Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
LAKON
Suka
Favorit
Bagikan
3. SEKENARIO "LAKON" SCENE 19-32

 

19. INT. RUANG TES MODEL - SIANG

CAST :SANI, ANGELIN, PANITIA, PESERTA  

Panitia tampak sibuk menerima dan memeriksa persyaratan peserta. Terlihat peserta sangat antusias dengan kontes model, terlihat ada yang sibuk make up dan ada yang menunggu giliran untuk tes di hadapan dewan juri.

SANI

(tegang)

Nomer gue disebut, doakan gue.

ANGELIN

Semoga berhasil.

 

Angelin tampak gelisah dan berusaha menghilangkan ketegangannya dengan menarik nafas dalam-dalam. Ia berusaha menyakinkan dirinya bahwa ia mampu karena ia pernah sekolah model di luar negeri.

SANI

(senang)

Yey…gue lolos ke tahap berikutnya.

Sani memeluk Angelin  

ANGELIN

Selamat, tinggal giliranku.

 

Tidak lama nomer Angelin di panggil oleh panitia 

ANGELIN

(tegang)

Giliran gue, doakan gue.

SANI

Gue yakin loe pasti bisa, semangat…

 

Sani menunggu Angelin, ia sibuk memberikabar gembira pada kedua orang tuanya. Sani di ketujutkan oleh Angelin yang teriak.

ANGELIN

Gue lolos…

Angelin dan Elin saling berpelukan.

CUT TO :

 

20.INT. RUANG TES MODEL - PAGI

CAST : SATRIA, PESERTA, DEWAN JURI

Terlihat kekesalan pada wajah Satria dan dewan juri lainnya, tidak ada satu pun yang masuk kedalam kriteria penjurian.

SATRIA

(kesal)

Kamu taukan, kalau model lagi jalan di catwalk seperti apa, coba peragakan.

Peserta jalan, layaknya seperti akan menangih hutang, hingga terjatuh, tapi tidak menyerah dan melanjutkan jalannya sampai juri bilang untuk berhenti.

PESERTA

Aduh…

SATRIA

STOP!!, kamu ini mau ikut kontes model atau kontes menangih hutang??,

PESERTA

Kontes model, saya sering lihat seperti itu jalan model.

Satria dan dewan juri lainnya menertawakan peserta.

DEWAN JURI 1

Saya tidak terima lho…kalau model jalannya seperti itu. kalau benar berarti Satria gagal ngebinanya.

SATRIA

Memalukan

Semua dewan juri tertawa termasuk Satria.

DEWAN JURI 2

Terima kasih sudah mau mencoba mengikuti kontes model, banyak belajar jalan dulu ya, mencoba lagi tahun depan.

Peserta menangis.

PESERTA

Saya nga lolos?? Emak… aku gagal jadi model.

CUT TO :

21. INT. RUANG TAMU - SIANG

CAST : IBU ASIH, ELIN

Elin tampak ragu untuk mengatakannya, Ibu Asih masih memeikirkan ucapan Elin dan mimpinya untuk menjadi model.

Ibu Asih duduk dan mentap ke luar rumah. Elin perlahan mendekatinya, lalu duduk. Elin memegang tangan Ibu Asih

ELIN

BU…

Ibu Asih memandang Elin.

ELIN

Elin, mohon ijin dari ibu untuk mengikuti kontes model di Jakarta.

IBU ASIH

Bagaimana dengan beasiswa yang sedang Elin ajukan, nak?

ELIN

Elin sudah berusaha bu, Elin tidak yakin.

IBU ASIH

Ibu yakin kamu lolos, lebih baik tidak usah ikut kontes model, nak.

ELIN

Elin mohon pada Ibu, Ijinkan Elin ikut kontes model. Itu impian Elin sejak lama. Bu…jika Elin menang hadiahnya untuk berobat ibu. Elin ingin Ibu sehat kembali. yang kita butuhin sekarang uang untuk makan dan biaya untuk berobat ibu, bukan beasiswa kedokteran.

IBU ASIH

Tapi nak.

ELIN

Bu…Elin mohon

Ibu Asih meninggalkan Elin dengan berpura-pura ingin istirahat di kamar.

INTERCUT TO :

22.INT. KAMAR IBU ASIH - SIANG

CAST : IBU ASIH

Ibu Asih mengambil sebuah album foto dan menagis

IBU ASIH

Aku sudah tidak bisa menjaganya lagi. Elin mengikuti jejakmu, aku harus bagaimana?

CUT TO :

23. INT. KAMAR ELIN - SIANG

CAST : ELIN

Elin masih memikirkan perkataan Ibu Asih dan mimpinya, ia rebahan dan mengirimkan pesan pada Bagas.

ELIN (V.O)

(reading)

Kamu tau sejak SMA aku ingin menjadi model, saat aku sedang mencari lowongan kerja, tidak sengaja aku lihat iklan tentang kontes model, batas akhirnya dua hari lagi. Aku ingin menggikutinya, tapi… ibu sepertinya tidak menyukainya. Aku harus bagaimana?

Elin menunggu balasan chat dari Bagas, ia rebahan dan mengulingkan badannya ke kanan-kiri, memeluk bantal dan mengacak-acak rambutnya karena pusing memeikirkannya. Sesekali Elin melihat handphone, tapi belum ada balasan.

ELIN (V.O)

(reading)

Aku harus bagaimana?

Akhirnya Bagas membalas pesan dari Elin.

ELIN (V.O)

(reading)

Kita bicaran nanti, aku baru keluar dari pabrik, aku tunggu di baso lahar.

Elin bersiap-siap untuk menemui Bagas.

CUT TO :

 

23. INT. TUKANG BASO - SORE

CAST : ELIN, BAGAS, DINDA, TUKANG BASO, PELAYAN, PEMBELI LAINNYA

Tukang baso tampak sibuk membuatkan baso lahar yang sedang viral, ramai, pengunjung menikmatinya sensasi pedasnya hingga keringat dan ingus keluar. Pelayan sibuk mengantarkan baso, membereskan meja dan membawa mangkuk kosong. Elin dan Bagas menunggu pesanan. Dinda yang merekam demi konten youtubnya.

ELIN

Aku binggung, aku harus bagaiamana?

BAGAS

Apa tidak sebaiknya kamu tunggu informasi pengumuman beasiswa, siapa tau kamu lolos.

ELIN

Tidak bisa, waktunya sudah mepet, dua hari lagi, aku mohon bantuanmu.

BAGAS

Apa yang harus aku lakukan.

ELIN

Menjaga ibu.

BAGAS

Menjaga ibu?

ELIN

Menjaga ibu selama aku di Jakarta.

BAGAS

Baiklah,

ELIN

Rencananya aku akan pergi besok pagi, tapi aku tidak akan mengatakannya pada ibu.

BAGAS

Kamu pergi diam-diam!??, lalu aku harus jawab apa kalau ibu menanyakanmu?

Belum juga Elin menjawab pertanyaan dari Bagas, Dinda yang sedang merekam untuk konten you tube melihat Elin dan Bagas, Dinda sengaja menumpahkan air di baju Elin. Dinda sengaja memperkenalkan Elin dan mempermalukannya, ia pura-pura.

DINDA

Sorry…tidak sengaja, hallo kita kenalan dengan model internasional lho…, hai,,,Elin

Elin terkejut dan berdiri karena merasa dingin dan tidak nyaman.

ELIN

Apa-apaan sih?, baju saya jadi basah.

Bagas membantu Elin dengan memberikan tisu.

BAGAS

Ini, kamu tidak apa-apa?, Dinda apa yang kamu lakukan.

DINDA

Eh…ada mantan. Sorry…saya tidak sengaja. Kita kenalan guys…

Dinda masih dengan alat perekamnya. Bagas tidak menyukai yang Dinda lakukan.

BAGAS

(menolak)

Apa-apaan sih…,

DINDA

Biar terkenal Bagas. Guys mantan pacarku tidak mau di video, sudahlah aku ngevidion pelakornya saja.

Dinda mengarahkan vidionya ke arah Elin yang sedang sibuk mengeringkan bajunya.

ELIN

(marah)

Apa-apaan sih, aku itu bukan pelakor.

DINDA

Kalau bukan pelakor apa namanya? Orang yang sudah merebut pacar orang. Ups…aku lupa pelakor itu buat yang sudah nikah, emmm kalau perebut pacar orang namanya…pepacor wkwkwk.

ELIN

(kesal,marah)

Aku bukan pelakor ataupun pepacor, tanyakan saja pada orangnya langsung kenapa lebih memilih aku.

Keributan yang timbulkan Dinda membuatnya menjadi pusat perhatian.

BAGAS

Sudah…sudah,malu dilihatin orang. Dinda, Elin itu bukan pelakor ataupun pepacor, aku memutuskanmu karena aku sudah tidak tahan dengan kelakuanmu yang hanya ingin menang sendiri, tidak menghargaiku. Elin lebih baik dari kamu.

ELIN

Jelas !?

DINDA

Aku benci kamu, suatu saat nanti kamu pasti akan menyesal.

Dinda pergi meninggalkan baso lahar. Pesanan Bagas dan Elin datang, keduanya menikmati baso lahar dengan level pedas yang tinggi.

CUT TO :

24. EST.SHORT SUASANA JAKARTA - MALAM

Tirlihat gemerlap lampu-lampu perkantoran, hotel, gedung, restoran dan pusat perbelanjaan. Lampu-lampu kendaraan dan suara bisingnya yang memadapi jalanan ibu kota.

25.INT. KAFE - MALAM

CAST : SATRIA, 2 TEMAN SATRIA

Suasana tenang dengan alunan melodi dan suara penyanyi yang serasi. Lagu kesedihan yang di nyanyikan oleh penyanyi kafe seperti mengambarkan hati Satria yang baru saja putus. Terlihat beberapa orang yang sedang menikamati pesanannya ada yang bersama sahabat, keluarga dan pasangan.

TEMAN SATRIA 1

Sabar bro…hilang satu tumbuh seratus

TEMAN SATRIA 2

 

(menggoda)

Kalau tumbuh seratus jangan lupa, bagi ke gue satu.

SATRIA

Apa yang kurang dari gue hingga dia selingkuh.

TEMAN SATRIA 1

Tidak ada yang kurang dari loe, dia saja yang kurang bersyukur.

TEMAN SATRIA 2

Betul itu, kurang bersyukur.

Satria dengan memegang bir dan sesekali meminumnya.

SATRIA

(kesal,marah)

Aku sudah terlalu mempercayainya dan membebaskannya. Dia menyalahgunakan kepercayaanku.

TEMAN SATRIA 1

Sudah bro, kamu itu ganteng,tajir lagi. Pasti mudah cari pengantinya, cewe mana yang nga mau sama loe. Aku nga nolok tuh, kalau kamu tembak

SATRIA

Amit-amit, gue nembak loe? Ogah…gue sampai sekarang gue masih doyan perempuan bro. Gila loe ya…

Teman Satria 1 menertawakannya.

SATRIA

 Mungkin ini cara Tuhan mengistirahatkan hati gue.

CUT TO :

26. EST. SUASANA PEDESAAN - PAGI

Suara ayam betina mulai terdengar, terlihat ibu-ibu yang hendak pergi ke pasar dan ke masjid.

CUT TO :

27. INT. KAMAR ELIN - PAGI

CAST : ELIN

Elin yakin dengan keputusannya, ia menuliskan surat untuk Ibu Asih.

ELIN (V.O)

(membaca)

Ibu, maafin Elin. Elin tidak bisa menuruti perkataan ibu, model impian Elin sejak SMA, ini kesempatan Elin untuk meraih impian Elin. Elin pernah mendengar ucapan seseorang yang membuat Elin sadar, tidak seharusnya Elin memperjuangkan beasiswa kedokteran sedangkan untuk mencukupi kehidupan sehari-hari masih sulit, doakan Elin agar menang, Elin berharap bisa membiayai pengobatan penyakit ibu dan membahagian ibu. Elin sayang ibu.

Elin melipatnya dan termenung sejenak.

MONTAGE SHORT

-  INT. KAMAR ELIN - PAGI :Elin merapihkan kamarnya dan membawa barangnya keluar.

-  INT. KAMAR IBU ASIH : Elin melihat Ibu Asih yang masih tidur, Elin mencium kening Ibu Asih.

-  INT. KAMAR IBU ASIH : Saat hendak keluar, Elin melihat cincin Ibu Asih yang diletakan di meja, Elin mengambilnya. 

ELIN

Elin janji akan menganti cincin ibu. 

Elin mengirim chat pada bagas dan memintanya untuk segera datang ke rumah 

INTERCUT TO :

28. EXT. HALAMAN RUMAH IBU ASIH - PAGI

CAST : ELIN,BAGAS

Elin menitipkan surat pada Bagas untuk Ibu Asih dan memintanya untuk dibacakan pada Ibunya.

ELIN

Aku nitip ibu sama surat ini, tolong nanti bacakan untuknya.

BAGAS

Kamu yakin akan pergi ke Jakarta?

ELIN

Aku sangat yakin, ini impianku. Terima kasih sudah mau membantuku.

BAGAS

Baiklah kalau itu pilihanmu.

Bagas mengantarkan Elin ke terminal dengan motornya.

 CUT TO :

29. INT. KAMAR IBU ASIH - PAGI

CAST : IBU ASIH

Ibu Asih telat bangun. Ia melihat jam dinding.

IBU ASIH

Ya Allah, jam berapa ini?, masih ada waktu untuk sholat shubuh (jam 06.00)

MONTAGE SHORT

-INT. KAMAR MANDI - PAGI : Ibu Asih menuju kamar mandi dan mengambil wudhu.

-INT. KAMAR IBU ASIH - PAGI :Ibu Asih melaksanan sholat shubuh dan memanjatkan doa.

-INT. DAPUR - PAGI :Ibu Asih membuatkan makanan kesukaan Elin dan menyiapkannya di meja makan, sesekali Ibu Asih melihat jam.

-INT. KAMAR ELIN - PAGI :Ibu Asih melihat kamar Elin sudah rapih namun ia tidak menemukan Elin.

IBU ASIH

Nak…bangun, nak…kamu dimana?  

Ibu Asih keluar dari kamar Elin dan mencarinya ke luar.

INTERCUT TO :

29. EXT. HALAMAN DEPAN RUMAH IBU ASIH - PAGI

CAST : IBU ASIH, FIGURAN

Ibu Asih menunggu kedatangan Elin, dan tetangga memberitahu Ibu Asih bahwa Elin pagi-pagi sekali pergi persama pacarnya dengan membawa tas.

Ibu Asih duduk menunggu kedatngan Elin.

IBU ASIH

(gelisah)

Nak, kenapa kamu kemana?,

Ibu Asih bertanya pada tetangganya yang baru pulang dari pasar.

IBU ASIH

Bu…bu…lihat anak saya? Elin?

FIGURAN 1

Tadi saya lihat bersama pacarnya naik motor.

IBU ASIH

Naik motor? 

FIGURAN 1

Iya naik motor, bawa koper juga bu. Ya udah bu, saya pergi dulu ya, lagi buru-buru, kesingan.

IBU ASIH (V.O)

Elin…kamu kemana nak, ibu berharap kamu tidak ke Jakarta untuk mengikuti kontes model.

CUT TO :

30.EXT. DEPAN MOBIL BUS - PAGI (09.00)

CAST : ELIN, BAGAS, KERNET, PENUMPANG LAINNYA

Penumpang satu persatu masuk, kernet berusaha mencari penumpang dengan menanyakan tujuan. Elin dan Bagas sudah di depan pintu masuk bus.

BAGAS

Kabari kalau sudah sampai, jaga diri baik-baik, aku pasti merindukanmu.

ELIN

Pasti akan aku kabari, tolong jaga ibu.

BAGAS

Aku pasti akan menjaganya seperti aku menjaga ibuku sendiri.

ELIN

(tersenyum)

Terima kasih

Elin masuk ke bus dan Bagas kembali pulang.

CUT TO :

31.INT. KAMAR ELIN - MENJELANG SIANG

CAST : IBU ASIH

Ibu Asih sedih saat melihat sebagian baju dalam lemari Elin sudah tidak ada.

IBU ASIH

(sedih, menyalahkan dirinya sendiri)

Nak…kenapa kamu mengikuti kompetisi model? maaf aku tidak bisa menjaga Elin dengan baik…

INTERCUT TO :

32. INT. RUANG TAMU RUMAH IBU ASIH - SIANG

CAST : IBU ASIH, BAGAS

Bagas melihat kesedihan di wajah Ibu Asih, ia ragu untuk mengatakannya.

 

BAGAS

(ragu)

Bu, Elin pergi ke Jakarta, Elin menitipkan surat, biar Bagas bacakan.

ELIN (V.O)

Ibu, maafin Elin. Elin tidak bisa menuruti perkataan ibu, model impian Elin sejak SMA, ini kesempatan Elin untuk meraih impian Elin. Elin pernah mendengar ucapan seseorang yang membuat Elin sadar, tidak seharusnya Elin memperjuangkan beasiswa kedokteran sedangkan untuk mencukupi kehidupan sehari-hari masih sulit, doakan Elin agar menang, Elin berharap bisa membiayai pengobatan penyakit ibu dan membahagian ibu. Elin sayang ibu.

 

IBU ASIH

(kesal,sedih)

Kenapa nak Bagas megantarkannya? Ibu tidak suka Elin mengikuti kontes itu.

BAGAS

Maafin Bagas, bu. 

PETUGAS POS (V.O)

Surat. 

Ibu Asih keluar dan mengambilnya. Ia meminta Bagas untuk membacakannya.

IBU ASIH

Tolong bacakan ini. 

BAGAS

Elin berhasil mendapatkan beasiswa kedokteran bu.

IBU ASIH

Alhamdulillah, ibu sangat yakin Elin akan mendapatkannya, cepetan telpon Elin, nak Bagas.

Nomer Elin tidak dapat di hubunggi dan membuat Ibu Asih dan Bagas cemas.

CUT TO :

 

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar