Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
50. EXT. TAMAN KAMPUS
Ray melihat Kayla sedang duduk sambil menyandarkan kepalanya dimeja. Ray menghampirinya.
RAY
Tempatnya doang beda, kegiatan kamu masih sama aja.
(Duduk di sebelah Kayla)
Kayla tidak menjawab.
RAY
Kamu mau tahu kenapa saya berantem?
KAYLA
Karena gue.
RAY
Bukan. Tadi pacaranya si cowok itu, ngomongin hal hal yang gak bener tentang saya.
KAYLA
Sama gue.
RAY
Saya marah. Dan ya, gini deh endingnya.
KAYLA
(Berbicara dengan malas)
Semuanya gak akan kayak gini kalau bukan gara gara gue.
RAY
Siapa bilang ini gara gara kamu?
KAYLA
Saya, gue, aku. Tiga orang itu yang bilang. Tiga orang itu yang selalu salah dimata semua orang. Dan tiga orang itu juga yang sialnya harus tetep hidup padahal mati mungkin bakalan jauh lebih baik.
RAY
Kamu capek?
KAYLA
Tiap hari.
RAY
Kamu butuh temen?
KAYLA
Enggak.
RAY
Kalau gitu kita temenan. Mungkin kita bisa jadi teman baik.
KAYLA
Enggak.
RAY
Saya bisa dengar cerita kamu setiap kali kamu cerita.
KAYLA
(Menimpali)
Gak.
RAY
(Terus berbicara)
Saya bisa duduk berdua sama kamu biar kamu gak sendirian.
KAYLA
Gak.
RAY
Dan mungkin saya bisa bikin semua orang berhenti berpikiran buruk tentang kamu.
Kayla berdiri dari duduknya sambil menggebrak meja. Matanya menatap tajam pada Ray di sebelahnya. Ia menkan kedua giginya.
KAYLA
(Gemas/jengkel)
Denger. Selama ini gue udah sabar tapi lo nggak juga ngerti keadaan gue!
(Memukul meja)
RAY
(Berdiri)
Saya ngerti. Kamu butuh teman, Kay...
KAYLA
Stop ngelakuin itu.
RAY
Ngelakuin apa?
KAYLA
(Menarik kerah baju Ray)
Stop bersikap seolah lo ngerti perasaan gue, stop bersikap seolah lo tau cara ngatasin masalah gue, stop bersikap seakan akan lo itu pahlawan, asal lo tahu, semua orang yang memperlakukan gue kayak sampah pun awalnya bersikap baik lo ngerti?!!
RAY
Kay...
Kayla melepaskan tangannya dari baju Ray. Air mata bermuara dipelupuk matanya. Ia mengalihkan pandangannya dari Ray. Tapi kemudian, amarahnya kembali meledak.
KAYLA
(Membentak)
Gue capek. Lo tahu? Gue capek terus kayak gini. Gue capek lari dari satu masalh dan ketemu sama masalah yang lain. Gue capek dianggap buruk sama orang lain padahal gue gak ngelakuin apa apa. Gue capek dianggap cewek murahan padahal gue nggak pernah ngelakuin hal hal yang mereka tuduh. Gue capek diperlakukan seolah gue cuma sampah sekali buang dan dihancurkan tanpa perasaan. Gue capek ketemu sama cowok cowok brengsek dan bajingan kayak lo!!
Air mata Kayla mengalir. Ray menatap sedih.
KAYLA
(Parau)
Jadi, sekarang lo pergi!! Pergi dan jangan pernah muncul di depan gue lagi atau lo bakalan dicap buruk juga sama orang lain karena lo ada di deket gue. Pergi!
(Menunjuk)
RAY
Maaf...
Ray mendekat ke arah Kayla dan memeluknya. Kayla menangis sambil memukul mukul Ray. Tapi Ray tidak melepaskannya. Ray menepuk nepuk punggung Kayla dan mengusapnya.
RAY
Gapapa... kamu kuat dengan bertahan dari semua rasa sakit itu sampai sekarang. Sekarang cukup. Kamu nggak perlu berjuang dan bertahan sendirian lagi.
Kayla perlahan tenang dan berhenti menangis. Tapi sisa isak tangisnya masih terdengar sesekali. Ray melepas pelukannya. Lalu Kayla sontak mendorong tubuh Ray kuat kuat dan berjalan pergi dari sana.
Ray berlari dan mengejar Kayla. Tapi tiba tiba tubuhnya limbung. Ia terjatuh dan pingsan. Kayla yang mendengar suara benturan keras di tanah menengok ke belakang. Ia melihat Ray di sana dan bergegas berlari menghampirinya. Kayla panik.
KAYLA
(Menepuk nepuk pipi Ray)
Aduh... kenapa harus pingsan segala sih? Hey... lo gak apa apa kan? Please, jangan kenapa napa...
(Berteriak)
Tolong... tolong... siapa pun, di sini ada yang pingsan!!
Beberapa orang datang dan membantu membawa Ray.
51. INT. KLINIK - MENJELANG SIANG
Ray terbaring tak sadarkan diri dengan Kayla duduk di sebelahnya. Kayla menadah dagu dan memalingkan wajahnya dari wajah Ray. Mata Ray mulai mengerjap dan terbuka. Ia menatap sekeliling.
RAY
(Lemas)
Kamu nungguin saya?
Kayla sontak menengok ke arah Ray.
KAYLA
Oh. Nggak. Gue disuruh nungguin di sini katanya. Karena lo udah bangun, jadi gue mau pergi.
(Berdiri)
RAY
Maaf...
KAYLA
(Menatap Ray)
Maaf buat apa?
RAY
Maaf tadi saya meluk kamu tiba tiba. Mungkin kamu ngerasa keganggu.
KAYLA
Iya. Terserah.
(Hendak pergi)
RAY
Maaf juga-
KAYLA
(Memotong)
Apa lagiiii?
RAY
Maaf ngerepotin. Makasih udah bantuin saya.
KAYLA
Iya...
(Hendak berlalu)
RAY
Maaf...
KAYLA
(Berteriak sambil berbalik)
Gue pukul ya!!
Ray menutup matanya. Kemudian ia mengintip pada Kayla sebelum benar benar membuka matanya.
KAYLA
Apa lagi? Cepetan bilang!
RAY
Maaf, boleh tanyain perawatnya saya boleh pulang atau enggak?
KAYLA
Udah?
Ray mengangguk
KAYLA
(Mengepalkan tangan dan mendengus)
Sssshhhhh
(Berjalan)
RAY
Eh, eh, eh...
Kayla menatap tajam ke belakang.
RAY
(Mengacungkan telunjuk)
Satu lagi. Udah.
Kayla berjalan malas menghampiri Ray.
RAY
Tangan.
KAYLA
(Menatap heran)
Hmmm?
RAY
Tangan kamu. T-A-N-G-A-N
Kayla mengulurkan tangannya ke depan Ray memegangnya untuk bersalaman.
RAY
Mulai sekarang, kamu punya temen.
(Menepuk dada dua kali)
Saya. Kamu bisa berbagi cerita sama saya selama yang kamu mau. Kamu bisa sedih di depan saya, kamu bisa marah, bisa pukulin saya kalau kamu kesel. Kamu boleh sendirian, tapi jangan lama lama. Sesekali ajak saya juga buat nemenin kamu minum teh atau dengar lagu stevie wonder sambil duduk di depan rumah. Udah. Gitu aja.
(Tersenyum)
Kayla hanya diam tanpa memberi respon.
START OF MONTAGE
52. EXT. KAMPUS
Kayla berhadapan dengan seorang laki laki yang mengajaknya berkenalan.
ARI
(Mengulurkan tangan)
Ari.
KAYLA
(Menjabat tangan Ari)
Kayla.
ARI
Mau aku ajak keliling kampus?
KAYLA
Boleh...
ARI
Ya udah. Ayo!
Ari memegang tangan Kayla dan menariknya.
53. INT. RUMAH KAYLA
Mama dan Kayla sedang berdebat di ruang tengah.
KAYLA
Aku belum siap, Ma, aku masih mau kuliah.
MAMA
Kan bisa nikah sambil kuliah. Apa salahnya?
54. INT. RUMAH KAYLA
Kayla memeluk Papanya dan menangis.
KAYLA
Maafin aku, Pa... maaf... aku sama sekali nggak berpikir kalau semuanya baklan kayak gini.
PAPA
(Menepuk nepuk punggung Kayla)
Ini bukan salah kamu. Ini salah Papa dan Mama yang nggak bisa jagain kamu dengan baik.
END OF MONTAGE
55. EXT. INT. RUMAH KAYLA
Kayla membuka gerbang dan berjalan menuju pintu dengan lesu. Kemudian ia masuk ke dalam rumah dan mengunci pintu. Ia berjalan menuju kamar sambil memegangi jidatnya. Kemudian ia membantingkan tubuhnya ke atas kasur. Menutup mata dengan lengannya dan menghela napas panjang.
56. INT. RUMAH RAY - DAPUR
Ray membuat dessert box.
57. EXT. INT. RUMAH PAK AMIR - MALAM
Dina masuk ke dalam rumah bersama Faris.
DINA
Bu, Pak... ada tamu!
Bu Amir menghampiri Dina.
BU AMIR
Baru pulang, Din? Kamu dari mana aja? Ini siapa?
DINA
Aku habis dari luar sebentar sama Faris. Ini aku bawain cheese cake.
PAK AMIR
(Datang tiba tiba)
Cheese cake? Wah...
(Mengambil plastik yang dipegang Dina)
Dari Ray?
DINA
Bukan, ini Faris yang beli.
PAK AMIR
Bapak kira buatan Ray. Ya sudah ayo! Kita ajak Faris makan sama sama.
58. INT. RUMAH PAK AMIR - RUANG MAKAN - MALAM.
Pak Amir, Bu Amir, Dina dan Faris makan bersama di satu meja.
PAK AMIR
Kalian sudah berapa lama?
Dina dan Faris tertegun diam.
PAK AMIR
Gak usah diem dieman. Bapak tahu kalian pacaran. Kan kemarin Ray cerita.
FARIS
Empat bulan, Om.
BU AMIR
Tante minta, jaga anak tante baik baik. Jangan bikin dia nangis. Kalau kalian berantem, omongin baik baik, jangan salah salahan.
FARIS
Iya, tante. Saya bakalan jaga Dina baik baik
(Tersenyum)
DINA
Iya, bu... tenang aja. Faris bakalan jadi pacar yang baik buat anak ibu.
(Menggandeng tangan Faris sambil tersenyum lebar)
59. EXT. JALAN - MALAM
Ray keluar dari rumah dan mengendarai motornya menyusuri jalanan menuju rumah Kayla.
60. EXT. RUMAH KAYLA - MALAM
Ray memberhentikan motornya di depan rumah Kayla. Kemudian ia turun dan melepaskan helmnya. Ia berjalan ke depan gerbang dan memencet bel. Tapi tak ada yang keluar. Kemudian ia berteriak memanggil Kayla.
RAY
Kay... Kayla... ini saya Ray... kamu ada di rumah, kan?
Ray menunggu beberapa saat sambil tetap memencet bel sebelum kemudian Kayla keluar. Kayla membuka gerbang dan melihat Ray sedang berdiri sambil memegang tombol bel rumah. Ray yang mendengar suara gerbang terbuka langsung menatap pada Kayla.
KAYLA
Belnya gak nyala!
RAY
(Melepaskan tangannya dari bel)
Oh... pantes aja.
(Berjalan mendekati Kayla)
KAYLA
Mau balikin vinyl kan? Cepet.
RAY
Iya. Maaf saya ke sininya malem. Soalnya tadi-
KAYLA
(Memotong)
Gak usah minta maaf. Buruan balikin dan pulang.
(Memberikan piringan hitam milik Ray)
RAY
Saya boleh masuk dulu? Saya baru nyampe. Masa mau langsung pulang lagi?
KAYLA
Apa masalahnya? Pulang aja.
RAY
Saya cuma mau duduk sebentar buat istirahat. Habis itu baru pulang.
Kayla diam.
RAY
Gak apa apa kalau emang gak boleh.
(Mengambil piringan hitam yang sedang dipegang Kayla dan memasukkannya ke dalam tas)
Ray memakai helmnya lagi kemudian ia menaiki motornya. Ray menyalakan motornya.
KAYLA
Eh! Balikin dulu punya gue!
RAY
Nanti aja ambil ke rumah saya.
KAYLA
Kok gitu?
RAY
Apa masalahnya ambil sendiri ke rumah saya? Ke rumah saya aja.
Ray membelokkan motornya. Kayla menahanya dengan menarik tasnya.
KAYLA
Balikin! Balikin gak!!
Kayla memukul mukul pundak Ray.
RAY
A... ah... a... aw... iya. Iya. Udah... saya balikin.
Kayla belum melepaskan Ray. Ray menatap ke arah tangan Kayla yang sedang memegang tasnya.
RAY
(Terkekeh)
Lepas dulu.
KAYLA
Kalau kabur awas aja.
RAY
Iya~
Kayla melepaskan tangannya dari tas Ray. Ray memundurkan motornya lalu ia membelokkannya ke arah gerbang rumah Kayla. Kemudian Ray membunyikan klaksonnya.
RAY
Buka...
Kayla menatap malas ke arah Ray. Ray menghela napas panjang. Kemudian ia turun dari motornya. Ia menuju gerbang dan membuka lebar lebar gerbangnya. Setelah itu, ia masuk dan memarkirkan motornya di halaman rumah Kayla.
Ray berjalan kembali ke gerbang dan menutup gerbang. Meninggalkan Kayla yang masih di luar.
KAYLA
Eh, eh, eh!!
(Berlari masuk melalui gerbang)