19. INT. GEDUNG PERKANTORAN — SIANG
Cast : Aryand dan Kayana.
Kayana berjalan memasuki sebuah gedung perkatoran di daerah Sudirman. Di lobi gedung, Aryand berdiri dan berjalan ke arah Kayana, saat melihat Kayana melewati keamanan untuk meninggalkan tanda pengenal.
Aryand :
Hi, kita duduk di sana yuk.
(Kayana mengikuti Aryand menuju ke sebuah kafe di dalam gedung. Mereka duduk di salah satu meja, dekat jendela)
Aryand (CONT'D) :
Mau pesen minum apa?
Kayana :
Air putih aja.
Aryand :
Mau roti?
Kayana :
Boleh. Rasa keju.
Aryand :
Sebentar ya (Berdiri dan memesan di kasir. Tidak lama kembali ke tempat duduk)
Aryand (CONT'D) :
Masih 20 menit lagi, kita ngobrol disini dulu.
Kayana :
Apa benar aku diundang jadi host tamu?
Aryand :
Iya, Sofi dan Leo suka mengundang host tamu ke podcast mereka. Minggu depan, aku ada teman di tempat podcast lain, yang akan mengundang kamu sebagai partner hostnya dia. Cuma 2 kali tampil, tapi pendengarnya sudah lumayan banyak.
Kayana :
Terima kasih Ar, untuk semuanya. hm...(tampak ragu)
Aryand :
Pasti kamu heran, kenapa kok aku bantu kamu untuk jadi host tamu di beberapa podcast?
(Kayana mengangguk)
Aryand (CONT'D) :
Serli sudah cerita semua tentang bisnis baru kalian, yang akan datang. Aku pikir, kalau kamu benar-benar serius jadi penyiar, bisa dilakukan di bisnis kamu sendiri.
Aku kenal Chika, dia tidak akan mengijinkan seseorang mengambil posisi di bisnisnya, kalau orang tersebut dianggap tidak punya kemampuan. Walau dia investor sekalipun.
Untuk jadi pembawa acara di podcast, paling bagus kamu sudah dikenal dan punya banyak pendengar, jadi nanti saat Podcast dengan Chika berjalan, bisa langsung dikenal serta mendapatkan subscriber dan view yang bagus.
Kayana :
Kenapa mereka mau repot-repot bantuin aku?
Aryand :
Mereka melihat prospek ke depan. Nanti pasti mereka akan minta bantuan kamu juga.
Kayana :
(mengangguk) Terima kasih ya, Ar. Kamu banyak banget membantu kami.
Aryand :
Sama-sama. Kalian bekerja juga sangat profesional dan teliti. Aku belum pernah melihat tim sekuat kalian.
Kayana :
Apa...hubungan kamu dengan Serli sudah membaik?
(pelayan datang mengantarkan pesanan)
Aryand :
(tersenyum) Kami sekarang berteman, kami baik-baik saja.
Kayana :
(mengangguk-angguk seraya tersenyum) Syukurlah kalau semua sudah baik.
Aryand :
Di makan dulu rotinya. (membuka tutup botol air mineral dan tidak sengaja menumpahkan ke celananya. Buru-buru berdiri dan menarik-narik celananya) Wah, basah semua deh.
Kayana :
(Segera mengambil setumpuk tisue di meja lain dan memberikan ke Aryand) Gak bawa ganti ya?
Aryand :
Aku ke mall dekat sini aja deh, beli celana. Nanti bisa masuk angin kalau basah begini, di ruangan dingin (tertawa). Mau temenin dulu ke mall?
Kayana :
Ayo, aku temenin.
Aryand :
Ayo...
CUT TO :
20. INT. DI DALAM MALL - SIANG.
Mereka berjalan menyusuri mall, lalu masuk ke salah satu butik. Aryand mulai berjalan ke area celana panjang pria dan mengambil 2 buah celana di gantungan. Dia memperlihatkan celana itu ke arah Kayana, seolah minta pendapatnya. Kayana melihat beberapa saat dan menunjuk celana panjang berwarna hitam yang ada di tangan Kanan Aryand. Aryand mengangguk dan masuk ke dalam ruang ganti sambil membawa celana tersebut. Tidak lama, dia keluar dari ruang ganti dengan celana yang tadi di tunjuk oleh Kayana. Kayana tersenyum sambil mengacungkan jempol kanannya. Aryand langsung berjalan ke kasir dan membayar celananya.
Mereka keluar dari butik dan kembali berjalan berdampingan. Wajah Aryand terlihat lembut dan sering tersenyum, saat berbicara dengan Kayana. Sesekali Kayana menoleh ke arah Aryand saat bicara dan beberapa kali, wajahnya tampak malu-malu dan bersemu merah.
21. INT. GEDUNG PERKANTORAN — SIANG
MONTAGE.
Kayana masuk ke sebuah ruangan podcast dan langsung disambut dengan ramah oleh Sofi dan Leo. Mereka mulai Podcast dengan ceria dan saling bertanya jawab dengan santai. Di luar frame podcast, Aryand melihat ke arah Kayana dengan sikap tenang. Mereka sempat saling berpandangan dan Kayana tampak tersipu malu. Sesekali dia sempat melirik ke arah Aryand, yang disambut dengan senyuman tipis dan anggukan pelan.
INT. RUANG PODCAST LAIN - SIANG.
Aryand dan Kayana masuk ke sebuah ruangan podcast dan seorang pria berdiri menyambut mereka dengan ramah. Mereka sempat duduk di sebuah sofa dan berbincang-bincang sambil tertawa. Tidak lama, Kayana dan pria tersebut pindah ke tempat yang khusus untuk podcast. Mereka memulai podcast dengan santai dan sesekali tertawa. Kayana sesekali melirik ke arah Aryand dan dia tersenyum, saat Aryand mengedipkan sebelah matanya.
END MONTAGE.
22. EXT. PELATARAN MALL - MALAM
Cast : Kayana, Serli, Wolof dan Aryand
Text on screen : 4 bulan sebelum on air - Day 1.
MEDIUM SHOT.
Kayana tampak bahagia berjalan bersama Aryand, sambil menggandeng lengannya. Mereka tampak bercakap-cakap sambil sesekali tertawa. Tidak jauh dari tempat mereka, Wolof sedang menunggu Serli di depan pintu sebuah atm. Pintu ruang atm terbuka, Wolof menyambut Serli dengan senyumannya. Wolof memberi kode dengan tangannya kepada Serli, untuk berjalan ke tempat yang tidak terlalu ramai. Mereka tampak berbicara sebentar dan Wolof mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna merah dari tas ranselnya. Serli tampak berkaca-kaca melihat kotak merah tersebut, yang perlahan di buka oleh Wolof. Saat Wolof memasangkan cincin yang ada di kotak tersebut, ke jari tengah Serli, bersamaan dengan Kayana ada di dekat dan melihat mereka. Wajahnya langsung berubah saat melihat adegan itu. Dengan cepat, Kayana berjalan ke arah Serli dan menarik tangan Serli. Aryand melangkah lebih cepat, menyusul Kayana dan berusaha menenangkan dia.
Serli :
Kay ?! (Wajahnya terlihat kaget)
Kayana :
Engga gini ya, tidak seperti ini. (wajahnya terlihat memerah)
Wolof :
Kay, tenang dulu. Ini tidak seperti yang elo lihat.
Kayana :
(menarik nafas panjang) Selama ini gua diam dengan sikap kalian, cukup ya...cukup. (nafasnya terdengar memburu. Aryand terus berusaha menenangkan Kayana)
Serli :
(berusaha bersikap tenang menghadapi Kayana) Cukup apa, Kay? memang kami kenapa?
Kayana :
(menarik nafas panjang dan berusaha menenangkan dirinya. Dia mulai berkata perlahan dengan tenang) Jangan berusaha untuk memanipulasi situasi, gua paham dengan apa yang gua lihat.
Serli :
Oh ya, apa sebenarnya yang elo paham? (menantang)
Kayana :
(mengepalkan kedua tangannya dengan wajah geram) Elo pintar berkata-kata Ser, tapi gua tidak akan membiarkan kelakuan tidak bermoral ada di depan mata gua, terutama pelakunya adalah dua sahabat gua.
Serli :
Elo jadi polisi moral sekarang, kay? (semakin menantang dan matanya mulai merah)
Kayana :
(tersenyum sinis) Berhenti memanipulasi gua lagi. Gua pastikan kalau elo akan keluar dari tim Wolof, walau gua sendiri yang harus menyeret lo keluar, dari negara ini sekalipun.
Wolof :
Kay, jangan begitu. Ini semua tidak seperti yang lo pikir, kay...kita...
Kayana :
(menoleh ke arah Wolof sambil melotot) Istri lo lagi sakit, Lof, jangan main gila lo.
Aryand :
(memeluk bahu Kayana dan berbisik) Banyak yang liatin kita. Cari tempat untuk bicara baik-baik yuk, semua bisa diomongin.
CUT TO:
23. INT. KAFE - MALAM
Mereka berempat duduk di sebuah kafe yang ada di mall. Kafe tersebut terlihat sepi dan mereka memilih posisi duduk paling ujung. Wolof duduk di hadapan Kayana dan Serli di hadapan Aryand. Tatapan Kayana masih terlihat sengit ke arah Serli dan Wolof bergantian. Wolof menghindari tatapan Kayana, tapi Serli dengan berani menantang balik tatapan Kayana.
Aryand :
Ada yang mau pesan minum?
Kayana :
(menoleh ke arah Aryand) Aku mau air mineral, Ar. Aku perlu energi menghadapi mereka berdua. (tertawa sinis)
Serli :
Gua juga air mineral, Ar. Gua perlu energi juga, untuk menghadapi orang sok tahu.
Wolof :
Gua juga mineral deh, gua perlu energi buat siap-siap, Ar.
Tidak lama Aryand kembali dengan nampan berisi 4 air mineral. Setelah masing-masing meminum pesanannya, Kayana menatap ke arah Wolof dan Serli bergantian, dengan sikap yang lebih tenang.
Kayana :
Kalian berdua sahabat gua dan akan gua gunakan otoritas itu, untuk memisahkan kalian. Gua gak akan goyah dan mendengar apapun omongan lo Ser. Gua pastikan, lo keluar dari tim Wolof. Gua akan bawa hal ini di rapat investor.
Serli :
Rapat investor? (tersenyum sinis) Mulai menunjukkan kekuasaan lo di depan gua?
Kayana :
Elo gak bisa manipulasi gua, Ser, gua udah tahu cara main lo. (menoleh ke arah Wolof) Serli memang sulit untuk goyah, sekarang gua akan bicara langsung ke elo, Lof. Tolong nanti lo nasehatin Serli.
Tingkah kalian berdua tidak pantas.
Kalau kalian tidak mau mendengarkan gua, akan gua tarik semua investasi gua di bisnis ini, biar kita ancur-ancuran bertiga.
Aryand :
(menyentuh lengan Kayana) Kay...
Wajah Serli yang awalnya terlihat keras dan menantang, perlahan melembut dan dia menunduk. Airmata menetes di kedua pipinya dan mulai terdengar isak tangis pelan. Kayana tampak tidak terpengaruh dan menghabiskan air mineralnya dengan beberapa teguk. Tanpa berkata apa-apa, Kayana berdiri dan meninggalkan kafe.
CUT TO :
24. INT. SUITE KANTOR — PAGI
Cast : Virli, Wolof, Serli, Kayana dan Chika
Text on screen : 1 bulan setelah on air - Day 1.
Virli sedang melihat layar laptop dan membaca komen-komen dari netizen. Tangannya memanggil Wolof yang sedang berbicara dengan Serli. Wolof datang dan berdiri di samping Virli, ikut membaca tulisan-tulisan yang ada di layar laptop.
Reni Cyadi 16 hours ago
Tebakan kak Kayana bener loh, Andi gak lolos admin
Mariana 16 hours ago
Cenayang nih kak Kayana
Mirdlyah 14 hours ago
Andi beli ijazah, ketahuan sama ketum
Tika 14 hours ago
Masa sih??? gak percaya. Aku ngefans banget sama Andi...huhuhuu
Pingkan 12 hours ago
Nobody perfect. Cuma cowok gua yang perfect...hahaha (becanda gila)
Susanto_budakcinta 12 hours ago
Boleh minta nomor hp ?
Pinkan 4 hours ago
Gua udah punya pacar, gila.
Susanto_budakcinta 4 hours ago
Namanya juga usaha,...kalau udah putus, kasih tahu ya.
Pinkan 2 hours ago
Doa lo jelek banget...bete.
Wolof berjalan ke arah Serli dan mengajaknya ke ruangan Kayana. Mereka masuk ke dalam sebuah ruangan, Kayana tampak sedang menatap layar laptop. Wolof dan Serli duduk di depan Kayana.
Wolof :
Kay, udah baca komen?
Kayana :
(menggeleng tanpa melepaskan pandangannya dari layar laptop) Baru baca berita tentang Andi.
Serli :
Lagi viral kasus ini, Kay. Chika bisa marah nih.
Kayana :
Chika udah hubungin kalian?
(tiba-tiba hp Kayana berbunyi. Diambil hp dan membaca nama pemanggil)
Kayana (CONT'D):
Chika (berbisik) (Melakukan swipe ke atas) Hai Chika...iya, aku udah dengar berita tentang Andi. (terdiam agak lama) Ok, besok pagi kita meeting. Ok. Bye. (memutuskan hubungan telphon) Besok Chika minta kita semua meeting.
Wolof :
(membaca hpnya dan mengerutkan dahi) Ada yang minta kamu komentar kasus korupsi yang lagi viral.
Serli :
Coba lihat (mengambil hp Wolof) Makin banyak yang berkomentar sama.
Kayana :
Gua besok ngomong apa sama Chika, ya?
Serli :
Paling lo di suruh minta maaf ke Andi.
Wolof :
Udahlah, jangan terlalu dipikirin dulu. Kita lihat aja progress hal ini.
Serli :
Persiapan pernikahan lo, gimana?
Kayana :
(mengerutkan dahi) Kok tiba-tiba ngomongin itu? tumben nanyain?
Serli :
Kayanya lo perlu liburan.
Kayana :
(tersenyum) Lo lagi nyusun rencana apa lagi, Ser? Tahun depan lo dan Tlina akan fokus buka cabang di Asia, minggu depan keputusan final.
Serli :
(menggeleng-gelengkan kepala) Lo jangan paksa gua...
Wolof :
Udah, jangan dibahas dulu. Ada isu yang lebih besar sekarang. Isunya mulai bergerak liar dan sekarang mereka malah mau mengarahkan ke dugaan kasus korupsi yang lagi viral.
Serli :
Pejabat ini satu partai sama Nivo ya?
Wolof :
Mantan ketum beberapa tahun yang lalu.
Wolof (CONT'D) :
Ke depannya, lo harus lebih hati-hati, Kay. Orang-orang di partainya Nivo cukup agresif kalau ada yang menyerang partai mereka.
Serli :
Jangan salah bicara lagi, nanti bisnis kita bisa kacau (tersenyum mengejek)
Wolof :
Ser (memberi kode) Tenang aja, nanti gua akan cari jalan keluar.
Serli :
Semoga Chika gak naik darah. Akhir-akhir ini dia gampang kesal (kembali terdengar sinis)
Wolof :
Gua rasa, gua perlu konsultasi sama Aryand. Dia pasti ada masukan bagus untuk kasus kita.
Wolof (CONT'D) :
Di internal kantor kita juga ada ketegangan, yang sebenarnya enggan untuk gua bicarakan. Gua minta tolong, apapun yang kalian berdua rasakan, jangan biarkan hal ini sampai berlarut-larut. Gua rasa, kita semua sudah dewasa untuk menyelesaikan persoalan ini dengan baik.
(Serli terdiam dengan wajah tidak suka)
Kayana :
Ok. Kalau gak ada lagi yang mau diomongin, aku mau lanjut kerja. (kembali menatap layar laptop)
(Wolof dan Serli berdiri dan keluar dari ruangan)
CUT TO :