Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. SAUNG - MALAM
Cahya dan Joko sedang merokok sedangkan Wisnu, Yanto dan Raka masih berbincang sambil minum dari minuman yang dibawa Raka.
WISNU
Lu tau istrinya Pa Rahmat dulu minta cerai?
YANTO
Gak tau gua. Gua kira meninggal, gak berani nanya begituan gua.
RAKA
Pantes dia sayang banget sama anaknya.
WISNU
Iya, istrinya gak setuju sama bisnisnya Pa Rahmat.
RAKA
Udah-udah, gimana kalau Pa Rahmat denger.
Tiba-tiba Wisnu di telepon, terlihat di layar hpnya orang yang menelepon adalah Pa Rahmat. Raka, Wisnu dan Yanto terlihat panik. Cahya dan Joko hanya melihat menunggu apa yang dikatakan Pa Rahmat.
JOKO
Jawab aja.
WISNU
Halo pak?
BOS (V.O)
Suruh Joko untuk gerak,
yang lain sedang di jalan.
WISNU
Baik pak.
Telepon dimatikan.
WISNU
Joko, udah waktunya.
Joko dan Cahya membuang rokoknya.
JOKO
30 menit gak balik lagi lu susul aja.
WISNU
Oke.
Joko dan Cahya berjalan ke arah mobil.
CAHYA
Siapa yang nyetir?
JOKO
Lu aja, nanti baliknya gua yang nyetir.
INT. HUTAN - CONTINUOUS
Mobil Cahya dan Joko berjalan di antara pohon, mereka melewati jalan dari tanah dan hanya cukup satu mobil, jalan yang mereka lewati berlubang membuat Cahya dan Joko sedikit terguncang.
JOKO
Gausah khawatir ada gua.
CAHYA
Siapa yang khawatir!?, gua gak takut.
JOKO
Kalau gitu kenapa tangan lu gemeteran?
CAHYA
Lapar.
Joko heran mendengar balasan Cahya.
JOKO
Tenang semuanya bakal cepat selesai.
Joko mengambil tasnya yang disimpan di dekat kakinya, Dengan satu tangan dia simpan tasnya di samping kiri badannya agar tidak terlihat oleh Cahya lalu Joko memastikan bahwa senjata apinya masih berada di tas.
CAHYA
Iya semuanya bakal selesai malam ini.
Cahya dengan tangannya mencoba meraba jaketnya untuk memastika senjata api yang dia bawa tetap berada di tempatnya, yaitu di saku dalam jaket.
INT. SAUNG - MAlam
Wisnu, Raka dan Yanto sedang merebahkan badan di lantai, ketiganya memandang langit-langit saung.
RAKA
Gak nyangka gua si Cahya ternyata intel.
WISNU
Ya, ternyata diam-diam berniat menangkap kita,
untung saja Pak Bos menyadarinya.
RAKA
Padahal dia orang baik.
WISNU
Lu jangan sampai mihak si Cahya.
RAKA
Gua cuma ngomong apa adanya, dia kan emang baik.
YANTO
Yaudah mau gimana lagi? sama seperti Cahya
yang cuma nyelesain tugasnya, kita juga
harus nyelesain tugas. Seorang lelaki seperti kita dan
Cahya itu hanya merasa hidup ketika diperintah,
bukan memerintah. Tidak seperti
Bos Pa Rahmat atau pejabat, yang dimata mereka
kita cuma anjing yang bisa disuruh-suruh.
WISNU
Dasar anjing pemerintah, gua yang
bakal ngebunuh si Cahya.
YANTO
Yang gua gak nyangka, si Bos minta
kita ngehabisin si Joko juga.
RAKA
Kalau Joko ya salah dia sendiri
mau keluar dari organisasi ini.
Rombongan kendaraan tidak dikenal datang menghampiri saung, membuat Wisnu, Yanto dan Raka bangun. Dari kendaraan tersebut turun seseorang dan langsung menghampiri mereka bertiga. Seseorang tersebut menembak Wisnu, Yanto dan Raka dengan senjata api bertipe submachine gun.
MAFIA THAILAND
(dalam bahasa thailand)
Sudah beres, kita balik lagi ke Bos.
INT. HUTAN (TRANSAKSI) - CONTINUOUS
Cahya dan Joko yang sedang melaju, melihat ada cahaya mobil di atas.
JOKO
Itu dia.
CAHYA
Oke.
Cahya melaju ke arah cahaya mobil, setelah sampai Cahya menghentikan laju mobilnya. Dengan cahaya dari mobil pickup, terlihat ada tiga orang dan di belakangnya ada satu mobil jeep.
JOKO
Turun, Gausah dimatiin.
CAHYA
Ya.
Joko dan Cahya turun, Cahya ke belakang dan mengambil peti yang dibawa oleh mobil pickup itu, sedangkan Joko menyapa si pembeli.
JOKO
Tidak nyangka kalau kita bisa bertemu lagi.
PEMBELI
Hahaha masih hidup juga kau. Kudengar
teman-teman mu mati,
jadi ku sangka kaujuga mati.
Cahya datang dengan peti dan menaruhnya di depan Joko.
JOKO
Uang dulu baru barang.
Salah satu Bodyguard si Pembeli terlihat kesal dengan apa yang dikatakan Joko, namun si Pembeli menahannya.
PEMBELI
Tidak usah, dia terpercaya kok.
Pembeli memberikan isyarat untuk Bodyguardnya memberikan koper berisi uang ke Joko, Bodyguard yang memegang koper berjalan hingga memberikan koper berisi uang itu langsung ke tangan Joko.
JOKO
Cek dulu.
Joko mengecek uang yang diberikan, Cahya mengintip isi koper. Joko selesai mengecek keaslian uangnya.
JOKO
Aman.
Joko memberikan koper ke Cahya, saat Cahya menerimanya saat itu juga Cahya tertembak di sekitar dadanya hingga terpental kebelakang. Joko terkejut, bahwa yang menembak Cahya adalah si Pembeli.
PEMBELI
Saya tau kamu orang yang dapat dipercaya,
tapi saya berbeda.
Pembeli tersenyum, dua Bodyguard mengarahkan senjata api mereka ke arah Joko. Joko teringat bahwa senjata apinya berada di tas yang dia simpan di mobil.
PEMBELI
Saya diperintahkan untuk memimpin
gembong narkoba di Indonesia,
dimulai dari daerah ini.
Tapi kalian yang sudah menempati daerah
ini dan menjadikannya daerah bisnis
kalian menjadi gangguan yang harus dimusnahkan.
Si Pembeli mendengar suara rombongan kendaraan, dia mengira rombongan itu adalah bawahannya yaitu sekelompok mafia thailand.
PEMBELI
Bisnis Pa Rahmat sebentar lagi akan tamat.
Dari hutan terdengar suara motor dan mobil, ternyata itu rombongan yang dikirim oleh Pa Rahmat, mereka melewati jalur yang tidak biasa. Saat datang, mereka mulai menembaki si Pembeli hingga mati, Bodyguar si Pembeli dengan refleknya langsung bersembunyi di belakang mobil jeep. Rombongan Pa Rahmat menghujani mobil jeep itu dengan peluru.
JOKO
Apa-apaan ini?!
Joko melihat ke arah Cahya terjatuh namun tidak menemukannya di sana, Cahya ternyata sedang berjalan ke arah mobil dengan koper di tangannya sedangkan tangannya satu lagi terlihat memegang dadanya. Cahya dapat selamat karena jaket pelindung yang dia gunakan, Joko berlari mengejar Cahya.
JOKO
Woy Cahya, Jangan lari lu!
Seketika mendegar amukan Joko, salah satu Rombongan Pa Rahmat melihat ke arah Joko. Seseorang tersebut menembak Joko namun meleset karena jeep yang sedang ditembaki meledak, peluru yang ditembakan ke arah Joko hanya menggores tangannya dan karena ledakan juga seseorang yang menembak Joko mengalihkan perhatiannya ke arah api yang berkobar.
JOKO
Akhh..Sialan.
Cahya berhasil masuk ke dalam mobil, dia menyimpan koper uangnya di dekat kaki lalu memegang perseneling dengan niat kabur dari rombongan Pa Rahmat. Sebelum dia berhasil memasukan gigi mobil, Joko membuka pintu mobil di sebelahnya dan langsung masuk. Cahya terkejut.
CAHYA
Keluar lu, Bangsat!.
JOKO
Akh..Cepet maju bodo.
Cahya melihat Joko tertembak.
JOKO
Gua ditembak bawahannya Pa Rahmat,
gua juga jadi target sama kaya lu.
CAHYA
Tch..Gak ada waktu.
Cahya melihat rombongan Pa Rahmat memandangnya dan mengarahkan senjata api ke arah mobil pick up, saat itu juga Cahya melaju dan saat itu pula rombongan Pa Rahmat mulai menembak. Karena Cahya dan Joko lolos, rombongan Pa Rahmat berniat mengejarnya namun sebelum itu mereka mengangkut peti narkoba yang ditinggalkan.
INT. HUTAN - CONTINUOUS
Cahya dan Joko melaju dengan cepat menuruni hutan, karena jalannya yang jelek membuat Joko dan Cahya terguncang. berulang kali mereka terlihat kesakitan.
JOKO
Lu nyetir yang bener woy!!
CAHYA
Lu coba nyetir sambil nahan tulang
rusuk yang sakit kaya gimana! ini tulang
rusuk gua patah atau gimana sih!
Mereka keluar dari hutan dan tidak sadar melewati saung yang di dalamnya hanya tersisa darah dari Wisnu, Raka dan Yanto. Tidak ada mayat mereka bertiga karena sudah dibersihkan oleh mafia thailand.
INT. HUTAN (TRANSAKSI) - CONTINUOUS
Rombongan Pa Rahmat kembali melaju setelah peti narkoba sudah dinaikan, mereka berangkat mengejar Cahya dan Joko. Tidak lama kemudian datang rombongan mafia thailand, mereka turun dari kendaraan dan melihat mayat si Pembeli.
MAFIA THAILAND
(bahasa thailand)
Bodoh, dia memang tidak pantas menjadi
salah satu kepala cabang
dari bisnis milik ayah.
MAFIA THAILAND 2
(bahasa thailand)
Bagaimana ini?
MAFIA THAILAND
(bahasa thailand)
Kita datang ke markas mereka, kita rebut apa
yang mereka rebut dari kita.
MAFIA THAILAND 2
(bahasa thailand)
Berangkat!!
Mereka menaiki kendaraan mereka dan mulai melaju.
INT. JALAN - MALAM
Cahya dan Joko sedang di jalan.
CAHYA
Lu tau dari mana?
JOKO
Bos, dia yang merintah gua buat ngebunuh lu.
CAHYA
Lu tau kan gua bisa aja bunuh lu sekarang juga.
JOKO
Buat apa? gua juga udah diincer sama Pa Rahmat.
CAHYA
Gua gak nyangka kalau bakal begini,
apa si Rahmat sialan itu tau
kalau mafia Thailand akan berkhianat?
JOKO
Kalau emang dia tau, berarti wajar kenapa lu
dan gua ditugaskan bareng. Dengan dalih gua
harus ngebunuh lu, Rahmat sebetulnya
menjadikan lu dan gua umpan. Seorang intel dan seorang
pekerjanya yang meminta untuk keluar,
Rahmat berpikir bahwa dia
tidak rugi jika kita jadi korban.
CAHYA
Ya semuanya wajar kalau emang benar
seperti itu, gimana kalau lu bantu gua
ngejalanin misi ini. Gua bantu lu biar dapat
perlindungan dari Mafia Thailand atau juga Pa Rahmat.
JOKO
Gua gak masalah, lagian udah gak ada harapan lagi.
CAHYA
Kalau gitu kita sekarang ke pom bensin untuk bertemu dengan Abisatya.
JOKO
Dia juga intel!?
CAHYA
Ya.
Cahya semakin mempercepat laju mobilnya, Cahya dan Joko yang sedang terluka berusaha untuk menjaga agar tidak kehilangan banyak darah. Joko dengan luka gores di tangannya dan Cahya dengan luka di dadanya namun tidak dalam.
INT. POM BENSIN - BEBERAPA WAKTU KEMUDIAN
Dewi dan Danu sedang duduk di tempatnya masing-masing.
DANU
Lu harus coba motor gua.
DEWI
Emangnya di apain motor lu?
DANU
Sekali gas, setan juga kagak bisa
ngejar makannya gua namain tuh motor setan.
DEWI
Kadang gua gak heran kenapa lu
kerjanya jadi tukang bensin.
Tiba-tiba datang mobil pick up yang dikendarai Cahya, mobil tersebut dengan kencang belok ke dalam pom bensin.
INT. WARKOP - SAME TIME
Abisatya melihat mobil yang belok secara cepat ke dalam pom bensin hingga menimbulkan suara bising, langsung bergegas menghampirinya. Dia lupa dan meninggalkan hpnya di warkop.
INT. POM BENSIN - CONTINUOUS
Dewi dan Danu langsung berdiri melihat mobil pick up itu, setelah mobil itu berhenti terlihat Cahya keluar dari mobil dengan bajunya yang berubah menjadi merah karena darah.
DEWI
Cahya lu kenapa?
CAHYA
Gua ketembak.
DEWI
Hah!?
Joko keluar dari mobil, Danu yang melihatnya pun terkejut.
DANU
Dew, Dew! itu kakak lu.
DEWI
Kak! Kena tembak juga?
JAKA
Iya.
Datang Abisatya.
ABISATYA
Cahya lu gak apa-apa?
CAHYA
Gak apa-apa, tinggal ngeberhentiin
pendarahannya. Lu simpen mobil ini dan
bawa koper yang di dalem.
Abisatya tanpa ragu langsung melaksanakan perintah Cahya.
JOKO
Dew, ada P3K?
DEWI
Oh, Ah..iya sebentar.
Dewi langsung bergegas mencari P3K, Dewi berlari dan masuk ke dalam kantor.
DANU
Yaudah kalian masuk dulu aja.
CAHYA
Ya.
Satya memarkirkan mobil tersebut, sedangkan Cahya dan Joko dibawa oleh Danu masuk ke kantor.
INT. MOBIL CAHYA - CONTINUOUS
Saat Abisatya memarkirkan mobil, dia merasa ada sesuatu di bawah kakinya dan saat itu dia langsung mengambil barang tersebut, yaitu koper yang dimaksud Cahya. Setelah selesai, Abisatya keluar dari mobil dan bergegas masuk ke dalam kantor.
INT. RUANG KANTOR - CONTINUOUS
Di dalam ada Joko,Cahya,Dewi dan Danu. Joko dan Cahya duduk di kursi sedangkan Dewi dan Danu sibuk mencari P3K, tidak lama kemudian Abisatya masuk.
ABISATYA
Apa yang terjadi?
CAHYA
Di luar dugaan, Sat. Gak nyangka gua
cuma diperalat sama si Rahmat itu.
JOKO
Transaksi narkoba yang dilakukan juga
gagal karena Cahya ditembak oleh Mafia Thailand,
tiba-tiba saat gua terpojok. Rombongan anak buah
Rahmat datang dan mulai menembaki
tiga bawahan Mafia Thailand.
ABISATYA
Hmmm benar-benar di luar dugaan.
CAHYA
Semuanya rencana kita kacau.
ABISATYA
Iya..
Suara benda jatuh terdengar tiba-tiba, itu adalah Dewi yang menjatuhkan kotak P3K karena terkejut mendengar perkataan Joko dan Abisatya.
CAHYA
Udah waktunya lu jelasin.
JOKO
Iya, Sini Dew dengerin gua.
Joko bercerita semuanya tentang pekerjaan Pa Rahmat dan apa yang telah dia lakukan.
INT. RUANG KANTOR - beberapa waktu kemudian
Dewi menampar Joko, Dewi pergi keluar. Tidak ada yang mencoba menghentikan Dewi, semua yang berada di ruang hanya diam.
DANU
Gua sebetulnya udah curiga sama bisnis
Pak Rahmat tapi gua gak tau
kalau bakal seserius ini.
Danu mengambil kotak P3K, membukanya lalu mencoba menghentikan pendarahan di dada Cahya. Cahya membuka jaket pelindungnya dan Danu membantu menyiapkan perban yang akan dipakai.
CAHYA
Sekarang gimana? mafia Thailand tadi
berniat mengkhianati Pak Rahmat,
tapi dia tidak tau
kalau Pak Rahmat sudah
menyiapkan jebakan.
JOKO
Dan kita terjebak di tengah-tengah.
ABISATYA
Pak Rahmat mungkin berniat untuk
menyerang mafia Thailand, bersamaan dengan
membunuh Joko dan Cahya.
CAHYA
Sepertinya dia tidak berniat melepaskan uangnya,
ditambah lagi gua dan Joko masih hidup,
tidak lama lagi anak buahnya akan mencari kita.
ABISATYA
Bahaya kalau keluar sekarang,
kendaraan yang ada cuma mobil pick up dan motor
belum lagi jalan raya menuju perbatasan hanya satu.
CAHYA
Kita sembunyi saja dulu disini.
ABISATYA
Gua hubungin Kepolisian, minta segera
kirimkan bantuan ke sini.
Abisatya memeriksa kantung celananya untuk mencari hpnya namun tidak menemukannya. Dia teringat meninggalkan hpnya di atas meja warkop.
ABISATYA
Gua ninggalin hpnya di warkop.
CAHYA
Ambil dulu.
INT. POM BENSIN - CONTINUOUS
Dewi berdiam di depan pintu ruangan kantor pom bensin, saat dia mengusap air matanya, pengendara motor datang dari arah desa untuk membeli bensin, Dewi melayani pengendara tersebut tanpa mengetahui kalau pengendara itu adalah bawahannya Pa Rahmat.
PEMBELI
20.000 yang biasa.
DEWI
Hmmm.
Setelah selesai mengisi bensin, pengendara itu pergi namun saat dia pergi perhatiaannya teralihkan oleh mobil pick up yang terparkir di pom bensin, terlihat mobil pick up tersebut ada bekas tembak dan goresan. Saat pengendara sudah keluar dari pom bensin, Abisatya keluar memanggil Dewi.
ABISATYA
Dewi.
DEWI
Satya..Sorry gua cuma kaget doang,
jadi kita sekarang harus gimana?
ABISATYA
Kamu tenangin diri dulu nanti kalau
udah tenang baru kita
bahas rencana selanjutnya.
DEWI
Kamu kemana?
ABISATYA
Aku mau mengambil beberapa barang dari warkop.
DEWI
Ohh..
ABISATYA
Dew maafin gua, udah nyembunyiin sesuatu dari lu.
DEWI
Gak usah minta maaf.
Dewi berkata sambil berjalan masuk kedalam kantor.
INT. RUANG KANTOR - CONTINUOUS
Dewi masuk, mengambil kotak P3K dan langsung menarik lengan Joko. Dewi membalut Joko dengan perban sekaligus membersihkan darah yang keluar dari tangannya.
DEWI
Dari kapan kamu kerja begituan?
JOKO
Dari awal kerja sama Pa Rahmat.
DEWI
Sekarang yang terakhir?
JOKO
Iya, aku berhenti bekerja seperti ini.
Aku bakal nyari kerja
yang biasa aja, yang normal.
DEWI
Kamu buat aku dan Jaka makan dan hidup
dari uang yang asalnya dari
kerjaan gak bener kaya gini,
kamu mikir gak sih? sesudah ini kalau
kamu mau ke kota silahkan.
Aku di sini bersama Jaka.
Joko terdiam, dia merasa malu dan bersalah atas apa yang dia lakukan selama ini.
INT. RUANG KANTOR - BEBERAPA WAKTU KEMUDIAN
Abisatya kembali dari warkopnya, dia membawa tas hitam bersama hpnya.
CAHYA
Udah lu bawa semuanya?
ABISATYA
Udah, Ada dua senjata cadangan
dan beberapa amunisi saja.
CAHYA
Untuk sekarang kita harus
berjaga-jaga jika ada Pa Rahmat datang.
ABISATYA
Kita sembunyikan dulu mobil pick up, Nu.
Di sini ada kain atau terpal
yang bisa nutupin mobil itu gak?
DANU
Gua cek dulu di gudang.
Danu keluar untuk pergi ke gudang.
CAHYA
Jangan lupa sembunyikan kopernya.
Joko teringat dengan senjata api di tasnya, dia hendak mengambilnya namun saat membuka pintu. Rombongan kendaraan bawahannya Pa Rahmat datang.
JOKO
Semuanya diam.
Seketika semua yang berada di kantor diam tidak bergerak, Abisatya mengintip lewat jendela.
ABISATYA
Danu! dia pergi ke gudang!.
Terhitung belasan orang dari beberapa kendaraan, terlihat kendaran mobil dan motor menghalangi jalan masuk atau pun jalan keluar dari pom bensin. 4 orang berjalan menghampiri ruang kantor.
INT. GUDANG POM BENSIN - CONTINUOUS
Danu sedang mencari terpal, setelah berusaha mencari akhirnya dia menemukannya. Terpal tersebut dia bawa keluar dari gudang.
INT. POM BENSIN - CONTINUOUS
Danu keluar dari gudang, berjalan menuju pintu kantor namun saat dia berjalan ke kantor seseorang berteriak.
MAFIA 1
Woy!
Danu terkejut saat dia melihat banyak mobil dan motor yang menutup jalan masuk dan keluar dari pom bensin.
MAFIA 1
Sini lo!
DANU
Ada apa bang?
MAFIA 1
Lu liat orang yang ngendarain
mobil pick up ini gak?
DANU
G..Gak tau bang.
MAFIA 1
Yakin lu?
DANU
Sumpah bang gak tau.
Mafia bawahan Pa Rahmat itu melihat tangan Danu terdapat bercak darah bekas mengobati lukanya Cahya, karena anggota mafia ini curiga akan perkataan Danu, dia mengeluarkan senjata api dan mengarahkannya ke kepala Danu. Danu terlihat panik dan ketakutan.
MAFIA 1
Gua tanya sekali lagi!
lu liat orang yang nyetir mobil itu ga!
Danu terdiam, saking ketakutannya
dia tidak bisa menjawab.
MAFIA 1
Jawab!!
Danu yang kebingungan sempat melirik ke arah jendela ruang kantor yang gelap, walau tidak terlihat Danu tau jika Abisatya dan yang lain sedang melihatnya melewati jendela tersebut. Mafia menyadari gerak-gerik Danu yang terus mengarahkan pandangannya ke arah kantor, mafia tersebut langsung menarik Danu dan mengarahkan senjata api ke kepalanya. Mafia itu menjadikan Danu sebagai sandra.
MAFIA 1
Keluar lu! gua tau lu di dalem! Joko! Cahya!
Senjata api semakin dekat dengan wajah Danu.
MAFIA 1
Kalau lu gak keluar! lu tau apa
yang bakal terjadi sama orang ini!
MAFIA 1
1!....2!...
Saat akan hitungan ke tiga, pintu kantor terbuka perlahan dan Joko bersama Cahya keluar, Cahya membawa koper hitam sedangkan Joko mengangkat tangannya ke atas, 3 mafia lain selain yang menodongkan senjata api ke Danu, mengeluarkan senjatanya dan mengarahkannya ke Cahya dan Joko. Salah satu mafia mengambil koper hitam dan membawanya pergi.
MAFIA 1
Bagus!, sekarang lu berdiri dulu di situ
dan lu berdua berlutut.
Danu dibebaskan walau harus tetap berdiri tidak jauh dari mafia lain, berbeda dengan Joko dan Cahya yang saat ini sedang berlutut di hadapan mafia.
MAFIA 1
Lu berdua berani mengkhianati Pak Rahmat,
tapi gua salut sama lu berdua
karena masih hidup.
Tapi gak akan lama lagi.
Mafia itu menodongkan senjatanya ke kepala Cahya, Cahya memejamkan matanya. Tiba-tiba terdengar rombongan lain datang.
MAFIA 1
Siapa itu?
Salah satu mafia mengecek mencoba melihat lebih dekat ke jalan raya dan tertembak. rombongan itu adalah rombongan mafia thailand.
EXT. pom bensin - continuous
Rombongan mafia thailand memberhentikan rombongan mereka tepat di seberang pom bensin hingga menutupi warkop Abisatya, terjadi adu tembak antara mafia thailand dengan mafia Pak Rahmat.
INT. POM BENSIN - CONTINUOUS
Dalam kekacauan yang terjadi, mafia yang menodong Cahya dan ketiga lainnya teralihkan perhatiannya. Cahya memanfaatkan itu dengan mengambil senjata api di tangannya dan menembakan senjata api itu ke arah jantungnya, secara bersamaan keluar Abisatya dari pintu dan menembaki 3 anggota mafia lain.
CAHYA
Danu! Masuk!
JOKO
Gua berhutang nyawa lagi sama lu.
CAHYA
Kasian Dewi kalau lu mati.
Mafia Pak Rahmat yang terjebak adu tembak dengan mafia Thailand melihat Cahya dan Joko lolos, mereka bersama Abisatya dan Danu kembali masuk kedalam kantor.
MAFIA 2
Woy!
Mafia tersebut berusaha menghampiri namun mafia Thailand menembaki siapapun yang keluar dari persembunyian, sehingga mafia tersebut tidak bisa mengejar Cahya dan Joko yang kabur.
EXT. POM BENSIN - CONTINUOUS
Mafia Thailand sedang menembaki anggota Pak Rahmat.
MAFIA THAILAND
(bahasa thailand)
Jangan sampai kalian membuat
pom bensin ini meledak,
saya yakin narkoba dan koper uang itu
masih ada di sini. Sekarang habis
orang-orang kampungan itu!
Mafia Thailand memiliki senjata yang lebih unggul dari pada anak buah Pak Rahmat.
INT. RUANGAN BOS - SAME TIME
Cahya, Joko dan Danu berhasil selamat merek masuk bersama Abisatya. Namun Cahya, Joko dan Danu terlihat terengah-engah lalu Dewi menghampiri mereka.
DEWI
Danu lu gak apa-apa?
DANU
Gak, gue gak kenapa-napa kok.
DEWI
Syukur lah. Ini gimana Sat? Mereka siapa?
ABISATYA
Sepertinya itu mafia Thailand,
wajar saja kalau mereka
ingin membalas dendam.
CAHYA
Tapi serangan Pak Rahmat itu tiba-tiba Sat,
Gak mungkin mereka bisa cepat
melakukan balas dendam.
JOKO
Mungkin ini memang sudah direncanakan,
waktu gua dan Cahya memberi barang tersebut
salah satu anggota mafia Thailand itu berlaga
seolah berhasil menjebak kita. Mereka juga menyebut
bisnis Pak Rahmat ini sebagai gangguan.
ABISATYA
Skalanya lebih besar dari pada
yang kita pikirin,
gua bakal minta bala bantuan dari kepolisian.
Kita tunggu saja sampai
semua ini selesai.
Dewi yang sedang berdiri menengok ke arah Joko untuk memeriksa apakah ada luka atau tidak. Joko dan Cahya duduk sambil menghembuskan nafas panjang seperti kelelahan, sedangkan Danu langsung membiarkan badannya tidur terlentang di lantai.
ABISATYA
Tenang Dew, kita pasti selamat kok.
Abisatya berusaha menenangkan Dewi, Dewi hanya mengangguk. Setelah itu, Abisatya berjalan menjauh dan terlihat mengeluarkan hpnya
INT. POM BENSIN - CONTINUOUS
Salah satu anggota mafia Pak Rahmat memutuskan untuk menghubungi Pak Rahmat.
MAFIA 1
Pak! kita diserang!
BOS (V.O)
Oleh siapa!?
MAFIA 1
Mafia Thailand! ternyata mereka juga...
Ada peluru yang hampir mengenai mafia tersebut hingga dia terkejut.
BOS (V.O)
Ngomong yang bener!
MAFIA 1
Mereka juga berniat menghabisi kita!
sama seperti rencana Bapak!
BOS (V.O)
Habisi mereka semua!
MAFIA 1
Tapi Pak! mereka lebih unggul!
BOS (V.O)
Gak becus kamu! Saya kirimkan bantuan
ke sana jangan sampai kalah!
MAFIA 1
Baik Pak!
Mafia itu menutup teleponnya dan dia kembali menembaki mafia Thailand hingga dirinya sendiri terbunuh karena tertembak oleh mafia Thailand.
INT. RUANGAN BOS - SAME TIME
Pak Rahmat (Bos) terlihat kebingungan, dia mondar-mandir sambil berpikir.
BOS
Saya gak menyangka kalau mereka
juga punya rencana yang sama.
Bodyguard masuk ke dalam ruangan Bos.
BODYGUARD
Bapak memanggil saya?
BOS
Kamu siapkan pasukan tambahan
untuk bala bantuan.
BODYGUARD
Tapi Pak..Yang tersisa hanya 2 mobil saja.
BOS
Sudah kirimkan saja semuanya,
saya yakin para mafia Thailand itu tidak
bisa menghabisi pasukan kita sekaligus.
BODYGUARD
Baik, Pak.
EXT. POM BENSIN - beberapa waktu kemudian
MAFIA THAILAND
Stop!
Para mafia Thailand menghentikan tembakannya, terlihat anggota mafia Pak Rahmat semuanya telah mati.
MAFIA THAILAND
(bahasa thailand)
Coba kalian semua cek
kendaraan yang ada,
jika masih ada yang bergerak
walau sedikit pun habisi saja.
Semua mafia Thailand bergerak perlahan dan mulai melangkah menuju kendaraan-kendaraan bawahannya Pak Rahmat.
INT. RUANG KANTOR - CONTINUOUS
Di dalam ruangan, Abisatya mengintip keluar melewati jendela hitam. Dia melihat beberapa anggota mafia Thailand sedang mencari sesuatu.
ABISATYA
Sepertinya mereka tidak tau
kalau kita ada di sini.
CAHYA
Bagus lah kalau begitu, bisa mati kita
kalau mereka sampai tau.
Abisatya masih melihat gerak-gerik mereka, Terlihat beberapa anggota menemukan kendaraan yang berisi narkoba dan salah satu anggota juga menemukan koper hitam yang berisi uang.
ABISATYA
Mereka mengambil narkoba dan kopernya.
EXT. POM BENSIN - CONTINUOUS
Mafia Thailand akhirnya menemukan narkoba dan koper hitam yang mereka cari.
MAFIA THAILAND
(bahasa thailand)
Pindahkan semua ke mobil kita.
MAFIA THAILAND 2
(bahasa thailand)
Bagaimana dengan Rahmat?
Apa kita tidak menghabisinya saja?
MAFIA THAILAND
(bahasa thailand)
Tidak usah, hanya dengan kekalahan ini sudah
cukup memperlihatkan mereka bahwa
mereka bukan siapa-siapa.
MAFIA THAILAND 2
(bahasa thailand)
Baik.
MAFIA THAILAND
(bahasa thailand)
Semuanya! Bersiap! kita kembali ke markas!
Semua anggota mafia Thailand mengancungkan senjatanya dan berteriak seraya kembali ke mobil.
INT. RUANG KANTOR - CONTINUOUS
Terlihat dari jendela anggota mafia thailand tersebut bersiap-siap untuk berangkat, peti narkoba sudah dipindahkan begitu juga koper hitam yang sudah dibawa. Setelah semua selesai mereka berangkat dan melaju ke arah perbatasan.
ABISATYA
Mereka pergi! tapi bukan
ke arah Pak Rahmat!
CAHYA
Hah? Mereka pergi?
ABISATYA
Padahal lebih bagus kalau mereka
menghabisi Pak Rahmat juga.
JOKO
Gua aja.
CAHYA
Hah?
JOKO
Gua yang bakal ngehabisin Pak Rahmat,
lu semua tunggu bala bantuan datang aja.
ABISATYA
Bener juga.
DEWI
Bener gimana? Lu mau biarin
kakak gua berangkat?
ABISATYA
Gua ikut.
CAHYA
Lah lu ngapain ikut, misi kita kan
cuma buat ngelacak
Mafia Thailand. Kalau gagal mau gimana lagi.
ABISATYA
Gua udah minta bala bantuan ke kepolisian,
kita tinggal bilang kalau mafia Thailand
itu berangkat ke arah mereka, agar mereka bisa
menyergap para mafia Thailand itu.
CAHYA
Dan lu berangkat buat nangkep Pa Rahmat.
Gila lu? Kalau masih ada
anggota dia di sana gimana?
ABISATYA
Kapan lagi Cah, kita bisa menangkap
dua gembong narkoba. Lagi pula dilihat
dari mana pun juga Pak Rahmat
mengalami kekalahan.
Dewi terlihat resah.
JOKO
Yaudah gua dan Abisatya bakal berangkat,
sebelum Pak Rahmat kabur.
CAHYA
Gua ikut!
DEWI
Tunggu dulu! Joko! Cahya!
kalian berdua itu terluka,
Gimana kalau kalian kenapa-napa.
CAHYA
Gua gak apa-apa selama ada Abisatya,
ya gak Sat?
ABISATYA
Nyawa lu ya lu jaga sendiri.
Joko, Lu di sini aja jaga Dewi.
JOKO
Gua berhutang banyak sama lu berdua
dan gua juga emang mau
ngasih pelajaran ke si Rahmat itu.
DEWI
Udah lah kak gak usah ikut!
JOKO
Kamu diem di sini aja. Ayok,
kita pake mobil pick up aja.
Joko, Cahya dan Abisatya bersiap-siap. Danu menahan Dewi yang terlihat ingin mengejar Joko dan Abisatya.
DANU
Udah lu sama gua aja Dew.
DEWI
Gak bisa gitu Nu.
Abisatya mengambil tas hitam dan membukanya, Cahya dan Joko ikut mengintip isi tasnya. Di dalamnya terdapat 1 senjata api dan amunisi.
ABISATYA
Cukup kan? gua tadi ambil satu
CAHYA
Cukup, gua ada kok tinggal isi ulang amunisi aja.
JOKO
Gua juga ada, masih full.
ABISATYA
Yaudah satu lagi buat jaga-jaga.
Abisatya menutup tasnya dan berjalan keluar bersama Cahya dan Joko, saat berjalan Abisatya melirik ke arah Dewi yang memberikan pandangan seolah menolak mereka untuk pergi. Namun Abisatya, Cahya dan Joko tetap keluar dari kantor.
INT. kantor kepolisian - same time
Di dalam kantor kepolisian terlihat semuanya sedang sibuk, bersia-siap untuk melakukan operasi. Di ujung ruangan terlihat Kepala Kepolisian sedang berbicara dengan petugas.
KEPALA KEPOLISIAN
Siapkan pasukan bersenjata, lakukan langkah
penyergapan dengan perkiraan
luas di daerah perbatasan ini.
Kepala Kepolisian menunjuk daerah perbatasan di map, yaitu letak jalur mafia Thailand akan lewat.
KEPALA KEPOLISIAN
Pelaku bersenjata lengkap, jadi waspada.
Saya akan memimpin langsung operasi ini.
PETUGAS
Baik! Laksanakan! Operasi....
..Kalajengking? Laksanakan.
KEPALA KEPOLISIAN
Jika ada nama yang lebih bagus ganti saja.
PETUGAS
Emm...Baik Pak!
Petugas tersebut pergi.
KEPALA KEPOLISIAN
Semoga kamu baik-baik saja, Satya.
INT. POM BENSIN - same time
Terlihat Cahya dan Joko sedang menyiapkan senjata yang mereka ambil dari mayat-mayat anggota Pak Rahmat.
ABISATYA
Ayo Cepat !!
Cahya dan Joko mengambil submachine gun dan berlari ke arah Abisatya, sedangkan Abisatya menyalakan mobil.
INT. RUANG KANTOR - CONTINUOUS
Dewi terlihat mengintip Abisatya dan Joko melewati jendela, Danu datang menyapa.
DANU
Gua gak nyangka lu bisa diam gini.
DEWI
Jangan bercanda Nu, gimana gak kaget.
DANU
Kakak lu pengedar narkoba dan calon pacar
lu intel? Tapi kalo cuma gini,
Dewi yang gua kenal gak akan kaya lu sekarang.
DEWI
....lu bener Nu, Gua harusnya gak diam aja.
Gua bakal ikut sama mereka.
Dewi keluar dari ruangan.
DANU
Nah gitu dong....eh bukan gitu juga Dew! Dewi!
Danu mengejar Dewi.
INT. POM BENSIN - CONTINUOUS
Dewi datang menghampiri Abisatya yang baru saja mau masuk untuk menyetir mobil, Cahya sudah duduk di sebelah kursi pengemudi sedangkan Joko duduk di belakang.
ABISATYA
Gua pergi dulu Dew.
DEWI
Gua ikut.
Seketika Joko dan Abisatya terkejut.
ABISATYA
Lu tunggu aja.
JOKO
Dew! kamu tunggu di sini aja.
DEWI
Gua ikut!
Abisatya menghampiri Dewi dan memegang pundaknya.
ABISATYA
Please Dew, kamu di sini aja.
Dewi menepis tangannya Abisatya.
DEWI
Diem.
Abisatya terdiam, Joko turun dari mobil dan berusaha membantu Abisatya agar Dewi tidak ikut.
JOKO
Udah Dew, kamu diem di....
DEWI
Diem, Cahya! gua ikut.
CAHYA
Ya..
DEWI
Sebentar gua ke dalem dulu.
Dewi pergi ke dalam, Danu menghampiri Abisatya dan Joko.
DANU
Sorry, kayanya gara-gara gua.
Cahya turun dari mobil menghampiri Abisatya dan Joko.
CAHYA
Udah gak apa-apa Nu.
Cahya menepak bahu Joko dan Abisatya.
CAHYA
Sabar ya.
Joko dan Abisatya terlihat murung karena dimarahi Dewi.
CAHYA
Sekarang..kayanya gua tau terpal buat apa.