Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. PANGGUNG. MALAM HARI
Tenda depan rumah pak Saad sudah ramai didatangin banyak orang yang ingin mendapatkan hiburan melihat penampilan para biduan, salah satunya Diana. Diana kebagian tampil pada nomor pertama, karena permintaannya sendiri yang memang tidak mau pulang larut malam.
Diana pun menaiki panggung, semua orang bersorak-sorai memanggil namanya.
WARGA KAMPUNG 1
Dianaku.. I love you..
WARGA KAMPUNG 2
Diana milikku..
WARGA KAMPUNG 3
Pada ngimpi lo pada.. malam ini gua bisa tidur nyenyak, bakalan denger suara Diana yang lembutnya melebihi bantal tidur gua..
Diana pun memulai pertunjukkannya, semua orang bahagia, ikut berjoget bersama Diana yang stunning dengan dress kuning yang dipakainya malam ini, semua mata tertuju pada Diana seorang.
Seperti pada biasanya, laki-laki yang memiliki banyak duit naik ke atas panggung untuk menyawer, sebenarnya Diana risih karena sempat ada yang kurang ajar dan mengambil kesempatan untuk berbuat macam-macam dengannya dahulu karena sawer-penyaweran ini. Diana langsung mengingat kejadian 3 tahun lalu, saat dirinya baru awal-awal menjadi seorang biduan. Setelah mengingat kejadian tersebut Diana akhirnya memutuskan tetap menerima saweran tetapi tidak terlalu menuruti kemauan sang penyawer, bahasa gampangnya Diana terima saweran dari orang yang tidak berniat macam-macam.
3 tahun lalu
Saat-saat awal Diana menjadi seorang biduan. Belum tahu banyak apa yang seharusnya dilakukan seperti bagaimana menanggapi para orang yang ikut berjoget dengannya dipanggung. Jadi, Diana yang kala itu menjadi biduan baru langsung mengundang banyak orang penasaran, ada lima laki-laki yang langsung mengeluarkan beberapa lembar uang ratusan ribu didepan Diana, tentunya Diana sedikit tergoda dengan uang yang dikeluarkan para lelaki tersebut tetapi saat Diana akan menerima uang tersebut para lelaki tersebut melakukan hal yang tidak baik kepadanya.
TONI (WARGA KAMPUNG)
Gede juga punya kamu..
(Sambil memegang payudara Diana)
Diana langsung mundur dan kaget, Diana betul-betul shock. Apalagi saat setelah kejadian itu banyak orang yang tertawa, menganggap hal yang menyakitkan bagi Diana itu adalah lelucon.
DHANI (WARGA KAMPUNG)
Pegang punya mas, nih
(Sambil menyodorkan hal tak senonoh kepada Diana yang sudah gemetar ketakutan)
Seakan seluruh tubuh Diana gemetar, Diana ketakutan, dan ia melihat kelima lelaki yang berada dipanggung dengannya itu adalah monster yang siap menerkamnya. Diana langsung menangis tanpa suara, air matanya jatuh, bibirnya masih gemetaran dan dengan sedikit keberanian yang dimilikinya, Diana kembali maju dan menampar keras kedua lelaki yang melecehkannya itu.
DIANA
Sekali lagi ada yang berani melecehkanku seperti tadi, akan kubunuh kalian. Cuih (Sambil meludah tepat didepan dua lelaki yang melecehlannya itu)
Diana langsung turun panggung dan pulang, semua orang yang berada di acara tersebut langsung diam, musik pun diam seketika. Dan sejak saat itu Diana benar-benar dihormati dan dari Diana nya sendiri sangat hati-hati.
INT. TERAS RUMAH DIANA. MALAM
Sekitar pukul setengah sepuluh Diana pulang, diantar salah satu panitia acara. Diana bisa pulang cepat karena tampil di nomor pertama. Sang ibu dan Anisa sudah menyambut Diana diteras rumah.
ANISA
Duhh.. cantiknya ratu matahari
DIANA
Ratu matahari gimana?
ANISA
Ya karena kakak pakai dress kuning, aduhh mengkilat banget kurangi sinarnya, kurangi sinarnya..
DIANA
Lebay deh
ANISA
Hahaha.. dapet saweran berapa nih kak? Boleh minta?
DIANA
Nih (Sambil memberikan beberapa lembar ratusan ribu kepada Anisa
ANISA
Wehh banyak banget..
RINI
Niss.. kasihkan kakakmu, itu punya kakakmu
ANISA
Loh Anisa dikasih kok, bu
DIANA
Iya buk gak papa, uang Anisa masih banyak juga kok
ANISA
Tuh buk, dengerin, haha. Makasih ya kak, kemarin beliin make up sekarang ngasih Anisa uang banyak banget, Anisa janji ini bakalan Anisa tabung
DIANA
Iya.. beli sesuatu yang penting ya, jangan beli yang gak penting
ANISA
Siap ratu matahari
DIANA
Ahh kakak ganti baju ah, nanti kamu ejek terus lagi
ANISA
Hahaha
DIANA
Bapak udah pulang buk?
RINI
(Mengangguk)
Tuh lagi nonton tv didalem
Diana pun masuk ke dalam rumah, seperti biasa, bersih-bersih setelah manggung.
RINI
Bagi ibuk dong uangnya dikit
ANISA
Kak Diana... (Sambil berteriak)
RINI
Heh.. sstttt
ANISA
Ibuk nih ya, tadi bilangin Anisa gak boleh minta karena ini uang kakak, tapi ibuk sendiri.. hayoo..
RINI
Boleh ya dikitt aja.. (Rini membujuk, mengecilkan volume suaranya)
ANISA
Boleh.. nih (Memberikan selembar uang lima puluh ribuan)
Ibuk yang kaya raya kan banyak uang sebenernya, jadi ini aja cukup lah ya kayaknya
Rini mengangguk kesal, Anisa masuk kedalam rumah.
INT. RUANG KELUARGA. MALAM
Diana yang baru masuk ke dalam rumah mendapati ayahnya yang sedang tertidur saat menonton tv. Diana langsung memasuki kamar sang ayah dan langsung mengambil selimut, menyelimuti ayahnya. Saat setelah selesai menyelimuti ayahnya, Firman sang ayah bangun.
FIRMAN
Udah pulang nak?
(Dengan suara lembutnya dan mata yang belum terbuka lebar)
DIANA
Udah pak, barusan
(Diana menjawab dengan suara yang juga pelan)
FIRMAN
Ya udah sana ganti baju, bersih-bersih, makan malam, lapar kan kamu abis manggung tadi
DIANA
Makasih pak. Diana ke kamar dulu ya
FIRMAN
Iya.. (Sambil mengangguk)
Diana berjalan ke kamarnya, dengan perasaan yang berbeda, mendapati sang ayah yang tidak sinis seperti biasanya apalagi saat dirinya baru pulang manggung.
INT. KAMAR DIANA. MALAM
Diana tertidur pulas, kemudian tiba-tiba kaget dan terbangun karena ada orang yang menggedor-gedor pintu rumahnya dengan sangat kuat. Diana refleks langsung bangun dari tidurnya dan membukakan pintu rumahnya yang di ketuk sangat kuat oleh orang.
INT. TERAS RUMAH DIANA. MALAM
Diana membukakan pintu rumahnya dan betapa kagetnya Diana langsung mendapati warga desa sebelah (Bu Pardi) dan juga kedua anak remajanya.
BU PARDI
Nih pelakornya (Dengan suara yang kencang)
DIANA
Bu.. ada apa malam-malam kesini? (Diana tetap bertanya apa maksud dan tujuan bu Pardi datang ke rumahnya malam-malam, Diana bingung bu Pardi langsung membentaknya)
SALWA (Anak bu Pardi)
Buk.. cukup buk..
HERMAN (Anak bu Pardi, adik Salwa)
Buk ayo kita pulang buk, gak enak sama kak Diana, ibuk Cuma salah paham
BU PARDI
Heh lonte.. sekali lagi kamu goda suamiku, ku bunuh kamu.
Firman, Rini dan Anisa langsung bangun dan keluar karena mendapati rumahnya yang ramai karena suara teriakan bu Pardi.
FIRMAN
Ada apa buk?
BU PARDI
Pas banget ada pak Firman ya, supaya bisa ngajarin anaknya ini untuk gak menggoda suami orang.
DIANA
Ibuk kalau bicara jangan sembarangan ya
BU PARDI
Heh.. lonte, berani-beraninya ya masih mau ngelawan
Rini yang mendengar kata-kata bu Pardi menghina Diana langsung menampar bu Pardi, dengan badan yang semua sudah bergetar, emosi yang bercampur aduk, mata yang memerah ingin segera menangis saat itu juga.
ANISA
Ibuuuk .. (Langsung memeluk ibuknya)
Firman sangat kebingungan, tatapannya langsung kosong, tak bisa membalas dan tak bisa merespon, Firman masih mencerna peristiwa hebat yang ia alami pertama kali dalam hidupnya, dalam hidup anak gadisnya itu.
BU PARDI
Uhh.. (Menjambak rambut Diana)
Bu Pardi nekat menjambak rambut Diana, Dia berusaha melawan tetapi bu Pardi yang menggunakan semua tenaganya untuk menyakiti Diana sangatlah maksimal, kedua anak bu Pardi, Anisa dan Rini lantas membantu Diana untuk lepas dari penjambakan tersebut.
BU PARDI
Jangan goda suamiku lagi.. aku mohon.. (Bu Pardi menangis)
Diana hanya diam, dia benar-benar sangatlah bingung, karena dia benar-benar tidak terlibat tentang apa yang dipermasalahkan bu Pardi kepadanya.
BU PARDI
Aku mohon Diana .. (berlutut di hadapan Diana)
Kedua anak bu Pardi kembali membantu ibunya untuk berdiri
BU PARDI
Aku benar-benar memohon Diana, uang untuk makan kami aja susah, apalagi anak-anakku semuanya sekolah, dan kita hanya bisa hidup hanya dari uang yang dicari suamiku, jadi tolonggg banget Diana untuk menjauhi dan enggak menggoda suamiku lagi.. aku mohon Diana..
Bu Pardi pun langsung lari pulang sambil menangis
SALWA
Kak Diana.. maafin ibuk sebelumnya, ibuk terpancing emosi setelah uang gajian bapak yang diterima hari ini habis semua untuk nyawer biduan di acaranya pak Saad. Terus kata ibuk-ibuk kampung, bapak nyawer kak Diana
DIANA
Hah? Aku berani sumpah tadi gak ketemu bapak kamu. Dan aku juga terima saweran tapi bukan dari bapak kamu, Salwa
HERMAN
Maaf ya kak Diana, tadi kita juga udah ngelarang ibuk buat kesini karena kita tahu bapak pasti bukan nyawer kak Diana, dan kita juga tahu kak Diana punya batas saweran per orang, Cuma kita gagal buat nahan ibuk supaya ga datang ke sini.
Diana langsung lari ke kamarnya, dengan derai air mata yang deras dipipinya.
INT. RUANG KELUARGA. MALAM
Diana, Anisa, dan kedua orang tua mereka sudah masuk ke dalam rumah.
RINI
Astagfirullahaladzim.. Astagfirullajaladzim..
Rini yang hampir pinsan karena seluruh tubuhnya masih gemetar dan air matanya yang mengalir deras tak henti-hentinya berzikir. Sedangkan Firman masih menatap kosong kedepan, suasana rumah benar-benar sangat tidak enak malam ini.
Tiba-tiba Firman langsung menatap kamar Diana, dan beberapa detik kemudian langsung berjalan ke kamar Diana. Di ikuti Anisa dan Rini yang sangat takut jika Firman berbuat hal yang tidak di inginkan kepada Diana.
INT. KAMAR DIANA. MALAM
Diana yang tiduran sambil menangis menghadap ke kanan langsung dihadapi dengan ayahnya yang langsung membuka pintu kamarnya tanpa permisi
FIRMAN
Apa yang bu Pardi tadi bilang itu benar, Diana?
Diana langsung menghadap ke arah ayahnya, menatap dalam ayahnya, Diana tidak menyangka ayahnya percaya atas apa yang dikatakan bu Pardi tadi.
ANISA
Pak sudah pak, kasian kak Diana
Rini yang hampir pinsan itu melihat semuanya sambil pegangan pintu kamar Diana, menandakan sebentar lagi akan terjatuh.
FIRMAN
Apa yang bu Pardi tadi bilang itu benar, Diana?
(Sambil berteriak)
Anisa kaget dan langsung menutup mukanya dengan kedua tangannya setelah mendengar teriakan ayahnya, Rini semakin pucat pasi.
FIRMAN
Jawab bapak
(Sambil berteriak)
DIANA
Bapak percaya dengan apa yang dikatakan bu Pardi?
(Diana yang sambil berurai air mata dan suaranya serak karena menangis berlebihan)
FIRMAN
Jawab bapak apa yang dikatakan bu Pardi tadi benar? Inilah yang bapak takutkan dari pekerjaan hina kamu itu, dari dulu bapak sama sekali gak pernah setuju kamu jadi apa.. astagfirullah.. jadi biduan, mengumbar aurat, tubuh kamu itu di nikmati sama lelaki-lelaki brengsek, Diana..
ANISA
Pak sudah pak, Anisa mohon sudah pak
(Anisa yang masih menutupi wajahnya dengan kedua tangannya karena takut)
Diana terbangun dari tempat tidurnya, mendekati ayahnya, sangat dekat wajah diantara mereka berdua.
DIANA
Diana kecewa dengan bapak, bapak lebih mempercayai orang lain daripada Diana
FIRMAN
Bapak gak lebih mempercayai orang lain Diana kalau..
DIANA
Kalau apa pak? Kalau apa? Kalau Diana selama ini bekerja ditempat maksiat? Diana menghasilkan uang haram? Iya pak? Itukan yang pengen bapak dengar.
FIRMAN
Iya. Itu maksud bapak, terserah itu menyakiti hati kamu atau gimana tapi itulah kenyataannya, dan bapak seneng kamu sadar sekarang.
Diana menghela nafas panjang, Diana benar-benar tidak mempercayai ayahnya akan mengatakan hal yang sangat menyakiti hatinya.
DIANA
Apa Diana sudah tidak ada dalam hati bapak lagi?
Diana langsung memegang tangan kanan ayahnya dan menempelkannya di hatinya.
DIANA
Pegang hati Diana pak, pegang hati darah daging bapak ini, maka bapak akan menemukan kebenaran saat ini juga
Diana menatap dalam ayahnya, sangatlah dalam. Begitupun ayahnya. Rini masih terhanyut dalam tangisan dan kesedihan, Anisa mulai membuka kedua tangannya yang menutupi wajahnya. Dan Firman langsung memeluk Diana. Tetapi Diana langsung melepaskan pelukan itu dan pergi dengan tangisan dan kesedihan yang dialaminya.