untuk dimasukkan satu orang ke dalamnya. Terdengar juga suara hembusan nafas Tanjung kecil dari dalam air bak mandi tersebut.

Kemudian kepala Tanjung kecil diangkat.

Tampak Tanjung kecil yang terengah-engah dengan kondisi sebagian tubuhnya dari kepala hingga badan yang basah, raut wajahnya yang lemas dan matanya yang sembab karena menangis.

Terlihat di belakang Tanjung kecil, tampak seseorang yang sedang menjenggut rambutnya dengan raut wajah kesal, yaitu BAPAK TANJUNG (43/L)

Kemudian Bapak Tanjung melelapkan kembali kepala Tanjung kecil ke bak mandi tersebut.

(Point Of View) Kita melihat dari pandangan Tanjung kecil yang kepalanya dilelapkan ke bak mandi.

INSERT - Bak mandi (UNDERWATER) : kita melihat dari dasar bak mandi, kepala Tanjung kecil yang dilelapkan, dengan gelembung-gelembung air dari hembusan nafas Tanjung kecil.

Bapak Tanjung mengangkat kepala Tanjung kecil dari bak mandi dengan menjenggut rambutnya.

BAPAK TANJUNG

(luapan amarah, kesal)
Udah dibilangin jangan main ujan-ujanan di luar! Susah dibilanginnya! TOLOL!!

Kemudian Bapak Tanjung kembali melelapkan kepala Tanjung kecil. Lalu diangkat kembali, kemudian di lelapkan lagi. Terus berulang-ulang, lagi dan lagi.

BAPAK TANJUNG (CONT'D)

(marah, kesal)
Ini akibatnya kalo ngelawan sama bapak! Ngerti!!

Terlihat Tanjung kecil yang gusar dan memberontak.

Kemudian Tanjung kecil yang memberontak, tak sengaja memukul perut bapaknya. Hingga bapaknya merintih kesakitan dan kesal.

BAPAK TANJUNG (CONT'D)

(merintih sakit, kesal, berteriak)
SETAN!!

Sentak Bapak Tanjung memukul Tanjung kecil dan mendorongnya dengan kuat.

Hingga Tanjung kecil terjatuh dan tersungkur ke lantai luar toilet.

2 INT. RUMAH TANJUNG - KAMAR TIDUR BAPAK/TANJUNG — DAY 2

Terlihat Tanjung kecil yang terjatuh dan tersungkur di depan toilet tersebut. Hingga kepalanya terbentur ke lantai.

(Point Of View) Kita melihat dari pandangan Tanjung kecil yang samar, kabur, dan terdengar suara denging dari kepalanya.

Terlihat Tanjung kecil yang tergesa-gesa bangun dari lantai. Kemudian berjalan dengan kondisi badannya yang tak seimbang.

(Point Of View) Kita melihat dari pandangan Tanjung kecil yang samar, kabur dan tak seimbang. Suara denging dari kepalanya perlahan menghilang. Tampak ia berjalan mendekati pintu kamar, hendak ingin keluar dari kamar tidur tersebut.

DAKK!! Sentak tak sengaja Tanjung kecil menabrak pintu kamar tidur yang terbuka setengah dengan cukup keras.

Terlihat Tanjung kecil yang memegang kepalanya, yang bertambah pusing. Lalu ia lanjut berjalan keluar dari kamar tidur tersebut.

Beat.

Bapak Tanjung keluar dari toilet, dengan wajah yang marah dan amat kesal. Kemudian ia berteriak memanggil Tanjung kecil.

BAPAK TANJUNG

(berteriak memanggil, kesal)
TANJUNG! BALIK SINI!!

Bapak Tanjung kemudian berjalan pergi dari kamarnya, mengejar Tanjung kecil.

CUT TO:

3 INT. RUMAH TANJUNG - RUANG TENGAH — DAY 3

Kita melihat Tanjung kecil yang berjalan cepat dan tergesa-gesa, dengan kondisi yang pusing dan badannya yang tak seimbang. Ia ingin keluar dari rumah menghindari bapaknya.

Terlihat Tanjung kecil yang berjalan hendak melewati meja makan dan kursi kayu.

(Point Of View) Kita melihat dari pandangan Tanjung kecil yang samar, kabur dan tak seimbang. Tanjung kecil yang berjalan hendak melewati meja makan dan kursi kayu.

DAKKK!! Sentak kelingking salah satu kaki Tanjung kecil terbentur dengan kaki kursi kayu.

Tanjung kecil merintih kesakitan, namun ia mencoba untuk menahan rasa sakitnya dan terus berjalan dengan pincang, hingga ke area ruang tamu rumahnya.

Tampak dikejauhan dan samar, Bapak Tanjung yang berjalan menghampiri Tanjung kecil.

4 INT. RUMAH TANJUNG - RUANG TAMU — DAY 4

Sampailah Tanjung kecil di ruang tamu rumahnya.

Namun, ketika ia ingin meraih gagang pintu rumah dan ingin membukanya ...

... sentak tampak dari depan wajah Tanjung kecil, tiba-tiba dari arah samping kirinya, nongol kepala bapaknya dan berteriak persis di samping telinganya dengan kuat.

BAPAK TANJUNG

(berteriak)
ANAK SETAN!

Dengan cepat, Bapak Tanjung menampar kepala Tanjung kecil. Hingga membuat Tanjung kecil tersungkur ke lantai kembali.

Bapak Tanjung berpaling dari hadapan Tanjung kecil, kemudian mengambil sebuah vas bunga kosong berukuran kecil yang berada di atas meja.

Lalu berjalan dan berdiri kembali ke hadapan Tanjung kecil yang tersungkur, kemudian ia mengayunkan tangannya hendak ingin memukul Tanjung kecil dengan vas bunga tersebut.

Namun ... (beat)

Tok, Tok, Tok. Terdengar pintu diketuk.

ANGGOTA POLISI 1 (O.S.)

Permisi!

Bapak Tanjung mengurungkan niatnya.

Tampak bias cahaya lampu biru-merah samar sedikit masuk ke dalam rumah, berkelap-kelip dari luar.

Bapak Tanjung membalikkan badannya menghadap pintu, sentak raut wajahnya yang berubah mengeras dan serius menatap pintu.

Tok, Tok, Tok. Pintu kembali diketuk.

Kita melihat Bapak Tanjung yang tak bergeming dan menatap ke arah pintu dengan begitu serius.

Beat.

BRAKK!! Pintu didobrak oleh dua anggota polisi pria, sekitar berumur 30an.

Bapak Tanjung sentak terkejut dengan raut wajah yang tegang, melihat pintu didobrak.

Kemudian Bapak Tanjung menoleh ke arah Tanjung kecil yang tersungkur lemas. Kita melihat dua anggota polisi juga melihat ke arah yang sama.

Bapak Tanjung mengayunkan tangannya, ingin memukul anggota polisi #1 dengan vas bunga yang digenggamnya.

Dengan sigap anggota polisi #1 memegang erat, menahan tangan Bapak Tanjung yang hendak memukulnya dengan vas bunga tersebut.

Kemudian kedua polisi tersebut menangkap dan memborgol Bapak Tanjung, hingga Bapak Tanjung tersungkur ke lantai, karena melawan dan memberontak.

Vas bunga dilepaskan dari tangan Bapak Tanjung, lalu tak sengaja bergelinding di lantai dengan pelan menuju dan mengenai kepala Tanjung kecil yang hanya tersungkur diam melihat kejadian tersebut.

Terlihat OM IWAN (38/L) masuk ke rumah, lalu menghampiri Tanjung kecil yang tersungkur di lantai.

OM IWAN

Hei, Tanjung, Tanjung. Kamu gakpapa?

Tampak Om Iwan merebahkan Tanjung kecil, lalu mengambil dan menggenggam vas bunga tersebut.

(Point Of View) Kita melihat dari pandangan Tanjung kecil yang samar dan kabur. Tampak Bapak Tanjung yang gusar, lalu melihat ke arah Tanjung kecil dan Om Iwan.

BAPAK TANJUNG

(kesal, gusar)
Siapa yang melakukan ini!!? Kamu Tanjung! Kamu Iwan! Emang setan!! (beat) Durhaka kamu sama bapak, Tanjung!

(Point Of View - Tanjung) masih dengan pandangan yang samar dan kabur. Tanjung melihat bapaknya dibawa keluar dari rumah oleh dua anggota polisi tersebut.

DISSOLVE TO:

5 EXT. RUMAH TANJUNG — LATE AFTERNOON 5

Gambar perlahan jelas.

Tampak situasi dan kondisi yang sehabis hujan, terlihat juga genangan-genangan air dan jalan yang masih basah karena air hujan.

Kita melihat Tanjung kecil dan Om Iwan yang berdiri berdampingan, melihat Bapak Tanjung yang diborgol dan dimasukkan ke dalam mobil polisi.

Tampak beberapa warga yang melihat dan menonton.

INSERT - Jalanan rumah Tanjung : Kita melihat mobil polisi yang melaju pergi.

CUT TO:

6 INT. RUMAH TANJUNG - RUANG TAMU — MORNING 6

*MASA LALU*

Text: 13 NOVEMBER 2000

Kita melihat vas bunga kecil yang telah kita lihat sebelumnya, berada di atas meja.

Lalu kita diperlihatkan sebuah koran “Nasional Post” yang juga berada di atas meja.

Tampak sebuah isi berita di koran tersebut:

“ Seorang Narapidana Berinisal AT (foto Napi - Bapak Tanjung, yang kedua matanya disensor garis hitam) ditemukan gantung diri di dalam sel penjaranya, malam hari kemarin. ”

Kemudian kita melihat ke arah Tanjung kecil dan Om Iwan yang sedang duduk bersama. Mereka berpakaian berwarna gelap, tanda berkabung. Namun terlihat tak nampak kesedihan di raut wajah Tanjung kecil.

Beat.

OM IWAN

Kamu yakin gak mau tinggal sama om?

Tanjung kecil yang agak menunduk menggelengkan kepalanya.

Kemudian Tanjung kecil mengangkat kepalanya sedikit, lalu melihat ke arah Om Iwan. Lalu berkata

TANJUNG KECIL

Aku di sini aja, om.

OM IWAN

Kamu sendirian di sini. Kalo di rumah Om Iwan, kamu ada teman. Ada Ira sama Titi yang nemenin kamu. (beat) Om juga gak keberatan kok. Om malah senang ada anak laki-laki di rumah Om.

Tampak Tanjung kecil yang terdiam berpikir.

Beat.

CUT TO:

7 EXT. RUMAH TANJUNG — MORNING 7

Kita melihat Tanjung kecil membukakan pintu gerbang.

Tampak Om Iwan yang sudah memakai helm sedang menyalakan sepeda motornya.

Lalu Om Iwan menjalankan motornya, melaju keluar dari gerbang, kemudian berhenti sejenak.

Om Iwan berkata

OM IWAN

Om bakal sering-sering datang ke sini kok. Kamu hati-hati yaa, kabarin kalo ada apa-apa

Tanjung kecil mengangguk.

Kemudian Om Iwan melaju pergi mengendarai motornya.

Tanjung kecil menutup gerbang. Kemudian Tanjung terdiam, lalu melihat kesibukan penghuni rumah-rumah yang berada di seberang rumahnya.

Rumah pertama - Tampak di depan rumah pertama, Seorang pria parubaya yang sarungan membaca koran ditemani kopi hitam dan sukun goreng yang berada di atas meja. Tampak koran yang dibaca pria tersebut, koran yang sama yang berada di atas meja rumah Tanjung.

Rumah kedua - Depan rumah, Seorang pria (30/L) memanaskan motor bebeknya.

Rumah ketiga - Depan rumah, Seorang pria parubaya memandikan burung yang tergeletak mati di dalam kandang.

Rumah keempat - Depan rumah, Seorang Ibu parubaya yang berdiri diam menunduk, di bawah sinar matahari yang terik.

Rumah kelima - Depan rumah, Seorang pria parubaya yang berdiri diam di bawah sinar matahari yang terik. Namun ia mendengak melihat ke atas, ke arah matahari yang bersinar begitu terik.

Penghuni-penghuni rumah tersebut tampak saling tak acuh.

Lalu terlihat pria parubaya penghuni rumah pertama, melipat korannya. Lalu melihat ke arah Tanjung dengan datar nan dingin. Kemudian memalingkan muka dan meminum kopinya.

Tanjung yang menatapnya kemudian tak menghiraukan, lalu ia masuk ke rumah.

Musik perlahan berputar.

Lalu perlahan gambar tampak samar dan kabur. (blur)

DISSOLVE TO:

8 INT. RUMAH TANJUNG - RUANG TAMU — DAY 8

Gambar perlahan jelas.

Kita mengikuti sebuah pergerakan kamera yang tampak menyusuri ruang tamu rumah Tanjung.

Kita melihat situasi dan kondisi ruang tamu rumah Tanjung yang sepi senyap, sambil di iringi musik yang masih berputar.

Lalu perlahan gambar tampak samar dan kabur. (blur)

DISSOLVE TO:

9 INT. RUMAH TANJUNG - RUANG TENGAH — DAY 9

Gambar perlahan jelas.

Kita mengikuti sebuah pergerakan kamera yang tampak menyusuri ruang tengah rumah Tanjung.

Kita melihat situasi dan kondisi ruang tengah rumah Tanjung yang sepi senyap.

Musik masih berputar.

Lalu perlahan gambar tampak samar dan kabur. (blur)

DISSOLVE TO:

10 INT. RUMAH TANJUNG — DAY 10

Gambar perlahan jelas.

Kita masih mengikuti pergerakan kamera. Tampak sebuah pintu kamar tidur yang tertutup.

Lalu kita bergerak maju dan masuk ke dalam kamar tidur tersebut lewat lubang kunci pintu.

11 INT. RUMAH TANJUNG - KAMAR TIDUR BAPAK/TANJUNG — CONTINUOUS 11

Kita masuk ke kamar tidur lewat lubang kunci.

Tampak kondisi dan situasi kamar tidur Bapak Tanjung yang telah dialih pakai oleh Tanjung, menjadi KAMAR TIDUR TANJUNG.

Terlihat televisi tabung 21 inch yang menyala kresek tak bersuara.

Kita melihat sebuah colokan kabel panjang yang dicolok ke terminal dekat televisi.

Lalu kita mengikuti kabel tersebut yang berada dipojokan lantai kamar tidur, hingga tampak kabel tersebut ternyata masuk ke lubang ventilasi atas pintu toilet yang berada di kamar tidur tersebut.

Kemudian kita terhenti di depan pintu toilet tersebut.

MASA SEKARANG

Text: 10 DESEMBER 2010 14.00 WIB

Musik yang kita dengarkan selama ini, tampak menjadi samar dan sayup-sayup. Terdengar sumber musik tersebut dari dalam toilet.

CUT TO:

12 INT. RUMAH TANJUNG - KAMAR TIDUR TANJUNG - TOILET — DAY 12

*MASA SEKARANG*

Kita melihat sebuah toilet yang sama ketika Tanjung disiksa sewaktu kecil. Namun sekarang situasi dan kondisi toilet tersebut tampak kering, berdebu, beberapa sawang laba-laba.

Sekarang toilet tersebut dijadikan menjadi tempat Tanjung berpikir merenung, mencari ide dan menulis.

Tampak banyak post it yang tertulis quote-quote dari tokoh-tokoh ternama ditempel ke dinding begitu banyak hingga hampir menutupi dinding-dinding toilet.

Tampak kertas-kertas bekas yang berserakan di lantainya, dan juga bak mandi yang sekarang atasnya ditutup dengan sebuah papan dan dijadikan meja untuk menaruh colokan terminal yang kabelnya baru saja kita ikuti tersebut. Dan tape musik yang selama ini menyala dan menyetel lagu yang masih berputar dan kita dengar sebelumnya.

Terlihat TANJUNG (23/L) yang sedang fokus duduk memangku dan mengetik dengan laptopnya di closet duduk yang sudah tak terpakai.

Tampak sebuah usb modem internet bermerk “High Speed 3G” yang terpasang di laptopnya.

Tampak di dinding tepat di atas kepala Tanjung terdapat sebuah stiker bertuliskan “4.32”

Tampak di dinding samping Tanjung terdapat kalender yang ditempel dengan solatip, dengan coretan x pada tanggal-tanggal yang sudah dilewatinya. Yang sekarang coretan x sudah sampai di tanggal 9 Desember.

Lalu kita melihat di samping Tanjung terdapat sebuah mug yang ditaruh di sebuah tumpukan kertas hvs bekas tulisan-tulisannya yang disusun menumpuk tinggi.

Musik berhenti.

CUT TO:









Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar