Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
143. EXT. JALANAN UTAMA – PAGI
Selang beberapa hari, Runi pun pamit untuk kuliah di kota diantar oleh Jarwo, Jono, Jowo, dan tentu Arya.
ARYA
Terima kasih sekali lagi untuk semuanya, pakde Jarwo, de’ Runi, mas Jono dan Joyo, atas bantuannya mengungkap ini semua. Saya engga bisa kebayang kalau engga ada kalian.
JARWO, JONO, JOYO, SERUNI
Sama-sama pak Arya.
SERUNI
Doakan aku ya semuanya, moga aku mendapatkan yang aku cita-citakan.
JARWO, JONO, JOYO, ARYA
Aamiin.
JONO
Aku juga berdoa loh moga aku dapat de’ Runi yang selalu kuimpikan.
JARWO
Huuuu ngarep.
CUT TO
144. EXT. JALANAN UTAMA – DEPAN GERBANG DESA – PAGI
Terlihat mobil travel yang menjemput sudah datang, Jarwo memeluk anaknya lalu berkata lirih.
JARWO
Hati-hati di jalan ya de’, telpon ato SMS kalo udah sampe disana ya. Bapak udah hubungin bude kamu disana dan nanti dijemput di terminal. Kamu juga inget engga perlu ng’kos ya. Udah tinggal sama budemu saja disana ya biar lebih irit ya de’.
SERUNI
Iya pak.
JOYO
Hati-hati ya mba, mohon maaf ya kalau aku pernah ada salah selama kita ketemu di kantor.
SERUNI
Sama-sama ya Yo.
JONO
Jaga diri dan jaga hati ya de’ Runi.
Runi hanya tersenyum, lalu melihat ke arah Arya yang tidak berkata apa-apa melainkan hanya tersenyum penuh arti. Runi naik ke dalam mobil travel lalu menghilang dibalik bukit.
CUT TO
145. EXT. JALANAN UTAMA – GERBANG DESA – PAGI
Tiba-tiba Jarwo berkata.
JARWO
Pak Arya, mohon maaf ya kalau saya pernah salah sangka soal pak Arya.
Tiba-tiba Jono ikut berkata.
JONO
Saya juga minta maaf untuk kejadian yang di pasar malam itu ya pak Arya.
ARYA
Iya pakde dan kang mas sama-sama.
Kemudian Jarwo dan Jono sudah berjalan pulang duluan meninggalkan Arya dan Joyo yang masih berdiri di depan gerbang desa, lalu Arya berkata.
ARYA
Saya masih engga nyangka Yo. Ko’ bisa ya pak Karta, istrinya dan mba Sari sejahat itu ke saya dan ke warga desa yang pada dasarnya adalah saudara sekampungnya sendiri.
JOYO
Saya engga paham banyak ya pak tapi yang saya tau dan dengar bahwa mba Sari itu engga ikut-ikutan pak.
ARYA
Lalu hubungan semua ini dengan mba Sari apa ya Yo?, sebab mba Sari ikutan jebak saya waktu itu Yo bersama pak Karta dan istrinya.
JOYO
saya dengar obrolan di pasar katanya mba Sari diancam pak, makanya mba Sari mau diajak untuk menjebak pak Arya.
ARYA
Owalaah kasian mba Sari.
Arya menyapu pandangan lalu terlihat rumah Kuncoro yang sangat sepi seperti sudah tidak ditempati, dan hanya ada seseorang yang wajahnya pernah Arya lihat sebelumnya.
ARYA
Yo sebentar ya, kamu tunggu disini sebentar.
JOYO
Iya pak.
Arya berjalan ke arah rumah Kuncoro.
CUT TO
146. INT. RUMAH KUNCORO – TERAS RUMAH – PAGI
Arya menyapa seseorang yang menyapu halaman rumah Kuncoro.
ARYA
Permisi, anda bapak Tyo yang pernah main ke rumah saya waktu itu kan pak?
TYO
Iya benar pak itu saya.
ARYA
Ooh. Saya mau tanya, waktu itu bapak kemana ya? saat saya bangun bapak sudah tidak ada.
TYO
Saya memang tidak lama pak. Waktu itu saya disuruh oleh mbah Kuncoro untuk mengawasi anda dan benar saja memang ada orang yang ingin memfitnah anda. Sebentar ya pak tunggu.
Tyo masuk ke dalam rumah Kuncoro lalu tak lama keluar dan membawa plastik hitam dan diberikan kepada Arya.
ARYA
Apa ini pak?
TYO
Silakan diliat sendiri pak.
Arya kaget melihat benda di dalam plastik, rupanya ada semacam benda menyerupai manusia kecil yang dibuat dengan jerami lalu ditusuk paku di bagian perut dan kepalanya.
ARYA
Ini apa pak?
TYO
Ini adalah barang yang diletakkan oleh orang tidak bertanggung jawab yang datang sebelum saya di jam istirahat. Dia meletakkan benda-benda ini di rumah anda dengan tujuan memfitnah anda telah bersekutu dengan dukun ilmu hitam dan akhirnya anda akan diusir dari kampung ini. Lalu waktu saya datang, saya meletakkan obat tidur di minuman anda dan saat anda tidak sadar maka saya mencari benda-benda ini dan setelah dapat maka saya langsung pergi. Mohon maaf untuk mencampur obat tidur di minuman anda sebab akan lebih rumit jika saya harus menjelaskan semuanya saat itu.
Arya kaget lalu berkata.
ARYA
Ooh begitu rupanya cara saya terselamatkan dari fitnah Karta waktu itu. Tapi ada satu hal yang masih membuat saya penasaran, apakah benar bahwa mbah Kuncoro itu adalah dukun ilmu hitam seperti yang warga bilang?
TYO
Sama seperti pak Arya, jika jebakan Karta dengan boneka-boneka itu berhasil maka pak Arya juga akan mendapatkan gelar seperti gelar mbah Kuncoro sekarang.
ARYA
Saya sudah menduga dari awal bahwa mbah Kuncoro bukanlah dukun seperti yang warga sangkakan. Saya tidak bisa membalas apa-apa kecuali terima kasih banyak atas bantuannya ya pak Tyo.
TYO
Sama-sama pak Arya, saya hanya menjalankan tugas.
Arya meninggalkan Tyo, lalu kembali kepada Joyo.
CUT TO
147. EXT. JALANAN UTAMA – GERBANG DESA – PAGI
Joyo yang penasaran, bertanya kepada Arya tentang apa yang dibicarakan dengan Tyo.
JOYO
Bapak ngobrolin apa sama pak Tyo?, kayanya serius banget.
ARYA
Engga apa-apa Yo, pak Tyo cuma pernah mampir aja ke rumah dinas saya. Oh iya, kamu kenal sama pak Tyo?
JOYO
Engga kenal cuma si mbah pernah bilang kalo orang yang kadang main ke rumah mbah Kuncoro itu namanya pak Tyo. Dia adalah orang kepercayaan mbah Kuncoro waktu jadi kades dulu pak. Sama kaya pak Deni ketua RT kita pak, itu dulu juga orang kepercayaan mbah Gito.
ARYA (VO)
Ternyata mbah Kuncoro pernah jadi kades dan rupanya bapak masih komunikasi dengan pak Deni selama ini untuk tau kondisi desa, kasian bapak tersiksa selama 20 tahun.
Arya lanjut berkata.
ARYA
Ngomong-nogmong ko’ rumah mbah Kuncoro sepi sekali tadi ya Yo seperti engga ada orang di dalam, cucu sama cicitnya mbah Kuncoro kemana ya Yo?
JOYO
Anak si mba itu dititip ke saudaranya sekarang sebab si mba itu ditangkap polisi. Pak Arya belum tau tah kalo si mba ditangkap polisi?
ARYA
Loh, kasus apa Yo?
JOYO
Katanya, ternyata si mba itu yang menjadi dalang dari semua kasus yang menimpa pak Arya dan semua kasus penggelapan tanah di desa ini pak. Si mba itu boss dari pak Karta. Selain itu juga pak Kades nerima suap untuk engga ikut campur urusan tanah warga desa.
Sambil melanjutkan perjalanan pulang, Arya kaget tidak percaya.
CUT TO
148. EXT. JALANAN UTAMA – PAGI
Arya tidak fokus kepada pak Kades yang juga ditangkap melainkan ke Tika, lalu Arya berkata,
ARYA
Loh gimana maksudnya Yo???, dan kenapa bisa mba Tika memperlakukan saya seperti itu Yo?
JOYO
Saya diceritain sama si mbah. Jadi begini pak, mbah saya cerita kalau dulu mbah Kuncoro, mbah saya dan mbah Gito itu temen akrab kaya 3 sekawan gitu. Mbah saya punya anak yaitu ibu saya dan sudah meninggal, lalu mbah Kuncoro juga punya anak dan juga sudah meninggal, lalu mbah Gito juga punya anak katanya yang sebelumnya tinggal disini tapi dititipkan di kota setelah mengalami kecelakaan disrempet motor waktu kecil hingga luka kata si mbah. Mbah Kuncoro dulu itu jadi kades paling disegani sebab bijaksana dan suka menolong warga miksin khususnya, namun sebab mbah Kuncoro sudah mulai sakit-sakitan maka dari itu mbah kuncoro mengundurkan diri sebagai kades. Warga meminta pemilihan kembali sebab tidak berkenan untuk memilih pak Kunto yang merupakan anak dari mbah Kuncoro untuk melanjutkan kepemimpinan mbah Kuncoro. Terpilihlah 2 orang yang akan menjadi kandidat calon kades yaitu mbah Gito dan pak Kunto. Dan akhirnya mbah Gito lah yang memenangkan pemilihan kades. Saat jadi kades, mbah Gito juga sama kaya mbah Kuncoro, suka bantu-bantu warga khususnya soal urus tanah. Waktu itu banyak kasus penggelapan tanah juga pak sampai akhirnya salah satu kasus itu merenggut nyawa orang tua saya.
Arya kaget, lalu berkata.
ARYA
Loh???, orang tuamu meninggal sebab apa Yo?
JOYO
Dituduh mengambil tanah oleh oknum perusahaan swasta pak padahal itu tanah warisan turun temurun dari kakek buyutnya si mbah, cuma sebab belum selesai-selesai pengurusan surat-surat tanahnya padahal sudah lama diurus. Semua warga juga tau itu tanah warisan turun temurun punya keluarga si mbah tapi engga ada yang berani untuk bersaksi melainkan hanya pak kades, pak Gito itu pak. Tapi sebab tidak ada saksi lain yang menguatkan maka bapak saya dijatuhi hukuman, lalu engga lama bapak meninggal di penjara dan ibu menyusul seminggu kemudian karena kaget ditinggal bapak. Pak Gito juga saat itu megundurkan diri katanya merasa tidak bisa melindungi warga desanya.
Arya lanjut berkata.
ARYA
Saya turut berduka ya Yo dan maaf sudah mengungkit itu semua.
JOYO
Engga apa pak, saya sudah bisa menerima semuanya.
Lalu Arya lanjut berkata.
ARYA
Terus hubungannya dengan mba Tika dan bapaknya apa Yo?
Lalu Joyo lanjut berkata.
JOYO
Nah, terus bapaknya si mba itu sebab prustasi dan sudah keluar biaya banyak untuk kampanye tapi akhirnya kalah maka pak Kunto dendam dan ingin mencelakai anak mbah Gito sampai akhirnya anak mbah Gito disrempet motor oleh orang suruhan pak Kunto. Setelah itu pak Kunto makin stres dan akhirnya gantung diri. Lebih parahnya ya pak, kata si mbah itu pak Kunto gantung diri di depan kamar anaknya yang saat itu si mba baru berusia 10 tahun. Saat si mba keluar dari kamar, si mba tiba-tiba kaget dan menjerit. Pada saat itulah mungkin si mba dendam kepada warga sini karena menyebabkan bapaknya yaitu pak Kunto mati bunuh diri karena gagal menjadi kades. Lalu pak Arya kan mau membantu warga sini makanya pak Arya jadi musuh si mba juga pak, mungkin begitu pak.
Arya tidak berhenti terkejut untuk kenyataan-kenyataan yang disampaikan oleh Joyo.
ARYA (VO)
Mmh pantas saja bapak nyuruh saya mengabdi ke desa ini, rupanya ada sejarah tugas yang belum selesai dikerjakan oleh bapak. Rupanya aku dititipkan di kota bukan karena bapak terganggu sama aku melainkan mau selametin aku. Dan mbah Kuncoro, rupanya mbah Kuncoro sudah tau kalo aku anak sahabatnya dan mbah Kuncoro pasti merasa berdosa padaku sebab kecelakaan yang dulu aku alami dan meninggalkan luka di tanganku ini adalah sebab ulah anaknya. Maka dari itu, mbah Kuncoro berniat melindungi aku disini lewat pak Tyo. Mba Tika rupanya dendam ke aku juga sebab aku adalah anak dari orang yang mengalahkan bapaknya yang menjadi penyebab utama bapaknya bunuh diri. Dan tentu semua ini adalah alasan utama mengapa bapak balik ke kota waktu itu dan mengirimku kembali kesini setelah 20 tahun, begitu rupanya. Hmm sekarang bapak tenang ya disana, misi bapak di desa ini sudah tuntas.
Lalu Joyo lanjut berkata.
JOYO
Si mbah juga cerita kalau mbah Kuncoro sudah sering berdebat dan meminta si mba untuk berhenti mendendam ke semua warga tapi si mba selalu malah nangis inget bapaknya saat mereka ngomongin soal itu pak.
ARYA
Mmh begitu rupanya ya Yo. Sebenarnya saya engga nyangka loh Yo sebab wanita pertama yang tatapan sama saya di desa ini tu ya mba Tika & saya kira dia itu keliatan sangat baik dan sopan loh Yo.
JOYO
Hati-hati pak, kadang pandangan pertama itu menipu, buktinya tatapan mba Santika ya pak.
ARYA
Santika Yo?
JOYO
Santika Kencana Ayu, itu nama lengkap si mba pak.
ARYA
Ooh.
Ucap Arya sambil melewati pasak kayu balok yang berinisial S.K.A., lalu terlihat langit yang sangat cerah dan muncul tulisan “Menata Cerah Di Tanah Si Mbah”.