Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
LIOM
Suka
Favorit
Bagikan
1. Prolog

Sometimes you think you'll be fine by yourself

'Cause a dream is a wish that you make all alone

It is easy to feel, like you don't need help

But it's harder to walk on your own

You'll change inside, when you realize

The world comes to life and everything's bright

From beginning to end, when you have a friend by your side

That helps you to find, the beauty you are

When you open your heart and believe in

The gift of a friend , the gift of a friend

(Gift Of A Friend - Demi Lovato)

Musim semi tahun 20XX, Korea Selatan.

Petikan gitar yang halus mengiri suara lantang seorang gadis berambut ponytail, yang terkesan berantakan. Beberapa orang menghentikan langkahnya untuk menikmati penggung jalanan itu, entah duduk ataupun berdiri, sendiri ataupun bersama, makan ataupun minum. Semua itu terserah sang penonton.

“The gift of a friend...” Gadis itu mengakhiri penampilannya dengan suara lembut.

Di tengah tepuk tangan meriah, ia membungkuk dan berterima kasih. Di tas gitarnya tertempel kertas berlaminating dengan tulisan :

나에게 돈을주지 않고 노래를 즐겨라” artinya nikmati lagunya tanpa membayar saya.

Penonton pun membubarkan diri satu per satu tanpa kata, ia mulai berbenah barang panggungnya.

“Permisi.” Sapa seorang wanita menggunakan bahasa korea.

“Anda orang dari agensi hiburan kan?” Balasnya dengan bahasa yang sama.

“Benar, ini kartu na-”

“Maaf, saya tidak tertarik menjadi idol. Maaf. Permisi.” Ia menyampirkan tas gitar di bahunya, dan berjalan pergi sambil menarik alat panggungnya dengan troli.

Saat melewati gedung pertokoan, ponsel di saku coatnya berdering. Tanpa melihat nama sang pemanggil, ia menerima telepon itu.

“Halo, Alila in here. Who is it? Ah, kau... kenapa? ... Tentu saja aku ingat, kau pikir aku amnesia, ya?” Tanya Alila kesal.

“... Musim panas nanti aku pulang, kau mau menjemputku? ... Kalau gak mau menjemputku kenapa tanya ‘kapan aku pulang?’ mengesalkan tau gak? ... Ha. Ha. Ha. Silahkan tertawa, ku tutup ya, bye.” Alila memutus telepon itu sambil menggumam jengkel.

“Bagaimana bisa aku punya teman semenyebalkan dirinya?”

Alila menatap ponselnya sambil berkata. “Untung kau teman, kalau bukan sudah... augh!” Matanya melotot marah.

Angin berhembus kencang, langkahnya pun terhenti. Kepalanya mendongak menatap kelopak bunga sakura yang berjatuhan dengan indah, tanpa sadar tangannya meraih kelopak merah muda itu dan menggenggamnya.

“Musim panas, cepatlah datang. Aku ingin bertemu dengannya.” Membuka tangan, membiarakan kelopak itu di sapu oleh angin.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar