Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
DREAMCATCHER
Suka
Favorit
Bagikan
10. Chapter tanpa judul #10

INT. APARTEMEN JANU - NIGHT

Janu dan Pak Arifin masih sibuk dengan laptop di ruang tengah, sementara Misha sedang mandi.

JANU

Usaha start-up mereka match nggak nih dengan

kebutuhan pasar? Minta mereka melakukan survey

pasar, jadi kita juga bisa lihat market behaviour.

PAK ARIFIN

Baik, Pak. Besok saya sampaikan.

Misha keluar dari kamar mandi, tampak segar mengenakan piyama satin lengan panjang dan rambut yang terbungkus handuk.

MISHA

Pak Arifin, terima kasih baju

kantor dan piyamanya.

Pak Arifin mengangguk dan tersenyum, sementara Janu jadi salah tingkah.

JANU

Minta mereka lakukan survey pasar,

kita butuh market bahaviour.

PAK ARIFIN

Baik, Pak. Barusan sudah saya catat.

JANU

(wajah memerah lalu

membuang nafas panjang)

Kenapa panas banget! AC rusak ya?

Janu beranjak dari kursi, mengecek suhu AC di remote.

PAK ARIFIN

Kalo sudah selesai, saya bisa pamit pulang?

JANU

Sudah, Pak. Saya juga mau

mandi, gerah banget.

Janu buru-buru masuk kedalam kamar mandi, sementara Misha mengantar Pak Arifin ke pintu.

CUT TO:

INT. ICU VIP 04 - NIGHT

Wildan memandangi layar monitor, lalu kembali menatap Audrey yang masih tak sadarkan diri.

SUARA ketukan di pintu membuat Wildan menoleh dan berdiri. Seorang dokter anestesi masuk bersama seorang perawat.

Dokter anestesi

Selamat malam.

WILDAN

Malam, Dok.

Dokter segera mengecek tekanan darah, pupil mata dan respon mata. Suster menyiapkan suntikan.

DOKTER ANESTESI

Kita ambil darah lagi, untuk

cek lab. Besok juga sudah kita

jadwalkan untuk CT scan ulang.

WILDAN

Baik, Dok.

DOKTER ANESTESI

(mengamati boneka elmo)

Boneka kesayangan yah.

WILDAN

(tersenyum getir)

Boneka pemberian dari alm Mama,

sebelum ditemukan bunuh diri overdosis.

DOKTER ANESTESI

Dia kuat... dia pasti

bisa melewati ini.

Dokter menepuk bahu Wildan untuk berempati dan menguatkan, sebelum beranjak keluar kamar.

Wildan menggenggam tangan Audrey.

WILDAN

Kenapa lo nggak bisa belajar

dari kesalahan Mama?

Wildan tertawa kecil, sinis.

WILDAN (CONT'D)

Kadang cinta memang sesadis itu

mempermainkan hidup kita.

Wildan mulai menangis, kepalanya tertunduk serta bahunya berguncang hebat.

WILDAN (CONT'D)

Jangan tinggalin gue, Audrey...

jangan tinggalin gue sendiri.

CUT TO :

INT. APARTEMEN JANU - NIGHT

SUARA whistle kettle pemanas air.

Janu buru-buru keluar dari kamar mandi mengenakan jubah mandi dan mematikan kompor. Janu menggelengkan kepala, kesal.

Janu menghampiri Misha yang sudah tertidur pulas di sofa.

JANU

Bisa-bisanya dia tidur ninggal

kompor nyala, ampun!

Janu menyeka rambutnya yang masih basah.

JANU (CONT'D)

Kan gue udah bilang, lo tidur

aja di kamar. Gue yang di sofa.

Kenapa sih, lo susah banget dibilangin.

SUARA ponsel Misha berdering kencang.

JANU (CONT'D)

Apa lagi sekarang!

Janu mencari didalam tas Misha, membongkarnya. Begitu ketemu, ia lansung menerima.

JANU

Lo nggak punya sopan santun yah,

jam sepuluh malam nelpon cewek.

INT. COFFEE SHOP - SAME TIME

Fano didepan laptopnya, tangannya sibuk mengutak-atik keyboard.

FANO

Lo lebih nggak sopan lagi,

bawa kabur anak orang.

INTERCUT - PERCAKAPAN TELEPON

JANU

Yang dibawa kabur aja seneng, kenapa

lo yang bukan siapa-siapanya ribut.

FANO

Misha mana?

JANU

Udah tidur.

Jemari Fano semakin lincah mengutak-atik keyboard laptopnya.

JANU (CONT'D)

(berbisik)

Kecapekan.

FANO

Yes! Binggo!

Fano dengan cepat mengemasi laptop.

Janu mengernyitkan kening mendengar jawaban Fano, lalu ia memutus telepon.

CUT TO:

INT. RUMAH SEDERHANA MISHA - NIGHT

Ayah masuk ke dalam rumah, sementara Ibu lekas berlari ke dapur, menghidupkan kompor.

IBU

Gimana rapat RTnya? Banyak yang datang?

AYAH

Biasalah...yang dateng cuma itu-itu

saja. Ibu bikin apa?

IBU

Teh manis panas, mau kan?

AYAH

Boleh, gulanya dikit aja.

Ibu membelakangi Ayah, seolah sok sibuk.

AYAH (CONT'D)

Misha sudah tidur, Bu?

IBU

(tergagap menatap Ayah)

ee, jangan marah tapi yah...

tadi CEO-nya Misha telpon

minta izin misha bermalam

AYAH

(memotong percakapan)

Iya, nggak apa-apa.

Ibu tercengang dengan jawaban Ayah.

IBU

Ayah nggak marah?

AYAH

Entahlah Bu, rasanya Ayah sangat percaya

dengan beliau dan firasat Ayah,

kita mungkin akan membutuhkan bantuannya.

Ibu semakin bingung dengan jawabannya Ayah.

CUT TO:

INT. APARTEMEN JANU - NIGHT

Janu mengaduk kopi hitam yang masih mengebul, namun matanya tertuju pada Misha di depannya yang masih terlelap.

Janu masuk ke dalam kamar, menarik selimut tebalnya. Lalu menghamparkan selimut pada tubuh Misha.

SUARA bel pintu apartemen.

Janu segera menghampiri pintu dan mengintip dari peephole.

INSERT : DI DEPAN PINTU APARTEMEN

Fano yang menunggu dengan gelisah dan tak sabar, tangannya kembali mengetuk pintu.

BACK TO SCENE

JANU

Kok bisa dia nemu apartemen gue?

Janu mengabaikan, ia berjalan kembali ke arah sofa. Bel pintu terus berbunyi, sementara Janu dengan santainya justru menyesap kopi.

JANU (CONT'D)

Bisa-bisanya berisik gini dia

tetep nggak bangun.

Fano mulai menggedor pintu. Janu pun akhirnya beranjak dengan kesal membukakan pintu.

Fano terhuyung masuk ketika pintu akhirnya terbuka.

JANU (CONT'D)

Lo mau ngebangunin orang sekampung!

FANO

Mana Misha?!

JANU

Kan gue udah bilang, dia udah tidur.

Fano mendapati Misha terlelap di sofa, matanya tertuju pada piyama satin yang Misha kenakan. Lalu mata Fano beralih pada piyama satin yang Janu pakai, sama persis.

FANO

Piyama...

JANU

(sembari duduk santai di sofa)

Biasalah...namanya juga sepasang kekasih.

FANO

(membuka jaketnya dan

melemparnya ke sofa)

Terserah lo..pokoknya malam

ini gue tidur disini.

JANU

Terpaksa gue panggil security.

FANO

Wait! kasih gue waktu 5 menit.

Fano mulai mengeluarkan laptopnya, menghidupkan dan jemarinya lincah di atas keyboard, sementara Janu menyesap kembali kopinya.

FANO (CONT'D)

Yes! Binggo!

Fano menyodorkan laptop ke arah Janu.

CLOSE UP: LAYAR LAPTOP "ACCESS GRANTED"

Sontak Janu tersedak dan terbatuk-batuk.

FANO

Tenang, gue ethical hacker

bersertifikasi EC-Council.

JANU

Besok lo ke kantor gue, kita

bahas bareng tim developer.

Fano tersenyum puas.

Janu masuk ke dalam kamar, lalu keluar kembali dengan beberapa selimut tebal di tangannya. Salah satunya dilempar ke arah Fano.

JANU

Lo tidur di lantai.

Janu merebahkan tubuhnya di sofa yang tak jauh dari Misha.

CUT TO:

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)