Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
51. EXT. BERANDA RUMAH JON – PAGI
Jon duduk santai di beranda rumah. Ia siasiap akan berangkat ke kampus. Wajahnya bahagia menatap layar ponsel. Tampak Bagong duduk di jok motor Jon. Beberapa orang lewat, berangkat kerja dsb (layaknya lalu-lalang masyarakat di perkampungan pada umumnya).
SLAMET GENDHENG (55), tetangga Jon, tukang parkir yang sedikit mengalami gangguan jiwa, mengenakan rompi juru parkir, dan peluit dikalungkan di leher. Membawa selembar kardus bekas. Berhenti di depan rumah Jon. Melihat ke arah Jon. Jon tidak menyadari kedatangan Slamet Gendheng, ia masih senyum-senyum sendiri melihat layar ponsel. Slamet Gendheng kemudian membentangkan kardus bekasnya seolah seperti orang yang sedang membaca puisi.
SLAMET GENDHENG
Jon merasa tersindir. Jon berteriak dari beranda rumahnya.
JON
SLAMET GENDHENG
Jon berdiri dan mengusir Slamet Gendheng.
JON
Jon kembali duduk dan kembali sibuk dengan ponselnya. Slamet Gendheng tidak beranjak. Sekarang ia seperti seorang orator yang sedang berpidato. Kardus bekas ia gulung berbentuk kerucut menyerupai corong pengeras suara
SLAMET GENDHENG
Slamet Gendheng tertawa sendiri.
JON
Jon mengambil sandal dan hendak melemparnya. Menakut-nakuti Slamet Gendheng. Slamet Gendheng lari.
SLAMET GENDHENG
Jon berdiri di depan rumah menatap ke arah Slamet Gendheng yang berlari menjauh dan hilang di tikungan gang.
CUT TO
52. INT. RUANG SIDANG SKRIPSI – SIANG
Sebuah ruang kelas. Anton dan Rizal keluar ruangan. Memakai kemeja putih, jas almamater dan celana hitam. Mereka berdua terlihat berjalan di lorong gedung kampus sambil bercakap-cakap.
ANTON
RIZAL
ANTON
RIZAL
ANTON
CUT TO:
53. INT. RUANG PERPUSTAKAAN JURUSAN PEND. BAHASA INDONESIA – SIANG
Dinda duduk di tempat biasanya. Ia datang sendirian. Laptop sudah menyala dan sebuah buku yang terbuka berada di sampingnya.
CUT TO:
54. EXT. BERANDA RUMAH JON - SIANG
Jon menyalakan mesin sepeda motornya. Jon berangkat ke kampus. Seperti biasa ia pamitan dulu kepada Narti, ibunya.
JON
Jon mencium tangan kanan Narti, lalu mencium pipi kanan dan kirinya.
NARTI
CUT TO:
55. INT. KAMAR KOS SALSA – SIANG
Salsa rebahan di kamar, masih memakai rok hitam dan kemeja putih. Salsa menelpon Dinda. Dinda masih berada di perpustakaan.
SALSA
INTERCUT TO:
56. INT. RUANG PERPUSTAKAAN JURUSAN PEND. BAHASA INDONESIA – SIANG
DINDA
SALSA
DINDA
SALSA
DINDA
Dinda meletakkan ponselnya. Kemudian mengambilnya lagi dan terlihat ia sedang mengecek pesan. Dia sedang menunggu kedatangan Jon.
DINDA
CUT TO:
56. INT. LORONG GEDUNG PERKULIAHAN – SIANG
Beberapa mahasiswa terlihat lewat di lorong. Jon terlihat sedang berlari terburu-buru menuju toilet.
JON
Di tengah lorong terlihat dua orang sedang membawa tangga lipat. Menghalangi Jon yang sedang terburu-buru. Jon berteriak meminta mereka memberinya jalan.
JON (CONT’D)
CUT TO:
57. INT. TOILET KAMPUS - SIANG
Jon sudah tiba di toilet. Toilet sedang dipakai dan hanya ada satu unit. Jon menggedor-gedor pintu, meminta orang yang ada di dalam untuk segera keluar.
JON
Jon terus menggedor pintu toilet. Pengguna toilet keluar. Jon mengumpat kepada orang tersebut. setelah itu dia langsung masuk ke toilet dan menutup pintunya.
CUT TO:
58. INT. KAMAR KOS SALSA – SIANG
Salsa membuka buku milik Dinda yang di letakkan di rak buku miliknya. Ia menemukan surat dari Jon untuk Dinda di dalam buku tersebut. Selembar kertas yang terlipat dan berada pada salah satu halaman buku. Salsa penasaran lalu membuka dan membacanya.
SALSA
Salsa membaca surat tersebut. Salsa terlihat menahan tawa tahu bahwa Jon sudah menembak Dinda. Sampai pada kalimat terakhir Salsa membacanya dengan bersuara.
SALSA
CUT TO:
59. INT. TOILET KAMPUS – SIANG
Mahasiswa Gendut menggedor pintu toilet yang tertutup dan ada orang di dalamnya. Jon sedang nongkrong di toilet. Ia tidak mendengar ada orang antre ingin ke toilet karena kran air menyala dan kedua telinga Jon memakai headset. Ia nongkrong di toilet sambil mendengarkan musik.
MAHASISWA GENDUT
CUT TO:
60. INT. KAMAR KOS SALSA – SIANG
Salsa tertawa membaca kalimat terakhir surat dari Jon untuk Dinda. Salsa geleng-geleng kepala.
SALSA
Salsa kemudian melipat surat tersebut, menyelipkannya ke dalam buku dan menaruhnya di tempat semula.
CUT TO:
61. INT. AULA TEMPAT LATIHAN TEATER – SIANG
Anton dan Rizal duduk di emper aula. Anton terlihat sedang menelpon seseorang. Ia mencoba menghubungi Jon.
ANTON
RIZAL
62. INT. RUANG PERPUSTAKAAN JURUSAN PEND. BAHASA INDONESIA – SIANG
Jon sudah berada di perpustakaan menyusul Dinda. Ia duduk di sebelah Dinda. Terlihat Jon sedang membantu Dinda mengerjakan. Jon membaca buku dan Dinda mengetik di laptop. Lalu mereka saling pandang dan tertawa bersama. Hanya adegan tanpa suara.
63. INT. AULA TEMPAT LATIHAN TEATER – SIANG
Anton dan Rizal masih duduk di emperan aula. Tiba-tiba Riko dan Nadia berjalan mendekat.
ANTON
RIZAL
Riko dan Nadia tanpa basa-basi langsung bertanya kapan ada latihan teater lagi.
RIKO
NADIA
Anton dan Rizal tidak menjawab. Keduanya saling pandang. Nadia dan Riko masih berdiri mematung di depan mereka.
FADE OUT
64. EXT. TAMAN DI TENGAH KOTA – SORE
Sebuah taman. Ruang publik di tengah kota. Pohon-pohon rindang banyak tumbuh di sana. Salah satunya pohon beringin. Di taman terdapat bangku-bangku panjang dari besi. Pengunjung segala usia. Anak-anak. Ibu-ibu, bapak-bapak, lansia. Latar belakang profesi juga beragam bisa dilihat dari pakaian yang mereka kenakan. Pekerja pabrik, pekerja kantoran, anak sekolahan, pemulung, gelandangan, dll.
Terlihat beberapa bangku besi yang ada di taman sudah di duduki orang. Terlihat pasangan muda yang sedang mengajak anaknya yang masih balita. Sepasang lansia yang sedang duduk berdua dan berbincang. Seorang PRIA GELANDANGAN (60), berambut gondrong dan membawa ransel, ia sedang tidur berbantal ranselnya.
Jon dan Dinda datang, tampak keduanya berjalan berdampingan. Jon mengajak Dinda duduk di bangku yang masih kosong dan terletak di bawah pohon beringin yang sangat rindang.
JON
DINDA
Jon terlihat membersihkan bangku dengan telapak tangannya. Lalu ia mempersilakan Dinda duduk. Dinda tersenyum lalu duduk. Kemudian Jon duduk. Jarak mereka duduk cukup dekat meski bangku tersebut masih cukup luas untuk diduduki dua orang.
JON
DINDA
JON
Dinda tersipu malu. Jon memandangi wajah Dinda.
DINDA
Jon yang masih memandangi wajah Dinda tiba-tiba terkejut.
JON
Dinda tertawa. Jon tidak nyaman karena tiba-tiba ditanya soal skripsi.
DINDA
JON
Dinda terdiam, wajahnya tampak serius. Jon terlihat menunggu Dinda berkata-kata.
DINDA
JON
Maksudnya?
Jon mengernyitkan dahi, heran sekaligus bertanya-tanya apa yang Dinda maksud.
CUT TO:
65. EXT. RUANG TAMU RUMAH DINDA – SORE
Ruang tamu yang cukup luas dan terlihat bersih dengan perabotan yang tertata rapi. Foto keluarga terpampang di dinding, beberapa piala di dalam almari kaca, satu set sofa, dan barang-barang lainnya.
MAMI (50) dan PAPI (53) sedang duduk bersama. Mereka terlihat sedang ngobrol serius.
MAMI DINDA
PAPI DINDA
CUT TO:
66. EXT. TAMAN DI TENGAH KOTA – SORE
Dinda menyandarkan kepalanya di bahu Jon. Tatapan matanya kosong seolah ada beban berat yang dipikirkan. Jon memandang jauh sembari berkata-kata kepada Dinda.
JON
DINDA
CUT TO:
67. INT. RUANG TAMU RUMAH DINDA – SORE
Papi dan mami Dinda masih berbincang-bincang di ruang tamu. Wajah keduanya tampak sedih. Mami Dinda menahan air mata, matanya berkaca-kaca.
MAMI
CUT TO:
68. EXT. TAMAN DI TENGAH KOTA – SORE
Sinar matahari mulai meredup. Matahari telah condong ke barat. Pengunjung di taman mulai berkurang.
JON
Jon membelai rambut Dinda mencoba menenangkan. Setelah diam sejenak Dinda melanjutkan pembicaraan.
DINDA
Jon tersenyum. Dinda memejamkan mata, terlihat nyaman menyandarkan kepalanya di bahu Jon.
JON
FADE OUT