04. INT. RUMAH UDIN LABU - SIANG
Pak Amir dan Bu Dinar sedang berbincang dengan Udin Labu. Bu Dinar meminta Udin untuk merisik Raihanun.
BU DINAR (CONT'D)
Tok Udin, kami nak minta tolong kepada Tok Udin untuk merisik si Raihanun. Bersediakah, Tok Udin?
Udin Labu tertawa. Ia terlihat membanggakan dirinya.
UDIN LABU
Tentulah bersedia. Pantang bagi Udin Labu menolak permintaan orang yang mohon pertolongan.
PAK AMIR
Itu artinya Tok Udin bersedia merisik keluarga Raihanun?
UDIN LABU
Pucuk pauh delima batu,
Anak raja naik ke sampan
Kalau niat ingin menantu
Dengan senang hati aku carikan
BU DINAR
Ah, kami tak pandai berpantun. Maafkan kami, Tok.
UDIN LABU
Bunga melur di dalam taman,
Indah menawan di waktu pagi.
Maaf Bu Dinar hamba maklumkan
Kenapa uang jalan belum dibagi.
Udin Labu senyum malu-malu kucing.
BU DINAR
Oh, iya. Hampir lupa, untung Tok Udin ingatkan.
Bu Dinar membuka tas tangan dan mengambil duit, lalu memberinya kepada Udin Labu.
UDIN LABU (CONT'D)
Hidangan penuh di atas meja
Ada kue-kue dan juga kolak
Sebenarnya hamba malu, hendak meminta
Tapi rezeki tak boleh ditolak
Udin Labu senyum-senyum malu mengambil uang yang diberikan Bu Dinar.
BU DINAR
Kalau begitu, kami permisi dulu ya, Tok?
Udin Labu tersenyum sambil memasukkan duit ke saku celana.
UDIN LABU
Iya, iya. Hati-hati kalian di jalan, boh?
CUT TO
05. INT. RUANG TAMU - MALAM
Lukman berdiri di balik jendela. Dia memandang keluar rumah. Sedangkan Bu Dinar dan Pak Amir duduk di kursi tamu.
LUKMAN
Kenapa harus merisik Raihanun, Mak? Si Anun itu dulu kekasihku, aku sudah kenal lama sama dia. Kalau sekarang kuajak kawin pasti dia bersedia.
BU DINAR (CONT'D)
(menyela)
Menikah bukan kawin!
PAK AMIR
Serupa saja itu ...
CUT TO
06. EXT. BERANDA RUMAH - PAGI
Bu Dinar berdiri di beranda menunggu Raihanun melintas di depan rumah.
BU DINAR
Lukman, sini kau Lukman! Lihatlah sebentar lagi Raihanun pulang belanja dari kedai. Lukman! Lukman!
LUKMAN (OS)
Apalah Mamak ni, aku udah kenal sama Raihanun. Tak perlu Mamak tunjukkan lagi.
CUT TO