9. INT. MOBIL AMBULANS-DAY
Lee tak sadar, perawat memeriksa keadaan Lee. Memar di kaki dan tangan Lee.
KANIA
Dia ga apa-apa kan pak...? (terisak) Dia ga apa-apa kan...?
Lee membuka matanya, berusaha bicara.
LEE
U..u..rgh... to...long ja...ng...an
Suara yang keluar parau dan lirih, menahan sakit. Dan juga pengucapannya tak jelas.
KANIA
Iya? Dia sadar...! Iya ada apa?
LEE
Ja...ngan ke ru...mah sa...kit, sa...ya ti...dak ma...u
KANIA
Ha? Kenapa?
Lee pingsan. Kania memandangi dengan tatapan panik, bingung, sedih. Dia hanya bisa terdiam.
SHOOT: Mobil ambulans melaju ke rumah sakit.
CUT TO
ESTABLISHED SHOOT: RUMAH SAKIT
10. INT. DEPAN RUANG ICU RUMAH SAKIT/KAFE-DAY
Kania mondar-mandir di depan ruang ICU, melihat jam tangannya dia menepuk kepalanya.
Adegan telepon ada pergantian scene Rumah sakit dan di kafe.
KANIA
Aduuh...! Iya, kerja! Gue telpon dulu deh.
SASHA
Halo, Kafe D'amigo
KANIA
Sa! Ni gue, Sa--
SASHA
(langsung memotong)
Kania? Eh dimana loe? Belom dateng jam segini! Si bos marah ma--
KANIA
Iya, gue mau bicara ama si bos, tolong dong serahin ke dia, biar gue jelasin
SASHA
Bos, bos! Kania bos
MEGA
Kania, dimana kamu?! Kok belum dateng?!
Kania jadi duduk di bangku di depan ruang ICU.
KANIA
Iya bos... maaf beribu maaf bos... Ada insiden bos pas aku berangkat tadi... Kecelakaan--
MEGA
Apa? Kecelakaan? Kamu kecelakaan?!
SASHA
Ha?!
KANIA
(memelas, nada sedih)
Bu bukan saya bos orang lain, pelanggan kita tepatnya bos... ketabrak mobil...
saya di ICU, nungguin dia...
MEGA
Lho? Kenapa kamu harus di ICU? Kenapa kamu tungguin?
KANIA
Itu karena...
SHOOT: Dokter keluar.
Kania segera berdiri.
KANIA
Aa, nanti pasti aku dateng kok bos, maaf sekali lagi bos... udah ya.
Dok, gimana keadaannya, dia?
MEGA
Halo, halo? Kania? Ck!
SASHA
Kenapa Kania bos?
MEGA
Dia nolongin orang yang kecelakaan, pelanggan katanya, ampe ditungguin di ICU.
SASHA
Ya ampun... ada-ada aja...
INTERCUT
DOKTER
Anda kerabat pasien?
KANIA
Bukan dok... ya bisa dibilang kenalannya dok... bagaimana dok keadaannya...? Apa parah...?
DOKTER
Tadinya saya juga menduga begitu tapi ternyata tidak, tulang kakinya yang retak sedikit, sehingga nantinya dia perlu pake kursi roda dan tongkat untuk beberapa saat tapi bisa disembuhkan jika ikut terapi.
Yah kesimpulannya dia sudah tidak apa-apa, sekarang dia sedang istirahat.
KANIA
Oh begitu, syukur ya dok...
Kania memejamkan mata, menghela napas, bersyukur.
DOKTER
Baiklah saya pergi dulu, masih ada pasien.
KANIA
Iya.
Dokter berjalan pergi.
KANIA (Cont'd)
Fiuhh... untung dia ga apa-apa...
Kania mengintip ke dalam ruang ICU, Lee terbaring masih tak sadar, dan diinfus.
KANIA
Hhh... ini semua gara-gara gue... dia kecelakaan... iya kalau aja kalau aja gue enggak ngikutin dia... maaf...
Kania menangis dan menghapus air matanya.
KANIA (Cont'd)
Oh ya gue harus kerja...
Kania jalan keluar. Suster di bagian resepsionis memanggilnya.
SUSTER
Mbak, mbak! Sebentar!
KANIA
Ya suster?
SUSTER
Soal pasien yang baru masuk tadi, ini tentang administrasinya. Mbak keluarganya kan?
KANIA
Ah bukan saya...
SUSTER
Pacarnya ya?
KANIA
Bukan, bukan
SUSTER
Lho, kalau gitu temannya?
Kania jadi sedikit kesal.
KANIA
...Bukan juga sus
SUSTER
Kok? Tapi biayanya mesti diurus nih mbak.
KANIA
Hah? Tapi... saya nganter pasien aja sus... bukannya harusnya keluarganya yang... (beat) sudah hubungi keluarganya?
SUSTER
Udah mbak. Tapi dari tadi ga ada yang angkat.
KANIA
Coba hubungi nomor lain?
SUSTER
Di dompetnya hanya ada satu nomor.
KANIA
...Bisa lihat dompetnya? Masa sih...
Kania melihat-lihat dompet. Hanya ada KTP, beberapa lembar uang tak seberapa, di KTP tertulis nama Lee, hanya Lee.
Matanya membulat.
KANIA
Lee...? Dia ga bawa hp?
SUSTER
Ga tuh mbak.
KANIA
Hari gini ga bawa hp...?
Nama hanya Lee dan tak bawa hp, amat sangat misterius. Dan lagi dia bilang tak mau ke rumah sakit.
SUSTER
Tolonglah mbak, tolong bantu diurus beberapa sebagai uang mukanya...
KANIA
Ha?! Ya ampun gue mana ada duit lagi (dalam hati)
Kania menggaruk-garuk kepala. Mukanya kusut juga cemberut.
KANIA (Cont'd)
Ya udah deh uang muka ya, berapa?
SUSTER
Ini perinciannya jadi bayarnya segini dulu
Menunjukkan nota.
KANIA
Ha 800.000?! tidak... (liat-liat dompet)
Kania menghitung uang di dompetnya. Dia mengeluarkan semua dengan gerakan pelan, ragu. Dahinya berkerut.
KANIA
Suster saya punya 500.000 doang, jadi segini dulu aja ya...?
SUSTER
Oh ya udah mbak, silakan tanda tangan di sini
KANIA
Hhh... abis deh duit gue (dalam hati) Udah dulu ya mbak saya harus kerja ini. Oh ya nanti kalo ada perkembangan keadaannya, hubungi saya ya sus.
SUSTER
Baik mbak.
CUT TO
11. INT. KAFE-DAY
Kania terburu-buru, lari-lari menuju kafe.
Sasha melihat, langsung berkacak pinggang.
SASHA
Kania, dateng juga loe, bos nyariin tuh.
Kania menghampiri Mega, yang sedang menata cake-cake yang tertata di display kaca.
KANIA
Bos, maaf bos... tadi... (megap-megap)
MEGA
Tarik napas dulu, yak silakan
KANIA
Iya, tadi saya kepaksa nungguin dia dulu bos, saya kasihan bos... dia kan pelanggan kita...
Mega bingung, mengernyitkan dahinya.
MEGA
Yang mana sih?
KANIA
Dia masih muda bos, pelanggan baru kita. Bos kayaknya ga tahu deh.
Mega berpikir sejenak sambil menggelengkan kepala, lalu mendesah.
MEGA
Ya udah, sekarang kamu balik kerja, lain kali kamu telat ga ada alasan, saya potong gaji kamu, okay?
KANIA
Makasih bos atas pengertiannya.
Ke counter. Memakai apron.
SASHA
Emang siapa sih yang kecelakaan Ka?
KANIA
Loe pasti kaget deh.
SASHA
Siapa?
KANIA
Si cowo keren yang sering ke sini.
SASHA
Apa?! Eh ssstt... (sadar suaranya kencang) Trus trus gimana keadaannya?
KANIA
Ga apa-apa, cuma dia perlu dirawat, trus tulang kakinya ada yang retak jadi dia ga bisa jalan untuk beberapa waktu.
SASHA
Ya ampun... Eh Ka jangan-jangan ini takdir lagi.
KANIA
Takdir apa?
SASHA
Biar loe bisa mengenal cowo itu lebih deket, Tuhan memberikan jalan buat loe!
KANIA
Apa coba? Udah kerja kerja.
Kania kembali kerja.
Bisa ditunjukkan singkat seperti mencatat pesanan, mengantar pesanan, membuat kopi.
Selama bekerja terpikir Lee. Kania yang di counter memangku tangan dan melamun.
FADE OUT