Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
36. EXT. HALAMAN RUMAH — PAGI
Suasana pagi hari, Warga lalu lalang di depan gerbang rumah. Sepasang kaki berpijak melangkah menuju gerbang. Langkahnya berhenti lalu terdengar suara bel.
37. INT. RUMAH. RUANG UTAMA — PAGI
Tara duduk di sofa, menyeruput kopinya. Di hadapannya, Adi duduk dengan tegang.
Di meja panjang, para Drafter memperhatikan dengan tegang. Satria mendekatkan dirinya ke Jaka.
Jaka mengangguk. Satria menelan ludah.
Tara berdehem.
Adi tersentak bingung.
Tara tertawa kecil sambil menatap tajam.
Tara menatap Satria. Satria panik langsung membuang muka.
Tara kembali menatap Adi.
Adi tersentak, dia memundurkan tubuhnya, menyender ke sofa.
Para Drafter memperhatikan itu, tapi tidak bisa mendengar.
Rani kesal, memukul Wira.
Tara berdehem.
Adi menunduk malu.
Tara menengok ke Satria dan menunjuknya.
Semua tersentak kaget. Adi mendongak.
Tara beranjak dari kursinya.
Tara berjalan menuju pintu. Tara memberikan kode ke Satria untuk mendekat. Satria mendekati Tara.
Satria menggangguk kesal.
Satria terdiam. Tara tersenyum sambil menepuk bahu Satria. Tara ingin membuka pintu, tapi masih dikunci banyak.
Tara membuka slot kunci satu per satu, lalu membuka pintu dan pergi keluar.
Para Drafter langsung mengerubungi Satria.
Satria masih merenung.
Para Drafter tampak iba ke Satria.
Satria mengangguk, tapi masih memikirkan kata-kata Tara.
Adi masih duduk di kursinya, merenung. Tampak Para Drafter mendekatinya.
Adi menengok, mencoba tersenyum.
Adi tersenyum. Satria menatap gundah.
38. INT. RUMAH. RUANG UTAMA — SIANG
Adi sedang membaca naskah di laptopnya, di sebelahnya ada Satria yang menunggu jawaban.
Satria tersenyum.
Adi tersenyum. Satria yang masih gundah, akhirnya memberanikan diri.
Adi terkejut, dia melihat tatapan mata Satria yang gundah.
Satria tampak kecewa.
Satria tidak berani menjawab. Adi tertawa kecil.
Satria merenungkan kata-kata Adi.
Satria beranjak pergi. Adi menatap ke layar laptopnya. Dia mengeluarkan HP-nya. Memandang wallpaper gambar Anaknya.
39. INT. RUMAH. RUANG UTAMA — SIANG
Para Drafter sedang mengetik. Satria tampak kelelahan.
Satria langsung membaringkan tubuhnya ke karpet.
Satria tersentak lalu bangkit duduk.
Wira dan Jaka menahan tawa.
Satria tersenyum malu. Rani tertawa.
Satria tersentak.
Wira menengok ke Rani, Rani tertawa.
Rani dan Wira menatap Satria menunggu jawaban. Satria mengambil HP-nya, mengirimkan chat ke Dinda.
HP Satria berbunyi, tampak chatnya dibalas. Satria tersenyum. Rani bersorak memukul lengan Wira.
40. INT. RUMAH — MONTAGE
Montase Satria tersenyum menatap layar HP-nya berbalas chat dengan Dinda.
INT. KAMAR Satria main HP sambil tiduran, tampak balon chat muncul di layar. Satria dan Dinda membahas masalah pribadi mereka, seperti nama, hobi, film favorit, dan lainnya. Wira datang untuk memberitahukan bahwa plot turun, lalu pergi. Satria masih asyik main HP. Tak lama Wira datang lagi menggedor-gedor pintu. Satria langsung buru-buru keluar.
INT. RUANG TENGAH Satria sambil nge-draft membalas chat Dinda lewat Laptop, Tampak mereka sudah masuk fase saling merayu dengan kata-kata puitis dan imut. Satria salah mengetik balasan ke Dinda malah diketik di dokumen naskah. Jaka membacanya dan tertawa. Ia lalu mengetik balasan di bawah ketikan Satria, Satria membaca itu, baru sadar dan buru-buru menghapusnya.
INT. DAPUR Satria main HP sambil membuat kopi. Tampak kini Dinda dan dirinya sudah membahas soal rindu. Satria sampai lupa kalau dia sedang memasak air, sampai airnya habis. Rani datang kaget melihat itu dan segera mematikan kompor. Rani marah-marah, tapi Satria masih senyum-senyum lihat HP.
Satria tersenyum melihat HP. Chat dari Dinda masuk, mengajaknya untuk nge-date. Senyum satria berubah jadi panik.
41. INT. RUMAH. RUANG UTAMA — SIANG
Satria duduk dengan wajah bingung.
Di hadapannya ada Wira, Jaka, dan Rani yang juga tampak bingung.
Semua menengok kaget, tampak Adi sudah berada di belakang mereka. Mereka berbaris canggung. Rani mendorong Satria untuk mendekati Adi. Satria gugup.
Satria jadi ragu-ragu. Adi menunggu jawabannya.
Satria tampak tegang. Adi masih terdiam. Para Drafter lain ikut menatap Adi dengan tegang. Adi kemudian tersenyum.
Satria menghela napas lega.
Satria terkejut. Adi pergi meninggalkan mereka.
Para Drafter langsung mengerubungi Satria.
Satria menggaruk kepalanya pusing.
42. EXT. HALAMAN RUMAH — PAGI
Suasana pagi hari. Orang-orang jogging di depan jalanan komplek rumah.
43. INT. RUMAH. RUANG UTAMA — PAGI
Satria berjalan mondar-mandir sambil menatap ke Adi yang tengah mengetik di mejanya. Rani muncul dan bingung melihat Satria.
Rani mengangguk paham. Adi membalikkan badannya.
Satria sumringah.
Satria bergegas pergi.
44. INT. RUMAH. RUANG UTAMA — PAGI
Satria tampak mengetik dengan sangat cepat. Wira, Jaka, dan Rani menatapnya heran.
Satria tetap serius mengetik, tak mendengar suara Wira.
HP Satria yang di taruh di sebelah laptopnya berdering. Satria langsung mengambilnya. Tampak chat dari Dinda: "Aku jalan ya."
Satria panik, dia mengetik lebih cepat.
45. EXT. CAFE - PAGI
Dinda tiba di cafe, dia duduk sendiri, lalu mengeluarkan HP-nya. Dia mengirimkan chat ke Satria. "Aku sudah sampai ya. Kamu udah di mana?".
46. INT. RUMAH - RUANG UTAMA - PAGI
Satria melihat HP-nya dengan tegang. Dia menengok ke Para Drafter lain di sampingnya.
Satria menggaruk kepalanya pusing.
Rani mengetik dengan cepat.
47. EXT. CAFE - PAGI
Dinda duduk termenung. Tampak dia mulai gelisah. Dia melihat HP-nya. Ingin mengirim chat ke Satria, tapi kemudian ada chat dari Mira masuk. "Gimana date-nya?".
Dinda mendengus kesal melihat chat itu. Akhirnya dia melakukan panggilan telepon.
48. INT. RUMAH. RUANG UTAMA — PAGI
Satria akhirnya selesai mengerjakan tugasnya.
Satria buru-buru mematikan laptopnya lalu memasukkannya ke dalam tasnya.
Satria segera berlari menuju pintu, di mau membuka pintu, tapi pintu terkunci. Dia membuka slot kunci satu per satu dengan tergesa-gesa.
Akhirnya Satria berhasil membuka semua slot kunci, dia membuka pintu lalu, berlari keluar.
49. EXT. CAFE — PAGI
Dinda duduk menunggu, cemas. Mira di hadapannya yang sudah kesal menunggu.
Mira menghela napas kesal.
Mira hendak beranjak dari kursinya. Tangan Dinda memegang tangan Mira.
Mira menatap iba ke Dinda, lalu kembali duduk.
Dinda tersenyum malu, lalu dia tersenyuman ketika melihat Satria datang berlari sambil melambaikan tangan ke arahnya.
Mira melirik datar ke Dinda.
Mira beranjak dari kursinya, berjalan keluar, papasan dengan Satria. Satria menjulurkan tangannya, Mira menjabat tangannya.
Mira melotot sambil meremas tangan Satria. Satria meringis, tapi tetap mencoba tersenyum. Mira berbalik menengok ke Dinda dengan tersenyum.
Dinda tersenyum senang menganggap Mira dan Satria akrab.
Mira melepaskan tangan Satria dan pergi. Satria berjalan ke meja Dinda, sambil memegangi tangannya yang sakit. Satria duduk di hadapan Dinda.
Dinda menggeleng.
Satria mengangkat tangannya, mencari Waiter.
50. INT. RUMAH. RUANG TENGAH — SIANG
Adi datang menghampiri Para Drafter.
Adi hendak berbalik, tapi baru menyadari Satria tidak ada.
Para Drafter menatap ke langit-langit.
51. EXT. CAFE — SIANG
Satria sedang asyik ngobrol dengan Dinda. Tampak dua gelas minuman di hadapan mereka dan beberapa piring kecil kudapan sudah habis. Mereka tertawa akrab dengan tatapan mata orang kasmaran.
Satria tersentak.
Dinda memicingkan matanya.
Satria terkejut.
Dinda tertawa. Satria tertawa canggung.
HP Satria di atas meja berdering. Ada chat dari "ADI SINETRON" mengatakan bahwa plot turun.
Dinda reflek hendak melihat ke HP Satria, Satria langsung mengambil HP-nya sambil tertawa canggung.
Satria menatap bingung ke layar HP-nya.
Satria kaget.
Dinda menarik tangan Satria untuk beranjak dari kursi.
52. I/E. TAMAN BERMAIN - PACARAN MONTAGE — SIANG
Dinda jalan bersama Satria menaiki berbagai wahana.
Saat Dinda ingin mengajak naik satu wahana, Satria menyuruhnya naik sendiri. Saat Dinda naik, Satria buru-buru duduk mengetik di laptopnya.
Dinda dan Satria sedang duduk bersebelahan. Dinda menunjuk ke stand jajanan. Dia pergi, saat kembali membawa dua jajanan, Satria tidak ada. Tampak Satria sedang duduk mengetik di balik salah satu stand.
Dinda berjalan bersama Satria. Satria melihat HP-nya, lalu memegangi perutnya, dan berlari meninggalkan Dinda.
Dinda duduk sendirian di tengah keramaian. Dia mulai bete. Dia menelpon Satria.
53. I/E. TOILET — SIANG
Satria menjepit HP dengan lehernya.
Tampak Satria ternyata sedang duduk di atas toilet sambil mengetik di laptop.
Terdengar suara pintu digedor.
Satria keluar dari toilet, sudah ada antrean PENGUNJUNG LAIN yang tampak kesal.
Satria tersenyum getir. Dia lalu berlari pergi sambil menunduk.
54. EXT. JALANAN — MALAM
Dinda berjalan sambil menatap curiga ke Satria.
Satria cemas.
HP Satria berdering. Dia melihatnya. Ada chat dari Adi: Plot turun.
Satria panik. Dia celingukan mencari tempat bersembunyi. Akhirnya, pandangannya tertuju pada minimarket.
Satria berlari memasuki minimarket. Dinda menatap curiga.
55. INT. MINIMARKET — MALAM
Satria masuk ke dalam, disambut oleh KASIR (25), Laki-laki.
Kasir bingung. Satria mengambil dua botol minum di meja kasir.
Kasir menunjuk ke ruang gudang.
Satria segera masuk ke ruang gudang.
Tak lama kemudian, Dinda masuk.
Dinda mengabaikannya dan berjalan ke area minuman.
DI AREA MINUMAN, Dinda tidak menemukan Satria. Dia kemudian berjalan keliling, celingukan, dan tetap tidak berhasil menemukan Satria. Kasir memperhatikannya dengan curiga.
Dinda menengok ke Kasir.
56. INT. MINIMARKET. GUDANG — MALAM
Satria sedang duduk mengetik di laptop, di antara tumpukan barang gudang. Tiba-tiba tikus lewat di lantai. Satria menengok kaget.
Satria kembali menengok ke depan. JRENG! Dinda berdiri di hadapannya dengan tatapan marah. Satria melonjak kaget.
Satria panik segera menutup laptopnya.
Dinda kesal.
Satria bangkit berdiri.
Dinda menghela napas kesal.
Satria bingung, tapi dia tidak bisa menutupinya lagi.
Dinda mengernyitkan alisnya heran.
Satria membuka laptopnya, menunjukkan draft yang ia kerjakan.
Dinda menggelengkan kepalanya, pusing mencerna semuanya.
Satria terdiam. Dinda menatap Satria.
Satria mendekati Dinda.
Dinda pergi, Satria mengejar.
57. INT. MINIMARKET — CONTINUOUS
Dinda keluar dari gudang dan berjalan keluar minimarket. Satria menyusul keluar dari gudang, ingin mengejarnya. Namun dihadang oleh Kasir.
Satria menaruh botol minumnya. Kasir dengan perlahan men-scan minumnya. Satria melihat dari dinding kaca, Dinda berjalan semakin jauh.
Satria yang panik, mengeluarkan dompetnya, dan menyerahkan uang lima puluh ribu.
Kasir tersentak kaget dan segera memberikan kembalian Satria. Namun, Satria sudah kehilangan Dinda.
58. INT. JALANAN — MALAM
Di tengah hujan, Satria berjalan menunduk. HP-nya berdering, dia mau mengangkatnya, tapi mati karena basah.
Dia melihat ke billboard di jalan menampilkan poster Film Baru Raja Raharja: Garuda Gulana.
Satria tertawa getir.
Satria lanjut berjalan lemas.
59. INT. RUMAH. RUANG UTAMA — MALAM
Rani membukakan pintu, tampak Satria yang basah kutup berdiri di luar.
Satria masuk ke dalam, lalu mendekati Jaka dan Adi yang duduk di meja tengah dengan wajah tegang.
Satria kaget, bingung, dia menatap Adi.
Satria menelan ludah.
Satria tersentak.
Satria menunduk merasa bersalah.
Satria tersentak, dia bingung, dia baru sadar Wira tidak ada.
Tiba-tiba HP Adi berdering. Dia mengangkatnya.
60. INT. RUMAH SAKIT. DEPAN RUANG UGD — MALAM
Adi, Rani, Jaka, dan Satria di depan ruang UGD. Pintu terbuka, Dokter (yang sama dengan scene awal) keluar.
Semua mengangguk.
Dokter menatap dengan wajah duka.
Semua syok, kecuali Satria yang mengernyitkan alisnya.
Semua menghela napas lega, Satria menghela napas kesal.
Dokter pergi meninggalkan mereka.
61. INT. RUANG UGD — MALAM
Wira terbaring di kasur dengan wajah dan kakinya dibalut perban. Dia membuka matanya. Tampak sudah ada Jaka di sisinya. Jaka melihat itu, langsung membalikkan badan.
Adi, Rani, dan Satria muncul mengelilingi Wira. Wira memicingkan matanya, sambil memegangi kepalanya.
Adi, Rani, Jaka, dan Satria tersentak.
Adi, Rani, Jaka, dan Satria tersentak.
Rani menangis sambil mengguncang-guncangkan tubuh Wira, hingga Wira kesakitan.
Rani berhenti menangis, lalu menatap tajam Wira.
Wira cengengesan. Rani memukul Wira kesal.
Rani melayangkan pukulan terakhirnya, Wira meringis.
Adi pergi keluar. Wira menatap Satria yang menunduk merasa bersalah.
Satria tersenyum.
Wira, Rani, dan Jaka menatap iba ke Satria.
Satria tersenyum mengangguk. Jaka tampak merasa bersalah.
Satria kaget.
Semua menghela napas.
Semua menatap ke Satria.
Jaka, Wira, Rani saling pandang.
62. INT. KANTOR PH — FLASHBACK
Adi duduk tegang memegang buku novel. Kakinya tidak bisa diam.
Adi kecewa melihat bukti pembayaran.
Kemudian Tara muncul lalu Adi segera berdiri.
Adi menjabat tangan Pak Tara.
63. INT. RUMAH. RUANG UTAMA — FLASHBACK
Adi mengetik bersama Wira, Jaka, dan Rani.
Tara datang ke rumah dengan senyum licik.
Tara memasang banyak slot kunci di pintu.
64. INT. RUMAH SAKIT — PRESENT
Satria syok, baru menyadari apa yang ia perbuat. Wira menatap Satria.
Satria menatap Wira.
Satria merenung.
65. INT. RUMAH SAKIT. RUANG TUNGGU — MALAM
Adi duduk di pojokan, menatap rindu ke wallpaper HP-nya yang bergambar ANAK ADI (3).
Adi kaget dan menengok ke belakang, tampak Satria berdiri di belakangnya. Satria lalu duduk di samping Adi.
Satria menatap ke depan.
Adi tersenyum.
Satria menengok ke Adi.
Adi tersenyum.
Satria menengok. Tampak Bimo berdiri dengan penopang kaki.
Bimo mendekati Satria sambil menangis.
Bimo memeluk Satria.
Satria baru ingat.
Bimo melepas pelukannya, lalu tersenyum lebar.
Satria kaget.
Bimo baru melihat Adi.
Adi dan Satria bingung.
66. INT. RUMAH SAKIT. KAMAR RAWAT — MALAM
Annisa bingung.
Di hadapannya ada Bimo, Adi, dan Satria. Bimo tersenyum lebar, Adi dan Satria menganga kaget.
Adi dan Satria saling pandang.
Adi dan Satria lalu menatap Annisa sambil tersenyum lebar.
Annisa menelan ludah.
67. INT. RUMAH. RUANG UTAMA — SIANG
Pintu terbuka. Adi, Satria, Jaka, Rani, Wira yang dibalut perban, serta Annisa masuk ke dalam.
Annisa memeluk tubuhnya, merinding. Rani memeluk Annisa.
Mereka akhirnya berkumpul di meja panjang.
Annisa terperanjat kaget, dia mau beranjak pergi, tapi ditahan Rani.
Annisa masih gelisah.
Adi tersentak terpikirkan sesuatu.
Adi ke mejanya, dan mengambil naskah tamat (di scene 1). Semua terkejut melihatnya.
68. INT. MOBIL - MOVING — SIANG
Tara sedang di dalam mobil, mendapat telpon.
Tara mengutak-ngatik HP-nya lalu menelpon.
69. INT. RUMAH. RUANG TENGAH — SIANG
HP Adi berdering. Pak Tara menelponnya. Adi mengangkatnya.
INTERCUT
Di mobil, Tara menelpon.
Di rumah, Adi menelpon tegang.
Tara memicingkan mata curiga.
Adi terdiam tegang.
Panggilan telepon ditutup. Tara berpikir.
Tara menelpon, tapi tidak terhubung. Tara menggeram.
Di rumah, Adi menaruh HP-nya. Lalu menatap ke para drafter.
Wira menyeringai.