Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
30. INT. KANTOR DESA – RUANG ADMINISTRASI TANAH – PAGI
Arya masih menikmati kopi yang biasa dibuatkan oleh Runi di ruangannya. Sesaat kemudian pintu diketuk tapi kali ini agak keras, lalu ternyata itu Roni yang langsung membuka pintu dan berkata dengan nada panik.
RONI
Pak Arya, duh mohon maaf pak saya langsung masuk sebab ada beberapa warga yang teriak teriak nyari bapak di depan. Duh saya engga tau kenapa mereka teriak teriak begitu pak.
ARYA
Tenang saja pak Roni, itu pasti warga yang memang sudah tidak sabar. Mari kita keluar menemui mereka.
Arya bangun dari kursinya dan menuju keluar.
CUT TO
31. EXT. KANTOR DESA – LAPANGAN – PAGI
Ada beberapa orang yang teriak-teriak memanggil nama Arya, lalu orang yang berteriak pertama berkata dengan kesal.
PENERIAK 1 (REJO)
Hei pak Arya, apa yang anda lakukan terhadap anak saya hah?, kalau anda tidak bertanggung jawab maka saya akan buat perhitungan dengan anda pak, hei pak jawab pak!
Peneriak kedua memotong lalu berkata dengan kesal sambil mengacungkan golok.
PENERIAK 2 (HERU)
Arya, apa yang kamu lakukan kepada adik saya hah?, awas ya kalau ada apa-apa dengan adik saya maka anda harus hati-hati sebab anda akan tau akibatnya!
Peneriak ketiga memotong lalu berkata dengan kesal.
PENERIAK 3 (SURATI)
Arya hei suami saya juga kenapa itu?, tanggung jawab kamu Arya hei jangan diam saja pura-pura engga tau, tanggung jawab kamu!
Arya menatap dengan bingung sebab tidak menyangka akan ada 3 orang warga yang akan memaki-maki dia di depan seluruh warga pagi ini.
ARYA
Sebentar sebentar, bapak ibu saudara saudari sekalian sebentar sebentar, ini maksudnya ada apa & kenapa dengan keluarga bapa & ibu sekalian?
PENERIAK 3 (SURATI)
‘Ah sudahlah jangan pura2 bodoh kau Arya, kemarin suami saya mengurus surat tanah disini dan merasa ada yang aneh dengan peraturannya sehingga dia memaki maki anda di depan umum dan anda malu, iyakan?
PENERIAK 2 (HERU)
Iya saya juga, kemarin adik saya itu saya utus untuk mengurus surat tanah disini tapi dia merasa kesal sebab merasa ada yang janggal dari aturan tersebut sehingga adik saya komplen kepada anda secara keras dan anda malu kan?
PENERIAK 3 (REJO)
Pak Arya, anak saya kemarin saya perintahkan kesini untuk mengurus surat tanah juga namun dia merasa ada persyaratan yang aneh sehingga anak saya menanyakan kepada anda namun sepertinya anda tidak senang dengan pertanyaan-pertanyaan itu sehingga anda mengirim guna-guna ke anak saya kan sebab anda tersinggung?
PENERIAK 3 (SURATI)
Iya betul anda pasti mengirim guna-guna ke suami saya juga, ngaku anda Arya!
PENERIAK 2 (HERU)
Iya betul anda juga pasti mengirim guna-guna ke adik saya sebab saya mendengar bahwa warga kemarin melihat seseorang yang mencurigakan dengan baju serba hitam anda ajak ke rumah anda kan?, ngaku saja kamu Arya?
ARYA
Loh loh ko’, sebentar sebentar saudara saudari sekalian. Begini, memang betul saya menerima komplen dari 3 orang warga 2 hari yang lalu namun itu semua tidak menjadi masalah untuk saya sebab itu hanya salah paham dan memang peraturan yang saya sampaikan itu memang sudah menjadi peraturan umum untuk membuat sertipikat tanah. Saya pun tidak menaruh dendam sama sekali dengan mereka, jangankan untuk berbuat macam-macam ke mereka, kenal nama dan rumahnya pun saya tidak sempat bertanya ke mereka waktu itu jadi bagaimana bisa saya melakukan sesuatu sekeji itu. Memang kemarin ada orang yang ke rumah saya di jam istirahat namun orang itu hanyalah orang yang mau menginformasikan tentang kondisi tanah warga disini dan juga hanya bertanya soal kisaran harga tanah di wilayah ini sebab dia memiliki banyak tanah dan belum tahu kisaran standar harga tanah di daerah ini berapa, itu saja.
PENERIAK 1 (REJO)
Halah sudahlah jangan banyak berkilah kamu pak Arya, semua warga menyaksikan itu!
PENERIAK 3 (SURATI)
Iya mengaku saja anda Arya!
PENERIAK 2 (HERU)
Iya mengaku saja anda Arya dan tanggung jawab untuk apa yang telah anda lakukan kepada keluarga kami!
Warga lain yang tidak begitu memahami duduk perkaranya hanya bisa menengok ke kanan dan kiri, lalu Karta memulai bagiannya.
KARTA
Sebentar sebentar saudara saudari sekalian, jika memang pak Arya ini melakukan sesuatu, tentu ada bukti yang akan mengarahkan kita kesana. Tapi sebelumnya saya mau tanya, anak, suami dan adik dari bapa ibu sekalian ini kenapa memangnya?
PENERIAK 2 (HERU)
Adik saya bilang kepalanya seperti mau pecah pak dan perutnya seakan mau meledak.
PENERIAK 3 (SURATI)
Betul pak betul, suami saya juga bilang begitu.
PENERIAK 1 (REJO)
Betul pak, anak saya juga bilang demikian.
Terlihat Karta seolah berpikir sejenak, lalu berkata.
KARTA
Ooh saya paham, ini biasanya teluh atau guna-guna yang digunakan oleh dukun ilmu hitam untuk menghabisi orang-orang yang tidak disukainya, terlebih orang-orang yang telah menyerangnya. Biasanya media yang digunakan itu berupa boneka jerami yang ditusuk menggunakan paku atau benda tajam lainnya tapi kita masih harus membuktikannya. Jika memang kemarin ada orang berbaju serba hitam yang datang ke tempat pak Arya maka dia bisa dicurigai sebagai dukun tersebut. Saya juga mendengar bahwa saat pertama sampai di gerbang desa, pak Arya datang dan ngobrol dengan pak Kuncoro, benar begitu pak Arya?
ARYA
Benar pak tapi itu ...
Karta langsung memotong.
KARTA
Nah jika memang demikian maka kemungkinan semuanya memang sudah terhubung dan kita hanya tinggal perlu untuk menemukan bukti tersebut. Oleh sebab itu, mohon kiranya izin untuk saya dan para warga yang keluarganya diduga kena guna-guna tersebut untuk memeriksa kantor dan rumah dinas anda. Jika anda tidak keberatan tentunya pak Arya, untuk mencari barang bukti.
ARYA
Oh monggo silakan monggo bapak ibu saudara saudari sekalian jika ingin cek, kita akan saksikan bersama-sama bahwa semua cerita yang dituduhkan kepada saya hanyalah kebohongan semata.
KARTA
Jika demikian, boleh sekarang saya masuk ke kantor bapak dahulu dengan warga-warga tersebut?
ARYA
Boleh silakan monggo tapi sebelum itu saya ingin meminta satu hal bahwa jika memang tidak terbukti bahwa saya tidak melakukan apa yang dituduhkan ke saya terhadap anggota keluarga bapak ibu sekalian, maka tolong kembalikan nama baik saya.
KARTA
Tentu pak Arya tentu saja. Warga disini hanya perlu membuktikan saja dan jika tidak ada bukti maka tentu nama pak Arya akan kembali baik seperti semula, tenang saja pak Arya. Boleh kita masuk ke ruang kantor anda sekarang?
ARYA
Monggo pak silakan saya temani.
Arya, Karta dan 3 orang anggota keluarga yang mencurigai Arya pun terlihat masuk ke dalam kantor dan beberapa saat kemudian mereka semua keluar dari kantor dan tidak menemukan barang bukti sedikitpun yang berhubungan dengan ilmu hitam.
KARTA
Di dalam kantor kami sudah periksa dan tidak ada barang bukti yang mencurigakan sama sekali. Oleh sebab itu para warga sekalian, mari kita cek ke rumah dinas pak Arya, mari.
CUT TO
32. EXT. JALANAN DESA – PAGI
Selanjutnya seluruh warga dan Arya menuju rumah dinasnya bersama Karta dan 3 anggota keluarga yang tadi ikut memeriksa kantor.
CUT TO
33. INT. RUMAH DINAS – RUANG TENGAH – KAMAR TIDUR – DAPUR – KAMAR MANDI - PAGI
Arya, karta dan 3 anggota keluarga yang tadi ikut memeriksa kantor kembali masuk ke dalam rumah untuk memeriksa seluruh isi rumah guna mencari benda-benda mencurigakan yang mungkin ada di dalam rumah, lalu beberapa menit kemudian semuanya keluar dari rumah.
KARTA
Bapak ibu saudara saudari sekalian, kita sudah cek kantor dan rumah dinas pak Arya dan hasilnya adalah kita sama sekali tidak menemukan apapun barang mencurigakan yang berhubungan dengan ilmu hitam. Oleh sebab itu, saya rasa dugaan kita salah dan saya kira kita cukupkan saja sampai disini dan saya harap ibu dan bapak bisa kembali ke keluarga masing-masing untuk cek lebih lanjut keadaan keluarga anda di rumah. Untuk seluruh warga yang lain monggo silakan kembali mengurus tanah di kantor desa, silakan bubar bubar.
Sekejap warga yang berkerumun langsung membubarkan diri, termasuk 3 anggota keluarga tersebut.
ARYA
Terima kasih sudah menengahi masalah tadi ya pak.
KARTA
Tidak apa-apa pak Arya, sebagai tetangga kita sudah sepatutnya harus saling menolongkan?
ARYA
Betul sekali pak, sekali lagi terima kasih.
Arya dan Karta meninggalkan rumah dinas. Arya kembali ke kantor desa sedangkan Karta kembali ke rumahnya.
CUT TO
34. INT. RUMAH KARTA – RUANG TAMU – PAGI
Karta sudah sampai di rumah, lalu karta mengirimkan pesan chat ke Dandi yang isinya.
KARTA
Bodoh, kerja tak beres, jika kau ulangi lagi kesalahan ini maka akan kusingkirkan keluargamu dari dunia ini, camkan itu!
CUT TO
35. INT. RUMAH KUNCORO – TERAS RUMAH - MALAM
Seseorang berkunjung ke rumah Kuncoro.
KUNCORO
Kita akan tetap selalu pantau, kamu selalu awasi dia ya.
SESEORANG (TYO)
Baik mbah.
CUT TO
36. INT. RUMAH KUNCORO – TERAS RUMAH – PAGI
Tika, Teja dan Kuncoro sedang main di teras rumahnya dan seperti biasa saat Kuncoro sedang ada di teras rumah maka tidak ada warga lain yang berani menunjukkan diri di sekitarnya.
TEJA
Mbah mbaaah main sini mbaaah main kuda bambu bikinan mbah, keren mbah, ayo sini main mbah.
KUNCORO
Iya iya mas Teja, mbah main ni, mbah kesitu ya ayo ayo ayoo.
Malang bagi Kuncoro, Kuncoro tidak sengaja menginjak potongan gelondongan batang bambu yang ada di depan teras rumahnya dan Kuncoro pun kontan tergelincir jatuh dan kepalanya membentur batu yang ada di teras halaman. Tika yang melihat kejadian di depan matanya itu langsung berlari secepatnya ke arah Kuncoro lalu menangis histeris sambil meminta tolong tapi tidak ada warga yang berani membantu.
CUT TO
37. EXT. GERBANG DESA – PAGI
Kebetulan Narto dan Joyo lewat dengan sepeda masing-masing hendak pergi ke pasar. Mendengar teriakan histeris seorang wanita, Joyo dan Narto mendadak menoleh ke arah rumah Kuncoro dan langsung menuju rumah Kuncoro untuk menghampiri Kuncoro yang tergeletak di teras rumahnya bersama Tika dan Teja.
CUT TO
38. INT. RUMAH KUNCORO – TERAS RUMAH – PAGI
Seketika Joyo dan Narto sudah berada di sisi Kuncoro, lalu Narto mengelus kepala Kuncoro yang berlumur darah.
NARTO
Duuh gustiiii, Coro Kuncoro sadar hei Coro, gusti tolng gustii Coro hei Kuncoro! Joyo, tolong panggilkan warga desa cepat.
Seketika Joyo pergi lalu tidak lama warga pun berdatangan ke rumah Kuncoro dan menyaksikan apa yang terjadi. Namun malang untuk Kuncoro, dia tewas bersimpah darah dengan luka sobek di kepala akibat terbentur batu.
CUT TO
39. INT. RUMAH KUNCORO – RUANG TAMU – SORE
Tika yang masih menangis sesenggukan ditemani Teja di sebelahnya, setelah jenazah Kuncoro selesai dikebumikan.
CUT TO
40. EXT. TERAS RUMAH WARGA – MALAM
Selepas pemakaman Kuncoro, terlihat warga pun sudah tidak takut kembali dan mulai berani untuk nongkrong di teras rumah pada malam itu.
CUT TO
41. EXT. SAWAH – PAGI
Hari ini adalah hari minggu yang artinya Narto dan Joyo libur jualan di pasar. Terlihat Joyo sedang bermain bola dengan beberapa temannya di sawah, lalu temannya berkata dengan kesal.
TEMAN 1 (SARDI)
Wei, aku yang nendang duluan Yo, curang kamu mau nendang duluan aja.
Tiba-tiba Sardi mendorong Joyo hingga terjatuh dan seketika Sardi dan 3 temannya meninggalkan Joyo yang sedang terjatuh, lalu Joyo berkata dengan kesal.
JOYO
Brengsek kalian semua, awas kalian hei jangan lari kalian heeeeeei.
Joyo bangun dari jatuhnya, sesaat kemudian Joyo terjatuh lagi akibat tersandung batangan balok yang berserakan di sawah. Terlihat kesal, Joyo menginjak-injak batangan balok dengan tulisan S.K.A.
JOYO
Brengsek brengsek brengsek, brengsek kaliaaaan.
CUT TO
42. INT. RUMAH JOYO – TERAS RUMAH – PAGI
Joyo sedang duduk di teras rumah lalu datang Narto yang membawa kayu bakar dengan sepedanya.
NARTO
Yo, tolong mbahmu ini ya, tolong angkatin kayu bakar ini ke dalam ya Yo.
JOYO
Iya mbah.
CUT TO
42. INT. RUMAH JOYO – BELAKANG RUMAH – SIANG
Joyo sedang bersandar di pilar kayu yang ada di halaman belakang rumahnya sambil memandang hamparan sawah, sungai, lapangan dan lereng gunung yang hijau. Sesekali matanya melihat jam tangan di genggaman yang selalu di simpan rapi di dalam lemarinya.
JOYO (VO)
Mbah Narto bilang bahwa ini adalah satu-satunya barang peninggalan ibu - bapak, malangnya nasib anakmu ini bu.
CUT TO