Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
19. INT. RUANG TES MODEL - SIANG
CAST :SANI, ANGELIN, PANITIA, PESERTA
Panitia tampak sibuk menerima dan memeriksa persyaratan peserta. Terlihat peserta sangat antusias dengan kontes model, terlihat ada yang sibuk make up dan ada yang menunggu giliran untuk tes di hadapan dewan juri.
SANI
(tegang)
Nomer gue disebut, doakan gue.
ANGELIN
Semoga berhasil.
Angelin tampak gelisah dan berusaha menghilangkan ketegangannya dengan menarik nafas dalam-dalam. Ia berusaha menyakinkan dirinya bahwa ia mampu karena ia pernah sekolah model di luar negeri.
SANI
(senang)
Yey…gue lolos ke tahap berikutnya.
Sani memeluk Angelin
ANGELIN
Selamat, tinggal giliranku.
Tidak lama nomer Angelin di panggil oleh panitia
ANGELIN
(tegang)
Giliran gue, doakan gue.
SANI
Gue yakin loe pasti bisa, semangat…
Sani menunggu Angelin, ia sibuk memberikabar gembira pada kedua orang tuanya. Sani di ketujutkan oleh Angelin yang teriak.
ANGELIN
Gue lolos…
Angelin dan Elin saling berpelukan.
CUT TO :
20.INT. RUANG TES MODEL - PAGI
CAST : SATRIA, PESERTA, DEWAN JURI
Terlihat kekesalan pada wajah Satria dan dewan juri lainnya, tidak ada satu pun yang masuk kedalam kriteria penjurian.
SATRIA
(kesal)
Kamu taukan, kalau model lagi jalan di catwalk seperti apa, coba peragakan.
Peserta jalan, layaknya seperti akan menangih hutang, hingga terjatuh, tapi tidak menyerah dan melanjutkan jalannya sampai juri bilang untuk berhenti.
PESERTA
Aduh…
SATRIA
STOP!!, kamu ini mau ikut kontes model atau kontes menangih hutang??,
PESERTA
Kontes model, saya sering lihat seperti itu jalan model.
Satria dan dewan juri lainnya menertawakan peserta.
DEWAN JURI 1
Saya tidak terima lho…kalau model jalannya seperti itu. kalau benar berarti Satria gagal ngebinanya.
SATRIA
Memalukan
Semua dewan juri tertawa termasuk Satria.
DEWAN JURI 2
Terima kasih sudah mau mencoba mengikuti kontes model, banyak belajar jalan dulu ya, mencoba lagi tahun depan.
Peserta menangis.
PESERTA
Saya nga lolos?? Emak… aku gagal jadi model.
CUT TO :
21. INT. RUANG TAMU - SIANG
CAST : IBU ASIH, ELIN
Elin tampak ragu untuk mengatakannya, Ibu Asih masih memeikirkan ucapan Elin dan mimpinya untuk menjadi model.
Ibu Asih duduk dan mentap ke luar rumah. Elin perlahan mendekatinya, lalu duduk. Elin memegang tangan Ibu Asih
ELIN
BU…
Ibu Asih memandang Elin.
ELIN
Elin, mohon ijin dari ibu untuk mengikuti kontes model di Jakarta.
IBU ASIH
Bagaimana dengan beasiswa yang sedang Elin ajukan, nak?
ELIN
Elin sudah berusaha bu, Elin tidak yakin.
IBU ASIH
Ibu yakin kamu lolos, lebih baik tidak usah ikut kontes model, nak.
ELIN
Elin mohon pada Ibu, Ijinkan Elin ikut kontes model. Itu impian Elin sejak lama. Bu…jika Elin menang hadiahnya untuk berobat ibu. Elin ingin Ibu sehat kembali. yang kita butuhin sekarang uang untuk makan dan biaya untuk berobat ibu, bukan beasiswa kedokteran.
IBU ASIH
Tapi nak.
ELIN
Bu…Elin mohon
Ibu Asih meninggalkan Elin dengan berpura-pura ingin istirahat di kamar.
INTERCUT TO :
22.INT. KAMAR IBU ASIH - SIANG
CAST : IBU ASIH
Ibu Asih mengambil sebuah album foto dan menagis
IBU ASIH
Aku sudah tidak bisa menjaganya lagi. Elin mengikuti jejakmu, aku harus bagaimana?
CUT TO :
23. INT. KAMAR ELIN - SIANG
CAST : ELIN
Elin masih memikirkan perkataan Ibu Asih dan mimpinya, ia rebahan dan mengirimkan pesan pada Bagas.
ELIN (V.O)
(reading)
Kamu tau sejak SMA aku ingin menjadi model, saat aku sedang mencari lowongan kerja, tidak sengaja aku lihat iklan tentang kontes model, batas akhirnya dua hari lagi. Aku ingin menggikutinya, tapi… ibu sepertinya tidak menyukainya. Aku harus bagaimana?
Elin menunggu balasan chat dari Bagas, ia rebahan dan mengulingkan badannya ke kanan-kiri, memeluk bantal dan mengacak-acak rambutnya karena pusing memeikirkannya. Sesekali Elin melihat handphone, tapi belum ada balasan.
ELIN (V.O)
(reading)
Aku harus bagaimana?
Akhirnya Bagas membalas pesan dari Elin.
ELIN (V.O)
(reading)
Kita bicaran nanti, aku baru keluar dari pabrik, aku tunggu di baso lahar.
Elin bersiap-siap untuk menemui Bagas.
CUT TO :
23. INT. TUKANG BASO - SORE
CAST : ELIN, BAGAS, DINDA, TUKANG BASO, PELAYAN, PEMBELI LAINNYA
Tukang baso tampak sibuk membuatkan baso lahar yang sedang viral, ramai, pengunjung menikmatinya sensasi pedasnya hingga keringat dan ingus keluar. Pelayan sibuk mengantarkan baso, membereskan meja dan membawa mangkuk kosong. Elin dan Bagas menunggu pesanan. Dinda yang merekam demi konten youtubnya.
ELIN
Aku binggung, aku harus bagaiamana?
BAGAS
Apa tidak sebaiknya kamu tunggu informasi pengumuman beasiswa, siapa tau kamu lolos.
ELIN
Tidak bisa, waktunya sudah mepet, dua hari lagi, aku mohon bantuanmu.
BAGAS
Apa yang harus aku lakukan.
ELIN
Menjaga ibu.
BAGAS
Menjaga ibu?
ELIN
Menjaga ibu selama aku di Jakarta.
BAGAS
Baiklah,
ELIN
Rencananya aku akan pergi besok pagi, tapi aku tidak akan mengatakannya pada ibu.
BAGAS
Kamu pergi diam-diam!??, lalu aku harus jawab apa kalau ibu menanyakanmu?
Belum juga Elin menjawab pertanyaan dari Bagas, Dinda yang sedang merekam untuk konten you tube melihat Elin dan Bagas, Dinda sengaja menumpahkan air di baju Elin. Dinda sengaja memperkenalkan Elin dan mempermalukannya, ia pura-pura.
DINDA
Sorry…tidak sengaja, hallo kita kenalan dengan model internasional lho…, hai,,,Elin
Elin terkejut dan berdiri karena merasa dingin dan tidak nyaman.
ELIN
Apa-apaan sih?, baju saya jadi basah.
Bagas membantu Elin dengan memberikan tisu.
BAGAS
Ini, kamu tidak apa-apa?, Dinda apa yang kamu lakukan.
DINDA
Eh…ada mantan. Sorry…saya tidak sengaja. Kita kenalan guys…
Dinda masih dengan alat perekamnya. Bagas tidak menyukai yang Dinda lakukan.
BAGAS
(menolak)
Apa-apaan sih…,
DINDA
Biar terkenal Bagas. Guys mantan pacarku tidak mau di video, sudahlah aku ngevidion pelakornya saja.
Dinda mengarahkan vidionya ke arah Elin yang sedang sibuk mengeringkan bajunya.
ELIN
(marah)
Apa-apaan sih, aku itu bukan pelakor.
DINDA
Kalau bukan pelakor apa namanya? Orang yang sudah merebut pacar orang. Ups…aku lupa pelakor itu buat yang sudah nikah, emmm kalau perebut pacar orang namanya…pepacor wkwkwk.
ELIN
(kesal,marah)
Aku bukan pelakor ataupun pepacor, tanyakan saja pada orangnya langsung kenapa lebih memilih aku.
Keributan yang timbulkan Dinda membuatnya menjadi pusat perhatian.
BAGAS
Sudah…sudah,malu dilihatin orang. Dinda, Elin itu bukan pelakor ataupun pepacor, aku memutuskanmu karena aku sudah tidak tahan dengan kelakuanmu yang hanya ingin menang sendiri, tidak menghargaiku. Elin lebih baik dari kamu.
ELIN
Jelas !?
DINDA
Aku benci kamu, suatu saat nanti kamu pasti akan menyesal.
Dinda pergi meninggalkan baso lahar. Pesanan Bagas dan Elin datang, keduanya menikmati baso lahar dengan level pedas yang tinggi.
CUT TO :
24. EST.SHORT SUASANA JAKARTA - MALAM
Tirlihat gemerlap lampu-lampu perkantoran, hotel, gedung, restoran dan pusat perbelanjaan. Lampu-lampu kendaraan dan suara bisingnya yang memadapi jalanan ibu kota.
25.INT. KAFE - MALAM
CAST : SATRIA, 2 TEMAN SATRIA
Suasana tenang dengan alunan melodi dan suara penyanyi yang serasi. Lagu kesedihan yang di nyanyikan oleh penyanyi kafe seperti mengambarkan hati Satria yang baru saja putus. Terlihat beberapa orang yang sedang menikamati pesanannya ada yang bersama sahabat, keluarga dan pasangan.
TEMAN SATRIA 1
Sabar bro…hilang satu tumbuh seratus
TEMAN SATRIA 2
(menggoda)
Kalau tumbuh seratus jangan lupa, bagi ke gue satu.
SATRIA
Apa yang kurang dari gue hingga dia selingkuh.
TEMAN SATRIA 1
Tidak ada yang kurang dari loe, dia saja yang kurang bersyukur.
TEMAN SATRIA 2
Betul itu, kurang bersyukur.
Satria dengan memegang bir dan sesekali meminumnya.
SATRIA
(kesal,marah)
Aku sudah terlalu mempercayainya dan membebaskannya. Dia menyalahgunakan kepercayaanku.
TEMAN SATRIA 1
Sudah bro, kamu itu ganteng,tajir lagi. Pasti mudah cari pengantinya, cewe mana yang nga mau sama loe. Aku nga nolok tuh, kalau kamu tembak
SATRIA
Amit-amit, gue nembak loe? Ogah…gue sampai sekarang gue masih doyan perempuan bro. Gila loe ya…
Teman Satria 1 menertawakannya.
SATRIA
Mungkin ini cara Tuhan mengistirahatkan hati gue.
CUT TO :
26. EST. SUASANA PEDESAAN - PAGI
Suara ayam betina mulai terdengar, terlihat ibu-ibu yang hendak pergi ke pasar dan ke masjid.
CUT TO :
27. INT. KAMAR ELIN - PAGI
CAST : ELIN
Elin yakin dengan keputusannya, ia menuliskan surat untuk Ibu Asih.
ELIN (V.O)
(membaca)
Ibu, maafin Elin. Elin tidak bisa menuruti perkataan ibu, model impian Elin sejak SMA, ini kesempatan Elin untuk meraih impian Elin. Elin pernah mendengar ucapan seseorang yang membuat Elin sadar, tidak seharusnya Elin memperjuangkan beasiswa kedokteran sedangkan untuk mencukupi kehidupan sehari-hari masih sulit, doakan Elin agar menang, Elin berharap bisa membiayai pengobatan penyakit ibu dan membahagian ibu. Elin sayang ibu.
Elin melipatnya dan termenung sejenak.
MONTAGE SHORT
- INT. KAMAR ELIN - PAGI :Elin merapihkan kamarnya dan membawa barangnya keluar.
- INT. KAMAR IBU ASIH : Elin melihat Ibu Asih yang masih tidur, Elin mencium kening Ibu Asih.
- INT. KAMAR IBU ASIH : Saat hendak keluar, Elin melihat cincin Ibu Asih yang diletakan di meja, Elin mengambilnya.
ELIN
Elin janji akan menganti cincin ibu.
Elin mengirim chat pada bagas dan memintanya untuk segera datang ke rumah
INTERCUT TO :
28. EXT. HALAMAN RUMAH IBU ASIH - PAGI
CAST : ELIN,BAGAS
Elin menitipkan surat pada Bagas untuk Ibu Asih dan memintanya untuk dibacakan pada Ibunya.
ELIN
Aku nitip ibu sama surat ini, tolong nanti bacakan untuknya.
BAGAS
Kamu yakin akan pergi ke Jakarta?
ELIN
Aku sangat yakin, ini impianku. Terima kasih sudah mau membantuku.
BAGAS
Baiklah kalau itu pilihanmu.
Bagas mengantarkan Elin ke terminal dengan motornya.
CUT TO :
29. INT. KAMAR IBU ASIH - PAGI
CAST : IBU ASIH
Ibu Asih telat bangun. Ia melihat jam dinding.
IBU ASIH
Ya Allah, jam berapa ini?, masih ada waktu untuk sholat shubuh (jam 06.00)
MONTAGE SHORT
-INT. KAMAR MANDI - PAGI : Ibu Asih menuju kamar mandi dan mengambil wudhu.
-INT. KAMAR IBU ASIH - PAGI :Ibu Asih melaksanan sholat shubuh dan memanjatkan doa.
-INT. DAPUR - PAGI :Ibu Asih membuatkan makanan kesukaan Elin dan menyiapkannya di meja makan, sesekali Ibu Asih melihat jam.
-INT. KAMAR ELIN - PAGI :Ibu Asih melihat kamar Elin sudah rapih namun ia tidak menemukan Elin.
IBU ASIH
Nak…bangun, nak…kamu dimana?
Ibu Asih keluar dari kamar Elin dan mencarinya ke luar.
INTERCUT TO :
29. EXT. HALAMAN DEPAN RUMAH IBU ASIH - PAGI
CAST : IBU ASIH, FIGURAN
Ibu Asih menunggu kedatangan Elin, dan tetangga memberitahu Ibu Asih bahwa Elin pagi-pagi sekali pergi persama pacarnya dengan membawa tas.
Ibu Asih duduk menunggu kedatngan Elin.
IBU ASIH
(gelisah)
Nak, kenapa kamu kemana?,
Ibu Asih bertanya pada tetangganya yang baru pulang dari pasar.
IBU ASIH
Bu…bu…lihat anak saya? Elin?
FIGURAN 1
Tadi saya lihat bersama pacarnya naik motor.
IBU ASIH
Naik motor?
FIGURAN 1
Iya naik motor, bawa koper juga bu. Ya udah bu, saya pergi dulu ya, lagi buru-buru, kesingan.
IBU ASIH (V.O)
Elin…kamu kemana nak, ibu berharap kamu tidak ke Jakarta untuk mengikuti kontes model.
CUT TO :
30.EXT. DEPAN MOBIL BUS - PAGI (09.00)
CAST : ELIN, BAGAS, KERNET, PENUMPANG LAINNYA
Penumpang satu persatu masuk, kernet berusaha mencari penumpang dengan menanyakan tujuan. Elin dan Bagas sudah di depan pintu masuk bus.
BAGAS
Kabari kalau sudah sampai, jaga diri baik-baik, aku pasti merindukanmu.
ELIN
Pasti akan aku kabari, tolong jaga ibu.
BAGAS
Aku pasti akan menjaganya seperti aku menjaga ibuku sendiri.
ELIN
(tersenyum)
Terima kasih
Elin masuk ke bus dan Bagas kembali pulang.
CUT TO :
31.INT. KAMAR ELIN - MENJELANG SIANG
CAST : IBU ASIH
Ibu Asih sedih saat melihat sebagian baju dalam lemari Elin sudah tidak ada.
IBU ASIH
(sedih, menyalahkan dirinya sendiri)
Nak…kenapa kamu mengikuti kompetisi model? maaf aku tidak bisa menjaga Elin dengan baik…
INTERCUT TO :
32. INT. RUANG TAMU RUMAH IBU ASIH - SIANG
CAST : IBU ASIH, BAGAS
Bagas melihat kesedihan di wajah Ibu Asih, ia ragu untuk mengatakannya.
BAGAS
(ragu)
Bu, Elin pergi ke Jakarta, Elin menitipkan surat, biar Bagas bacakan.
ELIN (V.O)
Ibu, maafin Elin. Elin tidak bisa menuruti perkataan ibu, model impian Elin sejak SMA, ini kesempatan Elin untuk meraih impian Elin. Elin pernah mendengar ucapan seseorang yang membuat Elin sadar, tidak seharusnya Elin memperjuangkan beasiswa kedokteran sedangkan untuk mencukupi kehidupan sehari-hari masih sulit, doakan Elin agar menang, Elin berharap bisa membiayai pengobatan penyakit ibu dan membahagian ibu. Elin sayang ibu.
IBU ASIH
(kesal,sedih)
Kenapa nak Bagas megantarkannya? Ibu tidak suka Elin mengikuti kontes itu.
BAGAS
Maafin Bagas, bu.
PETUGAS POS (V.O)
Surat.
Ibu Asih keluar dan mengambilnya. Ia meminta Bagas untuk membacakannya.
IBU ASIH
Tolong bacakan ini.
BAGAS
Elin berhasil mendapatkan beasiswa kedokteran bu.
IBU ASIH
Alhamdulillah, ibu sangat yakin Elin akan mendapatkannya, cepetan telpon Elin, nak Bagas.
Nomer Elin tidak dapat di hubunggi dan membuat Ibu Asih dan Bagas cemas.
CUT TO :