Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Janitra Asvathama (Putra Putri Matahari)
Suka
Favorit
Bagikan
8. Masalah Keluarga

CUT TO:

72 INT. RUMAH SAKIT KEBUMEN — SIANG

Ola berada di rumah sakit mencari ruangan ibunya dengan wajah panik dan lelah karena baru saja sampai di Kebumen. Setelah mencari, Ia belum juga menemukan kamar rawat inap Ibunya. Lalu, Ola bertanya kepada salah satu KELUARGA PASIEN.


OLA
Permisi pak. Kamar Dahlia di sebelah mana ya?

KELUARGA PASIEN
Nomor berapa mbak?

OLA
Nomor 211 pak.


KELUARGA PASIEN
Oh njenengan lurus mawon. Sebelum tempat bermain anak-anak, naik tangga sebelah kiri. Nah Kamar Dahlia nomor 211 teng lantai 2.

OLA
Oh nggeh matur nuwun pak.


CUT TO:

73 INT. RUMAH SAKIT KEBUMEN - RUANG RAWAT INAP — SIANG

Ola berada di lorong rawat inap rumah sakit. Dengan perasaan khawatir Ola melewati lorong itu sambil melihat nomor kamar. Semakin Ola masuk ke dalam lorong, semakin terdengar bunyi seseorang berteriak kesakitan. Ola akhirnya menemukan kamar nomor 211. Orang yang berteriak kesakitan itu adalah Ibunya.


BAPAK
Anggo masker’e sik.

OLA
(memakai masker)
Bu Ibu, istigfar bu.


Teriakan kesakitan Ibunya Ola perlahan mereda.


CUT TO:

74 INT. RUMAH SAKIT KEBUMEN - RUANG RAWAT INAP — SORE

BEBERAPA ANGGOTA KELUARGA BESAR menjenguk dan mendoakan bersama Ibu Ola. PAK DE (55 th) Ola memimpin doa, sedangkan yang lain terlihat menengadahkan tangan sambil mengamini. Mereka lalu berpamitan dan meninggalkan rumah sakit. 


CUT TO:

75 INT. RUMAH SAKIT KEBUMEN - RUANG RAWAT INAP — MALAM

Malam hari Bapak Ola, KAKAK LAKI-LAKI 1 (30 th), KAKAK LAKI-LAKI 2 (28 th), dan SATU KAKAK IPAR (27 th) Ola terlihat tertidur pulas setelah seharian merawat Ibu Ola. Ibu Ola pun terlihat tertidur di ranjangnya. Sementara Ola belum bisa tidur karena khawatir Ibunya memerlukan bantuan. Ibu Ola terbangun.


IBU OLA
Ibu pengen meng kamar mandi.

OLA
Oh iya Bu.


Ola membangunkan kakaknya, namun tidak terbangun. Ola membangunkan Bapaknya, lalu Bapaknya pun terbangun. Bapak Ola menggendong Ibu Ola ke kamar mandi. Setelah dari kamar mandi, Ibu Ola terlihat sesak napas. Ibu Ola merintih kesakitan.


IBU OLA
Allah...Allah...Ya Allah...Allah...
Yaaaaa Allah

Dua kakak Ola dan satu kakak iparnya terbangun. Mereka lalu berkumpul di samping ranjang Ibu Ola. 


IBU OLA
Allah
Ya Allah


Setelah menyebut nama Allah. Ibu Ola akhirnya meninggal dunia dengan tenang. Ola dan keluarganya menangis histeris. Ola lalu keluar untuk memanggil suster. SUSTER dan DOKTER masuk ke kamar inap. DOKTER memeriksa Ibu Ola.


DOKTER
Ibu sudah tidak ada. Waktu kematian 22:56 WIB.


Ola dan keluarganya menangis histeris.


CUT TO:

76 INT. RUMAH OLA - RUANG KELUARGA — MALAM

Suasana selamatan 40 hari Ibu Ola. Ola, Bapak Ola, Kakak 1 (laki-laki), kakak 2 (laki-laki), KAKAK 3 (27 th, perempuan), dan KAKAK 4 (25 th, laki-laki) berkumpul di ruang keluarga. 


KAKAK 4
Apik ya, sadurunge Ibu menghadap Sang Khalik, Ibu bersuci.

BAPAK
Iya, Alhamdulillah. Tapi, Bapak esih ora nyangka.

KAKAK 2
Iya sing uwis yo uwis pak. Ibu wes tenang.

BAPAK
Sadurunge Ibu sedo, Bapak karo Ibu ana rencana dandani payon umah. Tapi, Ibu malah nemu surat tagihan utang.

KAKAK 1
Ngapurane pak. Aku yo ra ngerti nek bakal kejeglong sejero iki.

BAPAK
Koe nek ditakoni Bapak ora tau ngaku utange pira! Siki jujur! Pira kabeh utange?

KAKAK 1
Ora ngerti pas’e pira. Mungkin 400-500.

BAPAK
Jutaa??!

KAKAK 1
Iya pak. Nyuwun ngapuro.

BAPAK
Kie ben adi-adimu pada ngerti. Kakangmu utang akeh banget. Utang meng bank, meng paman’e, meng sapa bae. Nganti sertifikat umah kie dadi jaminan. Bulan ngarep nek utange kakangmu ora dibayar nang bank Danamon, umah kie bakal disita. Jal siki golet duit seakeh gue nang ndi? hah? Bocah kurang ajar!

KAKAK 3
Sing sabar pak. Kakang yo ra mungkin gelem kejeglong separah kie. Wis ya dibahas ngesuk-ngesuk ora enak nembe selametan malah bahas kaya kie.



CUT TO:

77 INT. KOS OLA - KAMAR — MALAM

Ola membuat paper atau makalah untuk tugas kuliah. Setelah beberapa saat, Ola mengambil jeda. Ola membuka handphonenya. Ada satu pesan masuk dari Kakak 3 Ola.


KAKAK 3 (O.S)
Bapak ana rencana arep nikah maning. Wes dikandani minimal 1 tahun nembe ulih nikah.


Ola syok melihat pesan itu. Ia langsung pindah dari meja belajar ke kasurnya. Ia tak membalas pesan itu. Ia lalu menangis di kamarnya.


CUT TO:

78 INT. UNIVERSITAS BIRU - RUANG KULIAH — SIANG

Beberapa minggu kemudian. Ola dan 3 ORANG TEMANNYA mempersiapkan presentasi di depan kelas. Semuanya sudah siap, namun dosen belum datang. Ola lalu membuka handphone. Ada pesan masuk dari Kakak 3.


KAKAK 3 (O.S)
Bapak wes nikah.


Dosen masuk dan presentasi pun segera dimulai. Ola berusaha untuk presentasi semaksimal mungkin meskipun ada kabar buruk.


CUT TO:

79 INT. UNIVERSITAS BIRU - RUANG KULIAH — SORE

Ruangan kelas perlahan ditinggalkan oleh para mahasiswa. Beberapa teman Ola, mengajak Ola keluar ruang kuliah. Namun, Ola tidak menghiraukannya. Ola membalas pesan di handphonenya. 


OLA (O.S)
Kok bisa?

KAKAK 3 (O.S)
Wes ditahan, tapi tetap kejadian. Kemungkinan bapak dipelet. Aneh banget tingkah lakune.


Ola berkemas lalu keluar ruangan kuliah.


CUT TO:

80 INT. KOS OLA - KAMAR — MALAM

Ola menangis di meja belajarnya. Ia menulis di buku diarinya. 


OLA (V.O.S)
Padahal aku udah berusaha ikhlas dengan kepergian Ibu. Tapi, INI APA YA ALLAH.


Ola kembali menangis histeris, namun tak bersuara karena khawatir teman-teman kosnya mendengar tangisannya.


OLA (V.O)
Padahal aku udah berusaha buat mengalihkan perhatian ke Bapak, satu-satunya orang tua yang aku punya. Tapi, KOK MALAH GINI YA ALLAH. Orang tua pergi semua dengan cara yang berbeda. Rumah juga mau disita. AKU HARUS PULANG KE MANA YA ALLAH?!


Ola melangkah ke kasurnya. Ia menyekap wajahnya dengan bantal dan menangis histeris. Ia membuka handphone-nya dan melihat video singkat di Youtube.


YOUTUBER (O.S)
Ambillah. Ambil kelurgaku, ambil teman-temanku, ambil hartaku, ambil Ya Allah. Asal jangan pernah kau ambil Iman dan Islamku. Aku mungkin masih bisa hidup tanpa keluarga, teman, harta, tapi aku tidak bisa hidup tanpa-Mu.

OLA (V.O)
Bagus, tapi imanku belum nyampe segitunya. Aku teruskan hidup ini atau aku cukupkan saja sampai sini? Mana bentar lagi waktunya KKN dan skripsian. Aaarghh!





Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar