Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
1. EXT. PASAR BARANG ANTIK - PAGI
Di pagi hari, di sebuah pasar barang antik di salah satu sudut ibu kota, terlihat banyak penjual barang barang tua yang biasa dijadikan koleksi atau sekadar pajangan. Di sana terlihat sepi seperti biasanya. Hanya orang orang yang tertarik dengan hal hal tua yang akan berkunjung ke sana.
2. INT. EXT. TOKO PIRINGAN HITAM DI PASAR BARANG ANTIK - PAGI
Sebuah motor vespa berhenti di depan toko piringan hitam. Lonceng diatas pintu berdenting, menandakan ada pelanggan masuk. Ia adalah Ray. Seorang mahasiswa yang biasa membeli piringan hitam di toko Pak Amir. Ray menyapa Pak Amir dengan hangat.
RAY
Pak Amir~
PAK AMIR
Oh. Nak Rayhan.
RAY
(Mengeluh)
Sudah saya bilang,
panggil saya Ray, Pak...
PAK AMIR
Iya, Ray... mau apa?
Ray berjalan menuju sebuah rak untuk melihat lihat piringan hitam.
RAY
Ada koleksi baru nggak Pak?
PAK AMIR
Nggak ada. Semua barang yang saya jual
di sini barang lama.
RAY
Maksud saya, koleksi lama
yang baru bapak punya.
PAK AMIR
(Tersadar sambil menjentikkan jari)
Ah ada. Album Iwan Fals.
RAY
Serius? Mana?
PAK AMIR
Sudah di beli.
RAY
(Mengeluh)
Yah, padahal saya mau banget itu.
Siapa yang belinya?
PAK AMIR
Yang beli perempuan. Kalau gak salah namanya... Kayla. Awalnya dia nanya
Album Chrisye. Tapi nggak ada.
Saya tawarin Iwan Fals. Dia mau.
Ya sudah, kasih saja. Dia baru bayar setengah. Setengahnya lagi diambil sama Dina di kampus soalnya dia sekampus sama kamu. Jadi coba bujuk dia. Siapa tahu dia mau ngasih vinyl nya.
RAY
Kayla ya? Ya udah kalau gitu. Saya mau ngampus.
Ray berpamitan dan berjalan keluar dari sana lalu menaiki motornya-bersiap untuk pergi.
PAK AMIR
(Berteriak)
Kasih tahu Dina. Uangnya buat cicil biaya kuliah semester ini!
Ray melambaikan tangannya sebagai tanda setuju sebelum kemudian menjalankan motornya cepat.
3. EXT. KAMPUS - PAGI
Dari jauh Ray melihat Dina (anak Pak Amir) sedang mengobrol dengan seorang perempuan. Setelah obrolan itu selesai, Ray lekas menghampiri Dina.
RAY
Itu siapa Din?
DINA
(Memasukkan uang je dalam tas)
Kayla. Dia beli vinyl sama bapak.
RAY
(Berbisik)
Oh... dia orangnya.
DINA
Ada perlu sama gue?
RAY
Gak. Males. Gue pergi dulu. Bye!
DINA
(Mendengus)
Gila!
RAY
(Berbalik menghadap Dina sambil berlari)
Din... kata bokap lo uangnya buat cicil biaya kuliah semester ini!!
Ray berlari mengajak perempuan yang tadi berbicara dengan Dina.
4. EXT. KAMPUS - LAPANGAN SEBELUM MENUJU GEDUNG FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI - PAGI
Ray berhenti dihadapan perempuan yang tadi bicara dengan Dina dengan napas terengah.
RAY
Hai. Selamat siang. Saya Rayhan. Panggil aja Ray.
(Mengulurkan tangan)
KAYLA
Gak kenal.
Kayla berlalu pergi. Ray kembali mengejarnya dan lagi lagi berdiri di hadapannya.
RAY
Karena gak kenal, mending kenalan dulu.
KAYLA
Kalau udah kenal emang mau apa?
RAY
Saya mau-
KAYLA
Mau ngajak jalan? Ke club? Ke hotel? Terus ngajak tidur? Basi!!
RAY
Saya nggak-
Kayla berlalu pergi sebelum Ray menyelesaikan kalimatnya.
RAY
(Menghela napas panjang dan berujar sendiri)
Saya mau beli vinyl Iwan Fals.
Ray berjalan perlahan mengikuti Kayla yang sudah jauh meninggalkannya.
5. EXT. DEPAN GEDUNG - PAGI
Dua orang laki laki asing menghadang Kayla yang sedang berjalan kemudian menggodanya.
LAKI LAKI 1
Hai Kayla...
Laki laki itu menyentuh rambut Kayla yang tergerai. Tapi Kayla lekas menghempaskan tangannya.
LAKI LAKI 2
Eit... Sok jual mahal banget. Nanti malam kita jalan yuk? Mau kemana? Ke tempat paling mahal juga gak apa apa. Tenang aja. Uang mah banyak. Mau berapa?
6. EXT. TIDAK JAUH DARI TEMPAT KAYLA - PAGI
Tak jauh dari sana, Ray melihat Kayla sedang digoda oleh dua orang laki laki sambil tertawa tawa. Ray lekas menghampiri mereka dan mendorong sala satunya.
RAY
Yang sopan kalau sama cewek!
LAKI LAKI 1
Lo siapa? Gak usah ikut campur!
Kedua laki laki itu mendekat ke arah Ray. Tanpa segan Ray langsung memukul salah satu di antaranya. Kemudian kedua laki laki itu melawan. Terjadi perkelahian diantara mereka bertiga. Tapi Ray berhasil mengalahkan keduanya hingga mereka pergi.
Ray merapikan rambutnya yang berantakan. Kemudian matanya menatap sekeliling. Mencari keberadaan Kayla. Ia melihat Kayla berlalu pergi ke arah perpustakaan.
7. EXT. MENUJU PERPUSTAKAAN - PAGI
Ray berlari mengejar Kayla yang baru saja meninggalkannya. Ia mengikuti langkah Kayla yang cepat tepat di sebelahnya.
RAY
Kalau sudah ditolong itu bilang terima kasih dulu, Kay...
KAYLA
Makasih.
Kayla berjalan cepat menaiki tangga menuju perpustakaan.
RAY
(Berteriak)
Eh Kay! Tunggu bentar! Kay!
Ray berlari mengejar Kayla lagi. Kemudian ia terengah engah di depan perpustakaan sambil melihat Kayla yang sudah masuk.
8. INT. PERPUSTAKAAN - PAGI
Kayla sedang memilih buku di sebuah rak. Ray berdiri di arah yang berlawanan dengan rak itu-tepat dihadapan Kayla. Ia hanya melihat Kayla melalui sela diantara buku dan rak.
RAY
(Berbisik)
Kay!
Kayla tidak peduli dan hanya fokus melihat lihat buku.
RAY
Nama kamu beneran Kay, kan? Saya mau nanya. Kenapa laki laki itu godain kamu? Kamu mantannya? Dia ngajak balikan?
Kayla mengambil sebuah buku dan hendak menuju pustakawan. Ray menahan tangannya. Kayla menghela napas. Ia berbalik menghadap Ray dengan wajah kesal.
KAYLA
(Berbisik)
Denger. Nama gue Kayla, bukan Kay. Dan lagi. Berhenti ngikutin gue. Paham? Bagus. Pergi sana!
Kayla menghempaskan tangan Ray dan berjalan menuju pustakawan untuk meminjam buku. Ray berlalu pergi keluar dari sana.
9. EXT. LUAR PERPUSTAKAAN - PAGI
Kayla keluar dari perpustakaan sambil memasukkan buku yang ia pinjam ke dalam totebag. Dari luar sudah ada Ray yang menunggu sambil menyandarkan tubuhnya ke tembok dan melipat kedua tangannya. Setelah melihat Kayla keluar, Ray berjalan di sebelahnya. Saat menuruni tangga, Ray berbicara lagi.
RAY
Ke kantin? Saya traktir.
KAYLA
Gue punya uang.
RAY
Ya udah. Mau ngobrol di mana.
KAYLA
Gue gak mau ngobrol sama lo. Kenal juga enggak.
RAY
Ini kita lagi ngobrol.
KAYLA
Bodo amat!
Kayla berjalan pergi. Dengan gegas Ray berlari dan berdiri di hadapannya.
RAY
Kita belum kenal, kan? Ya udah. Kita kenalan dulu.
(Mengulurkan tangannya dan menarik tangan Kayla untuk bersalaman)
Nama saya Rayhan. Kamu boleh panggil saya Ray. Kamu Kayla kan? Saya bakalan panggil kamu Kay. Udah, kenal. Kita temenan. Selesai. Jadi... ayo ke kantin! Kita ngobrol.
Kayla menatap aneh dan menggelengkan kepala. Ia menabrakan tubuhnya pada Ray saat berjalan melewatinya. Ray hanya mengangkat bahu. Ia merasa lelah menghadapi perempuan itu.
Ray berjalan menjauh dari sana dan hendak menuju kantin.
RAY
(Mendengus)
Udahlah. Capek ngurusin perempuan cuma buat--
Ray menghentikan langkahnya. Kemudian ia teringat sesuatu
RAY
Vinyl!! Issshhhh.... kok lo bisa lupa, Ray...
Ray berlari kembali ke tepat terakhir Kayla meninggalkannya dan melihat sekeliling untuk mengingat ingat kemana Kayla pergi.
11. EXT. GEDUNG ILMU KOMUNIKASI LANTAI SATU - PAGI
Dua orang perempuan sedang duduk berbincang. Dari jauh Ray menghampiri mereka berdua.
RAY
E... maaf, saya mau nanya. Ada yang tahu Kayla? Diantara kalian ada yang sekelas mungkin.
PEREMPUAN 1
Mau apa nyari dia? Mau ngebooking?
Ray terbengong beberapa saat lalu pergi dengan dahi mengernyit kebingungan.
Ia mencari ke tiap kelas dan mengintip melalui jendela. Mencari Kayla dari satu jendela ke jendela lainnya.
12. EXT. INT. GEDUNG ILMU KOMUNIKASI LANTAI 2 - PAGI
Ray mengintip melalui jendela sebuah kelas. Di sana ada Kayla. Ia dikelilingi oleh beberapa laki laki yang bersahutan mengganggunya. Ray terlihat marah dan bergegas masuk ke dalam.
RAY
Kay! Saya nungguin kamu di kantin.
Ray berjalan mendekat pada Kayla yang sedang duduk di kursi sementara beberapa orang mengelilinginya.
RAY
Kamu diapain sama mereka? Hmmm?
LAKI LAKI 1
Lo siapa? Jangan ganggu urusan orang!
LAKI LAKI 2
(Kepada Ray)
Oh ini selera nya? Bayar berapa? Hah?
(Mengangkat dagu)
Ray tidak mendengarkan mereka. Ia berjalan ke arah Kayla dan menarik tangannya untuk keluar dari sana.
13. EXT. GEDUNG ILMU KOMUNIKASI - PAGI
Ray menarik Kayla agar mengikutinya sementara Kayla mencoba melepaskan tangannya yang dipegang oleh Ray.
KAYLA
Lepasin!
RAY
Gak.
Mereka berdua berjalan menuruni tangga. Lalu berhenti di bawah.
KAYLA
Lo mau ngapain?
RAY
Ngajak kamu ke kantin. Saya laper.
(Mengusap perut)
KAYLA
Gak usah pura pura peduli sama gue. Gue tahu tujuan lo cuma mau nidurin gue sama kayak semua cowok di kampus ini!
RAY
Kenapa kamu selalu mikir kalau saya bakalan nidurin kamu? Saya kepikiran aja enggak. Apalagi ngelakuinnya.
KAYLA
Karena semua cowok sama aja! Pikirannya kotor!
RAY
Saya nggak tuh.
KAYLA
Halah! Kalau ada kesempatan sama aja.
Kayla memukul tangan Ray agar ia melepaskannya. Lalu ia berjalan pergi. Ray berlari mengikutinya.
14. EXT. LAPANGAN - PAGI
Ray berjalan di sebelah Kayla sambil bicara.
RAY
Oke. Dengar baik baik. Tujuan saya ketemu kamu itu buat vinyl, oke. Saya mau beli vinyl Iwan Fals yang kamu beli dari Pak Amir.
Kayla menghentikan langkahnya.
KAYLA
Gue gak jual!
(Kembali berjalan)
RAY
Saya pinjem deh.
KAYLA
Gak.
RAY
Saya ikut dengar deh dirumah kamu. Sekali.
KAYLA
Gak.
RAY
Saya ikut dengar di rumah kamu dan sebagai balasannya, saya bakalan jagain kamu selama seminggu dan saya gak bakalan biarin kamu digangguin sama cowok kayak tadi. Gimana?
Kayla menghentikan langkahnya.
KAYLA
Tukang modus! Denger. Gue gak mau jual atau kasih pinjem album gue! Dan berhenti ikut campur masalah yang gak ada hubungannya sama lo. Berhenti bersikap seolah lo itu pahlawan! Ngerti? Pergi!
Kayla berjalan menuju gerbang keluar kampus sambil memainkan ponsel.
Ray memijat dahi kemudian menghela napas
RAY
(Berteriak)
Saya punya album Chrisye
Kayla menghentikan langkahnya. Ray tersenyum puas. Lalu Kayla berbalik dan kembali menghampiri Ray.
KAYLA
L... lo punya album Chrisye? Oke. Gue kasih album gue, tapi tuker sama yang itu.
(Menyimpan ponselnya dan hendak mengeluarkan album di dalam tas)
RAY
Gak.
KAYLA
(Menempelkan kedua tangannya)
Please, gue butuh album itu.
RAY
Gak.
KAYLA
(Menghela napas)
Ya udahlah. Bodo amat.
(Berbalik)
RAY
Eh, eh, eh. Iya. Mau deh mau...
(Menahan tangannya)
Sepakat. Kita tuker buat sehari aja. Tapi albumnya bebas kan yang mana aja? Saya cuma punya satu soalnya.
KAYLA
Terserah. Yang penting Chrisye.
RAY
Tapi mmmm ada syarat.
(Mengacungkan jari telunjuk)
KAYLA
Ck. Apa lagi sih?
RAY
Pertama. Buang pikiran pikiran buruk kamu tentang saya yang menurut kamu cuma mau tidur sama kamu. Buang semuanya dalam kepala kamu.
(Menepuk nepuk kepala Kayla)
KAYLA
Oke. Maaf...
(Menghempaskan tangan Ray di atas kepalanya)
RAY
Yang kedua. Mmmm... minta baik baik.
KAYLA
Hah?
RAY
Minta baik baik kalau kamu mau minjem album saya. Jangan sambil teriak teriak dan marah marah, jangan pake gue elo, jangan sambil melotot, pokoknya yang sopan.
(Melipat kedua tangan)
KAYLA
Lo ribet ya!
RAY
Mau atau enggak?
KAYLA
Oke. Ray. Gue-
RAY
(Memotong)
Saya...
KAYLA
(Berbicara lambat)
Saya. Saya mau pinjam album punya... kamu. Dan saya... bakalan kasih punya saya. Buat satu hari ini aja, ya?
Kayla memberi senyuman manis terpaksa.
RAY
Oke. Saya kasih.
KAYLA
Oke. Hari ini. Sore anter ke rumah gue. Pake ojek aja. Jangan sampe telat, bye!
Kayla berbalik tapi Ray menahannya.
RAY
Eh, Kay!!
KAYLA
(Mengeluh sambil berbalik menghadap Ray)
Apa lagi?
RAY
Alamat.
Kayla mendecakkan lidah. Ia mengeluarkan notes dan pulpen. Kemudian ia menulis alamatnya. Ia merobek kertas dibukunya dan memberikannya pada Ray.
KAYLA
Inget. Sore harus udah dianter.
Kayla berbalik kembali dan berjalan menuju gerbang.
RAY
(Berteriak)
E... gak ada kelas?! Ini masih pagi!
KAYLA
Males. Mau pulang aja.
RAY
Jangan berlagak pinter!
KAYLA
(Berteriak sambil mlambaikan tangan ke atas tanpa melihat ke belakang)
IP gue semester kemarin 3,7!
Ray terdiam dan tidak bisa menahannya untuk pergi. Ray mengangkat bahu tidak peduli. Lalu ia melihat Kayla menaiki ojek online. Bersamaan dengan itu, Ray berbalik dan berlalu pergi sambil memasukan kertas alamat yang sudah ia lipat ke dalam sakunya.