Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. RUMAH SATYA - SIANG
Abisatya duduk di meja makan sembari merokok dia membaca lembarang-lembaran kertas, Cahya datang membawa dua gelas berisi susu, salah satunya dia berikan ke Abisatya dan Cahya duduk di seberang Abisatya. Kini diatas meja ada lembaran-lembaran kertas, dua gelas susu dan asbak.
ABISATYA
Jadi kita harus mencuri uang
dari orang thailand itu?
CAHYA
Iya, biar bisa buat
bahan penyelidikan selanjutnya.
ABISATYA
Lalu satuan polisi bakal menyerbu gudangnya.
rencana yang bagus dan kalau
bisa berhasil bakal jadi prestasi besar.
CAHYA
Inget Sat, bukan cuma instansi yang
bakal dapat prestasinya, kita juga dapat,
asik gak tuh naik jabatan belum kalau gajih kita naik.
ABISATYA
Buat gua yang penting cepet beres aja.
Oh iya..Cahya..tentang Joko.
CAHYA
Tenang gua udah dapat izin kok.
Cahya berdiri lalu berjalan menuju kamar.
Abisatya meminum segelas susu, saat Abisatya sedang minum tiba-tiba terdengar suara senjata api dikokang ternyata Cahya keluar dari kamar sambil membawa senjata api berupa pistol dan mengarahkannya ke Abisatya. Melihat itu Abisatya kaget hingga memuntahkan kembali susu yang sedang dia minum dan terlihat akan bersembunyi di bawah meja.
ABISATYA
Bodo! gimana kalau gua ke tembak.
CAHYA
Santai aja kali orang kosong, nih.
Pistol itu mengeluarkan suara tembakan yang cukup kencang dan membuat lubang di tembok rumah, Cahya dan Abisatya dibuat kaget karenanya.
CAHYA
Lah yang ngisi siapa?
ABISATYA
Gua semalam.
CAHYA
Ya kenapa lu isi?
ABISATYA
Niatnya biar bisa langsung pake.
CAHYA
Ya iya sih langsung ke pake.
Tetangga rumah Abisatya yang tidak jauh dari rumahnya mengetuk pintu rumah Abisatya.
TETANGGA
NAK ADA APA!?
ABISATYA
OH BUKAN APA-APA BU.
Abisatya melirik ke arah Cahya sembari menunjukan ekspresi bahwa semua ini salah Cahya.
INT. KONTRAKAN DEWI - SAME TIME
Joko sedang bersiap-siap sambil memeriksa kembali tasnya terlihat satu senjata api beserta satu handphone khusus untuk berkomunikasi dengan Bos dan Mafia Thailand, di lain ruangan terdengar Dewi sedang menyiapkan makanan, Joko berniat untuk pergi berangkat.
DEWI
Mau kemana?
JOKO
Urusan dulu, nanti pulang kok.
DEWI
Nanti kapan? tahun depan?
JOKO
Aku kan udah janji semalam,
aku gak akan kemana-mana.
DEWI
Aku gak percaya sama kamu.
JOKO
Ya gak apa apa kok, Aku yakin kamu bakal
baik baik aja tanpa aku.
DEWI
...Janji kalau ini kerjaan terakhir dari Pa Rahmat?
JOKO
Janji.
Dewi mengalihkan pandangannya dari Joko, melihat itu Joko kembali berjalan menuju pintu rumah.
DEWI
Makan dulu.
Joko berhenti berjalan.
JOKO
Hah..Oh iya.
Joko tersenyum mendengar perkataan Dewi, akhirnya dia makan terlebih dahulu.
INT. GUDANG - SORE
Joko memasuki gudang persembunyian, terlihat tidak ada siapa-siapa. Dia lalu membuat minuman dan merokok sambil menunggu Pa Rahmat bos mafianya. Teringat kembali kalau di dalam tasnya terdapat senjata api, Joko membuka kembali tasnya karena ingin melihat kembali senjata api yang dia bawa, namun setelah melihat kembali. Joko justru terlihat panik sambil teringat kejadian saat di kota dulu.
INT. BANGUNAN KOSONG - MALAM (Flashback)
Joko dan dua orang lagi memasuki bangunan, Joko dengan koper hitam yang dibawanya dijaga oleh dua orang yang berjalan di sisi kiri dan kanan. Joko melihat sekeliling bangunan yang isinya hanyalah kardus dan kotak kayu yang berserakan, memiliki jendela kecil namun sulit dijangkau karena tinggi dan pintu yang hanya ada dua. Satu digunakan oleh Joko untuk masuk dan satu lagi yang berada di seberangnya.
JOKO
Jam berapa ini?
MAFIA 1
Jam 11 malam pas jok.
JOKO
Harusnya mereka udah di sini,
fokus jangan sampai lengah.
Tempat ini berbahaya jika
kita sampai terkepung.
Tidak lama kemudian pintu yang ada di seberang Joko terbuka, terlihat tiga orang masuk.
PEMBELI
Sesuai perjanjian.
JOKO
Ya.
Pembeli melemparkan tasnya ke arah Joko, kemudian kedua teman Joko mengambilnya dan memeriksa isinya.
MAFIA 1
Ya sesuai.
Joko menaruh kopernya di bawah dan dengan dorongan kakinya koper tersebut tergeser hingga dapat diterima oleh si pembeli. Si Pembeli pun memeriksa isi koper tersebut akan tetapi saat si Pembeli memeriksanya, Joko menyadari gerak-gerik yang mencurigakan dari salah satu teman si Pembeli, untuk berjaga-jaga tangan Joko sudah bersiap untuk mengambil senjata api. Si Pembeli memeriksa bungkus narkoba terakhir dari koper tersebut tidak lama kemudian Si Pembeli merapihkan isi koper dan menutupnya.
PEMBELI
Aman..
Dengan cepatnya salah satu teman si Pembeli mengeluarkan senjata api dan ingin menembak si Pembeli namun Joko sudah menyadari itu. Si Pembeli terkejut melihat temannya menodongnya dengan senjata api namun sebelum dapat menembak si Pembeli, Joko berhasil menembaknya terlebih dahulu.
Semua orang terkejut, bahkan Joko terlihat terkejut dengan yang dilakukannya. Seketika sirine polisi terdengar.
INT. GUDANG - SORE
Joko menutup kembali tas yang dia bawa, saat itu juga pintu gudang terbuka dan Cahya masuk. Cahya berjalan menuju tempat duduk Joko lalu duduk di seberangnya.
CAHYA
Yo, dari kapan disini?
JOKO
Baru aja.
CAHYA
Bos belum datang?
Joko menggelengkan kepalanya.
CAHYA
Mobil udah siap, gua parkirin
di depan gudang.
JOKO
Hmmm.
Cahya tersenyum mendengar jawaban singkat dari Joko.
CAHYA
Gua denger lu kakaknya Dewi
yang kerja di Pom Bensin.
Joko menatap serius Cahya.
JOKO
Kenapa emangnya?
CAHYA
Santai bro, gua gak ada niat apa-apa.
JOKO
Terus ngapain lu ngomong gitu?
CAHYA
Gak ada apa-apa kok, Dewi temen gua.
Cuma gua ngerasa kasian aja sama Dewi
yang lu tinggalin gitu
aja dan gak ngasih kabar apa-apa.
Joko memegang kerah baju Cahya, Joko terlihat marah karena ucapan Cahya tentang Dewi.
JOKO
Jangan asal ngomong, kalau lu
gabisa nerima imbasnya!.
CAHYA
Coba aja.
Saat Joko hendak memukul Cahya, suara mobil datang terdengar dari dalam, Joko yang menyadari itu melepas genggamannya. Dari pintu masuk terlihat Bos masuk bersama Bodyguardnya. Bos berdiri di samping mereka, tidak lama kemudian Bodyguard membawa kursi untuk Bos.
BOS
Wah ternyata sudah sampai ya.
Maaf terlambat ada urusan dulu,
gimana sudah nunggu lama?
JOKO
Enggak pak.
BOS
Rapihkan baju mu.
Bos memegang kerah baju Cahya dengan maksud menunjukan bahwa kerahnya kusut.
BOS
Tadi sampai mana ya...Oh iya,
gimana persiapannya.
Udah kalian kerjakan?
CAHYA
Sudah, untuk mobil pick up
sudah saya siapkan.
BOS
Bagus, kalau kamu Joko?
JOKO
Barang yang diminta sudah disiapkan,
tinggal menunggu barang sampai dari pabrik.
BOS
Kalian ke tempat yang sudah
dijanjikan saja dulu.
Tunggu disana sampai tengah malam.
JOKO
Iya pak.
CAHYA
Baik.
BOS
Tidak usah membawa senjata,
kerjakan sesuai perintah
dan jangan ada kesalahan.
Sekarang kalian berangkat.
Bos berdiri dari tempat duduknya, diikuti oleh Cahya dan Joko. Saat Cahya dan Joko berjalan melewati Bos, saat itu juga Bos memukul pelan pundak Joko.
BOS
Lakukan sesuai perintah.
Joko memahami perkataan Bos, karena itu dia mengagguk dan berjalan kembali bersama Cahya.
INT. MOBIL CAHYA - SORE (CONTINUOUS)
Joko menyetir mobil pickup sedangkan Cahya duduk di sebelahnya.
CAHYA
Isi bensin dulu.
Joko melihat bahwa isi bensin di mobil itu hanya tersisa sedikit.
JOKO
Harusnya lu isi dulu sebelum dipakai.
Sesaat mereka sampai di dekat pom bensin, Joko menyalakan sen kiri lalu membelokan mobilnya. Di bagian pengisian bensin untuk mobil terdapat satu mobil yang sedang mengisi bensin.
CAHYA
Gua beli rokok dulu, lu mau nitip gak.
Joko hanya melihat kearah pom bensin mencari apakah Dewi sedang bekerja.
JOKO
Gak.
Cahya keluar dari mobil.
INT. WARKOP - CONTINUOUS
Abisatya yang sedang berjaga di warkop melihat Cahya yang sedang berjalan, saat itu warkop sedang ada beberapa pengunjung.
CAHYA
Sat, Rokok sebungkus.
ABISATYA
Rokok lu ada di belakang.
Cahya berjalan ke belakang dan masuk ke dalam ruangan, Cahya mengambil bungkus dari kertas coklat. Saat Cahya mengambil isi dari bungkus tersebut, Cahya mengambil sebungkus rokok, korek dan senjata api yang telah diisi. Cahya memasukan senjata api itu kedalam saku dalam di jaketnya lalu Cahya keluar dari ruangan tersebut.
CAHYA
Nanti tengah malam gua bayar.
ABISATYA
Ya.
Cahya keluar dari warkop sambil membawa sebungkus rokok beserta koreknya yang dia bawa di tangannya.
INT. POM BENSIN - CONTINUOUS
Joko selesai mengisi bensin, melihat Cahya yang sedang berjalan membawa sebungkus rokok. Joko meraba tasnya, memastikan kembali apakah ada senjata api di dalamnya. Sesaat sesudah itu Joko memberhentikan mobilnya agar Cahya dapat masuk, setelah Cahya masuk mereka langsung berangkat kembali.
INT. WARKOP - CONTINUOUS
Abisatya memperhatikan mobil pickup hingga tidak terlihat kembali.
INT. MOBIL CAHYA - CONTINUOUS
Cahya membuka sebungkus rokok yang dia bawa, dia mengambil sebatang dan menyimpannya di mulutnya lalu membakarnya. Setelah rokok Cahya menyala dia memberikan bungkus rokok beserta koreknya ke Joko. Joko menerimanya dan membakar sebatang rokok. Kemudian mereka memasuki jalan yang mengarah ke hutan hingga mereka menemukan saung yang bisa terlihat dari jalan. Joko menepikan mobilnya.
CAHYA
Keliatannya udah ada orang disana.
JOKO
Mereka memastikan kalau gak ada
yang mencurigakan di sekitar sini.
Cahya keluar dari mobil, diikuti Joko yang terlihat membawa tasnya.
INT. SAUNG - SORE MENUJU MALAM
Wisnu dan Yanto yang pernah bermain kartu poker dengan Cahya sebelumnya, ada di saung. Mereka sedang duduk dan Cahya bersama Joko menghampiri mereka berdua.
YANTO
Yo, Cah.
CAHYA
Gua gak tau kalau lu yang ditugasin.
WISNU
Kenapa emangnya Cah?
CAHYA
Gua gak nyangka aja.
JOKO
Barangnya udah siap?
WISNU
Nanti malam datangnya.
YANTO
Duduk dulu lah..kalo berempat gini kan
jadinya cukup buat main kartu.
Yanto mengeluarkan kartu dari tas kecil yang dia bawa, Cahya melihat ada senjata di dalamnya.
CAHYA
Lu udah niat dari awal ya.
YANTO
Gua udah ada firasat kalau
malam ini bakal begadang.
Yanto mengocok kartu.
JOKO
Gua gak akan ikut.
WISNU
Santai aja, tugas tinggal dijalanin
udah siap semua kok.
CAHYA
Gua udah pasti menang ini.
YANTO
Lu jangan kepedean. Lu gak tau apa
yang bakal terjadi, siapa tau gua yang menang.
CAHYA
Haha coba aja.
Yanto membagikan kartu, Joko pada akhirnya ikut bermain kartu.
INT. SAUNG - MALAM
Mereka sudah bermain putaran yang ke sekian kali hingga malam tiba, Cahya kembali menang.
CAHYA
Bosen menang, dari tadi gua
yang paling sering menang.
JOKO
Sehabis ini gua udahan.
Wisnu mengocok kartunya.
WISNU
Oke putaran terakhir.
Wisnu membagikan kartu hingga habis, Cahya melihat kartu yang dia dapat.
CAHYA
Gua lagi beruntung banget malam ini.
WISNU
Main ini gak cuma karena lu beruntung
tapi harus bisa menipu lawan
dengan ekspresi wajah, semakin gerak-gerik lu
ga keliatan lu bisa menang.
YANTO
Jago juga lu Cah, nyembunyiin wajah lu.
CAHYA
Seperti pepatah, lu gak bisa
menilai orang dari luarnya.
WISNU
Tapi gua yakin perlahan bakal ketauan,
sampai bisa terbaca jelas gerak-geriknya.
YANTO
Pass.
Mereka berbincang sambil bermain, dalam putaran ini Cahya sedang unggul.
WISNU (CONT'D)
Kalau sekalinya ada celah
dan terlihat jelas,
perlahan lu bakal jatuh
dari tempat lu sekarang.
Joko mengembalikan keadaan dan menjadikannya lebih unggul dari Cahya.
WISNU (CONT'D)
Dan seseorang bakal mengalahkan lu.
Joko terus unggul hingga Cahya tidak dapat membalasnya, pada akhirnya putaran tersebut dimenangkan Joko.
CAHYA
Hmmm...Ya mungkin lu benar.
Terdengar suara motor datang, saat sudah dekat saung terlihat jelas bahwa seseorang yang mengendarainya adalah Raka. Raka membawa narkoba yang akan diberikan dan satu botol minuman. Raka memarkirkan motornya dan mengangkut barang ke mobil pickup, setelah itu Raka bergabung dengan yang lain.
RAKA
Barangnya udah gua simpen di mobil.
Raka memberikannya ke Joko, Joko menerimanya dan langsung memasukannya kedalam tas yang dia bawa.
RAKA
Buat yang satu ini..
Raka menunjukan botol minumannya, dia terlihat bersemangat mendengar apa yang akan dikatakan oleh teman-temannya.
RAKA
Satu ini buat penghangat.
WISNU
Buka aja langusng.
CAHYA
Lu ditugasin juga Raka?
RAKA
Iya.
Raka membalas pertanyaan Cahya dengan raut wajah seperti menggambarkan bahwa Raka malas berbicara dengan Cahya.
JOKO
Lagi tugas gini lu
seenaknya bawa minuman.
RAKA
Santai aja kali.
Raka menatap Joko dengan serius.
JOKO
Terserah lu aja.
WISNU
Gimana gak akan lanjut lagi?
CAHYA
Gua diganti Raka dulu.
RAKA
Yaudah, kalau lu gak mau main
kasih kartunya ke yang lain.
CAHYA
Nih, lu yang ngocok kartunya.
RAKA
Baru ikut main udah ngocok lagi.
Raka ikut duduk di dalam saung, Raka mengocok kartu dan membagikannya.
CAHYA
Gua mau kencing dulu.
Setelah Cahya pergi. Wisnu, Yanto dan Raka saling menatap satu sama lain. Raka juga menatap Joko namun Joko membalasnya dengan tatapan yang serius.
INT. POM BENSIN - MALAM
Di dalam pom bensin ada Danu dan Dewi yang sedang bekerja, Danu sedang mengisi bensin motor seorang pembeli begitu pula Dewi.
DANU
Gimana sama kakak lu, gak ribut di jalan kan?
DEWI
Kesel gua Nu.
DANU
Kenapa Dew?.
Mereka berdua telah selesai mengisi bensin pelanggan.
DEWI
Datang tiba-tiba terus ngeajak ke Kota coba,
pergi gak ngasih kabar ke mana.
Sampe sekarang aja gua gak tau,
dia selama ngilang diem di mana.
DANU
Kota? Seriusan?, Duit dari mana?
Emang dia waktu itu izin
ke elunya gimana?
DEWI
Serius.., Duit dia dapet dari kerjaan dari Pa Rahmat.
Nah gara-gara itu dia ngilang Nu,
Gara-gara kerjaan dari Pa Rahmat.
Gua udah nanya ke Pa Rahmat gak dikasih jawaban yang jelas.
DANU
Tapi lu hati-hati sama Pa Rahmat,
banyak kabar gak baik dari dia.
DEWI
Gua juga tau, Nu. Makannya gua khawatir
tapi dianya malah seenaknya.
DANU
Yaudah seenggaknya...
Tiba-tiba beberapa sepeda motor dan beberapa mobil Jeep melewati pom bensin dengan kecepatan penuh, membuat Danu dan Dewi bertanya-tanya.
DANU
Rame banget ada apaan ya?
DEWI
Gak tau.
Dewi melihat Abisatya keluar dari warkopnya untuk melihat lebih jelas rombongan kendaraan yang baru saja lewat, setelah melihatnya Abisatya terlihat resah dan masuk kembali kedalam warkop.
INT. WARKOP - CONTINUOUS
Abisatya masuk kedalam warkop, keadaan warkop sedang sepi tidak ada pelanggan. Abisatya melihat jam yang menunjukan pukul jam 12 malam, Dia langsung masuk kedalam gudang dan mengambil senjata api miliknya setelahnya dia mengambil hp yang terlihat jadul dan mulai menelepon Bosnya di kepolisian. Namun sebelum panggilan itu diterima, Dewi masuk kedalam warkop.
DEWI
Satya?
Dari dalam gudang Abisatya menjawab.
ABISATYA (V.O)
Iya Dew sebentar gua lagi
ngerapihin barang dulu.
Dewi duduk sambil menunggu Abisatya keluar. Di dalam gudang.
ABISATYA
Pak, Pa Rahmat mengirimkan rombongan
kendaraan yang sepertinya
mengarah ke tempat transaksi.
KEPALA KEPOLISIAN (V.O)
Bersenjata?
ABISATYA
Tidak tau pak.
KEPALA KEPOLISIAN (V.O)
Hmmm.. Kamu stand by saja, laporkan jika terjadi
sesuatu yang mencurigakan lagi.
Jika terjadi hal yang tidak terduga,
kita akan mengirimkan bantuan.
ABISATYA
Baik pak.
Abisatya mengakhiri panggilan dan menghampiri Dewi.
DEWI
Gua lihat tadi lu keliatan panik pas
rombongan yang tadi lewat.
ABISATYA
Kirain gua geng motor ternyata
rombongan pekerjanya Pa Rahmat.
DEWI
Oh iya? Tau dari mana?
ABISATYA
Ohh itu..eh dari Cahya.
DEWI
Oh iya Cahya kerja di Pa Rahmat juga ya.
Kerjaan apa sih katanya ngurusin sawah tapi
Joko sampai pergi gak ngasih kabar,
sebetulnya gua curiga sama Pa Rahmat.
ABISATYA
Kakak lu kan lebih lama dari Cahya,
gua juga gak banyaka tanya ke Cahya.
DEWI
Gua takutnya ada apa-apa.
ABISATYA
Ya semoga aja bukan apa-apa.
DEWI
Ya moga aja, Sat. Rokok sebungkus
sama kopi buat si Danu.
ABISATYA
Siap..
Abisatya mulai menyiapkan pesanan Dewi.