Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
20. INT. KAMAR HOTEL – MALAM
Title : Singapura, 2018
Lelaki itu berjalan hilir mudik dengan resah. Menghirup rokok elektroniknya lalu mengembuskan asap rokoknya ke udara. Dia lalu mengempaskan tubuhnya di sofa. Menekan tombol ponselnya dan membaca tulisan yang muncul di layar.
Kamera menyoroti tampilan berita media online di layar ponsel. Lelaki itu lalu membuka fitur WA dan menekan satu nama.
LELAKI TANPA NAMA
Kenapa berita basi itu terekspos lagi?
STAFNYA / LAWAN BICARA (O.S)
Mungkin, mereka memang sengaja memulai dari sana, Pak.... untuk membidik sasaran yang lebih besar.
LELAKI TANPA NAMA
Siapa redakturnya?
STAFNYA (O.S)
Kita tidak bisa menyentuhnya, Pak. Ada orang kuat di belakangnya.
LELAKI TANPA NAMA
Kalau begitu, cari penulisnya. Beri dia pelajaran.
STAFNYA (O.S)
Baik, Pak. Kami sudah tahu orangnya. Nanti saya kirim fotonya.
Pembicaraan selesai. Lelaki itu melihat layar ponselnya. Pada sebuah foto yang baru saja dikirim melalui Whatssap. Dia tersenyum sinis. Lalu menyelonjorkan kaki ke atas meja, melempar ponselnya ke meja dan menyandarkan kepala ke sandaran sofa.
FADE OUT
FADE IN
CUT TO.
21. INT. MESS TESSO NILO - SENJA
FX. Lengkingan suara gajah berpadu bunyi mesin mobil yang menggerung kasar.
Kamera memperlihatkan Retni dan Salim yang tengah duduk berhadapan. Di meja terdapat lembaran-lembaran kertas, file dan kliping koran. Namun Retni tampak melamun. Suara yang didengarnya barusan mengembalikan ingatannya pada masa itu.
FLASHBACK
22. EXT. ISTAL PARA GAJAH DI TNTN – PAGI.
TITLE : TNTN, Januari 2016
CAST : RETNI, RAHADI
Rahadi (28 TAHUN), sang pemuda bercambang dan kulit cokelat terpanggang matahari, berjalan menuju istal*). Dia mengenakan celana kargo warna cokelat dan kemeja broken white. Kamera memperlihatkan Rahadi yang tengah menyiapkan rumput sembari menyapa gajah-gajahnya satu per satu.
RAHADI
Halo, Momon. Selamat pagi. Kamu sudah makan?
Terdengar suara lengkingan gajah yang berada di salah satu istal.
RAHADI
Sebentar ya, sarapanmu sedang kusiapkan. Kalian juga sudah lapar, Beno, Dodit, hm?
Kamera menyoroti dari arah belakang. Kita melihat Retni yang datang diam-diam menghampiri Rahadi.
RETNI
Halo boss gajah.
RAHADI
(menoleh lalu terkejut)
Hai, Ret. Kapan kamu datang?
RETNI
Kemarin malam (sambil tersenyum)
RAHADI
Oh ya? Kok Pak Salim nggak bilang-bilang ya?
RETNI
(masih dengan wajah senyum)
Aku yang larang Pak Salim kasih tahu kamu.
Biar surprise.
RAHADI
Tambah cantik aja kamu, Ret.
RETNI
Dan kamu tambah gelap.
RAHADI
Bukannya kamu suka cowok yang gelap?
RETNI
Ish...(dengan wajah merona)
RAHADI
Dalam rangka apa nih kamu datang kemari?
(sambil mengangkat rumput dan memasukkan ke istal gajah).
RETNI
Nagih janji kamu.
RAHADI
(menegakkan tubuhnya, menatap Retni dengan mengernyit)
Janji, janji apa?
RETNI
Kamu janji mau ngajakin aku naik si Momon. Lupa?
RAHADI
(menepuk dahinya) Oh janji itu. Kukira apa. Sebentar ya. Biarkan Momon sarapan dulu, biar dia kuat bawa kamu keliling Tesso Nilo.
RETNI
Oke. Aku ikut kasih makan juga ya (sambil mengambil rumput dan membawa ke istal yang lain).
Rahadi mengeluarkan gajah bernama Momon dari istalnya. Kamera menyoroti Retni yang sudah menunggu di tempat yang lebih tinggi. Rahadi menaiki gajah lalu menuntunnya mendekati Retni.
RAHADI
Ayo naik.
RETNI
Kok dengan kamu? Aku maunya menunggangi si Momon sendiri.
RAHADI
Jangan sok-sokan. Naik aja dulu. Kalau sudah bisa, nanti baru nyoba sendiri.
Retni baru saja akan menyilangkan kakinya untuk naik ke punggung gajah. Namun gajah tiba-tiba bergerak. Retni yang hilang keseimbangan lalu terjatuh.
RETNI
Aduh!
Rahadi turun dari gajah dengan panik lalu mengikat tali kekang gajah pada sebuah pohon. Dia kemudian bergegas menghampiri Retni yang masih tergeletak di tanah.
RAHADI
Ret, kamu nggak apa-apa? (dengan wajah panik dan gugup)
RETNI
Nggak. Nggak apa-apa. Bener nggak apa-apa kok. Hanya kaget aja.
RAHADI
Biar kubantu.
RETNI
Nggak apa-apa. Aku bisa bangun sen.....
Ucapan Retni terhenti saat Rahadi membungkuk untuk menolongnya dan wajah mereka nyaris bertemu. Keduanya spontan memalingkan wajah yang sama-sama bersemu.
CUT BACK TO.
23. MESS TNTN – SENJA
Memperlihatkan Salim yang tengah menatap bengong ke arah Retni yang sedang melamun.
SALIM
Nak, nak Retni.
RETNI
Eh, i..iya Pak. Sampai mana tadi? (dengan gugup)
SALIM
Kita keluar dulu yuk. Sepertinya, mereka sudah pulang.
RETNI
(masih gugup) Mereka....siapa?
SALIM.
Tim Flying Squad. Siapa lagi. Ayo.
Kamu pasti sudah kangen dengan Momon, Beno dan Dodit.
Salim bangkit dari kursi dan keluar dari mess. Retni mengekorinya sambil merapikan bajunya dengan gerakan salah tingkah.
24. EXT. HALAMAN LUAR MESS - SENJA.
Tiga orang pria tampak menggiring tiga ekor gajah dewasa. Salim menghampiri mereka dan memanggil seorang darinya.
SALIM
Rahadi!
Pria bernama Rahadi berhenti. Sementara dua orang lagi meneruskan perjalanan menggiring gajah menuju istal. Retni berhenti melangkah dalam jarak dua meter dari mereka. Kamera bergerak menyoroti Rahadi dari arah belakang Retni.
Rahadi menurunkan maskernya dan melihat ke arah Retni. Dia menyeka dahinya dengan punggung tangan. Sementara tangannya yang sebelah lagi membelai tubuh besar Momon – gajah asuhannya. Gajah itu memiliki telinga berbercak putih dan gading kanan yang sedikit retak.
Bibirnya tampak menggumamkan sesuatu. Dia menoleh pada Salim yang juga kemudian ikut melihat ke arah Retni. Salim kemudian mengambil alih tali kekang gajah dan berjalan menuju istal.
Retni maju perlahan. Namun Rahadi bergerak lebih cepat. Dia lebih dulu menghampiri Retni.
RAHADI
Retni.
RETNI
(tersenyum formil)
Rahadi. Apa kabar?
Rahadi mencoba untuk tersenyum. Suasana diantara mereka terasa kaku.
RAHADI
Baik. Hanya situasi saat ini tidak begitu baik. Kau sudah lama di sini?
RETNI
Sebenarnya, aku sudah sebulan di Pekanbaru. Meliput tentang kebakaran hutan. Kurasa, nggak ada salahnya aku sekalian datang kemari. Melihat langsung bagaimana kondisi Tesso Nilo sekarang. Sepanjang yang kutahu, belum ada satupun media yang meliput tentang dampak pembakaran hutan terhadap konflik gajah. Juga tentang perambahan hutan di sekitar Tesso Nilo.
RAHADI (CONT’D)
Memang, sejauh ini belum ada awak media yang sampai kemari. Kaulah orang pertama.
Retni memalingkan muka. Merasa jengah oleh tatapan Rahadi yang tertuju lekat kepadanya.
SALIM
(berteriak dengan suara keras)
Hoi. Kenapa kalian masih di luar? Apa paru-paru kalian anti asap? Ayo masuk. Sekarang sudah maghrib. Rahadi, cepat bersihkan dirimu.
Nanti kita makan malam sama-sama.
Retni dan Rahadi saling bertatapan untuk sedetik. Lalu serentak mengalihkan pandangan. Retni merasa wajahnya menghangat. Tanpa bicara, Rahadi pergi mengikuti Salim, dan Retni melangkah memasuki mess.
Kamera memperlihatkan warna langit yang berubah kelabu.
FX. Suara azan maghrib.
CUT TO