Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
12. EXT. HALAMAN RUMAH TAHUN 1985- PAGI HARI
Langit terlihat cerah dengan angina sejuk. Rumah yang ditempati keluarga Subagito tua masih tampak sama, hanya penataannya yang berbeda. Terlihat asri dengan banyak tanaman yang tinggi-tinggi di tiap pojok rumah. Di beranda terlihat meja dan kursi dari rotan, ada beberapa barang yang baru diturunkan dari pick up dan ditaruh di depan pintu.
Aruni dengan rambut panjang ikal yang diikat setengah dan mengenakan dress polos sebetis muncul dari dalam rumah mengambil sebuah kardus kemudian masuk ke dalam rumah, Aruni menaruh kardusnya di atas meja besar yang cukup berantakan membukanya dan mengambil sebuah piringan hitam kemudian memutarnya di gramofon dan terdengarlah music Chopin Waltz in C Sharp Minor (Op. 64 No. 2).
Aruni
(Menggeserkan kardus di atas meja tadi tepat mengenai lengan Subagito yang terlihat sedang menulis di kertas)
Subagito
(Masih menunduk serius dan mengambil papan serta cat)
Rumika
(Berjalan masuk membawa kardus kecil)
Subagito
(Masih fokus menulis di papan)
Rumika
Subagito
Sebuah nama!
(Mengangkat papan nama ke atas dan menatapnya, kemudian ke luar menghampiri Hanafi yang hendak membawa perkakas)
Hanafi
(Menyerahkan palu yang cukup besar)
Subagito
(Mengacungkan papan nama yang berbentuk kotak dengan kayu panjang yang runcing di tengahnya)
Memasang ini
Hanafi
(Terlihat takjub namun dengan ekspresi datar, kemudian mengikuti Gito)
Subagito
Sebelum kita pindah, tapi aku membuatnya barusan.
Januar
(Datang dengan memakan pisang goreng, kemudian memperhatikan papan nama dengan masih mengunyah)
Subagito
Januar
Kenapa Pancasila? Isi surat kabar kita kan tentang budaya bukan politik?
Subagito
Januar
Tapikan,
(Melirik Subagito yang melotot)
Ah, iya, iya bagus.
Subagito
Han, nanti kau pasang di sana juga.
Hanafi
(Terkejut menatap Subagito)
CUT TO:
13. INT. RUANG DEPAN- MALAM HARI
Terdapat meja yang cukup panjang dan besar (meja makan pada tahun 2021 diganti dengan meja panjang), di sekelilingnya Rumika, Aruni, Subagito, Januar, dan Hanafi duduk melingkar. Di hadapan Aruni terdapat mesin tik sedangkan Rumika memegang pen dan buku diarinya yang kosong.
Subagito
Hari ini kita pindah ke rumah yang sekaligus akan menjadi kantor kita untuk mewujudkan cita-cita bersama yaitu mendirikan sebuah surat kabar. Untuk mengawali mimpi besar kita, malam ini akan ditentukan tugas dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan.
Baiklah, pertama kita harus menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin redaksi, aku minta kalian memilih secara objektif siapa yang lebih pantas dan bukan hanya bisa memimpin tapi bisa mengayomi. Sistemnya voting tapi pilihan harus disertai alasan kuat.
Januar
Subagito
Hanafi
Subagito
Rumika
Hanafi
(Menatap Rumika datar)
Rumika
Subagito
Kau pasti ingin bakmi Sarimadu kan Rum, aku tau maksudmu memujiku.
(Sedikit tertawa sambil menunjuk Rumika. Rumika ikut tersenyum lebar)
Aruni
Janu, karena dia… selalu mengalah dan lebih mengedepankan logika walaupun terkadang menyakiti hatinya.
Subagito
Baiklah pemimpin redaksi kita adalah Janu, karena aku juga memilih Janu alasannya karena dia bisa dipercaya dan diandalkan. Selanjutnya, biar pemred yang menentukan bagian-bagian kita
Aruni mulai mengetik.
Januar
(Maju dengan menggulung lengan kemejanya)
Aruni
(Mengangkat tangan)
Januar
Aruni
Hanafi
(Dengan ekspresi datar)
Aku juga akan menjaga Rumika.
(Semua menatap Hanafi)
Januar
Rumika
Januar
Bagus, kalau begitu kalian bisa mulai menulis besok. Gito, nanti temani aku untuk mendaftarkan SIUPP setelah berkas-berkasnya selesai aku siapkan. Untuk sekarang tugas kita semua adalah istirahat, kalian pasti lelah.
Oh ya sebelum itu, aku ingin mengatakan sesuatu. Saat ini kita akan mulai berjuang untuk mimpi besar kita, ke depannya pasti akan banyak halangan dan rintangan tapi persahabatan kita jangan sampai goyah. Karena kita semua bukan hanya sahabat tetapi keluarga, jadi jangan ada yang disembunyikan walaupun hal pribadi. Katakan semuanya tidak boleh ada rahasia di antara kita. Agar jika sesuatu terjadi kita bisa saling menolong.
Subagito
Rumika
Subagito
Kau mau Ayah menyusul ke sini?
(Sedikit tertawa melihat Rumika terdiam)
Januar
CUT TO: