Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
36. INT. RUMAH ARKA - RUANG KELUARGA - MALAM
TARI
Ka, temen aku bulan kemarin ada yang resign. Terus dia sekarang jadi entrepreneur gitu. Jual makanan kucing. Kamu nggak mau coba kayak gitu?
ARKA
Kayak gitu gimana? Jual makanan buaya?
TARI
Enggak. Maksud aku nyoba bisnis sendiri gitu. Dari yang kamu bisa, dari yang kamu suka.
ARKA
Aku nggak bakat dagang.
TARI
Tapi kamu kan kerjaannya bikin promosi di medsos.
ARKA
Bisnis itu nggak cuma soal promosi, Tari. Aku tuh cuma bisa ngelakuin apa yang aku bisa aja. Aku tuh nggak punya banyak kebisaan. Mau bisnis apa coba? Udahlah, Tar. Jalan orang untuk mau sukses tuh beda-beda. Nggak semua orang yang mau sukses harus jadi pebisnis.
TARI
Ya kan nggak ada salahnya, Ka, sambil kejar tujuan kamu nyari "kantor ideal" yang nggak akan pernah tahu kapan tercapainya itu bisa, kan ngelakuin hal lain?
Kenapa sih kamu nggak bisa kayak orang-orang? Ya kalau mereka nggak kerja kantoran ya mereka buka usaha.
ARKA
Nggak semua orang itu cocok punya bisnis. Ada yang emang lebih cocoknya jadi karyawan. Ya kayak aku gini. Yang senengnya dapet gaji bulanan yang stabil, bukan keuntungan jualan yang naik turun nggak jelas.
TARI
Ya, tapi kamu jadi karyawan juga udah gagal, kenapa nggak coba bisnis apa gitu?
ARKA
Tau apa kamu soal jadi “karyawan yang gagal” itu? Kamu tuh nggak pernah ngerasain tiba-tiba di PHK dan nggak dikasih pesangon. Lembur yang nggak pernah dibayar, sakit yang harus dipaksa tetep kerja, bos yang sakit jiwa, temen kantor yang pada penjilat dan sikut-sikutan. Aku udah ngalamin itu semua di beberapa kantor sejak aku kerja abis lulus kuliah.
Kamu aja yang beruntung. Punya bos baik setengah mati, punya temen pada support…
TARI
Banyak orang yang mungkin juga ada di posisi kamu tapi mereka bisa kok tahan banting?
ARKA
Oh jadi menurut kamu aku cemen. Kamu aja yang nggak pernah tahu rasanya jadi aku.
TARI
Eh aku pernah nganggur juga ya. Kamu lupa? Waktu aku abis lahiran dan aku nyusuin Gea setahun lebih, siapa yang di rumah? Waktu anak kita telat bicara, aku yang rela resign untuk ajarin dia ngomong. Waktu anak kita belum bisa pipis sendiri di toilet padahal udah gede, aku juga yang kembali stay di rumah.
Aku sadar setelah punya anak, prioritas aku berubah. Aku sadar setelah jadi ibu, karier aku akan jatuh-bangun. Tapi apa iya saat aku jadi ibu rumah tangga rumah aku cuma diem aja? Kamu liat sendiri kan aku jualan segala macem. Aku kerjain project freelance.
Karena aku sadar betul keluarga kita nggak bisa single income.
Kenapa kamu nggak bisa kayak aku?
Kamunya aja yang gede gengsi kan. Kamunya aja yang nggak mau coba. Pikirin anak kita. Kamu juga punya ibu dan adik yang masih harus kamu biayain.
Tari duduk dan menghela napas.
TARI (CONT'D)
Yakin kamu nggak mau coba jualan, atau ngojek? Kerja kan nggak harus kantoran, yang penting halal, Arka.
ARKA
Aku kerja kantoran selain untuk uang ya untuk network, untuk ilmu. Ya buat apa kerja serabutan tuh gede capeknya doang. Hasilnya nggak seberapa. Aku jadi karyawan aja kamu bilang gajiku kecil. Apalagi kerjaan kayak gitu?
Makin nggak ada harganya aku di mata kamu.
Kalau gaji aku kemaren aja nggak pernah cukup apalagi upah kerjaan serabutan?
TARI
Ya tapi dari pada nggak ada pemasukan sama sekali? Kamu lebih milih itu?
ARKA
Aku tuh mantan manajer. Masa kerja kayak gitu sih yang bener aja.
TARI
Mantan manajer, kan? Udah bukan manajer lagi?
ARKA
Ya tapi aku malu lah kamu kerjanya oke, videografer di aplikasi travel terkenal, masa aku jadi tukang ojek? Apa kata orang?
TARI
Oh ya, apa kata orang kalau akunya kerja tapi kamunya nganggur?
Kamu nggak mikir apa? Anak kamu bentar lagi sekolah. Uang sekolah dia udah kepake buat biaya hidup kita sehari-hari.
ARKA
Ya kamu kerja sampingan lagi lah apa kek.
TARI
Kok jadi aku sih.
ARKA
Ya bantuin aku. Aku lagi susah. Apa susahnya sih tolongin aku di saat kayak gini?
TARI
Terus apa dong gunanya kamu. Kalau kamu nggak bisa nafkahin anak kamu sendiri?
Aku udah capek banting tulang mesti aku juga yang cari tambahan?
Kamu tuh kepala keluarganya di rumah ini.
ARKA
Ya tapi kamu juga nggak pernah hargain aku. Semua yang pernah aku hasilin nggak pernah kamu syukuri. Apa yang aku kasih nggak pernah cukup.
TARI
Tabungan aku udah kekuras terus. Gaji aku nggak bisa kalau buat biaya hidup kita bertiga sehari-hari ditambah bayarin kontrakan dan pengasuh.
ARKA
Kalau gitu aku aja yang ngasuh Gea. Nggak usah pake pengasuh.
TARI
Terus kamu gimana mau nyari kerja kalau ngasuh Gea.
Kamu kan mesti tes, wawancara.
Kalau kamu nggak ada pemasukan sama sekali kayak gini. Aku nggak bisa nopang semua pengeluaran, Ka.
Tari menahan tangis dan marahnya lalu masuk ke kamar. Handphone Arka bunyi, tanda panggilan masuk dari Ibu Arka.
IBU ARKA (V.O.)
Ka, kamu bulan ini belum transfer ibu ya?
ARKA
Ah iya Bu, agak telat nggak apa-apa ya.
IBU ARKA (V.O.)
Iya, nggak apa-apa. Tapi kalau bisa jangan lama-lama ya ini udah harus bayar listrik. Sita juga udah harus bayar semesteran bulan ini. Sama seragam sekolah Mirna juga mesti ganti Ka, udah pada kekecilan.
ARKA
Iya Bu, nanti Arka transfer lebihan ya. Sabar aja.