Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Izinkan Hatimu Tertautkan Cintaku
Suka
Favorit
Bagikan
2. Babak 2
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

59. INT. RESTORAN - NIGHT

Cast : Arnold – Kasir

Tampak Arnold sedang memeriksa pemasukan bulanan.

KASIR

Ini untuk bulan kemarin, Pak. mengalami kenaikan 20% persen.

ARNOLD

Oke. Makasih ya

Arnold yang sedang mengecek pemasukannya,tiba-tiba melihat ada orang yang keluar dari dapur sambil berteriak-teriak

CHEF & PRAMUSAJI

Kebakaran-kebakaran.

ARNOLD

Kok bisa?

CHEF

Nggak tahu, Pak.

ARNOLD

Segera keluar semuanya

Tidak lama setelah panik, diapun berusaha melihat apakah masih ada orang yang belum keluar. 

ARNOLD

Afina mana?

WAITRESS

Masih di toilet, Pak

Arnold berbalik menuju toilet yang dipenuhi kobaran api.

AFINA

Tolong-tolong

ARNOLD

Ngapain kamu disni? Gawat gini masih mikiran toilet aja.

AFINA

Tolongin gue, dong. Masa iya gue mati disini. Belum nikah juga.  

Arnold mencari celah dan menerobos untuk menolongnya. Merekapun berhasil keluar dari toilet. Namun tiba-tiba ada sebuah balok yang terjatuh dari atas.

ARNOLD

Awas... (sambil mendorong Afina untuk menjauh)

Tangan kanan Arnold tertimpah balok dan kepala terbentur di tembok hingga pingsan

CUT TO

60. INT. RUMAH SAKIT – RUANG TUNGGU - NIGHT

Cast : Reza – Dewi

Tampak Reza sedang gelisah menunggu anaknya di ruang tunggu. Dan terlihat dari kejauhan sang ibu yang berlari panik.

DEWI

Apa yang terjadi, Mas? Kok bisa sampai kejadian begitu? Apa ada yang sengaja ngelakuin ini?

REZA

Ada konslet listrik di cafe. Dan sekarang anak kita sedang kritis.

DEWI            

Restoran bagaimana? Uang penghasilan hari ini selamat, kan? Kerugian mencapai berapa?

Reza yang tadinya duduk bersedih, kini mendongak melotot kepada istrinya.

CUT TO

61. INT. RUMAH SAKIT – KAMAR INAP ARNOLD - NIGHT

Cast : Dewi – Arnold - Reza

Arnold telah ada di ruang rawat inap. Tak lama setelah itu, matanya terbuka. Terlihat ibunya menyilangkan tangan didepan dada dengan tatapan kesal kepada Arnold.

REZA

Apanya yang sakit, Nak?

DEWI

Udahlah... Jangan banyak drama. Kalian berdua itu sama aja. Cuma bisa ngerepotin doang.

REZA

Cukup! Anak kita baru sadar dan kamu malah...

DEWI

Udah, deh! Ini semau juga karna kamu. Kalau saja kamu tidak memberikan kepercayaan kepadanya, mungkin kita tidak rugi besar seperti ini. Dari sebelum lahir dia sudah membawa sial dan besarnya juga sama. (Beat) Aku capek ada disini. Dan aku muak lihat muka kalian berdua.

Dewi pun mengambil tasnya di meja dan bergegas pergi.

CUT TO

62. EXT. JALANAN - NIGHT

Cast : Dewi - Aditya

Dewi hampir tabrakan dengan mobil yang dikendarai oleh pria yang nampaknya sedang mabuk berat. Namun Dewi berhasil menghindar dan mobil pria tersebut malah menabrak sebuah pohon. Segera saja Dewi keluar melihatnya dan diapun kaget melihat sosok pria yang menabrak pohon itu.

DEWI

ADITYA!

CUT TO

63. INT. RUMAH SAKIT – KAMAR RAWAT ARNOLD - NIGHT

Cast : Reza - Arnold

Reza mendekat dan memegang tangan Arnold.

 REZA

Nak. Kamu nggak perlu...

(Tangannya ditepis oleh arnold)

ARNOLD

Kenapa!? ayah mau salahkan aku juga. Ayah menyesal karna aku tidak bisa memberikan keberuntungan buat hidup ayah. Merepotkan ayah. Menghancurkan salah satu café ayah. Gitukan?

REZA

Ayah tidak pernah menilai dan menjadikanmu sebagai sebuah usaha yang harus difasilitas terlebih dahulu agar kelak bisa menguntungkan. kamu adalah anak ayah satu-satunya dan ayah sangat menyayangi kamu dan menerima apapun yang terjadi.

Arnold berbalik membelakangi Ayahnya dan berusaha menyembunyikan airmatanya.

CUT TO

64. EXT. RUMAH SAKIT – DAY

Terlihat tampilan rumah sakit yang sudah mulai ramai orang.

CUT TO

65. INT. RUMAH SAKIT – KAMAR RAWAT ADITYA – DAY

Cast : Aditya - Dewi

Terlihat Dewi yang menunggu Aditya yang belum sadarkan diri sampai sekarang.

DEWI

Sudah lama kuinginkan hari ini. Berada di sampingmu dan bebas membelaimu. Kupikir sulit mencarimu, tapi ternyata tuhan mempertemukan kita dari hal yang tak terduga.

CUT TO

66. INT. RUMAH SAKIT – KAMAR RAWAT ARNOLD – DAY

Cast : Reza - Arnold

Telpon Arnold berbunyi, Ayahnya pun segera mengangkatnya agar tidur Arnold tidak terganggu.

REZA

Halo, ini siapa ya?

CUT TO

67. INT. RUMAH ADITYA – KAMAR AFINA – DAY

Cast : Afina

Terlihat Afina sedang memegang telpon.

AFINA

Aku yang kemarin ditolongin Arnold, Om. Aku ingin berterimakasih kepadanya. Dan juga minta maaf karna kemarin aku nggak bisa menunggu Arnold sampai sadar.

CUT BACK TO

68. INT. RUMAH SAKIT – RUANG RAWAT ARNOLD - DAY

Cast : Reza - ARNOLD

REZA

Iya, Nak. Nanti om sampaikan. (Beat) Sama-Sama

Ayahnya menutup telpon sambil memperhatikan anaknya yang masih tertidur.

CUT TO

69. INT. RUMAH ADITYA – RUANG MAKAN – DAY

Cast : Nita - Afina

Nita yang menamani anaknya untuk sarapan terlihat tidak menikmati makanannya.

NITA

Ayah kamu kemana ya? kok sampai pagi gini belum pulang juga?

AFINA

Mungkin dikantornya

NITA

Kata sekretarisnya, kemarin dia pergi dan nggak kembali lagi (Beat) Apa ada baiknya telpon polisi?

AFINA

Tunggu besok aja, Bu. Cukup berdoa yang terbaik untuknya.

CUT TO

70. INT. RUMAH ADITYA – DAPUR – NIGHT - MONTAGE

Cast : Dewi - Aditya

1. Dewi mendorong kursi roda Aditya mengelilingi taman rumah sakit.

2. Dewi menyuapi Aditya dan ketawa bersama.

3. Dewi Menemani Aditya melihat sunset dibalik jendela kamarnya.

4. Dewi membantu aditya untuk berbaring diranjangnya dan setelahnya saling bertatapan   

ADITYA (OS)     

Apakah dia yang dihadirkan Tuhan atas pintaku selama ini? Dihadirkan untuk mengembalikan senyum dan mewarnai hariku (Beat) Serasa kutemukan kembali diri Anindita yang telah pergi di dunia ini, yang selamanya bersemayam dalam hati. Akankah dia menghidupkan kembali jiwaku yang telah mati terbunuh rindu... Tidak! Cintaku tetaplah untuk Anindita

MONTAGE END

71. INT. RUMAH SAKIT – RUANG RAWAT ARNOLD - NIGHT

Cast : Arnold - Reza

Malam tiba dan sang ayah tidur di sisi ranjang anaknya. Setetes airmata pun mengalir diwajah Arnold.

ARNOLD (VO)     

Mama tidak pernah peduli sedikitpun. (Memperhatikan ayahnya yang tidur pulas) Aku tidak boleh terlalu berhadap kasih sayangnya. Dia mencintaiku hanya karna aku anaknya. ANAKNYA... Ya, tidak lebih dari ikatan anak-bapak.

Ayah terbangun dan melihat anaknya sedang bersedih.

ADITYA

Kamu nggak papa kan, nak?

Yang ditanya berbalik cuek dan tak merespon.

CUT TO

72. INT. RUMAH ADITYA – RUANG TENGAH - DAY

Cast : Nita

Terlihat Nita sedang berdiri sambil memegang telpon.

NITA

Kemana ya dia mbak? Udah 3 hari, loh. Kirain ada di sana, Mbak. Saya sudah berulang kali menghubunginya, tapi nggak nyambung.

CUT TO

73. INT. RUMAH KAKAK ADITYA - DAY

Cast : Kakak Aditya

Kakak Aditya pun terlihat sedang berbicara di telpon

KAKAK ADITYA

Tolong ya nita jangan beritahu ibu. Aku takutnya penyakit jantungnya kumat lagi.

CUT BACK TO

74. INT. RUMAH ADITYA – RUANG TENGAH - DAY

Cast : Nita – Afina

KAKAK ADITYA

Baik, Mbak. Terimakasih

Nita menutup telpon dan terlihat Afina yang baru pulang.

NITA

Darimana, Nak? Kamu lagi sibuk nggak?

FINA

rumah sakit. Abis jenguk temen. Sekarang aku nggak sibuk sih.

ADITYA

Ayo temenin mama cari papamu.

CUT TO

75. INT. JALANAN – TAKSI - DAY

Cast : Nita - Afina

Terdengar handphone berbunyi. Terlihat Nita dan Afina telah duduk berdampingan di dalam taksi.

NITA

Halo, Rena. Ada apa ya? kamu punya kabar terbaru tentang suami saya?

Anaknya tidak mendengar percakapan ibunya dan terlihat wajahnya menyiratkan tanda tanya.

AFINA

Apa! kecelekaaan!? Oke saya segera kesana.

Nita menaruh hpnya kembali kedalam tas.

NITA

Ayah kenapa, Ma?

AFINA

Ke rumah sakit Medika harapan, Pak (Setelahnya, ia berbalik kearah anaknya) Kecelakaan, Nak.

CUT TO

76. INT. RUMAH SAKIT – RUANG RAWAT ADITYA - DAY

Cast : Ranita

Nita dengan sigap membuka pintu ruangan. Terlihat suaminya berbaring sendirian sambil menatap kearah jendela. Nita memeluknya dari belakang. Suaminya pun berbalik mengusir.

ADITYA                         

sebaiknya pergi dari sini. Aku tidak ingin bertemu siapapun.

NITA                           

Ta-tapi mas. Aku ingin merawatmu sampai sembuh.

ADITYA                         

Tidak usah. Aku bisa jaga diriku sendiri.

Hadirlah sang wanita (Dewi) berdiri diambang pintu.

ADITYA                         

Dewi(Aditya memanggilnya dengna isyarat mata dan kepala)

FINA            

Ma, kita pergi aja dari sini.

Nita pun terpaksa pergi dan berpapasan dengan Dewi yang mau masuk.

DEWI

(Berbisik)

Menurutnya kamulah sumber masalahnya. Tapi denganku semuanya akan berubah

Nita terus melangkah pergi, sekali berbalik, dan mencoba tabah.

 CUT TO

77. INT. RUMAH SAKIT – DEPAN KAMAR ADITYA - NIGHT

Cast : Reza – Dokter – Nita

Reza berbicara dengan dokter didepan ruangan anaknya.

DOKTER

Setelah pemeriksaan tadi, Anak Bapak sudah boleh pulang besok pagi.

REZA

Terimakasih, Dok.

Dokter itupun pergi. Reza yang hendak masuk kekamar anaknya, melihat seseorang perempuan(Nita) dari belakang. Dia seakan mengenal wanita tersebut dan mulai mengikutinya. Namun malah dihalangi oleh sopirnya.

SOPIRNYA

Ini Pak makanannya.

CUT TO

78. INT. RUMAH SAKIT – RUANG RAWAT ARNOLD - NIGHT

Cast : Arnold – Fina - Reza

Fina sedang menjenguk Arnold dan kini telah bersiap pergi.

FINA

Arnold cepat sembuh ya. (Beralih melirik Reza) Om, aku pamit dulu ya.

REZA

Iyya, nak. Hati-hati ya

Setelah berjabat tangan dengan Fina, diapun kembali dengan handphonenya dan menelpon seseorang bertuliskan “bunda”.

FINA

Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif atau berada...

Telpon diputuskan. Diapun kemudian mencari kontak Ranit, tapi nggak ada juga dan hal itu membuatnya kesal.

CUT TO

79. INT. RUMAH SAKIT – RUANG RAWAT ADITYA - NIGHT

Cast : Nita – Fina – Dewi - Aditya

Nita berdiri mematung melihat suaminya, dari balik pintu, yang sedang disuapi oleh Dewi. Aditya yang dulunya begitu dingin, kini tersenyum dan bahkan ketawa-ketawa bersama Dewi. Hampir saja dia putar balik, tapi anaknya datang dan menyuruhnya untuk tetap tegar.

FINA

Ibu harus menunjukkan diri bahwa ibu selalu ada untuk Ayah. Hanya ibu yang selalu setia untuknya. Setidaknya, aku ingin melihat ibu tetap berjuang.

Nita mengumpulkan keberanian untuk masuk.

NITA

Assalamualaikum.

ADITYA & DEWI

Walaikumsalam.

NITA

Mas. Aku datang membawakan makanan untukmu.

ADITYA

Maaf, aku udah kenyang.

DEWI

Meningan mbak makan sendiri tuh makananya. Pasti juga laparkan. Atau mungkin coba masakan aku. 

ADITYA

Meningan kalian berdua pergi. Aku butuh ketenangan (Menunjuk Nita & Fina)

Mata Nita berkaca-kaca dan berlari pergi.

FINA

Ayah tega ngusir kami. Dan malah memilih berdua dengan perempuan yang nggak jelas ini.

ADITYA

Dengan dia, Ayah merasakan kehidupan yang sesungguhnya

FINA    

Heh!!! Omong kosong

Fina pun pergi menyusul ibunya.

CUT TO

80.   EXT. RUMAH REZA – HALAMAN DEPAN - DAY

Cast : Reza – Arnold

Pagar dibuka dan sebuah mobil merah maron masuk kehalaman.

CUT TO

81. INT. RUMAH - NIGHT

Cast : Arnold – Neneng - Reza

Neneng yang mempersiapkan makanan mendengar ketukan. Diapun melangkah kedepan untuk membuka pintu dan terlihat Arnold yang masih dengan perban di tangan. Dan Reza masih setia di atas kursi roda yang didorong sopirnya.

NENENG

Ehh... Tuan Muda udah pulang. Mau Neneng masakin apa nih?

REZA

Ibu kemana, Neng?

NENENG

Kan dia nginep di rumah sakit.

REZA

Rumah sakit?.

Mendengar nama ibunya disebut, Arnold yang masih kesal pun pergi kekamarnya.

CUT TO

82. INT. RUMAH ADITYA – RUANG TENGAH - NIGHT

Cast : Aditya - Nita

Nita melihat suaminya sibuk bekerja diruang keluarga. Diapun membawakan sebuah kopi panas untuk suaminya.

NITA

Mas, Ini aku buatkan kopi... (Duduk di samping suaminya) Apa nggak sebaiknya kamu istrihat dulu, Mas. ‘Kan baru tadi sore kamu keluar dari rumah sakit.

Aditya mengumpulkan seluruh berkas dan menutup laptopnya.

ADITYA

Makasih...

Aditya masuk kekamarnya dan tak berselang lama terdengar suara mual-mual dari luar kamar.

CUT TO

83. EXT. TAMAN - DAY

Cast : Dewi - Aditya

Dewi dan Aditya sedang duduk berdua ditaman.

DEWI

Apa?! stri kamu hamil? Bukannya kamu tidak suka dengannya.

ADITYA

Ya benar. Tapi kalau ibu ku datang aku terpaksa sekamar dengannya dan aku pun tidak bisa... Ah... Begitulah (Beat termenung) Mungkin nggak sih ini jalan dari tuhan agar aku tidak bercerai dengannya?... Tapi?

DEWI

Apapun yang terbaik menurutmu. aku akan selalu mendukung.

ADITYA

Terimakasih telah jadi teman yang terbaik untukku.

CUT TO

84. INT. RUMAH ADITYA – KAMAR ADITYA - NIGHT

Cast : Aditya

Tampak aditya menatap langit-langit kamarnya

ADITYA (VO)     

Sudah lama Nita mendapatkan perlakuan burukku. Apa mungkin ini watunya aku bersikap baik? Tapi ini sangatlah sulit. Nggak mungkin aku bersandiwara dan menipu perasaanku yang kosong dan hampa untukknya.

CUT TO

85.   INT. RUMAH ADITYA – DAPUR - NIGHT

Cast : Nita

Terdengar ketukan dari luar. Nita segera membuka pintu.

GINA

Selamat pagi, Mbak. kenalkan nama saya Gina Mbak dan saya bersedia menjadi ART dirumah ini mbak. Saya dulu pernah bekerja di...

NITA

Maaaf ya mbak, tapi saya tidak pernah mengatakan bahwa saya butuh ART.

ADITYA

Aku sengaja mencarikamu pembantu agar kamu tidak kecapean untuk mengurusi rumah sendiri

Nita tersenyum bahagia mendapatkan perhatian suaminya.

ADITYA (Lanjutnya)

Itu ucapan dan permintaan ibu. Bukan aku.

CUT TO

86. INT. RUMAH ADITYA – KOLAM RENANG - NIGHT

Cast : Aditya

Aditya berada di kolam renang sambil memegang handphone

ADITYA

Malam Dewi. Makasih ya udah mau mencarikan pembantu.

Namun tak lama setelahnya, terdengar suara berisik dan teriakan kesakitan.

CUT TO

87.   INT. RUMAH ADITYA – DAPUR - NIGHT

Cast : Gina

Tampak dari belakang si Gina yang sedang menelpon di dapur. Terlihat minyak goreng dan lap disampingnya.

GINA

Sudah beres bos.

CUT TO

88.   INT. RUMAH ADITYA – RUANG TENGAH - NIGHT

Cast : Nita

Terlihat Nita pingsan dengan darah yang membanjir.

NITA

Astaga, Nit! Apa yang terjadi?

Aditya mendekat dan mengendong istrinya.

CUT TO

89.   INT. RUMAH ADITYA – DAPUR - NIGHT

Cast : Dokter – Aditya - Dewi

Dokter keluar dari ruangan UGD. Aditya pun mendekat.

DOKTER

Alhamdulillah. Istri Anda berhasil kami selamatkan. Tapi masih belum sadarkan diri. 

ADITYA

Anak saya gimana dok?

DOKTER

Maaf, pak. Pendarahannya parah dan dia keguguran

ADITYA

(Bersedih)

Tidak dok. Itu tidak mungkin

Dewi yang baru datang segera menghibur Aditya.

DEWI

Kamu yang sabar ya. Tenang dulu dong. Duduk-duduk dulu.

Aditya pun duduk di kursi.

CUT TO

90. EXT. PELATARAN DEKAT DANAU - NIGHT

Cast : Aditya - Dewi

Terlihat keduanya sedang makan melantai di dekat danau.

DEWI

Yang sabar, dit. Semuanya adaah takdir dari tuhan. Dari sini, bisa belajar sabar dan ikhlas melewati banyak cobaan yang mungkin lebih berat dari ini kedepannya.

ADITYA

Makasih telah mengajak aku ke sini dan juga untuk masukkannya.

DEWI

Ini tempat favoritku kalau lagi galau atau sedih... Makan dan menikmati pemandangan alam.

CUT TO

91. EXT. JEMBATAN – NIGHT

Cast : Aditya - Dewi

Terlihat Dewi memberhentikan mobilnya dan segera berlari turun di jembatan yang disekelingnya merupakan tempat yang sepi tanpa rumah. Aditya pun mengikutinya.

ADITYA

Nggapain kamu berhenti diini

DEWI

(Teriak)

AHHHHHHH....

ADITYA

Coba kamu lakuin hal yang sama. Dijamin segala bebanmu ilang.

DEWI

(Teriak)

AHHHHHHH....

Aditya menatap takjub pada wanita itu dan nampaknya dia mulai jatuh hati.

ADITYA

Nggak nyangka loh. Semua kebiasaanmu kalau sedih hampir sama dengan kebiasaanku dulu

DEWI

Benaran... kok bisa? jangan-jangan?

Aditya menatap wanita itu dan menunggu lanjutan kata

DEWI

Lupain aja.

CUT TO

92. EXT. RUMAH SAKIT – PARKIRAN – NIGHT

Cast : Aditya - Dewi

Terlihat sebuah mobil masuk dihalaman rumah sakit.

DEWI

Kamu mau nginap dirumah sakit?

ADITYA

Ya... Aku harus jagain Nita dan harus tetap ada untuknya.

DEWI

Lakukan apapun yang benar-benar ingin kamu lakukan. Jangan lakuin apa yang tidak membuatmu bahagia yang nantinya akan membuatmu tertekan. Berhenti bohongi hatimu. Jangan terus bersandiwara. Berbakti pada orang tua tidak hanya tentang sebuah kepatuhan dan menjual kebahagian sendiri. Cobalah jujur. Dan kamu berhak bahagia.

ADITYA

Makasih ya. Sekarang aku tahu jawabannya. Itu berkatmu.

Terlihat pria itu turun dan berjalan masuk ke mobilnya. Dan dewi sendiri mengambil buku yang tersimpan di laci dasbor mobilnya dan membolak-balik buku itu.

DEWI

Aku tahu bahnyak hal lainnya tentangmu. Dan tidak sulit menaklukkanmu. 

CUT TO

93. INT. RUMAH SAKIT – RUANG RAWAT NITA – DAY

Cast : Aditya – Nita

Nita menatap kosong dengan wajah sembabnya. Aditya melangkah masuk.

ADITYA

Bagaimana kabarmu?

Di balas senyum yang terpaksakan.

NITA

Aku kesini untuk (beat) untuk memberikannmu surat ini.

Nita mengambil surat yang disodorkan kepadanya.

NITA

Apa ini, Mas? (Diapun membuka surat tersebut dan menangis) Aku minta maaf jika aku salah sama kamu. Tapi aku mohon jangan ceraikan aku.

ADITYA

Ini yang terbaik Nita.

NITA

Tidak, Mas (Memegang tangan suaminya) Aku akan belajar menjadi istri yang baik.

ADITYA

Kamu sudah melakukanmya, tapi aku tidak pernah bisa membalasmu dengan kasih sayang dan cinta. Dan justru sebaliknya.

NITA

Beri aku kesempatan untuk membuatnya bisa mencintaiku

OPERATOR (V.O)

Maaf, Nita

Aditya melepas tangan istrinya dan melangkah pergi.

CUT TO

95. INT. KANTOR ADITYA – RUANG MEETING - DAY

Cast : Aditya – Afina

Fina mendatangi kantor ayahnya dengan perasaan kesal sambil memegang surat. Fina yang memaksa masuk keruangan meeting dihalangi resepsionis

RESEPSIONIS

Maaf. Bapak sedang meeting.

FINA

Minggir ah.

Anaknya menerobos masuk keruangan ayahnya.

FINA

Maaf, Pak. Tadi saya sudah menghalanginya, tapi dia tetap melawan.

ADITYA

Iya. Biarkan saja. (Aditya beralih menatap ke rekan kerjanya) Saya bicara sebentar dengan putri saya. Meeting kita tunda 5 menit lagi.

Diapun menarik anaknya keluar

ADITYA

Ngapain kam...

Anaknya lebih dulu melayangkan surat ke mukanya

OPERATOR (V.O)

AKU NGGAK NGERTI KENAPA AYAH TIDAK PUNYA RASA IBA SEDIKITPUN (Beat) Kenapa ayah menceraikan ibu disaat dia seperti ini? atau mungkin ayah ingin bunuh ibu perlahan.

ADITYA

Kamu belum mengerti, Fin.

FINA

Yang aku tahu, Ayah itu egois.

ADITYA

Egois? 23 tahun ayah mencoba untuk terus bersamanaya. Tapi ayah udah nggak bisa membohongi diri ayah sendiri, bahwa ayah tidak sanggup lagi... Ini pilihan yang lebih baik. Mungkin sakit awalnya, tapi ini akan menjadi lebih baik dikemudian... ibumu tidak terikat lagi dan dia bisa bebas untuk mencari kebahagian yang sesungguhnya.

FINA

Mungkin..., tapi setidaknya ayah menghargai perjuangan ibu.

ADITYA

Tapi Ayah lebih nggak tega memberikan harapan semu untuknya.

CUT TO

95. INT. RUMAH REZA – KAMAR ARNOLD – DAY

Cast : Arnold – Reza - Dewi

Arnold yang sedang belajar dikagetkan dengan ibunya yang melemparkan laporan nilai ujian kearahnya.

DEWI

Apa-apaan kamu, Ren? Mama sudah susah payah membiayai kuliahmu, tapi kamu malah mempermalukan mama dengan nilai jelekmu. Kamu bisa di DO dari kampus... Betapa banyak uang terbuang jika sampai kamu DO. Pengeluaran mama untuk kuliah kedokteranmu sudah lebih dari tujuh ratus juta.

ARNOLD

Aku tidak pernah meminta mama menguliahkan aku di kedokteran. Lagian, aku lebih suka sastra.

DEWI

Sastra? gajinya Cuma berapa. Dan nggak ada yang bisa dibangga -banggakan. Masa depannya suram.

ARNOLD

Mama! Aku sedang besar dan bisa nentuin yang terbaik.

DEWI

CUKUP! Kalau kamu masih ingin mama anggap sebagai anak. Turuti aja, nggak usah membantah dan perbaiki nilai kamu.

Arnold yang kesal membanting pintu setelah ibunya keluar.

CUT TO

97. INT. RUMAH ADITYA – DEPAN KAMAR ARNOLD – DAY

Cast : Arnold – Reza - Dewi

Reza mendorong kursi rodanya mendekat keistrinya yang baru keluar dari kamar reza.

REZA

Kamu kenapa sih maksain untuk apa yang tidak dia sukai.

DEWI

Aku ibunya dan aku tahu apa yang terbaik buatnya.

REZA

Kamu memang tahu apa yang terbaik, tapi tidak akan pernah bisa mengerti apa yang diingikannya. Dan kamu hanya menyiksannya dengan membatasi kesenangan dan kebahagiaanya.

DEWI

Udah deh! Kamu nggak usah belain anak itu. Yang biayain pengobatan kamu dan juga sekolah dia, kan aku. BUKAN KAMU. 

REZA

Agstafirullahaladzim...

Dewi yang nampaknya semakin muak dengan suaminya malah mmenyerahkan sebuah amplop kepadanya.

DEWI

Jangan banyak ngomong ya. Meningan kamu datang nanti ke sini. Kepersidangan kita.

REZA

Ap-apa... Nggak! ini pasti bercanda, kan?

DEWI

Emang aku masih butuh suami seperti kamu!? Udah enggak ya. Kamu ngerepotin doang. Dan satu lagi, tolong pergi dari rumah ini karna kamu hanya benalu di sini.

REZA

Kamu nggak berhak usir aku. Rumah dan perusahaan yang kamu kelola adalah atas namaku dan dihasilkan dari kerja kerasku.

Dewi tersenyum mengejeknya dan setelahnya memperlihatkan sebuah surat pelimpahan yang sudah ditandatangani.

DEWI

Semuanya telah berubah atas nama aku. Lagian kamu Cuma bisa membangun saja. Tanpaku yang memang cerdas dengan gelar doktor luar negeri, mungkin semuanya tidak bisa sebaik ini.

Tiba-tiba suara mobil terdengar didepan rumahnya.

DEWI (Lanjutnya)

Calon ku udah tiba tuh. Setelah pulang aku tidak ingin melihat wajahmu lagi.

Reza yang tidak percaya awalnya, kini berusaha tegar.

CUT TO

97. INT. RUMAH REZA – DEPAN KAMAR ARNOLD – DAY

Cast : Arnold – Reza

Terlihat sang ayah pergi kedepan kamar anaknya yang tertutup rapat. Neneng mendorong kursi rodanya dan sopirnya mengangkatkan kopernya.

REZA

Ayah pergi dulu, Nak. Kamu jaga diri baik - baik ya... Assalamualaikum.

Tak ada suara dari dalam dan pintunya pun masih tertutup.

CUT TO

98.   INT. RUMAH REZA – KAMAR ARNOLD – NIGHT

Cast : Arnold

Arnold menatap lurus ke meja dan sekilas memperhatikan foto ayahnya.

ARNOLD

Walaaikumsalam

Lalu, dia pun berjalan mengintip ke jendela dan melihat sang ayah telah berada didepan rumahnya dan sedang dibantu masuk kemobil oleh sopirnya. Mobil pun melaju.

CUT TO

99. EXT. RUMAH ADITYA – HALAMAN – NIGHT

Cast : Arnold – Tukang Kebun

Terlihat Arnold dengan motornya keluar dari pagar dan sekilas berbicara dengan tukang kebunnya.

ARNOLD

Kamu bisa mengendarai motor?

TUKANG KEBUN

Bisa, Mas

ARNOLD

Yuk, cepat naik

Tukang kebun itu pun segera naik dibonceng oleh Arnold.

CUT TO

100. INT. RUMAH ADITYA – DAPUR – NIGHT

Cast : Arnold – Tukang Kebun – Reza - Sopir

Arnold yang mengebut berhasil mengejar mobil ayahnya dan menghentikan mobil tersebut dengan memarkirkan motornya tepat didepan mobil itu. Arnold menghampiri sopirnya.

ARNOLD

Ibuku mencarimu Pak Bondan. Tinggalkan Ayah dan barangnya di sini.

SOPIR

Ta-tapi.

ARNOLD

Atau kamu mau dipecat

SOPIR

Saya rela dipecat asalkan bisa menemani, Tuan.

ARNOLD

Gila kamu... Nggak mikiran apa gimana nasib istrimu yang terbaring dirumah sakit dan juga anakmu yang masih sekolah

Si sopir berbalik kemajikannya dengan tatapan ragu, bimbang, bercampur iba dan takut.

REZA

Udah, Pak. Nggak papa kok. Saya bisa pergi sendiri.

SOPIR  

Maafkan saya, Pak 

Ayahnya pun turun dari mobil dibantu oleh supirnya.

ARNOLD

Pak Among ini kunci motor saya.

Setelah melempar kunci, Arnold pun mendekat ke kursi roda ayahnya.

REZA

Arnold! Maksudnya? Kamu?

ARNOLD

(Tegas)

Ini hidupku! Dan aku udah dewasa dan bebas memilih jalan hidupku.

CUT TO

101. INT. RUMAH KONTRAKAN – NIGHT

Cast : Arnold – Tukang Kebun – Reza - Sopir

Terlihat Arnold membuka pintu rumah kontrakan barunya.

ARNOLD

Untuk sementara ini kita tinggal di sini dulu. Maaf Ayah mungkin rumah ini terlalu kecil.

REZA

Harusnya aku yang minta maaf, Nak. Karna tidak bisa memberikanmu apa-apa dan justru merepotkanmu.

ARNOLD

Tidak kok, yah.

Kemudian keduanya saling melemparkan senyum.

CUT TO     

1 BULAN KEMUDIAN                            

102.   INT. RUMAH JASMINE – HALAMAN DEPAJN - NIGHT

Tampak rumah sederhana yang didepannya terdapat warung bertuliskan nama Ranita.

CUT TO

103.   INT. RUMAH JASMINE – DAPUR – NIGHT

Cast : Nita - Afina

Nita terlihat sedang memotong sayur. Dan sang anak tengah memasukan makanan ke kotak makanan

FINA

Ini besok diantar kemana aja Bu?

NITA

Yang 50 itu untuk acara aqiqah di rumah bu dewi. Yang 200 itu untuk acara seminar, Nak. Kalau 40 itu untuk acara meeting diperusahaan PT. JAYA KARYA. Nanti ibu catatkan alamatnya.

Fina kembali duduk membantu ibunya memotong sayur-sayuran.

FINA

Aku seneng deh. ibu bisa kembali ceria lagi seperti sekarang ini.

Nita mendongak sekilas dan tersenyum

FINA

Oiyah bu, Uang yang ada direkening itu uang siapa sih? Kok banyak banget. Uang nenek sendiri mana mungkin. Dikirimin ayah apalagi (Beat) Ehh... atau mungkin itu dari paman, adik ibu itu. Kan ibu pernah cerita punya adik.

NITA

Dia bukan adik ibu lagi. Lagian mana mungkin dia mengirimkan uang sebanyak itu. Waktu pemakaman nenekmu dia aja tidak hadir dan malah memutuskan hubungan. (Beat) Tapi bisa saja itu tabungan nenek selama bekerja atau mungkin diberikan nenek helena? kemungkinan terbesarnya nenekmu jual tanah dan menabung hasil penjualan.

FINA

Mungkin aja sih. Tapi apa segitu banyaknya tanah ibu hingga BISA menabung hampir lima milyar.

Fina mengangkat kedua bahunya seakan berkata “entahlah”.

CUT TO

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)