Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
8. INT. RUMAH CITRA. DAPUR. SORE.
1 bulan kemudian.
Karin dan Citra sedang asik memasak makan malam. Suasana terasa hening. Hanya terdengar beberapa suara alat masak, suara menggoreng dan suara rebusan air.
KARIN
Kak
CITRA
Ya Ma?
KARIN
Rumah jadi hening banget ya kak ... [Beat] ... Biasanya ada Papa yang bikin rame.
CITRA
Ma...
KARIN
(Menangis)
Mama udah ikhlas kok kak ... [Beat] ... Gimana supnya? Udah mateng?
CITRA
Sedikit lagi supnya mateng Ma.
KARIN
(Menyeka air mata)
Yaudah, Mama beresin meja makannya dulu, kamu tolong liatin masakannya ya kak.
Karin meninggalkan Citra di dapur.
Camera close up wajah Citra yang menahan tangis amarah.
Camera close up tangan kanan Citra yang menggunakan gelang rantai emas ornamen Love sedang mengepal marah.
9. EXT. SEKOLAH. PAGI
Montage:
· Suasana sekolah di pagi hari
· Anak-anak murid yang sedang berjalan di lingkungan sekolah
· Seorang guru yang sedang memegang rotan sedang berdiri di depan pagar bersama satpam
· Rido masuk ke dalam sekolah dengan motornya
· Citra dan Fanya masuk ke dalam pagar sekolah
10. EXT. SEKOLAH. KORIDOR. PAGI
Citra dan Fanya sedang berjalan di koridor sekolah.
CITRA
Deretan kelas sepuluh ada di sebelah sana. Kelas kakak di arah sini. Yaudah, kamu masuk kelas gih.
FANYA
Iya kak, ntar istirahat bareng ya.
CITRA
Okey.
Fanya meninggalkan Citra, Citra berjalan santai di koridor kelas 12.
Saat dia sedang berjalan, dua orang pria yang sedang baku hantam tiba-tiba keluar dari ruang kelas yang tepat berada di hadapannya. Citra terperanjak terkejut.
Rido berada di atas ALDI (17) dan terus meninju wajah Aldi.
ALDI
Cuih! Emang gue salah ngomong? Lu tuh emang ga punya nyokap! Lo tuh anak piatu!
RIDO
(Mninju Aldi di sela kata-katanya)
Ada... atau... enggaknya... nyokap... gue... itu... bukan... urusan... lo!
Citra melihat kejadian itu, matanya membulat. Mereka berdua sudah dikerumuni oleh orang banyak.
Citra menghampiri Rido dan Aldi, lalu menendang Rido yang sedang menduduki Aldi. Rido terjatuh ke arah kanan setelah ditendang oleh Citra dan memelototi Citra yang berani menendangnya.
Di saat yang bersamaan, guru dengan tongkat di tangannya datang menghampiri kerumunan.
CUT TO
10. INT. SEKOLAH. RUANG KEPSEK. PAGI
Rido dan Aldi sedang duduk sambil menunduk di ruang kepsek, Laras sedang duduk di bangku kepsek. Aldi menekan-nekan luka di bibirnya. Darah di bibirnya masih belum kering.
LARAS
Siapa yang mau menjelaskan?
Aldi dan Rido tidak menjawab. Keduanya menunduk diam.
LARAS (CONT’D)
Tidak ada yang mau menjawab? Atau saya panggil saja Ibu kalian datang menemui saya untuk menjelaskan ini semua?
ALDI
Ibuk butuh penjelasan apa lagi sih buk? Ibuk nggak liat muka saya udah bonyok gini dihajar sama dia?!
Rido hanya diam sambil menunduk. Lengan kanannya terlihat ada luka yang masih basah.
IN SHOT : Terlihat Citra sedang memasang wajah cemas di dalam kelasnya. Dia menggigit-gigiti kukunya.
LARAS
Pasti ada alasan kenapa Rido mukulin kamu. Bisa kamu jelaskan apa alasan kamu Rido?
Rido tidak menjawab. Dia masih diam sambil memain-mainkan kuku tangannya.
ALDI
Saya cuma bilang kalau dia itu ga punya Mama kok Buk. Apa salah saya? Kan yang saya bilang semuanya bener. Kenapa saya malah dipukulin?
LARAS
Kamu bilang Rido tidak punya Mama? Dan dia mukulin kamu?
ALDI
I-iya Buk.
LARAS
Yasudah, kamu pergi ke UKS, obati lukamu. Ibu tidak akan menghukum kamu.
Rido menaikkan wajahnya. Menatap Laras dengan ekspresi amarah.
ALDI
Beneran Buk? Makasih Buk.
Aldi pergi meninggalkan ruang kepsek. Meninggalkan Rido dan Laras berdua di dalam.
LARAS
Karena kamu yang salah, saya akan hukum kamu membersihkan WC selama seminggu dengan syarat kalau hal seperti ini tidak akan terjadi lagi. Mengerti kamu? Sekarang keluar. Saya malas melihat wajah kamu lama-lama.
RIDO
Buk! Dia menghina saya. Bilang saya ini anak piatu. Itu termasuk ke dalam mental bullying Buk! Ibuk justru bakal hukum saya?
LARAS
Yang dia bilang itu benar. Dan kamu memukulnya sampai babak belur seperti itu, lalu kamu mengharap pembenaran dari saya?
RIDO
(Tersenyum sinis)
Ciihh...
Rido keluar dari ruangan kepala sekolah. Dia menghentakkan pintu hingga terdengar bunyi yang sangat nyaring.
CUT TO
11. INT. SEKOLAH. KELAS CITRA. SIANG.
Jam istirahat sedang berlangsung. Tidak ada guru di kelas. Suasana kelas terlihat ramai sekarang.
Di bagian tengah kelas, terlihat Citra sedang duduk sambil menyalin catatan dari papan tulis.
GURU (V.O)
Kepada Citra Askara, segera menuju ruang guru. Ada orang tua yang mencari. Sekali lagi, kepada Citra Askara, segera menuju ruang guru. Ada orang tua yang mencari.
CITRA
Mama? Tumben.
Citra menutup bukunya lalu meninggalkan kelas.
12. INT. SEKOLAH. KELAS FANYA. SIANG.
Fanya sedang duduk bercengkrama bersama teman-temannya di dalam kelas, dia juga mendengar pengumuman dari guru.
GURU (V.O)
Kepada Citra Askara, segera menuju ruang guru. Ada orang tua yang mencari. Sekali lagi, kepada Citra Askara, segera menuju ruang guru. Ada orang tua yang mencari.
FANYA
Kak Citra? Mama ke sekolah? ... [Beat] ... gue tinggal sebentar ya guys.
CUT TO
13. INT. SEKOLAH. KANTOR GURU. SIANG
Citra menghampiri Karin yang sedang menunggunya di ruang guru. Karin berdiri begitu melihat Citra datang.
CITRA
Ada apa Ma?
KARIN
Mama lupa kasih kalian kunci rumah. Nanti Mama bakal pulang agak malam. Ini kunci, kamu jagain Fanya ya. Mama balik ke kantor dulu.
CITRA
Oh gitu, yaudah deh, hati-hati Ma.
KARIN
Iya. Terimakasih ya Pak, permisi.
Karin pergi diantar Citra ke depan pintu. Tak lama Fanya datang dari arah belakang. Fanya melihat Karin pergi. Lalu Citra berbalik badan dan melihat Fanya.
FANYA
(Murung)
Mama nemuin kakak aja kak?
CITRA
Oh, ini. Mama tadi nitipin kunci rumah ke kakak. Kamu gak istirahat?
FANYA
Oh gitu. Yaudah deh, aku balik ke kelas dulu kak.
Fanya meninggalkan Citra dengan ekspresi murung.
Citra memerhatikan Fanya lalu pergi.
14. INT. RUMAH CITRA. RUANG DEPAN. MALAM
Citra dan Fanya sedang duduk di sofa, menonton tv sambil makan jajanan.
Kemudian Karin datang dari arah pintu sambil menenteng bungkusan warna putih.
KARIN
Mama pulang.
CITRA
Oh, Mama.
KARIN
Liat deh Mama bawa apa.
CITRA
Apa tuh Ma?
Karin duduk di antara mereka berdua, lalu membuka bungkusannya.
FANYA
Wahh, martabaaakk.
KARIN
Bener! Yuk makan.
Fanya melihat martabak yang dibeli oleh Karin. Rasa jagung dan kacang. Ekspresi bahagianya seketika berubah jadi muram.
FANYA
Aku kan ga suka jagung Ma.
KARIN
Oh iya Mama lupa. Maaf ya nak, ini Mama juga beli rasa kacang kok.
FANYA
Aku alergi kacang Ma.
Karin dan Citra terdiam.
FANYA (CONT’D)
Papa aja ga pernah lupa sama aku. Mama bisa-bisanya ...
Fanya berlari ke kamar. Citra terdiam. Karin terlihat frustasi.
KARIN
Nak. Fanya.
CUT TO
15. INT. RUMAH. KAMAR FANYA. MALAM.
Fanya menghempas pintunya, lalu duduk di atas kasur dan menangis terisak.
FANYA
Papa... [Beat] ... yang sayang aku cuma Papa. Tapi Papa...
CUT TO
16. INT. RUMAH RIDO. MEJA MAKAN. MALAM.
Di atas meja makan, tersusun menu makanan seperti nasi, ayam, sayur, telur, buah, air putih. Romi duduk di kursi paling tengah, Laras di samping kiri dan Rido di samping kanan. Mereka makan dengan tenang.
LARAS
Mas
ROMI
Ya?
LARAS
Tadi di sekolah ada kasus. Ada dua murid sok jagoan yang berantem.
Laras menatap Rido.
ROMI
Oh ya? Siapa?
LARAS
Nih yang lagi duduk di depan aku.
Romi menatap Rido.
ROMI
Kamu berantem? Kenapa?
Rido diam.
ROMI (CONT’D)
Kenapa Rido?
RIDO
Dia nyinggung tentang ibuku Pah. Dia bilang aku piatu.
ROMI
Terus kamu hajar dia?
RIDO
(Menunduk)
Iya Pah.
LARAS
Tuh kan Mas. Padahal temennya nggak salah juga ngomong gitu.
ROMI
Laras!
LARAS
Mas kenapa malah bentak aku? Emang yang aku bilang salah? Enggak kan? Bilangin tuh sama anak kamu, jangan pernah bikin onar di sekolahku. Nanti aku susah ngurusinnya. Dia kan nggak punya Ibu.
Romi membanting sendoknya di atas piring.
Rido tersenyum kecut.
ROMI
Ka ...
RIDO
Kisah fiksi Cinderella dan Putri Salju itu ada di dunia nyata ya Pah. Ternyata gini rasanya jadi pemeran utama di dunia Disney. Lucu banget ...[Beat]... saya kenyang. Hilang napsu. Duluan ya Pah.
Rido berdiri meninggalkan meja makan. Di langkah yang ketiga, dia berhenti dan berbalik menatap Laras.
RIDO (CONT’D)
Oh iya Tante, eh, Mama, di dua cerita fiksi itu, yang menang selalu si pemeran utama lho. Saya cuma ngingetin.
Rido meninggalkan Romi dan Laras. Laras menampilkan ekspresi kesal. Romi menatap sinis Laras.
CUT TO