Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
It's Not Easy to be A Single Dad
Suka
Favorit
Bagikan
1. Before I Lost You

1. INT. RUMAH FANDY - KAMAR. DAY

Alarm ponsel milik FANDY (28) berdering dan menunjukkan pukul 7 pagi. Tanpa semangat tangan Fandy meraih ponsel yang berada di meja sebelah kasur dan ia mematikan alarm. Setelah itu ia kembali menarik selimutnya dan melanjutkan tidur.

CACA (O.S.)

"Pa.. Ayo bangun!"

Karena tidak mendapat respon, CACA (28) menghampiri Fandy.

CACA (CONT'D)

"Ayo bangun, Pa.. Gini kan kalau sabtu minggu dipake sepedaan, senin jadinya capek. Udah dibilang weekend itu buat istirahat, bukan dibuat kelayapan terus-terusan."

Caca membuka gorden. Karena silau, Fandy mengerutkan alisnya dan menutup seluruh badannya dengan selimut.

CACA (CONT'D)

"Lah, malah tidur lagi."

Caca menarik selimut Fandy dan melipatnya.

CACA (CONT'D)

"Ayo, bangun. Udah kusiapin nasi goreng pedes sama telor ceplok kesukaanmu. Yuk bangun."

Usai melipat selimut, Caca meninggalkan kamar.

Dengan mata yang masih mengantuk, Fandy duduk di atas kasurnya. Kamudian ia berjalan menuju kamar mandi sambil merenggangkan badannya yang pegal-pegal.

CUT TO:

2. INT. RUMAH FANDY - DAPUR & RUANG MAKAN. DAY

Diatas kursi, NAYLA (4) berdiri sambil memperhatikan air mendidih di dalam panci. Perlahan Caca memasukkan bubuk pudding coklat dan gula pasir.

CACA

"Nah.. habis ini Nayla aduk pelan-pelan ya. Sampai gulanya larut. Paham sayang?"

Nayla mengangguk. Ia kemudian mengaduk puding tersebut menggunakan sendok.

Di samping kompor, Caca menyiapkan tatakan berbentuk beruang, kucing, burung dan bebek di atas nampan.

Dari belakang Caca dan Nayla, Fandy berjalan dan duduk di kursi meja makan, kemudian ia menyantap nasi goreng. Fandy menggunakan kaos spandek bermerk adidas dan celana pendek. Di atas meja makan ada buah-buahan segar dan tersedia kopi hitam untuk Fandy. Sambil makan Fandy sibuk membalas pesan whatsapp.

NAYLA

"Mama, ini udah belum?"

Caca mengambil sendok dari tangan Nayla dan mengaduk.

CACA

"Oke nih, Sekarang Mama tuang ke tatakannya ya. Nayla mau yang mana?"

Caca menuangkan pudding ke dalam tatakan dengan hati-hati.

NAYLA

"Nayla yang kucing, Jessie yang burung, Mama yang bebek, terus... Papa yang beruang."

CACA

(tertawa kecil)

"Jessie dikasih juga?"

Nayla tersenyum dan mengangguk.

JAKA & DELLA (V.O.)

"Nayla..! Ayo main."

CACA

"Dah, nanti mama yang masukin kulkas. Kamu main sana sama Jaka dan Della."

Nayla pergi keluar dan Caca mengisi gelas dengan air putih.

FANDY

"Buat apaan barusan?"

Caca duduk dan meminum air putih.

CACA

"Cuma pudding coklat doang."

(beat)

"Kemeja yang kemarin masih di dalem tas atau sudah masuk keranjang?"

FANDY

"Udah.. udah aku masukin keranjang semalem."

Caca penasaran dengan obrolan Fandy di ponselnya.

CACA

"Pagi-pagi urusan kantor udah rame?"

FANDY

"Nggak juga sih. Di grup lagi omongin isu Pak Iman pindah ke kantor Menteng atau tim B."

CACA

"Emang kenapa dipindah?"

FANDY

"Belum jelas. Lagian isunya baru rame barusan. Tunggu aja di kantor, nanti pasti Deva omongin ini. Biasalah dia kan orang paling update."

CACA

"Terus yang gantiin Pak Iman siapa?"

FANDY

(bercanda)

"Kalau aku tiba-tiba ditunjuk buat gantiin Pak Iman gimana?"

CACA

"Ya bagus dong. Bukannya dari dulu kamu pingin banget jadi project manager?"

Fandy tersenyum.

FANDY

"Ohya, Selada di depan udah bisa dipanen nggak?"

CACA

"Bisa. Kenapa, Pa?"

FANDY

"Biasa tunangannya Deva mau beli lagi."

CACA

"Oh, oke. Tunangannya itu yang selebgram diet sehat dan gym-gym itu kan? Influencer gitu kan? Namanya Shela ya?"

FANDY

"Iya. Kenapa? Ku kira kalian udah saling follow."

CACA

"Aku udah follow dia sih. Tapi sungkan aja minta followback, takut SKSD."

(tertawa kecil)

"Aku mulai mikir buat buka bisnis jual sayur organik gitu sih, Pa.. atau mungkin edukasi berkebun buat anak-anak gitu? Kan sayang kalo kebun di depan cuma buat pribadi."

FANDY

"Menarik itu, Ma."

CACA

"Mungkin nanti bisa sampein ke Deva buat promosiin selada organik itu lewat shela. Kalo mau itu selada gausah dibayar gapapa."

FANDY

"Oke, nanti aku sampein."

CACA

"Yaudah, aku siapin seladanya dulu ya."

Caca berdiri meninggalkan Fandy yang masih makan sambil bermain ponsel.

CUT TO:

3. I/E. RUMAH FANDY - DEPAN RUMAH. DAY

Halaman rumah Fandy yang tidak terlalu luas dipenuhi dengan bunga-bunga berbagai jenis, tanaman hias dan hidroponik yang sudah siap panen seperti selada, bayam merah serta kangkung. Di sampingnya terdapat carport dengan mobil Daihatsu Sirion terparkir rapi.

Dari dalam rumah, Fandy sudah memakai helm sepeda dan membawa sepeda lipat miliknya yang berwarna biru muda.

Ia menyiapkannya di halaman, kemudian datang Caca membawa kotak plastik berisi selada.

CACA

"Masuk ransel muat ga?"

FANDY

"Muat aja kok."

Caca memberikan kotak plastik tersebut ke Fandy dan Fandy memasukkannya ke dalam tas ransel yang ia gendong.

Setelah selesai menyiapkan sepedanya, Fandy memakai earphone dan memutar lagu Kamulah Satu Satunya oleh Dewa 19.

FANDY

"Berangkat dulu ya, Ma."

CACA

"Hati-hati, Pa!"

CUT TO:

4. I/E. JALAN. DAY

Walaupun masih pagi, cahaya matahari mulai terik. Fandy melaju dengan sepedanya diantara mobil dan sepeda motor yang berusaha bergerak ditengah kemacetan Jakarta. Suara bising klakson kendaraan juga saling saut-menyaut.

CUT TO:

5. INT. KANTOR - RUANGAN HRD. DAY

Dalam satu ruangan minimalis terdapat 3 set meja yang diatasnya terdapat komputer. Di ruangan itu ada 2 orang HRD perempuan, satu berusia akhir 20an dan yang satunya berusia awal 30an. Mereka berbincang sambil merapikan meja dan berdandan.

Fandy memasuki ruangan sambil membawa helm sepedanya dan menyapa pegawai-pegawai yang asik berbincang. Ia kemudian berhenti di dekat meja DEVA yang diatas mejanya terdapat papan nama plastik bertuliskan DEVA MAHENDRA - HRD assistant. Fandy meletakkan kotak plastik berisi selada di atas meja dari dalam tasnya.

HRD 20AN

"... Masa tiap pagi mau berangkat kerja selalu aja berantem masalah mandi."

HRD 30AN

"Wah kalo gue mah dah angkat tangan."

HRD 20AN

(menekankan)

"Gue sampe capek ngomel. Padahal hari ini mau ada meeting masih aja gamau mandi alesan kesiangan lah, nanti macet lah, mandi di kantor lah."

Fandy mengeluarkan ponselnya dan memotret kotak plastik tersebut. Ia mengirimkan foto tersebut kepada Deva melalui whatsapp dengan pesan "Sudah ready diatas meja, bro"

PEREMPUAN 30AN

"Cowok mah emang gitu, banyak alasan. Ujung-ujungnya juga ga dilakuin, percaya deh. Gue dari dulu zaman pacaran sampe sekarang 6 tahun nikah, diingetin buat stop minum energy drink susahnya minta ampun. Ga inget apa perut udah buncit kek hamil 9 bulan, belum lagi resiko diabetes."

PEREMPUAN 20AN

"Serba salah ga sih mbak? Diingetin ga didengerin, ga diingetin ntar jadi sumber masalah."

PEREMPUAN 30AN

"Gue mah udah ga ingetin aja sekarang. Sampe gue liat ada botol energy drink di rumah, gue buang langsung, no ampun."

Setelah mengirimkan pesan, Fandy keluar dari ruangan itu.

CUT TO:

6. INT. KANTOR - KANTOR UTAMA. DAY

Fandy yang sudah berganti pakaian menjadi kemeja dan celana kain, menggantungkan kaos spandeknya di sandaran kursi dan ia duduk untuk menyalakan laptop. Ia kemudian mengalungkan ID Card miliknya yang bertuliskan FANDY PAMUNGKAS PRASETYA - Business Analyst.

Sambil menunggu laptop booting, Fandy melihat story-story Instagram. Ada story temannya yang berlibur bersama keluarga, ada yang review makanan, jalan-jalan ke luar negeri dan ada temannya yang berlatih di gym.

Kemudian ia menahan story milik Yogipraw. Yogipraw merepost story dari Diasvicaaa yang merekam YOGI sedang membonceng dirinya dengan motor Honda CBR 250R.

FANDY

"Njir, siapa lagi nih."

YOGI (27) berjalan dari pintu masuk menuju ruangannya

FANDY (CONT'D)

(sedikit berteriak)

"Yog!"

Yogi menoleh ke arah Fandy.

FANDY (CONT'D)

"Dias Vica siapa lagi tuh??"

Yogi kembali berjalan dengan memberi kode jari tengah kepada Fandy.

Fandy tertawa dan kemudian mengecek ponselnya yang bergetar berkali-kali. Ia pun mengecek dan mendapati pesan dari grup whatsapp Project Team C. Dalam grup itu PAK IMAN mengumumkan bahwa jam 3 ada meeting untuk project baru bersama Bank Union. Bersama dengan rekan kerja lainnya Fandy juga menjawab pesan tersebut dengan "Baik pak" .

GITA (29) yang baru saja duduk di sebelah Fandy membagikan setumpuk kertas.

GITA

"Fan, ini BRD yang sama bank CBA coba lu baca-baca ulang, soalnya nanti siang mereka kesini buat confirm sejauh mana perkembangannya, lu pastiin data-data yang dicantumin udah bener ya."

FANDY

"Waduh, cepet amat lu ngeprosesnya."

GITA

"Iya kan udah mepet deadlinenya. Mana lu tau sendiri Pak Iman gimana kalo ngejer kita."

Fandy membaca dengan serius lembar per lembar.

GITA (CONT'D)

"Anyway, temen lu sehat kaga?"

FANDY

"Ha?"

Gita menunjukkan percakapannya dengan ANDRA di whatsapp.

Andra: Halo Gita. Selamat Pagi.

Gita: Ya, Pagi.

Andra: Have a great day.

Andra: Halo Gita.

Gita: Ya

Andra: Kok nggak dibales?

Fandy yang membaca pesan tersebut bingung harus memberikan respon seperti apa.

GITA

"Is he okay? Like seriously?"

FANDY

"Hmm.. Emang gitu orangnya, nggak jelas."

GITA

"Apa gue block aja ya?"

Fandy hanya menaikkan bahu dan kembali membaca BRD.

CUT TO:

7. INT. KANTOR - RUANG MEETING. DAY

Dalam ruangan meeting, terdapat PAK IMAN (42) sebagai project manager, Gita dan Fandy sebagai BA, dan RENI (32) sebagai sales. Mereka semua duduk melingkar sesuai bentuk meja dan Reni membagikan lembaran kertas berisi materi kepada Fandy dan Gita.

PAK IMAN

"Jadi ini saya bagikan materi dari calon klien kita, Bank Union. Setelah tadi saya bertemu dengan klien, mereka ingin meningkatkan kualitas dan fungsi USSD untuk mempermudah transfer maupun pengecekan informasi tabungan. Karena bagian timur masih kesusahan akses aplikasi yang berbasis internet, mereka ingin mengoptimalkan implementasi USSD."

(beat)

"Jadi Gita, Fandy tolong susun proposal sesuai materi itu."

(beat)

"Pastikan provider apa saja yang akan terlibat dan berapa biayanya. Untuk pemotongan pulsa sekalian ditentukan juga. Besok kita meeting lagi sama tim teknis. Reni ada tambahan?

RENI

"Kemungkinan pihak Bank Union akan datang kesini lagi hari kamis. Jadi sebelum itu, proposal harus sudah siap. Besok meeting sama tim teknis jam berapa ya pak? Biar sekalian saya infokan ke mereka."

Fandy dan Gita sama-sama membaca materi tersebut dengan serius.

FANDY

"Hm, Maaf pak. Ini pihak Bank Union minta analisis pengguna itu dalam scope apa ya? Daerah, umur atau gimana?"

PAK IMAN

"Kalo itu coba kamu cari dulu semua, setidaknya saat nanti kita ketemu klien, tidak ada informasi yang tertinggal. Sebaiknya kalian input informasi sedetail mungkin dari pada setengah-setengah."

(beat)

"Ohya menjawab Reni tadi, besok coba arrange meeting jam 3 seperti hari ini, bagikan mereka materi ini juga ya."

(beat)

"Ya sudah meetingnya itu dulu aja, kalian langsung susun proposal nanti timeline dan biaya saya kirim WA."

GITA, RENI, FANDY

"Baik, terima kasih pak."

Gita, Fandy dan Reni berdiri untuk meninggalkan ruangan.

PAK IMAN

"Ohya Fandy, kamu duduk dulu. Ada yang perlu saya bicarakan."

Fandy kembali duduk dengan sedikit canggung. Sedangkan Gita dan Reni tetap meninggalkan ruangan.

PAK IMAN (CONT'D)

"Ini.. kita ngobrol santai saja ya."

FANDY

"Iya pak. Ada apa ya?"

PAK IMAN

"Kamu sudah dengar kan kabar soal pemindahan saya ke kantor Menteng?"

FANDY

"Iya, pak. Cuma saya nggak terlalu ngerti detailnya gimana."

PAK IMAN

"Singkatnya, saya berniat mempromosikan kamu untuk mengganti posisi saya di Tim C ini. Walaupun Gita lebih lama berkerja disini, saya memandang kamu lebih siap untuk menggantikan saya."

Fandy bingung harus merespon. Dia senang tetapi juga tidak percaya diri.

PAK IMAN (CONT'D)

"Nggak usah ragu ya, Fan. Ada trial 3 bulan buat penempatan kamu. Kamu bersedia tidak?"

FANDY

"S..siap pak."

CUT TO:

8. INT. KANTOR - PANTRY. DAY

Di sebuah meja persegi panjang, Fandy, Yogi dan ANDRA (29) duduk bersama sambil menikmati kopi dan teh. Di depan mereka juga terdapat cemilan buah-buahan seperti semangka, nanas dan melon.

Andra asik bermain PUBG sedangkan Yogi dan Fandy berbincang-bincang.

YOGI

"GITA???? Seriusan lo?"

Andra tiba-tiba panik.

ANDRA

"Lu tau dari mana njir"

FANDY

"Ya dari mana lagi, orang kita duduk sebelahan. Lu juga deketin cewek gitu amat caranya. Kayak chat dosen sama mahasiswa."

YOGI

"Kayak gimana emang? Kaku kaku geli gitu ya?"

FANDY

(bersuara berat)

"Halo, selamat pagi Gita."

Yogi dan Fandy tertawa.

ANDRA

"Ah bangsat! Gue ga fokus main."

FANDY

"Dan Gita balesnya cuma "Ya, Pagi""

YOGI

"Ndra, lu harusnya kursus sama gue gimana deketin cewek. Apalagi Gita itu itungannya susah dideketin. Modis, pinter dan lumayan cuek juga kan? Kayak gitu ada treatmentnya sendiri bro."

ANDRA

"Bacot lu pada."

Tiba-tiba DEVA (26) datang dan duduk di sebelah Andra.

ANDRA (CONT'D)

"Akhirnya Deva dateng. Kuy mabar, Dev. Gue bentar lagi kelar, lagi last circle nih."

DEVA

"Ntaran, Ndra. Ada yang lebih panas."

(beat)

"Kalian dah pada denger kan soal pak Iman pindah?"

Semua mengangguk.

DEVA (CONT'D)

"Jadi yang gue denger, Pak Erik PM tim A, sama pegawai admin di kantor Menteng tuh ada skandal gitu."

(beat)

"Dan karena CEO gamau kantor kita tercemar, mereka berdua dipecat. Makanya Pak Iman dimutasi kesana."

YOGI

"Serius masa langsung dipecat? Emang seberapa parah skandalnya?"

DEVA

"Wah, kalo itu gue ga berani gali info lebih dalem sih. Walaupun gue tau juga gabisa gue share seenak jidat."

(beat)

"Ohya, gimana Fan? Udah siap lu?"

FANDY

"Siap apaan?"

DEVA

"Masa Pak Iman belum kasih tau elu?"

FANDY

"Oh, soal itu? Hmm udah sih. Tapi kan masih trial, belom fix."

YOGI

"Njir serius lo gantiin Pak Iman? Party yok, guys. Gue booking-in di Gardenliq ya."

FANDY

"Aduh.. gue skip dulu deh. Atau ganti hari aja gimana? Bini gue ngomel ntar."

ANDRA

(teriak)

"Ah! Anjay! Gue kalah. Gimana gimana?"

DEVA

"Ikut kaga lu? Ke gardenliq."

ANDRA

"Skip lah, gue mau mabar COD jam 9."

YOGI

"Ah elu mah liatnya monitor mulu. Cuci mata! Sapa tau dapet yang bening. Dah, lu pokoknya ikut."

FANDY

"Kapan-kapan aja guys. Ga enak gue sama bini."

YOGI

"Ayo, bro.. kapan lagi lu dapet rezeki di atas skandal orang lain? Bener kaga?"

DEVA

"Istri lu kan baik Fan. Pasti ngizinin, apa lagi lu naik jabatan. Coba telpon. Udah dibookingin, bilang gitu."

Fandy terdiam sesaat untuk berpikir.

CUT TO:

9. I/E. RUMAH FANDY - HALAMAN RUMAH. DAY

Sebelum matahari benar-benar tenggelam, Caca dan Nayla masih asik memindahkan tunas bunga marigold.

CACA

"Jadi potnya kita isi tanah dulu sampe penuh, terus tunasnya baru dipindah."

Caca dan Nayla sama-sama mengisi pot bunga dengan tanah.

CACA (CONT'D)

"Terus Nayla buat lubang ya di tengah. Pake jari aja. Bisa kan?"

Nayla mencoba melubangi tanah tepat di tenganya sedangkan Caca menyiapkan tunas marigold yang akan dipindahkan.

NAYLA

"Gini Ma?"

CACA

"Sip, pinternya anak Mama."

(beat)

"Nih tunasnya, biar Nayla ya yang taruh. Kan ini bunga Nayla."

Dengan hati-hati Nayla memindahkan tunas dari gelas plastik ke lubang yang telah ia buat. Caca memperhatikan Nayla baik-baik-baik.

CACA (CONT'D)

"Sekarang tanahnya ditutup pelan-pelan."

(beat)

"Oke.. pinter."

Tiba-tiba dari dalam rumah ponsel Caca berbunyi.

CACA (CONT'D)

"Nayla tata ini di atasnya ya, Mama mau angkat telpon dulu."

Caca kemudian masuk ke dalam rumah dan Nayla menata kulit pinus di atas tanah.

CACA (V.O.) (CONT'D)

"Halo, iya Pa?"

(beat)

"Pulang telat kenapa, Pa?"

(beat)

"Oh.. Yaudah kalo gitu."

(beat)

"Iya, pa.. nanti ceritain aja kalo udah di rumah. Have fun, ya. Hati-hati."

Tidak lama Caca kembali membantu Nayla menata kulit pinus di atas tanah.

CUT TO:

10. INT. RUMAH FANDY - DAPUR & RUANG MAKAN. NIGHT

Di atas kompor, terdapat sup ayam yang sudah mendidih. Caca mematikan kompor dan memindahkan beberapa suap sup ke sebuah magkuk berwarna jingga. Kemudian Caca juga menyiapkan nasi hangat dari dalam rice cooker ke sebuah piring. Setelah siap, Caca menghidangkan sup dan nasi kepada Nayla yang sedang asik menonton Toy Story 3 di ruang makan.

CACA

"Segitu nasinya cukup kan? Atau kurang?"

NAYLA

"Udah."

CACA

(duduk)

"Nonton Toy story lagi?"

NAYLA

"Iya."

CACA

"Nonton yang keberapa?"

NAYLA

"Tiga."

CACA

"Udah berapa kali kamu nonton itu sayang?"

NAYLA

"Tiga."

CACA

(tersenyum)

"Kenapa nggak bosen-bosen sih nontonnya? Nggak mau nonton yang lain?"

NAYLA

"Nonton yang lain, Toy Story 2 sama 4."

CACA

"Makan dulu yuk. Nanti mama ikut nonton di kamar Nayla."

Nayla tidak merespon dan tetap menonton. Tidak lama caca mengambil sendok dan menyuapi Nayla dengan nasi sup ayam.

CUT TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar