Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
LAKON
Suka
Favorit
Bagikan
2. SKENARIO "LAKON" SCENE 10 -18

10. EXT. JALAN RAYA - PAGI

CAST : BAGAS, ELIN, FIGURAN

Terlihat penjual bensin eceran yang sedang menata botol-botol  yang berisi bensin.

ELIN

(senang)

Lihat...! Akhirnya ketemu juga penjual bensin

BAGAS

Huft…akhirnya

Bagas memarkirkan motornya dan membuka tangki isi bensin pada motornya.

PENJUAL BENSIN

Berapa liter mas?

BAGAS

2 liter saja

ELIN

Tidak kebanyakan?

BAGAS

Mau mogok lagi ?

ELIN

(tersenyum)

Nga…

Bagas menyerahkan uang dan menunggu kembaliannya.

PENJUAL BENSIN

Terima kasih mas

BAGAS

Sama-sama

CUT TO :

11. EXT. JALAN RAYA - PAGI

CAST : BAGAS, ELIN, POLISI

Bagas tidak mau Elin terlambat dan melajukan motornya sangat cepat. Polisi yang sedang bertugas mengatur lalu lintas menghentikannya.

POLISI

Selamat pagi mas, boleh lihat surat-surat kendaraannya.

BAGAS

Pagi pak, sembentar

Bagas mengalami kesulitan mencari surat-surat kendarannya, dan membuat Elin cemas.

ELIN

(cemas)

Kamu bawa surat-suratnya kan?

BAGAS

Entahlah, aku lupa.

POLISI

Kalau tidak bisa menunjukan surat-surat kendaraannya, motor mas, saya tilang.

ELIN

Bagas…gimana ini…

Bagas mengejutkan Elin, akhirnya surat-surat yang diminta polisi ketemu di dompet.

BAGAS

Ketemu pak, ini.

Polisi memeriksanya.

POLISI

SIM.

BAGAS

Ini.

ELIN

Huft…kamu ini bikin aku khawatir saja, aku nga rela jika selingkuhan kamu yang sudah berjasa ini, di tahan polisi. Nanti siapa yang mau nganterin aku.

BAGAS

(tersenyum)

Maaf, tadi beneran aku lupa.

Setelah memeriksa surat dan SIM, Polisinya pada Bagas dan memberikan teguran untuk tidak ngebut.

POLISI

Untuk surat-surat semuanya lengkap, lain kali jangan ngebut karena dapat membahayakan nyawa mas dan mbaknya. Hati-hati di jalan.

BAGAS

(menggoda)

Baik pak, tidak lagi, saya lagi buru-buru, calon istri mau ikut tes, takut telat pak, taukan perempuan kalau lagi marah gimana pak?

ELIN

Bohong pak, saya nga minta ngebut.

BAGAS

Tuh kan pak marah.

ELIN

Aku nga marah.

POLISI

Sudah-sudah jangan bertengkar, hati-hati di jalan, ingat! Tidak boleh ngebut.

Polisi meninggalkan Bagas dan Elin.

BAGAS

(tertawa)

Ayo…kita lanjutkan perjalanan…go…go…

ELIN

Ingat pesan Pak Polisi, tidak boleh ngebut.

BAGAS

Pesan yang mana? Aku lupa?

ELIN

(gemes)

Yang tidak boleh ngebut

BAGAS

(tertawa)

Boleh saja, asal nga ketahuan, kalau nga ngebut, kamu bisa telat.

Bagas dan Elin ngebut di jalan untuk mengejar waktu. Sementara Elin memeluk erat Bagas karena takut.

CUT TO :

12. EXT. KAMPUS KEDOKTERAN NUSANTARA - PAGI

CAST : BAGAS, ELIN, PESERTA TES, PANITIA

Terlihat calon peserta tes sibuk belajar, ada yang menyerahkan dokumen pada panitia.

BAGAS

Sini aku bawakan tasnya.

ELIN

(tersenyum)

Aku menyerahkan ini dulu.

Elin mengantri untuk menyerahkan dokumen pada panitia, untuk mendapatkan nomer peserta.

PANITIA

Ini nomer tesnya.

ELIN

Terima kasih bu.

Elin kembali pada Bagas dan menunjukan nomer tesnya. Kedunya menunggu, Elin menyempatkannya untuk belajar.

BAGAS

Aku yakin kamu pasti lolos, semangat…

ELIN

Amin.

START MONTAGE SHOT

-  EXT. KAMPUS KEDOKTERAN NUSANTARA - PAGI : satu persatu peserta memasukin ruang tes.

-  INT. RUANG TES - PAGI : Peserta tes sibuk mencari nomer tesnya, dan perlahan semua kursi terisi.

-  INT. RUANG TES - PAGI : Panitia masuk membawa soal dan membagikannya pada peserta tes.

-  INT. RUANG TES - PAGI : Peserta mulai sibuk mengerjakan soal, hingga terdengar suara peringatan bahwa satu jam telah berlalu.

-  INT. RUANG TES - PAGI MENJELANG SIANG :Elin merasa kesulitan mengerjakan soal dan ia mulai gelisah karena satu persatu peserta mulai keluar.

-  INT. RUANG TES - SIANG : Elin melihat jam tangan dan membuatnya panik, karena sebentar lagi waktunya habis.

-  INT. RUANG TES - SIANG :Elin menyerahkan lembar jawabannya pada panitia.

End of MONTAGE SHOT

Elin tidak yakin dengan yang di kerjakannya, ia pasrah dengan hasilnya. 

ELIN

Aku tidak yakin akan lolos.

BAGAS

Yang penting kamu sudah berusaha, lolos ataupun tidak, kamu sudah menjadi dokter di hatiku 

ELIN

(tersenyum)

Gombal…

Keduanya pulang dan kembali ke rumah sakit.

CUT TO :

13. INT. RUANG PERAWATAN - SIANG

CAST : IBU ASIH, PERAWAT,DOKTER, PASIEN

Perawat memberitahu hasil kondisi pasien pada dokter, satu persatu dokter memeriksanya. Ibu Asih senang saat di ijinkan dokter untuk pulang, dan ia meminta dokter mendoakan Elin agar berhasil mendapatkan beasiswa kedokteran.

IBU ASIH

Dok, apa saya sudah boleh pulang? 

DOKTER

Dari hasil pemeriksaan, kondisi ibu sudah jauh lebih baik. Ibu sudah boleh pulang tapi jangan lupa jaga kondisi kesehatannya. Anak ibu kemana? Soalnya ada obat yang harus di beli apotek luar rumah sakit.

IBU ASIH

(senang)

Alhamdulillah, terima kasih Pak Dokter. Anak saya tidak ada, dia lagi mengikuti tes biar dapat beasiswa kedokteran. Doakan anak saya dok, biar dia lolos, bisa jadi dokter seperti dokter. 

DOKTER

Semoga anak ibu lolos. 

IBU ASIH

Amin, terima kasih Pak Dokter. 

Perawat yang mengikuti dokter saling berbisik karena menurut mereka Ibu Asih sombong dan memamerkan kalau anaknya pinter.

Ibu Asih tidak sabar menunggu kedatangan Elin, ia meminta doa pada pasien dan keluarga pasien yang satu ruangan dengannya.

IBU ASIH

Elin…semoga kamu berhasil nak, Ibu-ibu mohon doanya untuk anak saya, saat ini dia lagi mengikuti tes biar dapat beasisawa kedokteran. 

Baik pasien dan keluarga pasien mengaminkannya, Ibu Asih sangat senang.

CUT TO :

14. INT. RUANG PERAWATAN - SORE

CAST : ELIN, BAGAS, IBU ASIH, PASIEN, KELUARGA PASIEN

Elin memeluk Ibu Asih dan menanyakan kondisinya.

ELIN

Bagaimana keadaan ibu sekarang?

IBU ASIH

Alhamdulillah sudah jauh lebih baik, kata dokter ibu sudah boleh pulang.

ELIN

Alhamdulillah  

BAGAS

Alhamdullah 

Ibu Asih menyerahkan resep pada Elin 

IBU ASIH

Tadi dokter menyerahkan ini, di apotek rumah sakit tidak ada. tesnya bagaimana ? 

ELIN

Nanti Elin ceritakan, Elin mau beli obat ibu dulu dan mengurus kepulangan ibu.

Bagas menghentikan Elin dan memintanya untuk menemani Ibu Asih, Bagas mengurus semuanya.

BAGAS

Biar saya yang akan mengurus semuanya, kamu temani Ibu, sepertinya ibu tidak sabar ingin mendengar ceritanya.

Bagas pergi, Elin menceritakannya pada Ibu Asih.

ELIN

(ragu)

Ibu…Elin tidak yakin bisa mendapatkan beasiswa kedokteran, maafin Elin.

IBU ASIh

Tidak apa-apa, yang penting kamu sudah beruasaha yang terbaik, kita pasrahkan semuanya pada Allah SWT. 

Keduanya berpelukan.

INTERCUT TO :

15. INT. RUMAH IBU ASIH - MALAM

CAST : IBU ASIH, ELIN, BAGAS

Suasana rumah yang hening yang Ibu Asih rindukan 

IBU ASIH

Ibu kangen sama rumah, nak… Bagas, terima kasih sudah membantu ibu dan Elin.

BAGAS

Iya bu, sudah seharusnya Bagas membantu calon mertua dan calon istri

ELIN

Mulai deh… 

IBU ASIH

(menggoda)

Kapan mau mengajak Elin ke penghulunya?

BAGAS

Doain ya bu, secepatnya Bagas akan menikahi Elin. 

ELIN

(kesal)

Jangan cepat-cepat, aku belum siap. Aku masih mau mengejar cita-cita bukan cinta, ibu mancing Bagas.

Mendengar jawaban Elin. Bagas dan Ibu Asih tertsenyum. Bagas tidak bisa berlama-lama, ia pun pamit dan mencium tangan Ibu Asih.

BAGAS

Ibu… Bagas pulang dulu, jagan kesehatan ibu. Assalamualaikum 

IBU ASIH

Wa’alaikumsalam, hati-hati di jalan.

INTERCUT TO :

16. INT. KAMAR IBU ASIH - MALAM

CAST : IBU ASIH, ELIN

Ibu Asih sudah tidur, Elin menatap wajah Ibu Asih dengan membawa minuman dan obat yang sudah ia siapkan.

ELIN (V.O)

Ibu… maafkan Elin. Elin tidak berharap mendapatkan beasiswa kedokteran, Elin tidak sungguh-sungguh mengerjakannya. Elin ingin bekerja mendapatkan uang untuk mengobati ibu.

Ibu Asih tiba-tiba bangun.

IBU ASIH

Nak…, Ibu hampir lupa minum obat 

Elin tersenyum dan menyerahkan obat pada Ibu Asih.

ELIN

(ragu)

Bu…, ada yang ingin Elin katakan

Selesai meminum obat.

IBU ASIH

Ada apa nak, katakan saja.

Elin mengurungkan niatnya, ia akan memberitahunya nanti jika sudah pasti mendapatkan pekerjaan. Elin memeluk Ibu Asih.

ELIN

Elin sayang ibu 

Ibu Asih memeluk Elin dan membelai rambutnya.

INTERCUT TO :

17.INT. KAMAR ELIN - MALAM

CAST : ELIN

Gelisah tidak bisa tidur, berusaha mencari pekerjaan di hp nya dan Elin melihat informasi mengenai lomba model yang diadakan oleh agency ternama dengan hadiah uang fanatastis karena selain uang ada rumah, mobil dan jenjang karir sampai internasional.

ELIN

Mungkin ini saatnya aku membuktikan mimpiku menjadi model, pada teman SMA yang sudah merendahkanku. 

Pikirannya menerawang ke masa SMA

DISSOLVE TO

INT. RUANG KELAS - PAGI

CAST : IBU GURU, ELIN, DINDA, SISWA LAINNYA

IBU GURU

Hari ini ibu ingin tau mimpi/cita-cita kalin setelah lulus dari SMA, Dian. 

DINDA

(berdiri)

Saya ingin jadi youtuber bu

Isi kelas menertawakan mimpi Dinda yang ingin menjadi youtuber, ibu guru nenengkan dan menanyakan alasannya. 

IBU GURU

Kenapa ingin jadi youtuber? 

Dinda dengan percaya diri memberikan jawaban dengan gerak tubuh yang menyakinkan. 

DINDA

Biar cepet kaya seperti Atta halilintar, kerjanya juga mudah, tinggal bikin konten yang heboh, saya akan terkenal siap tau di tawari main sinetron. 

Jawaban Dinda membuat isi kelas kembali ramai.

IBU GURU

Semoga mimpinya tercapai. Elin, apa mimpimu? 

DINDA

Paling jadi buruh tani seperti ibunya, bu. 

Isi kelas menertawakan jawaban Dinda.

IBU GURU

Tenang anak-anak, Dinda…yang ibu tanyakan Elin. 

DINDA

Ups…maaf bu, saya hanya bantu menjawabnya.

 

Elin menahan kekesalannya pada Dinda, Dinda tidak pernah berhenti mempermalukannya. Dinda tidak menyukai Elin, karena Elin sudah membuat hubungannya dengan Bagas putus. 

IBU GURU

Apa cita-cita/mimpimu ? 

ELIN

Ingin menjadi model.

DINDA

Model apa tuh? Model pelakor ya…

Isi kelas ramai dan menertawakannya.

DINDA

Pantes saja, pacarku di ambil. Kamu itu tidak pantas menjadi model, pantasnya menjadi pembantu atau bekerja di sawah, itu sangat cocok. 

Kembali ramai. Elin mulai terusik.

ELIN

Aku ingin kamu menggingat kata-kataku hari ini, aku akan membalas semua penghinaanmu dan akan aku buktikan padamu, aku mampu menjadi model bakhan model internasional. 

Dinda kembali menertawakannya begitu juga isi kelas.

IBU GURU

Sudah-sudah jangan lanjutkan perselisihan kalian berdua. Ibu doakan semoga mimpi kalaian tercapai. 

Semua siswa mengaminkannya.

BACK TO SCENA NORMAL

ELIN

Yah…ini saatnya, aku harus bilang pada ibu, aku akan mengikuti kontes model di Jakarta. 

Elin tidur dan bermimpi sudah menjadi model

INT. GEDUNG PERTUNJUKAN MODEL - MALAM

CAST :ELIN, MODEL LAINNYA, DEWAN JURI, PENONTON

Penonton memberinya tepuk tangan yang meriah, setelah dewan juri mengumumkan Elin menjadi pemenangnya.

DEWAN JURURI

Juara pertama kontes model adalah…, ELIN

Semuanya bertepuk tangan. Elin senang dan tidak menyangka ia menjadi pemenangnya. 

ELIN

Terimaksih semuanya, saya persembahkan kejuaraanku ini untuk ibu tercinta.

Elin senyum-senyum dalam tidurnya

INTERCUT TO :

18. INT. KAMAR ELIN - PAGI

CAST : IBU ASIH, ELIN

Ibu Asih membiarkan Elin yang masih tidur.

Montage Short

-  INT. DAPUR - PAGI : Ibu Asih sibuk memasak dan sesekali melihat jam.

-  INT. TEMPAT MAKAN - PAGI :Ibu Asih menyiapkan makanan di meja mekan, ia tampak senang akhirnya sudah selesai memasaknya.

-  INT. KAMAR ELIN - PAGI: Ibu Asih tersenyum melihat Elin senyum-senyum sendiri saat ia tertidur, ia berusaha membangunkannya dengan menutup hidungnya namun belum berhasil.

Ibu Asih membuka jendela kamarnya, nampak silau dengan cahaya matahari. Elin perlahan membuka matanya.

IBU ASIH

Nak…bangun, bangun…

ELIN

Ibu… sudah bangun? Gimana keadaan ibu sekarang?

IBU ASIH

Ibu sudah sehat nak. Hayo…semalam mimpiin apa? Sampai senyum-senyum. Mimpiin Bagas, ya…?

ELIN

Tidak…tidak…, Elin tidak mimpiin Bagas bu. Elin…, mimpi memenangkan lomba model.

IBU ASIH

Model? Ibu harap itu hanya mimpi nak.

ELIN

(sedih)

Kalau itu menjadi kenyataan. 

IBU ASIH

Itu tidak mungkin, karena Ibu tau, Elin tidak menyukai model. 

ELIN

(ragu)

Ibu salah, Elin sangat menyukainya. Elin sudah lama menyukai model tapi Elin menyembunyikannya dari Ibu, karena Elin tau pasti Ibu akan melarangnya. Elin ingin ikut kontes model.

Ibu Asih terkejut mendengar pengakuan Elin, ia berusaha mengalihkan perhatian Elin dan memintanya makan.

IBU ASIH

(terkejut)

Ibu sudah siapkan makanan, kita makan dulu. 

Elin melihat kekecewaan pada Ibu Asih yang berusaha ia sembunyikan. Keduanya di tempat makan. 

IBU ASIH

Makan yang banyak ini makanan kesukaanmu.

ELIN

Tidak bu, mulai hari ini Elin akan mengurangi makan, Elin mau diet.

IBU ASIH

Ibu sedih jika masakan ibu tidak kamu makan. 

Elin berusaha memberitahu Ibu Asih soal kontes model.

ELIN

(ragu)

Bu…, Elin ingin ikut kontes model jadi…harus menjaga berat badan biar idel.

Ibu Asih sedih dan meninggalkan Elin sendiri di meja makan.

CUT TO :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar