Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
1. EXT. JALANAN - DAY
ACT. 1
Sandi, pria berumur 25, dengan modal nekat tanpa persiapan yang berarti, berlari seperti sedang mengejar maling menuju ke rumah Yayan. Ia melewati tempat fotokopian, Imam dan Alex pun menyadarinya.
(Imam mengangguk)
Keun weh, keur galau, ceunah merenung heula. Mereun otak na lancar deui ai berolahraga mah
Naha Endah can datang, nya? Kamana heula
2. INT. Rumah Kontrakan Yayan – DAY, AFTERNOON
ACT. 1
Entah sampai kapan Sandi akan terus berdiri di sebelah tembok dekat rumah Yayan, memandangi rumah itu dengan saksama, dia dalam sebuah dilema, pada momen apa ia akan masuk ke rumah itu tanpa ketahuan. Dan akhirnya, momen itu pun datang. Sebab, Sandi tiba-tiba punya ide, ia melihat ke sekeliling, mencoba mengumpulkan beberapa batu, kemudian ia melempari kaca, pintu pokoknya melempari rumah itu dengan batunya walau tak bisa disebut batu, hanya kerikil. Hanya dibuat untuk pengalihan.
Setelah beberapa saat, Akhirnya rencana berhasil, karena Endah keluar dengan tampang sebal, saat kesempatan itu datang, Sandi berlari sekencang mungkin dan menerkam tubuh Endah, membungkam mulut Endah dengan tangannya.
(Sandi mendesis, menyeret paksa tubuh Endah, dan dengan sengaja meninggalkan pintu terbuka begitu saja, sebab ia tak tahu apa yang bakal terjadi padanya di dalam)
(Endah berjalan perlahan ke sebuah kamar, tapi saat pintunya terbuka, Yayan ternyata sudah bersiap di belakang pintu, menonjok mata Sandi begitu saja sampai terpental)
(Mulutnya dilakban, kemudian suara rintihan itu beriak bagai domino, ada empat anak yang di sekap, tubuh Sandi gemetaran)
(Yayan menghampiri Sandi yang sudah tergeletak di lantai, lalu menendang perutnya. Yusuf menggeliat dan berteriak lagi)
(Mendengar itu Sandi pun berdiri, hendak melawan, ia meninju berkali-kali tapi Yayan bisa menghindar. Lalu pria jahat itu tertawa geli, memerintah Endah untuk berjaga di depan pintu)
Biasa na urang ngajualan budak, tapi mereun orang dewasa ge payu. Lumayan lah, San
3. INT. Toko Fotokopi – AFTERNOON
(Memperlihatkan sebuah name tag pada Alex dan Imam yang mulai khawatir, yang membuat keduanya membelalak)
(Abah Gusman muncul dari belakang Intel tersebut)
(Mereka terkejut berjamaah)
(Imam dan Alex saling pandang masih tak percaya)
4. INT. Rumah Yayan – AFTERNOON
ACT. 1
Pintunya berusaha di dobrak berkali-kali tapi tak berhasil, orang-orang yang diluar pun bergantian untuk membuka pintunya dengan cara apapun. Sementara di dalam Endah mulai panik, mondar-mandir tak keruan sampai Yayan pun marah.
Sandi, di sisi lain sudah tak sadarkan diri sebab di pukul beberapa kali oleh Yayan sampai terkapar.
Yusuf menangis terus-terusan, suasana kacau balau dan menegangkan.
(Setelah beberapa ancaman, akhirnya Endah kalap dan membuka pintunya secara sukarela)
(Intel tersebut menodongkan pistol, membuat Endah ketar-ketir, sementara Alex, Imam dan Abah mengikuti dari belakang)
(Yayan hendak menyerang, lalu kabur. Tapi, ditumbangkan oleh Intel, kakinya ditembak, ia merintih kesakitan)
ACT. 2
Setelah Yayan dan Endah ditangkap, Imam berlari ke kamar penyekapan dan memeluk Yusuf. Alex ikut berlari dan terkesiap saat mendapati Sandi sudah terkapar di lantai. Imam membuka tali dan lakban mereka semua.
(Abah datang bersama warga dan orang tua bocah yang lainnya, sore itu berakhir dengan semestinya)
5. INT. RUMAH SANDI – Morning
ACT. 1
Keesokan harinya, semuanya menjenguk Sandi di rumahnya, tubuhnya sudah penuh perban dan luka-luka, tapi momen langka, karena Sandi tersenyum begitu tulus pada mereka semua. Bagai keluarga, tanpa permintaan maaf atau terima kasih, hubungan mereka kembali seperti semula begitu saja.
Mereka tertawa, saat jokes mulai melayang. Intel pun ada di sana, tersenyum kecil sembari melipatkan tangan di dadanya.
(Yusuf menunjuk salah satu luka Sandi)
(Alex dengan santai memegang lukanya, Sandi menahan rintihan)
(Meringis, tapi Alex malah sengaja menyentuh beberapa luka Sandi)
(Semuanya tertawa, penuh kehangatan, dari sudut matanya Sandi melihat ada kedua orang tua dan kakaknya, berdiri penuh kekhawatiran. Kali ini, senyumannya benar-benar berbinar memancarkan cahaya, hidupnya sangat lengkap)
(Sandi dan Alex mendelik, Abah dan Imam menaikkan alisnya)
6. INT. Masjid – Day
ACT. 1
Imam dan Yusuf sedang shalat Jum’at berjamaah, sementara Abah Gusman memberikan khotbah di atas mimbar, memimpin shalat Jum’at kali itu.
Tapi, tiba-tiba ada gerasak-gerusuk di ujung gerbang, rupanya Sandi dipapah Alex untuk ke masjid. Lalu keduanya duduk di sebelah Yusuf, Sandi persis disebelah anak itu, yang otomatis membuat Yusuf sedikit histeris.
Sandi
(Abah Gusman melirik ke arah mereka lalu tersenyum tulus, Sandi berbisik pada Yusuf)
(Tertawa kegelian, ikut berbisik)
(Mereka semua menyeringai saat Abah Gusman menatap mereka penuh arti, tanda peringatan)
7. EXT. PELATARAN SEKOLAH TK – DAY
ACT. 1
Sebulan setelah kejadian naas waktu itu dan warga pun sudah melupakan gonjang-ganjing itu, tiba saatnya Yusuf memasuki fase bersekolah, walau masih taman kanak-kanak.
Tak ingin ketinggalan, Sandi dan Alex pun ikut mengantar Yusuf, sesampainya di gerbang TK, muncul keraguan di wajah Yusuf.
(Yusuf merajuk, menatap melas mereka satu-satu)
(Sandi menimpuk kepala Alex, dan Alex mengerang lalu menatap Sandi dengan sinis)
(Setelah kalimat tersebut, Yusuf pun sedikit tenang, ia lalu memberikan salam dengan mencium tangan mereka satu-satu, kemudian mereka memeluk Yusuf, bear hug. Bak sedang mengirimkan anaknya ke medan perang. Yusuf berpamitan, dadah-dadah dan masuk ke dalam TK)
(Ia berada di tengah-tengah mereka, merangkul mereka yang kemudian tersenyum bahagia)
(Saat mereka sadar kalau ibu-ibu yang juga sedang mengantar anak mereka tertawa geli pada kelakuan tersebut, mereka bertiga pun melepaskan rangkulannya dengan canggung, mereka saling berpandangan sambil tertawa, siluet sosok ketiganya sangat syahdu dilihat dari belakang)
(Alex dan Sandi saling tos, seperti sedang merencanakan sesuatu)
ACT. 2
Episode keenam di tutup dengan Sandi, Alex dan Imam yang duduk di depan laptop kamarnya, hendak membuka laptop dengan memasukkan kata sandi-nya ‘Titik dalam sebuah kalimat’. Adegan tersebut diambil dari belakang, tetapi saat Sandi mengetik, kamera hanya fokus pada layar.
-TAMAT-